Anda di halaman 1dari 9

TUGAS ILMU NEGARA

TEORI KEDAULATAN

DISUSUN OLEH :
1. APRIL
2. M. ZIDAN
3. RADEN KESYA
4. RAFIKA LIL ALAMIN
5. SANWARDI
6. A
7. B

ILMU HUKUM
FAKULTAS ILMU HUKUM
UNVIERSITAS PAMULANG
TANGERANG SELATAN
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di zaman modern ini, ilmu pengetahuan sangat dibutuhkan sehingga menjadi
pedoman bagi kehidupan manusia. Berbekal ilmu pengetahuan, seseorang dapat menatap dan
merencanakan masa depan dengan lebih baik. Perkembangan globalisasi dan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat mendorong manusia terus mencari ilmu
pengetahuan baru untuk menunjang kemampuan dalam dirinya dan mampu bersaing dengan
manusia lainnya.
Seiring dengan perkembangan zaman dan ilmu pengetahuan, fenomena sosial di
masyarakat juga memberikan berbagai jenis, gejala–gejala, dan proses sosial yang beragam,
mulai dari hal-hal yang kecil hingga permasalahan yang global. Untuk itu, dibutuhkan
pembelajaran lebih dalam bagi manusia dengan tujuan untuk mengambil manfaat yang sangat
besar bagi peradaban manusia, termasuk dalam hal kaitannya dengan ‘Teori Kedaulatan’
untuk mengetahui asal terciptanya sebuah negara.
Melalui makalah ini, penulis akan membahas ‘Teori Kedaulatan’ dengan tujuan agar
dapat memahami hakikat dari Teori Kedaulatan. Penulis juga berharap, melalui makalah ini,
akan tercipta pemahaman mendalam bagi kita semua tentang bentuk-bentuk teori kedaulatan
dan mengetahui pemilik kekuasaan tertinggi dalam negara berdasarkan bentuk
Kedaulatannya.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka penulis memberikan rumusan masalah


sebagai berikut :
a. Pengertian Teori Kedaulatan
b. Bentuk-bentuk Teori Kedaulatan
c. Siapa yang memiliki kekuasaan tertinggi dalam negara berdasarkan bentuk
Kedaulatannya?
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 TEORI KEDAULATAN


Kedaulatan merupakan ciri, pertanda atau atribut hukum dari negara.Kata Kedaulatan
berasal dari kata Soveregnty (Bahasa Inggris), Suoverainete (Bahasa Prancis), Sovranus
(Bahasa Italia). Kata- kata asing tersebut diturunkan dari sebuah kata dalam bahas Latin
yaitu: Superanus yang berarti “yang tertinggi” (Supreme). Sarjana-sarjana dari Abad
Pertengahan lazim menggunakan pengertian-pengertian yang serupa maknanya dengan istilah
superanus itu, yaitu Summaperates atau Plenitudo potestatis yang berarti wewenang tertinggi
dari suatu kekuasaan politik. Banyak sekali definisi untuk kata Kedaulatan tetapi “istilah ini
selalu diartikan sebagai Otoritas pemerintahan dan Hukum”.1
Berhubungan dengan hal tersebut kata kedaulatan ini baru tampil pada Abad ke-15
sebagai istilah kata politik yang banyak dipergunakan terutama oleh sarjana-sarjana Hukum
dari Prancis yang bernama Prof. Garner, Beaumanoir dan Loyseau mereka inilah yang
mempopularisasikan kata kedaulatan (Souverainete). 2
Jean Bodin merupakan “bapak ajaran kedaulatan” atau “peletak dasar ajaran kedaulatan”.
Menurut Jean Bodin, kedaulatan adalah kekauasaan tertinggi terhadap para warga negara dan
rakyatnya, tanpa ada suatu pembatasan apapun dari undang-undang. Kedaulatan juga
merupakan kekasan tertinggi untuk menentukan hukum dalam negara. Jean Bodin juga
beranggapakan bahwa tidak ada kedaualatan yang bersifat mutlak, yang ada hanyalah
kedaulatan terbatas baik diluar maupun didalam negaranya, tetapi kedaulatan merupakan
kekuasaan tertinggi dari sebuah negara.
Menurut Johannes Althusius, kedaulatan merupakan kekuasaan tertinggi untuk
menyelenggarakan segala sesauatu yang menuju kepada kepetingan jasmani dan rohani dari
anggota – anggota negara ( warga negara ), kekuasaan ini ada padda rakyat sebagai
kesatuan”.
Terdapat 5 bentuk teori kedaulatan berdasarkan siapa yang memiliki kekuasaan tertinggi
dalam negara :
a. Kedaulatan Tuhan
b. Kedaulatan Raja
c. Kedaulatan Negara
d. Kedaulatan RakyatKedaulatan Hukum
1. KEDAULATAN TUHAN
Prinsip dasar teori kedaulatan tuhan(god-souvereniteit) adalah bahwa kekuasaan dlm
negara berasal dari tuhan oleh karena itu seorang penguasa negara menjalankan kekuasaan
nya dalam negara nya sebagai wakil tuhan saja bukan menjalankan kekuasaan sendiri atau
kekuasaan milik negara. Timbulnya ajaran kedaulatan tuhan ini di sebabkan oleh kepercayaan
orang beragama bahwa tuhan lah yg menjadi maha pencipta langit dan bumi dengan segenap
isi nya, sehingga tuhan lah yg mempunyai kekuasaan tertinggi di semesta ini. 4 Pemikir yang
menganut teori ini adalah Augustinus, Thomas Aquinas, dan Marsilius. Dan mereka
beranggapan bahwa bukan persoalan siapa yang memiliki kekuasaan tertinggi atau
kedaualatan, karena mereka sepakat bahwa yang mempunyai kekauasaan tertinggi atau
kedaulatan adalah Tuhan.
2. KEDAULATAN RAJA
Tokoh- tokoh pendukung teori ini adalah :
- Nicolo Machiavelli
- Thomas Hobbes
- Jean Bodin
- Hegel

