Anda di halaman 1dari 6

TEORI TERBENTUKNYA NEGARA, TEORI KEDAULATAN NEGARA,

DAN TEORI FUNGSI NEGARA

Disusun untuk memenuhi tugas artikel pada mata kuliah ilmu negara
Dosen Pengampu : RONNI JUWANDI, M.Pd

Disusun Oleh :
Zahwan Nabil Saputra 2286230030

JURUSAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTYASA BANTEN
TAHUN 2023
A. Teori Terbentuknya Negara
Suatu negara tentunya tidak terbentuk bagitu saja tanpa proses dan
landasan yg bersifat teoritis, berikut adalah beberapa contoh teori-teori
terbentuknya suatu negara, yaitu:

1. Teori Hukum Alam


Pembentukan negara dapat terjadi karena hukum alam.
Teori hukum alam berpendapat bahwa hukum alam tidak diciptakan
oleh negara tetapi oleh kehendak alam. Thomas Aquinas menjelaskan,
pembentukan dan keberadaan negara tidak lepas dari hukum
alam.Karena menurut hukum alam, manusia harus hidup
berdampingan dan bekerja sama untuk memenuhi kebutuhan sehari-
hari. Selain itu, manusia pada dasarnya adalah makhluk politik dan
sosial yang perlu menciptakan komunitas untuk mengekspresikan
pendapat dan menyumbangkan pemikirannya.

2. Teori Ketuhanan (Teokrasi)


Teori ketuhanan disebut teologi.Teori ini dapat ditemukan baik di
belahan dunia timur maupun barat.Teori ketuhanan menemukan
bentuk sempurnanya dalam tulisan para sarjana Eropa abad
pertengahan, yang menggunakan teori tersebut sebagai dasar untuk
membenarkan kekuasaan absolut para dewa.Doktrin ini menyatakan
bahwa hak raja untuk memerintah berasal dari Tuhan. Mereka
ditugaskan oleh Tuhan untuk memerintah sebagai penguasa.
Raja merasa seperti wakil Tuhan di dunia, diberi kekuasaan dan
bertanggung jawab hanya kepada Tuhan dan bukan kepada manusia.
Praktek model kekuasaan ini bertentangan dengan raja (saingan raja).
Menurut mereka, raja menjadi tiran dan bisa digulingkan atau dicopot
dari takhta. Bahkan mungkin terbunuh.Mereka percaya bahwa
kekuasaan tertinggi berada di tangan rakyat.Sepanjang sejarah ISIS,
pandangan teologis serupa dianut oleh para khalifah Muslim setelah
wafatnya Nabi Muhammad.Mengaku sebagai wakil Tuhan atau
bayangan Tuhan di dunia (khalifatullah fi al-ard, dzilullah fi al-ard), raja-
raja Islam ini kerap menjalankan kekuasaannya secara tirani.Situasinya
tidak jauh berbeda dengan para khalifah di Eropa Abad Pertengahan:
para khalifah Muslim percaya bahwa mereka bertanggung jawab atas
kekuasaan mereka bukan kepada rakyatnya tetapi langsung kepada
Allah.Pemahaman teokrasi Islam ini pada akhirnya melahirkan doktrin
politik Islam sebagai agama sekaligus kekuasaan (dien wa
dawlah)..Pandangan ini berkembang menjadi pandangan dominan
bahwa Islam tidak menetapkan pemisahan antara agama dan negara.
Seperti negara-negara teokrasi Barat, para penguasa teokratis Muslim
menghadapi perlawanan dari kelompok-kelompok anti-imperial.