Kekuasaan negara, menurut teori ini, terletak di tangan raja sebagai penjelmaan
kehendak Tuhan. Raja merupakan bayangan dari Tuhan. Agar negara kuat, raja harus
berkuasa mutlak dan tidak terbatas. Dalam teori kedaulatan raja, posisi raja selalu
berada di atas undang-undang. Rakyat harus rela menyerahkan hak asasinya dan
kekuasaannya secara mutlak kepada raja. Dalam personifikasinya kedaulatan raja itu
bersifat langgeng (permanence), tidak dapat dipisah-pisahkan (indivisible), sebagai
kekuasaan tertinggi (supreme), tidak terbatas, dan lengkap (complete), Kekuasaan
mutlak yang ada pada raja, terjadi penyelewengan kekuasaan kedalam tyranny. Seperti
yang terjadi di Prancis pada masa pemerintahan raja Louis IV yang menyatakan
“Negara adalah saya (I’etat cest moi)”
Ajaran kedaulatan raja yang pada mulanya masih diterima oleh rakyat, lama
kelamaan dibenci karena sifat raja yang sewenang-wenang. Rakyat tidak mendapat
tempat perlidungan lagi dari raja dan di sana sini rakyat mulai sadar bahwa  keadaan
semacam itu tidak dapat dipertahankan lagi.
Contoh negara : Brunei Darusalam , Malaysia , Inggris , Belanda , Jepang.

3. KEDAULATAN NEGARA
Dalam Teori Kedaulatan Negara menganggap negara sebagai suatu “badan hukum”
yang memiliki berbagai hak dan kewajiban serta dapat melakukan perbuatan hukum. Negara
sebagai badan hukum inilah yang memiliki kekuasaan tertinggi dalam kehidupan manusia
sebagai anggota masyarakat. 5
Menurut Austin (sebagaimana halnya dengan Bodin), yang berdaulat adalah “legibus
soluta” yakni “pembentuk hukum yang tertinggi” dan hukum positif adalah hukum yang
dibuat oleh yang berdaulat itu. Menurut Georg Jellineck yang menciptakan hukum bukan
Tuhan dan raja, tetapi negara. Adanya hukum karena adanya negara, negara adalah satu-
satunya sumber hukum. Oleh sebab itu, kekuasaan tertinggi harus dimiliki oleh negara. Paul
Laband dalam bukunya “Das Staatsrecht des Deutschen Reiches” mengemukakan
pendapatnya bahwa “negara merupakan sumber segala kekuasaan”. Maka dapat dikatakan
bahwa Laband seorang yang sangat mengagung-agungkan negara dan secara factual sifat
dan hakikat negara memang seperti itu. Bumi ini telah terbagi habis secara geografis oleh
organisasi negara. Rudolf von Jhering dalam bukunya “Der Zweck im Recht” menulis
“negara merupakan satu-satunya sumber hukum. Hans Kelsen juga mengatakan bahwa
hukum objektif merupakan kehendak negara.
Dari pendapat-pendapat tersebut menunjukkan bahwa di atas negara sudah tidak ada
kekuasaan lain. Atau dengan perkataan lain, bahwa negaralah yang menjadi pemegang
kekuasaan tertinggi. Ajaran kedaulatan negara inilah yang melahirkan pikiran-pikiran Austin
mengenai doktrin hukum alam bahwa hukum adalah segala peraturan yang dibuat oleh
negara.

4. KEDAULATAN RAKYAT
Ajaran kedaulatan rakyat (volks-souvereniteit) ini lahir dari Jean Jaques Rousseau
sebagai kelajutan daru filasafatnya yag bersumber dari perasaan yang melekat pada diri
manusia sebagai satu-satunya makhluk yang mempunyai peradaban (siviliasi). Rousseau
berpendapat bahwa kebudayaan dengan penemuan-penemuannya yang baru, dengan usaha
untuk mencari penghalusan dan peningkatan mutu dalam kehidupan sehari-hari, pada
hakikatnya akan membawa akibat bagi umat manusia ke arah kemerosotan dan keruntuhan
dalam hidupnya.
Ajaran kedaulatan rakyat berpangkal tolak hasil penemuan Rousseau bahwa tata tertib
dan kekuasaan, manusia tidak akan hidup tentram. Tanpa tata tertib, manusia merupakan
binatang buas (homo hominim lupus), dan kehidupan berubah menjadi perang antar-umat
manusia (bellum omniun contra omnes). Itulah sebabnya manusia bersepakat untuk
mendirikan negara, dan untuk itu mereka mangadakan perjanjian masyarakat. Tetapi yang
dimaksud dengan rakyat oleh Rousseau bukanlah penjumlahan daripada individu-individu di
dalam negara, melainkan adalah kesatuan yang dibentuk oleh individu-indivudu itu dan tang
mempunyai kehendak,
Mengenai kedaulatan rakyat dalam kaitannya dengan perjanjian masyarakat (contract
social), terdapat dua pendapat. Pertama, kekuasaan dari rakyat karena perjanjian masyarakat
itu relah habis, sebab kekuasaan berpindah dari rakyat kepada penguasa yang kini
mempunyai kekuasaan mutlak. Penguasa itulah yang berdaulat, bukan rakyat. Kedua,
manusia sejak dilahirkan telah membawa hak. Untuk menjamin hak-hak itu, maka, mereka
mengadakan perjanjian masyarakat untuk mendirikan negara untuk melindungi hak-hak
manusia itu. Jadi kedaulatan itu tetap berada pada rakyat.

5. KEDAULATAN HUKUM
Teori atau ajaran kedaulatan hukum merupakan ajaran kedaulatan yang paling modern
yang masih berlaku sampai saat ini. Hukum merupakan penjelmaan dari kemauan negara,
akan tetapi dalam proses selanjutnya negara itu sendiri harus tunduk kepada hukum yang
dibuatnya, yakni tunduk pada konstitusi atau peraturan perundang-undangan. 6
Konstatasi ini sesungguhnya telah dikemukakan oleh Leon Duguit dalam bukunya
yang berjudul Traitr de Constutitionel dan Krabbe dalam bukunya Critische Darstellung der
Staatslehre dan Die Lehre der Rechtssouvereinitet. Selanjutnya Jellineck mengemukakan
teorinya yaitu negara harus tunduk secara sukarela kepada hukum. Menurut Krabbe yang
memiliki kekuasaan tertinggi dalam negara adalah hukum, tetapi masih ada faktor diatas
negara, yaitu kesadaran hukum dan rasa keadilan, maka dengan demikian hukumlah yang
berdaulat, bukan negara. Aliran yang mempengaruhi Krabbe ini adalah aliran historis yang
dipelopori Von Savigny yang mengatakan hukum timbul bersama-sama kesadaran hukum
masyarakat. 7
BAB III
KESIMPULAN

Kedaulatan merupakan suatu kekuasaan tertinggi di dalam negara, dimana kekuasaan


tersebut dipegang oleh satu orang atau lebih dengan bertujuan untuk menjalankan kegiatan
negara, tujuan negara dan berjalannya pemerintahan dalam negara.
Teori – teori tentang kedaulatan negara berdasarkan kategori atas siapa pemegang
kekuasaan tertinggi atau kedaulatan suatu negara. Teori teori itu menghasilkan teori :
a. Kedaulatan Tuhan
b. Kedaulatan Raja
c. Kedaulatan Negara
d. Kedaulatan Rakyat
e. Kedaulatan Hukum