3. Teori Kontak Sosial


Teori kontrak sosial atau teori kesepakatan masyarakat
berpendapat bahwa negara terbentuk atas dasar kesepakatan
masyarakat menurut tradisi sosial masyarakat.Teori ini berfokus pada
kenyataan bahwa suatu negara tidak mungkin menjadi negara otoriter.
Hal ini disebabkan adanya kesinambungan kontrak sosial antara warga
negara dengan lembaga negara.Di antara tokoh-tokoh yang mengikuti
aliran ini adalah Thomas Hobbes, John Locke dan J.
J.Roussaé.Menurut Hobbes, kehidupan manusia terbagi menjadi dua
zaman, yaitu Negara sebelum Negara ada, atau keadaan alamiah
(status Naturalis, keadaan alamiah), dan Negara setelah Negara ada.
Bagi Hobbes, keadaan alamiah bukanlah keadaan yang aman dan
Sejahtera. Namun sebaliknya, negara alamiah adalah negara sosial
yang kacau, tidak ada hukum, tidak ada pemerintahan, dan tidak ada
ikatan sosial antar individu di dalamnya.Hobbes percaya bahwa kontrak
atau kesepakatan antar individu diperlukan. Masyarakat yang
sebelumnya hidup dalam keadaan alamiah berjanji akan menyerahkan
seluruh hak alamiahnya kepada seseorang atau suatu badan yang
disebut Negara.John Locke mendefinisikan teori pembentukan negara
sebagai keadaan damai, penuh ikatan baik dan saling mendukung
antar individu dalam suatu kelompok masyarakat.Sekalipun keadaan
alam, di mata Locke, ideal.Baginya, situasi ideal ini berpotensi
menimbulkan kekacauan karena tidak ada organisasi atau pemimpin
yang mampu mengatur kehidupan mereka.Di sini faktor kepemimpinan
atau kenegaraan menjadi sangat penting agar tidak terjadi konflik antar
warga negara berdasarkan alasan mutlak mengapa negara itu
didirikan.Namun pengelola negara atau pemimpin negara juga harus
terikat dengan kontrak sosial.Menurut Locke, pembenaran kontrak
sosial antara negara dan warga negara merupakan peringatan bahwa
kekuasaan penguasa (ruler) tidak pernah bersifat absolut tetapi selalu
terbatas.Memang dengan membuat suatu perjanjian, warga negara
tidak melepaskan seluruh hak kodratinya.

Menurut Locke, ada hak-hak kodrati yang merupakan bagian


dari hak asasi warga negara dan tidak dapat diabaikan, bahkan oleh
individu sekalipun.J.J.Rosseu memiliki visinya sendiri tentang
pembentukan negara.Menurutnya, keberadaan suatu bangsa bertumpu
pada kesepakatan antar warga untuk maju dengan pemerintahan yang
dijalankan melalui lembaga politik.Pemerintah tidak mempunyai dasar
kontrak tetapi hanya merupakan organisasi politik yang dibentuk
melalui organisasi politik.dari sebuah kontrak.Pemerintah adalah
pimpinan organisasi negara, yang diputuskan berdasarkan kedaulatan
dan merupakan wakil rakyat. Kedaulatan adalah seluruh rakyat
menurut kehendak bersama.Pemerintah tidak lebih dari sebuah komite
atau pekerja yang melaksanakan tugas kolektif tersebut.Melalui
pemikirannya, Rosseu dikenal sebagai pendiri suatu bentuk negara
yang kedaulatannya berada di tangan rakyat melalui organisasi
politiknya. Artinya, ia juga dikenal sebagai pencetus gagasan negara
demokrasi yang berdasarkan kedaulatan rakyat, yaitu rakyat yang
berdaulat dan pemimpin negara hanyalah wakil rakyat.

4. Teori kekuatan
Secara sederhana, teori kekuatan dapat dipahami sebagai
terbentuknya suatu negara melalui kekuatan negara kolonial yang
berkuasa.Kekuatan menjadi alasan terbentuknya negara.Melalui proses
penaklukan dan pendudukan oleh suatu kelompok (etnis) tertentu,
maka dimulailah proses pembentukan suatu bangsa.Atau dapat
dikatakan terbentuknya suatu bangsa disebabkan oleh suatu perebutan
kekuatan, yang mana pemenangnyalah yang akan mendirikan suatu
bangsa. Awalnya teori ini bersumber dari kajian antropologi tentang
konflik antar suku primitif. Dalam hal ini, pemenangnya adalah orang
yang menentukan kehidupan suku yang kalah.Contoh dalam kehidupan
modern adalah serbuan masyarakat Timur oleh masyarakat Barat
dalam bentuk kolonialisme.Setelah kolonialisme berakhir pada awal
abad ke-20, banyak berdiri negara-negara baru yang kemerdekaannya
diputuskan oleh pemerintah kolonial.Misalnya Brunei Darussalam dan
Malaysia.

B. Teori Kedaulatan Negara


Pembahasan mengenai ilmu negara akan menyentuh hal
yang disebut sebagai “kedaulatan.” Jika kekuasaan
dikonstruksikan dalam kerangka yuridis, maka kekuasaan itu
disebut kedaulatan. Jadi, kedaulatan adalah kekuasaan dalam
perspektif yuridis. Dalam buku ilmu negara dijumpai beberapa teori
kenegaraan, yaitu :

1. Teori Kedaulatan Tuhan


Menurut teori ini, kekuasaan tertinggi ada di tangan Tuhan.Oleh
karena itu, setiap tatanan negara harus ada menjalankan kedaulatan
Tuhan. Seluruh Gerakan Pemerintah dan rakyat harus taat pada kehendak
Tuhan. Dalam lintasan sejarah, banyak disebutkan pemimpin pada masa
itu Orang-orang zaman dahulu mengaku sebagai Tuhan. Memiliki
memujanya secara sadar dan sukarela, tetapi sekarang tidak lagi orang
yang menjalankan agamanya karena paksaan atau paksaan dari
pemerintah penggaris.
Ada juga orang yang mengaku sebagai wakil atau reinkarnasi Yang
mulia. Untuk memberikan legitimasi kekuasaan mereka, banyak pemimpin
percaya bahwa mereka adalah wakil sah Tuhan semesta.alam. Kedua jenis
teori kedaulatan Tuhan ini membuahkan hasil pemerintahan mutlak. Oleh
karena itu teori ini mulai ditinggalkan.

2. Teori Kedaulatan Raja


Raja biasanya mengandalkan kekuatan persuasi mereka Orang-
orang yang dapat ditunjuk olehnya dan penerusnya kedaulatan atau
kekuasaan tertinggi.Tuhan itu satu memberikan otoritas mutlak Raja Oleh
karena itu kekuatan politik yang dimiliki raja Rakyat jelata tidak bisa
membatalkannya.Kekuasaan mutlak dalam royalti dan kelimpahan
Penyalahgunaan kekuasaan ini mengarah pada tirani Masyarakat tidak
lagi percaya bahwa kekuasaan tertinggi seharusnya ada di tangan mereka
Raja Mereka mulai memberontak melawan raja dan memulai sadar akan
kekuatan “sendiri” sebagai sebuah bangsa Identitas dan hak.

3. Teori Kedaulatan Rakyat


Munculnya teori kedaulatan rakyat merupakan reaksi terhadap teori
kedaulatan raja yang sebagian besar berujung pada monopoli dan
penyimpangan kekuasaan yang pada akhirnya berujung pada tirani dan
kesengsaraan rakyat. Ada indikasi kuat bahwa konsep kedaulatan rakyat
pada hakikatnya mengarah pada semangat sekularisme dan
antroposentrisme.Hal ini disebabkan paradigma baru kedaulatan rakyat
yang bertentangan dengan legitimasi Jean Jacques Rousseau dan
mereproduksi kedaulatan rakyat. sebuah teori kedaulatan rakyat yang
kemudian menjadi teori politik menjadi ide dasar sistem demokrasi,
kemauanmengatakan bahwa manusia sendiri mempunyai kekuatan untuk
melakukan hal ini Tentukan bagaimana dan oleh siapa dia ingin
dipimpin.Karena semua anggota masyarakat adalah sama sebagai
manusia dan warga negara serta berlandaskan keimanan bahwa tidak ada
orang atau sekelompok orang yang seperti itu hak untuk memberi perintah
kepada orang lain, wewenang Manajemen perusahaan harus berorientasi
pada tugas dan orientasi dengan persetujuan dari anggota komunitas itu
sendiri.

4. Teori Kedaulatan Negara


Doktrin kedaulatan negara merupakan reaksi terhadap doktrin
kedaulatan rakyat. teori ini benar memelihara dan menerapkan teori
kedaulatan Kerajaan dalam suasana kedaulatan rakyat. Dalam hal ini
perwujudan abstrak Negara dikonkretkan dalam pribadi raja. Ajaran ini
disebut Verkulpritstheorie artinya negara yang diwujudkan dalam tubuh
seorang raja.Di sini negara mempunyai kedaulatan berkat rakyat,
sehingga kedaulatan ada di tangan rakyat oleh negara yang dinyatakan
dalam raja, oleh karena itu Pada hakikatnya ajaran ini sama dengan teori
kedaulatan kerajaan.

5. Teori Kedaulatan Hukum


Teori kedaulatan hukum merupakan penyangkalan terhadap
teori kedaulatan negara. Seperti dikemukakan oleh Krabbe,
bahwa kekuasaan tertinggi tidak pada raja dan negara, tetapi
berada pada hukum, yang bersumber kepada kesadaran hukum
setiap orang. Dalam teori kedaulatan negara, hukum
ditempatkan di bawah negara, sehingga negara tidak tunduk
kepada hukum. Oleh sebab itu, sehubungan dengan hak asasi
manusia, sudah semestinya negara tidak boleh melanggar
hukum. Kalau pun hendak mengadakan perubahan, maka harus
dengan persetujuan rakyat.
Perasaan kesadaran hukum ini terjelma ke dalam naluri
hukum (Rechts instink) di dalam negara melalui adanya
lembaga legislatif. Dengan demikian, lembaga legislatif, yang
populer disebut parlemen, hanyalah suatu lembaga atau alat
untuk menjelmakan kesadaran hukum dari rakyat.

C. Teori Fungi Negara


Teori-teori fungsi negara berkaitan dengan hal penyelenggaraan kesejahteraan
dan usaha perekonomian, selaras dengan adanya perkembangan konsep
“welfare state” (negara kesejahteraan). Ada 8 teori mengenai fungsi negara,
yaitu:

Anda mungkin juga menyukai