1. Kedaulatan Tuhan
Kedaulatan Tuhan ini adalah sebuah ajaran yang menyatakan bahwa
kekuasaan tertinggi terletak pada Tuhan. Dimana di dalam ajaran ini mayakini bahwa
Tuhanlah yang menciptakan seluruh alam semesta ini dan juga seluruh makluk hidup
yang ada di Dunia. Dan juga Tuhan yang menentukan jalannya roda pemerintahan di
dalam suatu negara . Oleh karena itu di dalam ajaran kedaulatan Tuhan ini, Tuhan
yang memegang kekuasaan tertinggi di dalam suatu Negara bahkan Dunia.

2. Kedaulatan Raja
Kedaulatan Raja ini adalah sebuah kekuasaan tertinggi yang ada pada soerang
Raja di dalam suatu negara. Yang dalam hal ini Raja anggap sebagai wakil dari Tuhan
untuk melaksanakan kedaulatan atau menjalankan kedaulatan di Dunia. Karena hal
tersebutlah Raja-raja merasa bahwa mereka mempunyai kukuasaan sehingga mereka
dapat melakukan segala hal menurut kehendaknya dengan sebuah alasan bahwa
perbuatan yang Ia lakukan itu sudah menjadi kehendak dari Tuhan. Dan raja tidak
meresa harus bertanggung jawab atas semua tindakan- tindakan yang Ia lakukan
kepada siapa pun kecuali pada Tuhan. Bahkan raja juga menganggap bahwa Ia dapat
menentukan semua kepercayaan yang dianut oleh rakyat atau warna negaranya. Jadi
dalam hal tersebutlah dalam kedaulatan ini raja disebut sebagai pemegang kekuasaan
tertinggi secara khusus di dalam suatu Negara.

3. Kedaulatan Negara
Kedaulatan negara ini adalah sebuah kekuasaan tertinggi yang ada pada suatu
negara. Ajaran kedaulatan negara ini sebenarnya merupakan kelanjutan dari ajaran
tentang kedaulatan raja yang di mana ajaran ini mulai berkembang di jerman untuk
mempertahankan kedaulatan raja yang pada waktu itu mendapatkan dukungan dari
lapisan masyarakat yang besar sekali pengaruhnya, yaitu Golongan Bangsawan,
Golongan Perang, dan Golongan alat-alat perang sehingga di dalam kedaulatan negara
ini kekuasaan tertinggi berada pada negara (namun dalam penerapannya negara ini
tidak dapat menjalankan hak-hak dan kekuasaannya sendiri tetapi negara selalu
melibatkan rakyat dan pemerintah untuk berperan di dalamnya).

4. Kedaulatan Hukum
Kedaulatan Hukum (recht Souverenighty) adalah sebuah kekuasaan tertinggi
di dalam suatu Negara itu berada pada Hukum itu sendiri. Oleh karena itu baik itu
raja atau penguasa maupun rakyat atau warga negaranya bahkan Negara itu sendiri
tunduk kepada Hukum. Dalam Kedaulatan Hukum semua sikap atau tingkah laku dan
perbuatannya harus sesuai dan berdasarkan pada Hukum sehingga di dalam
kedaulatan Hukum di sini yang berkuasa adalah Hukum.

5. Kedaulatan Rakyat
Kedaulatan rakyat (Populer Souverenighty adalah kekuasaan rakyat sebagai
tandingan atau imbangan terhadap kekuatan penguasa tunggal atau yang berkuasa.
Dalam hal ini ditarik garis pemisah yang tajam antara rakyat yang diperintah pada
suatu pihak dan penguasa-penguasa masyarakat sebagai pemerintah pada pihak lain.
Pada kedaulatan ini yang benar-benar berdaulat adalah rakyat (namun di dalam
penerapannya rakyat ini tidak dapat menjalankan hak- hak dan kekuasaan sendiri
namun mereka selalu membutuhkan pemerintah untuk ikut berpartisipasi dan
membantu mereka dalam menjalankan kekuasaannya).
DAFTAR PUSTAKA

1. Dr. Ni’ Matul Huda,S.H.,M.HUM. Ilmu Negara: Rajawali Pers PT Rajacivafinda Persada.
2011.Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai