Anda di halaman 1dari 16

BAB III

KEDAULATAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

A. HAKIKAT DAN TEORI KEDAULATAN


1. Pengertian Kedaulatan secara etimologis
Kedaulatan berasal dari kata "daulah" daulah dalam bahasa Arab artinya kekuasaan tertinggi . Dan masih
ada arti kedaulatan dalam bahasa-bahasa yang lain misalnnya ;
 Istilah dari bahasa Inggris kedaulatan artinya SOUVERIGNITY.
 Istilah dari bahasa Perancis kedaulatan artinya SOUVERAINETE
 Istilah dari bahasa Italia kedaulatan artinya SOVRANSI
 Istilah dari bahasa latin kedaulatan artinya SUPERAMUS
Makna dari istilah-istilah di atas kesemuanya memiliki arti "tertinggi". Jadi kedaulatan berarti kekuasaan
tertinggi atau kekuasaan yang tidak terletak di bawah kekuasaan tertentu atau kekuasaan tertinggi
yang ada dalam suatu Negara.
Pengertian kedaulatan itu sendiri adalah kekuasaan yang tertinggi untuk membuat undang-undang dan
melaksanakannya dengan semua cara yang tersedia.

2. Sifat – Sifat Dasar Kedaulatan


Sifat – sifat dasar kedaulatan antara lain :
1. Asli, artinya kekuasaan tidak berasal dari kekuasaan lain yang lebih tinggi;
2. Permanen, artinya kekuasaan itu tetap ada sepanjang negara tetap berdiri walaupun pemerintah
sudah berganti;
3. Tunggal, artinya kekuasaan itu merupakan satu-satunya dalam negara dan tidak dibagikan kepada
badan-badan lain; serta
4. Tidak terbatas, artinya kekuasaan itu tidak dibatasi oleh kekuasaan lain.

3. Jenis Kedaulatan
Menurut Jean Bodin (1500 - 1590), Ada dua jenis kedaulatan yaitu:
a. Kedaulatan ke dalam (intern), yaitu Negara atau Pemerintah berhak mengatur segala kepentingan
rakyat melalui berbagai lembaga negara dan perangkat lainnya, tanpa campur tangan negara lain.
Misalnya mengatur pemerintahan, pajak, pemilu, pembangunan, pendidikan dan ekonomi
Bangsa yang merdeka memiliki kekuasaan untuk menyusun dan mengatur organisasi pemerintahan
sendiri menurut kehendak bangsanya sendiri, serta kekuasaan untuk mengelola semua yang ada di
wilayahnya yang mengandung sumber daya alam baik di darat, laut, maupun udara, untuk
kemakmuran rakyatnya tanpa campur tangan negara lain
b. Kedaulatan ke luar (ekstern), yaitu kekuasaan negara untuk mengadakan hubungan atau kerja
sama dengan negara lain untuk kepentingan nasional.

4. Teori Kedaulatan
Terdapat beberapa teori kedaulatan yang dikemukakan oleh para ahli kenegaraan, antara lain sebagai
berikut.
a. Teori Kedaulatan Tuhan
Teori kedaulatan Tuhan merupakan teori kedaulatan yang pertama dalam sejarah. Teori ini
mengajarkan bahwa negara dan pemerintah mendapat kekuasaan tertinggi dari Tuhan
sebagai asal segala sesuatu (causa prima). Menurut teori kedaulatan Tuhan, kekuasaan yang
berasal dari Tuhan itu diberikan kepada tokoh-tokoh negara terpilih, yang secara kodrati
ditetapkan-Nya menjadi pemimpin negara dan berperan selaku wakil Tuhan di dunia.
Teori kedaulatan Tuhan umumnya dianut oleh raja-raja yang mengakui sebagai keturunan dewa.
Misalnya, raja-raja Mesir kuno, Kaisar Jepang, dan Kaisar Cina. Raja-raja di Jawa pada zaman
Hindu, juga menganggap dirinya sebagai penjelmaan dewa Wisnu. Pelopor-pelopor teori
kedaulatan Tuhan, antara lain adalah Augustinus, Thomas Aquino, dan Friedrich Julius Stahl.

b. Teori kedaulatan Raja


Kekuasaan negara, menurut teori ini, terletak di tangan raja sebagai penjelmaan kehendak Tuhan.
Raja merupakan bayangan dari Tuhan. Agar negara kuat, raja' harus berkuasa mutlak dan tidak
terbatas. Dalam teori kedaulatan raja, posisi raja selalu berada di atas undang-undang. Rakyat harus
rela menyerahkan hak asasinya dan kekuasaannya secara mutlak kepada raja.
Peletak dasar teori kedaulatan raja, antara lain Nicollo Machiavelli, Jean Bodin Thomas Hobbes,
dan Hegel. Nicollo Machiavelli mengajarkan, bahwa negara yang kuat haruslah dipimpin oleh
seorang raja yang memiliki kedaulatan tidak terbatas atau mutlak. Dengan demikian, raja dapat
melaksanakan cita-cita negara sepenuhnya. Raja hanya bertanggung jawab kepada .dirinya sendiri
atau kepada Tuhan.
MATERI PPKn KELAS 9 SMPN 6 Page 1
Raja tidak tunduk kepada konstitusi, walaupun disahkan oleh dirinya sendiri. Raja juga tidak
bertanggung jawab kepada hukum moral yang bersumber dari Tuhan, karena raja melaksanakan
kewajibannya untuk rakyat atas nama Tuhan.

c. Teori kedaulatan rakyat


Teori kedaulatan rakyat, yaitu teori yang mengatakan bahwa kekuasaan suatu negara berada di
tangan rakyat sebab yang benar-benar berdaulat dalam suatu negara adalah rakyat.
Sumber ajaran kedaulatan rakyat ialah ajaran demokrasi yan,g telah dirintis sejak jaman Yunani
oleh Solon. Istilah demokrasi berasal dari kata Yunani, demos (rakyat) dan kratein (memerintah)
atau kratos (pemerintah). Jadi, demokrasi mengandung pengertian pemerintahan rakyat, yaitu
pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk,rakyat.
Rakyat merupakan suatu kesatuan yang dibentuk oleh individu-individu melalui perjanjian
masyarakat. Rakyat sebagai pemegang kekuasaan tertinggi memberikan haknya kepada untuk
kepentingan bersama. Penguasa dipilih dan ditentukan atas dasar kehendak rakyat melalui
perwakilan yang duduk di dalam pemerintahan. Pemerintah yang berkuasa harus mengembalikan
hak-hak sipil kepada warganya."
Pelopor teori kedaulatan rakyat antara lain : J.J. Rousseau, Montesquieu, John Locke
Beberapa pandangan pelopor teori kedaulatan rakyat, di antaranya sebagai berikut :
1) JJ. Rousseau, menyatakan bahwa kedaulatan itu merupakan perwujudan kehendak umum dari
suatu bangsa merdeka yang mengadakan perjanjian masyarakat (social contract).
2) Johannes Althusius, menyatakan bahwa setiap susunan pergaulan hidup manusia, terjadi dari
perjanjian masyarakat yang tunduk kepada kekuasaan, dan pemegang kekuasaan itu dipilih
oleh rakyat.
3) John Locke, menyatakan bahwa kekuasaan negara berasal dari rakyat, bukan dari raja.
Menurutnya, perjanjian masyarakat menghasilkan penyerahan hak-hak rakyat kepada
pemerintah dan pemerintah mengembalikan hak dan kewajiban asasi kepada rakyat melalui
peraturan perundang-undangan. John Locke menyimpulkan bahwa terbentuknya negara
melalui :
a) Pactum unionis, yaitu perjanjian antara individu untuk membentuk suatu negara; dan
b) Pactum subjectionis, yaitu perjanjian antara individu dan wadah atau negara untuk memberi
kewenangan atau mandat kepada negara berdasarkan konstistusi atau UUD.
4) Mostesquieu, seorang ahli dari Prancis, berpendapat bahwa agar kekuasaan dalam suatu
negara tidak terpusat pada seseorang, kekuasaan dalam suatu negara dibagi ke dalam tiga
kekuasaan yang terpisah (separated of power). Pemegang kekuasaan yang satu, tidak
memengaruhi dan tidak ikut campur tangan terhadap kekuasan lainnya.
 Pembagian kekuasaan menurut Montesquieu dalam bukunya Trias Politika :
1. Kekuasaan Legislatif adalah kekuasaan untuk membuat Undang-Undang ( di
Indonesia dilaksanakan oleh Presiden dan DPR )
2. Kekuasaan Eksekutif adalah kekuasaan untuk melaksanakan Undang-Undang ( di
Indonesia dilaksanakan oleh Presiden )
3. Kekuasaan Yudikatif adalah kekuasaan untuk mempertahankan UU atau lembaga
peradilan ( di Indonesia dilaksanakan oleh Mahkamah Agung, Mahkamah Konstitusi
dan Komisi Yudisial )
Dalam negara yang menganut teori kedaulatan rakyat terdapat ciri-ciri sebagai berikut :
1) Adanya jaminan atas hak-hak warga negara
2) Adanya partisipasi rakyat terhadap pemerintahan
3) Adanya Pemilu yang bebas dan adil
4) Adanya lembaga perwakilan rakyat atau dewan perwakilan rakyat sebagai badan atau majelis
yang mewakili dan mencerminkan kehendak rakyat,
5) Adanya kontrol atau pengawasan terhadap jalannya pemerintaha, baik oleh lembaga legislatif
maupun pengawasan langsung oleh rakyat
6) Susunan kekuasaan badan atau majelis itu ditetapkan dalam undang-undang negara.

d. Teori kedaulatan negara


Menurut teori kedaulatan negara, kekuasaan tertinggi terletak pada negara. Sumber atau asal
kekuasaan yang dinamakan kedaulatan itu ialah negara. Negara sebagai lembaga 'tertinggi
kehidupan suatu bangsa, dengan sendirinya memiliki kekuasaan. Jadi, kekuasaan' negara ialah
kedaulatan negara yang timbul bersamaan dengan berdirinya negara.
Teori kedaulatan negara yang bersifat absolut dan mutlak ini berdasarkan pandangan bahwa negara
adalah penjelmaan Tuhan. Hegel mengajarkan bahwa negara dianggap suci karena . sesungguhnya
negara adalah penjelmaan kehendak Tuhan. Negara mewarisi kekuasaan yang bersumber dari
Tuhan. Berdasarkan teori kedaulatan negara, pemerintah adalah pelaksana tunggal kekuasaan
MATERI PPKn KELAS 9 SMPN 6 Page 2
negara. Teari ini dianggap sebagai sebwah ajaran yang paling absolut sejak zaman Plato hingga
Hitler-Stalin.
Negaralah yang menciptakan hukum dan negara tidak wajib tunduk pada hukum. Namun karena
negara abstrak, kekuasaan diserahkan kepada raja atas nama negara. Peletak dasar teori kedaulatan
negara, antara lain Paul Laban, George Jellinek, dan Hegel.

e. Teori kedaulatan hukum


Teori kedaulatan hukum, yaitu paham yang tidak disetujui oleh paham kedaulatan negara. Menurut
teori kedaulatan hukum, kekuasaan tertinggi dalam negara terletak pada hukum. Hal ini berarti,
bahwa yang berdaulat adalah lembaga atau orang yang berwenang mengeluarkan perintah atau
larangan yang mengikat semua warga negara. Lembaga yang dimaksud adalahpemerintah dalam
arti luas. Di Indonesia, lembaga itu adalah presiden bersama para menteri sebagai pembantunya dan
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Di Inggris, lembaga itu adalah raja bersama parlemen.
Berdasarkan pemikiran teori ini, hukum membimbing kekuasaan pemerintahan. Yang dimaksud
dengan hukum menurut teori ini ialah hukum yang tertulis (undang-undang dasar negara dan
peraturan perundangan lainnya) dan hukum yang tidak tertulis (convensi). Pelopor teori kedaulatan
hukum, antara lain Immanuel Kant, H. Krable, dan Leon Duguit.

B. Bentuk dan Prinsip Kedaulatan Negara Republik Indonesia


Kedaulatan yang dianut negara Republik Indonesia :
1) Kedaulatan Rakyat
Bukti negara Indonesia menganut teori kedaulatan rakyat antara lain :
a. Pancasila sila keempat
b. Pembukaan UUD 1945 alinea keempat :”... maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu
dalam suatu UUD Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara RI yang
berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada ...”
c. UUD 1945 Pasal 1 ayat ( 2 ) : “ Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut
UUD.”
2) Kedaulatan Hukum
Bukti negara Indonesia menganut teori kedaulatan hukum antara lain :
a. Pembukaaan UUD 1945 alinea keempat : “ ... maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan itu dalam
suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia ... “
b. UUD 1945 Pasal 1 ayat ( 3 ) : “ negara Indonesia adalah negara hukum,”
c. UUD 1945 Pasal 4 ayat ( 1 ) : “ presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan
menurut UUD .“
d. UUD 1945 Pasal 27 ayat ( 1 ) : “ Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum
dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.”
e. UUD 1945 Pasal 28D ayat ( 1 ) : “ Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan dan
kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan hukum.”

Berdasarkan paparan di atas, maka prinsip-prinsip kedaulatan Negara Republik Indonesia adalah sebagai
berikut :
1. Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik.
2. Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut undangundang dasar.
3. Negara Indonesia adalah negara hukum.
4. Presiden tidak dapat membekukan dan/atau membubarkan Dewan Perwakilan Rakyat.
5. Menteri-menteri diangkat dan diberhentikan oleh presiden.
6. MPR hanya dapat memberhentikan presiden dan/atau wakil presiden dalam masa jabatannya menurut
UUD
 Syarat berdirinya suatu negara :
1. Unsur konstitutif artinya unsur mutlak yang harus ada untuk berdirinya sebuah negara, yang
meliputi :
a. Adanya rakyat
b. Adanya wilayah/teritorial
c. Adanya pemerintah yang berdaulat
2. Unsur declaratif ( unsur tambahan )
Yaitu pengakuan dari negara lain baik secara de facto ( berdasarkan kenyataan ) maupun secara
de jure ( secara hukum )

 Pembagian kekuasaan menurut John Locke :


1. Kekuasaan Legislatif adalah kekuasaan untuk membuat Undang-Undang
2. Kekuasaan Eksekutif adalah kekuasaan untuk melaksanakan Undang-Undang
MATERI PPKn KELAS 9 SMPN 6 Page 3
3. Kekuasaan Federatif adalah kekuasaan urusan hubungan luar negeri

 Syarat dasar untuk terselenggaranya pemerintah yang demokratis di bawah Rule of Law, sebagai
berikut :
1. Perlindungan konstitusional.
2. Badan kehakiman yang bebas dan tidak memihak.
3. Pemilihan umum yang bebas.
4. Kebebasan untuk menyatakan pendapat.
5. Kebebasan untuk berserikat/berorganisasi dan beroposisi.
6. Pendidikan kewarganegaraan.

 Demokrasi yang dianut negara Indonesia


Demokrasi yang dianut negara Indonesia adalah demokrasi Pancasila. Demokrasi Pancasila memiliki
makna demokrasi yang dijiwai oleh nilai-nilai Pancasila sebagai satu kesatuan. Demokrasi yang dijiwai
oleh nilai Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia,
kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Demokrasi Pancasila merupakan demokrasi yang sesuai dengan bangsa Indonesia, karena
bersumber pada tata nilai sosial budaya bangsa yang sudah melekat dalam kehidupan
masyarakat sejak dahulu.
Asas atau prinsip utama demokrasi Pancasila, yaitu pengambilan keputusan melalui musyawarah
mufakat. Musyawarah berarti pembahasan untuk menyatukan pendapat dalam penyelesaian masalah
bersama. Mufakat adalah sesuatu yang telah disetujui sebagai keputusan berdasarkan kebulatan
pendapat. Jadi, musyawarah mufakat berarti pengambilan suatu keputusan berdasarkan
kehendak orang banyak (rakyat), sehingga tercapai kebulatan pendapat.
Musyawarah mufakat harus berpangkal tolak pada hal-hal berikut :
1) Musyawarah mufakat bersumberkan inti kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/perwakilan.
2) Pengambilan keputusan harus berdasarkan kehendak rakyat melalui hikmat kebijaksanaan.
3) Cara mengemukakan hikmat kebijaksanaan harus berdasarkan akal sehat dan hati nurani luhur serta
mempertimbangkan persatuan dan kesatuan bangsa serta kepentingan rakyat.
4) Keputusan yang diambil, harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan serta
menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dan keadilan.
5) Keputusan harus dilaksanakan secara jujur dan bertanggung jawab.

Perbandingan Demokrasi Pancasila dengan Demokrasi Liberal dan Demokrasi Sosialis


Demokrasi Pancasila Demokrasi Liberalis Demokrasi Sosialis
1. Mengutamakan kepentingan 1. Mengutamakan kepentingan 1. Mengutamakan kepentingan
bangsa dan negara di atas pribadi dengan mendukung bersama dengan
kepentingan pribadi atau sepenuhnya usaha pribadi mengabaikan kepentingan
golongan dan mengakui hak (private enterprise). pribadi
milik perorangan.
2. Keputusan diambil dengan 2. Keputusan diambil dengan 2 . Keputusan diambil
musyawarah mufakat. suara terbanyak (50 + 1) berdasarkan kehendak
mayoritas.
3. Agama merupakan bagian 3. Memisahkan urusan agama 4. 3. Tidak mengenal agama
yang tidak terpisahkan dari dengan kehidupan negara 5. karena tidak mengakui
kehidupan bernegara. (sekuler). adanya Tuhan Yang Maha
Esa.
4. Tidak dikenalnya diktator 5. 4. Keputusan ditentukan oleh 4. Suara mayoritas kelompok
mayoritas dan tirani 6. Kesepakatan kesepakatan besar masyarakat yang
minoritas. 7. individu sebagai warga menentukan segalanya.
8. negaranya.

Pelaksanaan demokrasi di Indonesia, dilakukan dengan dua cara, yaitu langsung dan tidak langsung. Contoh
pelaksanaan demokrasi langsung adalah pelaksanaan pemilihan presiden dan wakil presiden, pemilihan kepala
daerah dan wakil kepala daerah, serta pemilihan kepala desa. Dengan demikian, wakil rakyat dalam
pemerintahan negara Indonesia ditentukan secara langsung oleh rakyat yang telah memenuhi persyaratan,
bukan oleh lembaga perwakilan rakyat

MATERI PPKn KELAS 9 SMPN 6 Page 4


Contoh pelaksanaan demokrasi tidak langsung adalah adanya lembaga perwakilan rakyat yang bertugas untuk
menyampaikan aspirasi dan amanat rakyat dalam pemerintahan. Wakil-wakil rakyat yang akan duduk di DPR,
DPD, dan DPRD dipilih oleh rakyat secara langsung melalui pemilihan umum.

Peranan rakyat dalam pelaksanaan demokrasi di Indonesia dapat dilihat dari cara berikut :
1) Pengisian keanggotaan MPR, karena anggota MPR terdiri atas anggota DPR dan anggota DPD [Pasal 2 ayat
(1) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945].
2) Pengisian keanggotaan DPR melalui pemilu [Pasal 19 ayat (1) UUD Negara Republik Indonesia Tahun
1945].
3) Pengisian keanggotaan DPD [Pasal 22C ayat (1) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945].
4) Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden dalam satu paket pasangan secara langsung [Pasal 6A ayat (1) UUD
Negara Republik Indonesia Tahun 1945].
5) Pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah [UU No. 23 Tahun 2014].

Asas – Asas Pemilihan Umum (menurut UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu anggota DPR, DPD,
dan DPRD) :
LUBER dan JURDIL (Langsung, Umum, Bebas, Rahasia dan Jujur dan Adil
a. Asas langsung mengandung arti bahwa rakyat sebagai pemilih memiliki hak untuk memberikan suaranya
secara langsung sesuai dengan kehendak hati nuraninya tanpa perantara.
b. Asas umum mengandung arti bahwa semua warga negara yang telah memenuhi syarat sesuai dengan
peraturan perundang-undangan berhak mengikuti pemilu. Hak ini diberikan tanpa melihat jenis kelamin,
suku, agama, ras, pekerjaan, dan lain sebagainya.
c. Asas bebas, memiliki makna bahwa semua warga negara yang telah memiliki hak dalam pemilu, memiliki
kebebasan untuk menentukan pilihannya tanpa tekanan dan paksaan dari siapa pun.
d. Asas rahasia, memberikan jaminan bahwa para pemilih yang melaksanakan haknya dijamin pilihannya
tidak akan diketahui oleh siapa pun dengan jalan apa pun.
e. Asas Jujur mengandung arti bahwa, penyelenggara pemilu, aparat pemerintah, peserta pemilu, pengawas
pemilu, pemantau pemilu, pemilih, serta semua pihak yang terkait harus bersikap dan bertindak jujur sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.
f. Asas adil menjamin bahwa setiap pemilih dan peserta pemilu, mendapatkan perlakuan yang sama serta
bebas dari kecurangan pihak manapun

C. Melaksanakan Prinsip-Prinsip Kedaulatan sesuai dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945
1. Perkembangan Demokrasi di Negara Republik Indonesia
a. Demokrasi Parlementer 1945 – 1959
Dasar hukum perubahan demokrasi Parlementer : Maklumat Pemerintah tanggal 14 November 1945
Ciri demokrasi parlementer : Presiden sebagai kepala negara, sedangkan kepala pemerintahan
dipegang oleh Perdana Menteri (PM), Presiden hanya sebagai lambang
Demokrasi parlementer tidak cocok dengan jiwa bangsa Indonesia, sehingga membahayakan
ketatanegaraan Indonesia dan mengancam persatuan dan kesatuan bangsa.
Untuk itu pada tanggal 5 Juli 1959, Presiden Soekarno mengeluarkan Dekrit Presiden, isinya :
1) Pembubaran badan konstituante;
2) Memberlakukan kembali UUD 1945 dan tidak berlakunya UUD Sementera 1950;
3) Pembentukan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS);
4) Pembentukan Dewan Pertimbangan Agung Sementara (DPAS).

b. Demokrasi Terpimpin 1959 – 1966


Pengertian demokrasi terpimpin pada sila keempat Pancasila, yaitu dipimpin oleh hikmah
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan. Akan tetapi, presiden menafsirkan ”terpimpin”,
yaitu pimpinan terletak di tangan ”Pemimpin Besar Revolusi”. Dengan demikian, pemusatan
kekuasaan di tangan presiden. Terjadinya pemusatan kekuasaan di tangan presiden, menimbulkan
penyimpangan dan penyelewengan terhadap Pancasila dan UUD Negara Republik Indonesia Tahun
1945 yang puncaknya terjadi perebutan kekuasaan oleh PKI pada tanggal 30 September 1965
(G30S/PKI) yang merupakan bencana nasional bagi bangsa Indonesia.
Beberapa penyimpangan itu di antaranya sebagai berikut :
a) Presiden mengangkat anggota MPRS berdasarkan penetapan Presiden No. 2 tahun 1959.
b) Presiden membubarkan DPR pada tanggal 5 Maret 1960 karena DPR tidak menyetujui RAPBN
yang diajukan tahun 1960, dan Presiden membetuk DPR-GR pada tanggal 24 Juni 1960.
c) Presiden melakukan pengintegrasian lembaga-lembaga negara berdasarkan Penetapan Presiden
No. 94 tahun 1962 tanggal 6 Maret 1962, yaitu Ketua MPRS, Ketua DPR-GR dan wakil Ketua

MATERI PPKn KELAS 9 SMPN 6 Page 5


DPA mendapat kedudukan sebagai Wakil Menteri Pertama, serta Ketua MA, wakil-wakil Ketua
MPRS dan DPR-GR mendapat kedudukan sebagai menteri.
d) Pengangkatan Presiden seumur hidup melalui Tap. MPRS No. III/ MPRS/1963.
e) Penyimpangan politik luar negeri, di mana Indonesia hanya bekerja sama dengan negara-negara
sosialis-komunis dan melakukan konfrontasi dengan hampir semua negara Barat.
f) Presiden membubarkan partai Masyumi dan Partai Sosialis Indonesia yang sesuai dengan nilai-
nilai Pancasila tetapi memberikan kesempatan berkembangnya Partai Komunis Indonesia yang
jelas-jelas bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila.

Isi Tritura (tiga tuntutan rakyat) :


a) Bubarkan PKI
b) Bersihkan kabinet dari unsur PKI
c) Turunkan harga dan perbaiki ekonomi
Tuntutan rakyat ini mendapat tanggapan dari pemerintah untuk mengambil langkah-langkah
konkret, terutama dalam menciptakan keamanan dalam negeri yang ditandai dengan dikeluarkannya
Surat Perintah Sebelas Maret atau dikenal dengan SUPERSEMAR dari Presiden Soekarno kepada
Jenderal Soeharto. Tidak lama kemudian, masa kepemimpinan negara beralih dari Presiden
Soekarno kepada Presiden Soeharto, yang dikenal dengan masa Orde Baru. Pemerintahan Orde Baru
bertekad untuk melaksanakan Pancasila dan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 secara
murni dan konsekuen.

c. Demokrasi Pancasila 1966 – 1998


Periode ini dikenal dengan sebutan pemerintahan Orde Baru yang bertekad melaksanakan Pancasila
dan UUD NRI Tahun 1945 secara murni dan konsekuen. Pada periode ini secara tegas dilaksanakan
sistem Demokrasi Pancasila dan dikembalikan fungsi lembaga tertinggi dan tinggi negara sesuai
dengan amanat UUD NRI Tahun 1945. Demokrasi Pancasila berpangkal dari kekeluargaan dan
gotong royong. Sehingga dapat dirumuskan bahwa Demokrasi Pancasila berarti kedaulatan rakyat
yang berdasarkan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, dengan didasari nilai-nilai ketuhanan, dengan menjunjung nilai-nilai
kemanusiaan yang adil dan beradab, demi persatuan dan kesatuan bangsa untuk menciptakan
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Dalam Demokrasi Pancasila, musyawarah untuk
mufakat sangat diharapkan karena setiap keputusan dalam musyawarah hendaknya dapat dicapai
dengan mufakat. Tetapi bila tidak tercapai mufakat, maka pengambilan keputusan dapat ditempuh
melalui pemungutan suara. Demokrasi berlandaskan Pancasila dan UUD Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 memiliki keunggulan tertentu.
Keunggulan tersebut antara lain:
a) mengutamakan pengambilan keputusan dengan musyawarah mufakat dalam semangat
kekeluargaan;
b) mengutamakan keselarasan dan keseimbangan antara hak dan kewajiban, antara kepentingan
pribadi dan kepentingan umum;
c) lebih mengutamakan kepentingan dan keselamatan bangsa di atas kepentingan pribadi dan
golongan.
Dalam pelaksanaannya sebagai akibat dari kekuasaan dan masa jabatan presiden yang tidak dibatasi
periodenya, maka kekuasaan menumpuk pada presiden, sehingga terjadilah penyalahgunaan
kekuasaan. Hal tersebut ditandai dengan tumbuh suburnya budaya korupsi, kolusi, dan nepotisme
(KKN). Kebebasan bicara dibatasi, praktik demokrasi menjadi semu. Lembaga negara berfungsi
sebagai alat kekuasaan pemerintah. Lahirlah gerakan Reformasi yang dipelopori mahasiswa yang
menuntut reformasi dalam berbagai bidang. Puncaknya adalah dengan pernyataan pengunduran diri
Soeharto sebagai presiden, kemudian digantikan oleh B.J. Habibie yang pada saat itu menjabat
sebagai wakil presiden.

d. Demokrasi Pancasila Masa Reformasi 1998 – sekarang


Bergulirnya reformasi yang diiringi dengan perubahan dalam segala bidang kehidupan, menandakan
tahap awal bagi transisi demokrasi di Indonesia.
Sukses atau gagalnya suatu transisi demokrasi, sangat bergantung kepada beberapa hal
berikut :
a) Komposisi elite politik.
Dalam demokrasi modern dengan bentuknya demokrasi perwakilan rakyat, mendelegasikan
kedaulatan dan kekuasaannya kepada para elite politik.
b) Desain institusi politik.
Para elite politik mendesain institusi pemerintahan dan memiliki pengaruh besar dalam
menentukan apakah demokrasi baru menjadi stabil, efektif, dan terkonsolidasi.
MATERI PPKn KELAS 9 SMPN 6 Page 6
c) Kultur politik atau perubahan sikap terhadap politik di kalangan elite dan nonelite.
d) Peran civil society (masyarakat madani) untuk menciptakan kultur toleransi yang mengajarkan
keterampilan dan nilai-nilai demokrasi, sikap kompromi, serta menghargai pandangan yang
berbeda.

2. Perkembangan Sistem Pemerintahan di Negara Republik Indonesia


a. Sistem Parlementer
Sistem parlementer adalah sebuah sistem pemerintahan di mana parlemen memiliki peranan
penting dalam pemerintahan. Dalam hal ini, parlemen memiliki wewenang dalam mengangkat
perdana menteri dan parlemen pun dapat menjatuhkan pemerintahan, yaitu dengan cara
mengeluarkan semacam mosi tidak percaya. Berbeda dengan sistem presidensial, sistem parlemen
dapat memiliki seorang presiden dan seorang perdana menteri, yang berwenang terhadap
jalannya pemerintahan. Kelebihan sistem ini dibanding dengan sistem presidensial adalah
kefleksibilitasannya dan tanggapannya kepada publik. Kekurangannya adalah sering
mengarah ke pemerintahan yang kurang stabil, seperti terjadi pada masa kurun waktu
1945-1959. Sistem parlementer biasanya memiliki pembedaan yang jelas antara kepala
pemerintahan dan kepala negara. Kepala pemerintahan dipegang oleh perdana menteri, sementara
penunjukkan kepala negara hanya sebatas seremonial dengan sedikit kekuasaan.
Ciri-ciri dari sistem parlementer adalah sebagai berikut :
1) Adanya pemisahan yang jelas antara kepala pemerintahan dengan kepala negara.
2) Kepala pemerintahan adalah perdana menteri dan kepala negara adalah
presiden/raja/sultan/kaisar.
3) Kepala Pemerintahan dipilih oleh Parlemen/Dewan Perwakilan Rakyat.

b. Sistem Semi Parlementer


Sebagai hukum dasar dalam penyelenggaraan pemerintahan RIS, maka pada tanggal 27 Desember
1949 disahkan UUD RIS. Hal tersebut berdampak pada bentuk negara, yaitu berbentuk federasi,
dengan sistem pemerintahan semiparlementer, sebab :
1) Menteri diangkat oleh Presiden;
2) Perdana Menteri diintervensi Presiden;
3) Kabinet dibentuk oleh Presiden;
4) Menteri-menteri secara perorangan dan keseluruhan bertanggung jawab kepada parlemen;
5) Presiden berkedudukan sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan.

c. Sistem Presidensial
Sistem presidensial, atau disebut juga dengan sistem kongresional, merupakan sistem
pemerintahan negara republik. Pada sistem pemerintahan ini, kekuasan eksekutif dipilih melalui
pemilu dan terpisah dengan kekuasaan legislatif. Menurut Rod Hague, pemerintahan presidensial
terdiri atas 3 unsur, yaitu sebagai berikut :
1) Presiden yang dipilih rakyat memimpin pemerintahan dan mengangkat pejabat-pejabat
pemerintahan.
2) Presiden dengan dewan perwakilan memiliki masa jabatan yang tetap, tidak bisa saling
menjatuhkan
3) Tidak ada status yang tumpang tindih antara badan eksekutif dan badan legislatif.

Dalam sistem presidensial, presiden memiliki posisi yang relatif kuat dan tidak dapat dijatuhkan
karena rendah subjektif, seperti rendahnya dukungan politik. Namun, masih ada mekanisme untuk
mengontrol presiden. Jika presiden melakukan pelanggaran konstitusi, pengkhianatan terhadap
negara, dan terlibat masalah kriminal, maka posisi presiden bisa dijatuhkan. Bila presiden
diberhentikan karena pelanggaran-pelanggaran tertentu, maka wakil presiden akan menggantikan
posisinya.

Ciri-ciri pemerintahan presidensial :


1) Presiden berkedudukan sebagai kepala pemerintahan sekaligus kepala negara.
2) Kekuasan eksekutif presiden diangkat berdasarkan demokrasi rakyat dan dipilih langsung oleh
mereka atau melalui badan perwakilan rakyat.
3) Presiden memiliki hak prerogratif (hak istimewa) untuk mengangkat dan memberhentikan
menteri-menteri yang memimpin departemen dan non departemen.
4) Menteri-menteri hanya bertanggung jawab kepada presiden. e) Presiden tidak bertanggung
jawab kepada kekuasaan legislatif.

MATERI PPKn KELAS 9 SMPN 6 Page 7


UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 mengamanatkan bahwa sistem pemerintahan
yang harus dilaksanakan dalam negara Indonesia adalah sistem pemerintahan presidensial.
Hal ini jelas tersurat dalam Pasal 4 ayat (1) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
berbunyi ”Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan menurut Undang-
Undang Dasar”. Lebih lanjut lagi dijelaskan dalam Pasal 17 ayat (1), (2), (3), sampai (4) UUD
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yang berbunyi :
1) Presiden dibantu oleh menteri-menteri negara.
2) Menteri-menteri itu diangkat dan diberhentikan oleh Presiden.
3) Setiap menteri membidangi urusan tertentu dalam pemerintahan.
4) Pembentukan, pengubahan, dan pembubaran kementerian negara diatur dalam undang-
undang.
Dari pasal-pasal tersebut, sangat jelas bahwa Indonesia menganut sistem pemerintahan
presidensial dengan prinsip-prinsip pemerintahannya sebagai berikut :
1) Indonesia adalah negara yang berdasarkan pada hukum.
2) Pemerintah berdasar atas sistem konstitusi.
3) Kedaulatan ada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang Undang Dasar.
4) Presiden adalah penyelenggara pemerintahan tertinggi.
5) Presiden tidak bertanggung jawab kepada Dewan Perwakilan Rakyat.
6) Menteri negara adalah pembantu presiden dan bertanggung jawab kepada Presiden.
7) Kekuasaan tidak tak terbatas

3. Lembaga-lembaga Negara
a. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)
 Susunan dan kedudukan MPR diatur dengan UU No. 22 Tahun 2003 tentang Susunan dan Kedudukan
MPR, DPR, DPD, dan DPRD.

 Keanggotaan MPR ( UUD 1945 Pasal 2 ayat ( 1 ) ), terdiri dari :


1) Seluruh anggota DPR
2) Seluruh anggota DPD ( anggota DPD tiap-tiap Provinsi 4 orang dan jumlah seluruh anggota
DPD tidak lebih 1/3 anggota DPR )
 Alat Kelengkapan MPR
1. Pimpinan Majelis, yang terdiri dari seorang dan 3 orang wakil ketua yang mencerminkan
unsur DPR dan DPD
2. Badan Pekerja Majelis, mempunyai tugas :
a. Mempersiapkan rancangan acara dan rancangan putusan sidang
b. Memberikan saran dan pertimbangan kepada pimpinan majelis menjelang persidangan
3.Komisi Majelis, bertugas membahas dan mengambil keputusan tentang persoalan yang menjadi
acara sidang. Pengelompokan komisi berdasar tugas bidang urusan yang dibahas pada saat
sidang
4.Panitia Ad Hoc Majelis, bertugas melaksanakan tugas-tugas khusus apabila diperlukan dalam
masa persidangan.

 Fraksi MPR merupakan pengelompokan anggota MPR yang mencerminkan konfigurasi partai politik, jadi
dikelompokan atas dasar asal partai atau gabungan partai

 Macam Sidang MPR :


1. Sidang Umum : dilaksanakan sedikitnya 5 tahun sekali di ibukota negara ( UUD 1945 pasal 2 ayat ( 2 )
2. Sidang Istimewa : dilaksanakan apabila ada permintaan dari DPR karena Presiden dianggap telah
melanggar UU dan tidak mengindahkan Memorandum DPR

 Putusan MPR, ada 2 macam yaitu :


1. Keputusan MPR adalah putusan MPR yang hanya mengikat ke dalam anggota majelis
artinya yang berkewajiban menaati hanya anggota MPR.Contoh : keputusan MPR tentang
pembentukan komisi, tata tertib anggota MPR, kode etik anggota MPR
2. Ketetapan MPR adalah putusan MPR yang mengikat ke dalam dan keluar anggota majelis
artinya harus ditaati oleh anggota MPR dan seluruh rakyat Indonesia

 Tugas dan wewenang MPR ( menurut UUD 1945 Pasal 3 )


1) Mengubah dan menetapkan UUD ( Pasal 3 Ayat 1 UUD 1945 )
2) Melantik Presiden dan/atau Wakil Presiden ( Pasal 3 Ayat 2 UUD 1945 )
3) Memberhentikan Presiden dan/atau Wakil Presiden ( Pasal 3 Ayat 3 UUD 1945 )

MATERI PPKn KELAS 9 SMPN 6 Page 8


 Tugas dan wewenang MPR menurut UU No. 22 Tahun 2003
1) mengubah dan menetapkan UUD;
2) melantik Presiden dan Wakil Presiden berdasarkan hasil pemilihan umum dalam Sidang
Paripurna MPR;
3) memutuskan usul DPR berdasarkan putusan Mahkamah Konstitusi untuk memberhentikan
Presiden dan / atau Wakil Presiden dalam masa jabatannya setelah Presiden dan/atau Wakil
Presiden diberi kesempatan untuk menyampaikan penjelasan di Sidang Paripurna MPR;
4) melantik Wakil Presiden menjadi Presiden apabila Presiden mangkat, berhenti, diberhentikan,
atau tidak dapat melaksanakan kewajibannya dalam masa jabatannya;
5) memilih Wakil Presiden dari dua calon yang diajukan Presiden apabila terjadi kekosongan
jabatan Wakil Presiden dalam masa jabatannya selambat-lambatnya dalam waktu enam puluh
hari.
6) memilih Presiden dan Wakil Presiden apabila keduanya berhenti secara bersamaan dalam
masa jabatannya
7) menetapkan Peraturan Tata Tertib dan kode etik MPR.

 Hak – Hak Anggota MPR :


1) mengajukan usul perubahan pasal-pasal UUD;
2) menentukan sikap dan pilihan dalam pengambilan keputusan;
3) memilih dan dipilih;
4) membela diri;
5) imunitas;
6) protokoler; dan
7) keuangan dan administratif.

 Kewajiban anggota MPR (Pasal 13 UU No. 22 Tahun 2003):


1) mengamalkan Pancasila;
2) melaksanakan UUD Negara RI Tahun 1945 dan peraturan perundang-undangan;
3) menjaga keutuhan negara kesatuan RI dan kerukunan nasional;
4) mendahulukan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi, kelompok, dan golongan; d
5) melaksanakan peranan sebagai wakil rakyat dan wakil daerah.

2. PRESIDEN

 Syarat-syarat sebagai Presiden dan Wakil Presiden menurut UUD 1945 Pasal 6 ayat (1) hasil
Amandemen :
1) warga negara Indonesia sejak kelahirannya dan tidak pernah menerima kewarganegaraan lain
karena kehendaknya sendiri
2) tidak pernah mengkhianati negara
3) mampu secara rohani dan jasmani untuk melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai Presiden
dan Wakil Presiden
4) dipilih dalam satu pasangan secara langsung oleh rakyat
5) diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik peserta pemilihan umum sebelum
pelaksanaan pemilihanumum (Pasal 6 A (2) UUD 1945).

 Kekuasaan Presiden yang diatur dalam UUD 1945 adalah:


1) mengajukan rancangan undang-undang dan membahasnya bersama DPR (Pasal 5 (1) dan
Pasal 20 (2) UUD 1945);
2) menetapkan Peraturan Pemerintah (Pasal 5 (2) UUD 1945);
3) memegang kekuasaan yang tertinggi atas Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan
Udara (Pasal 10 UUD 1945);
4) menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain dengan
persetujuan DPR (Pasal 11 (1) UUD 1945);
5) menyatakan keadaan bahaya (Pasal 12 UUD 1945);
6) mengangkat dan menerima duta dan konsul dengan memperhatikan pertimbangan DPR (Pasal
13 UUD 1945);
7) memberi grasi dan rehabilitasi dengan memperhatikan\pertimbangan MA (Pasal 14 (1) UUD
1945);
8) memberi amnesti dan abolisi dengan memperhatikan pertimbangan DPR (Pasal 14 (2) UUD
1945);
9) memberi gelar, tanda jasa, dan lain-lain tanda kehormatan (Pasal 15 UUD 1945);

MATERI PPKn KELAS 9 SMPN 6 Page 9


10) membentuk suatu dewan pertimbangan yang bertugas memberikan nasihat dan pertimbangan
kepada Presiden (Pasal 16 UUD 1945);
11) mengangkat dan memberhentikan menteri-menteri negara (Pasal 17 (2) UUD 1945);
12) mengajukan rancangan undang-undang anggaran pendapatan dan belanja negara (Pasal 23 (2)
UUD 1945)

3. DPR ( Dewan Perwakilan Rakyat )

 Fungsi DPR ( Pasal 20A (1) UUD 1945 )


1) Fungsi Legislasi : membentuk Undang – Undang bersama Presiden
2) Fungsi Anggaran : menetapkan APBN yang diajukan oleh Presiden
3) Fungsi Pengawasan : melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan UU, APBN dan
kebijakan pemerintah sesuai dengan UUD 1945

 Hak – Hak DPR ( Pasal 20A (2) UUD 1945 )


1) Hak Interpelasi adalah hak untuk meminta keterangan pemerintah mengenai kebijakan yang
penting dan strategis serta berdampak luas bagi kehidupan bermasyarakat dan bernegara
2) Hak Angket adalah melakukan penyelidikan terhadap kebijakan pemerintah yang
penting dan strategis dan berdampak luas bagi kehidupan masyarakat dan bernegara
3) Hak Menyatakan pendapat adalah hak untuk menyatakan pendapat terhadap kebijakan
pemerintah atau mengenai kejadian luar biasa yang terjadi di tanah air atau situasi dunia
internsional serta rekomendasi penyelesaiannya
 Hak – Hak Anggota DPR (Pasal 20A (3)UUD 1945)
1) Hak mengajukan pertanyaan
2) Hak menyampaikan usul dan pendapat
3) Hak Imunitas yaitu hak untuk tidak dapat dituntut di muka pengadilan terkait dengan
pernyataannya atau pendapat yang disampaikan dalam persidangan DPR
4) Hak memilih dan dipilih
5) Hak membela diri terkait dengan masalah tertentu
6) Hak Protokoler yaitu hak untuk memperoleh penghormatan berkenaan dengan jabatannya dalam
acara-acara kenegaraan atau acara resmi maupun acara kenegaraan
7) Hak keuangan dan administrasi yaitu hak untuk memperoleh gaji dan berbagai tunjangan lainnya
sesuai ketentuan yang berlaku
 Tugas dan wewenang Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia ialah sebagai berikut.
1. Bersama-sama dengan Presiden membentuk undang-undang.
2. Bersama-sama dengan Presiden menetapkan APBN
3. Melaksanakan pengawasan terhadap:
a) Pelaksanaan undang-undang,
b) Pelaksanaan APBN serta pengolahan keuangan negara,
c) Kebijakan pemerintah sesuai dengan jiwa UUD 1945 dan TAP MPR RI.
4. Membahas hasil pemeriksaan atas pertanggungjawaban keuangan negara yang diberitahukan
oleh Badan Pemeriksa Keuangan yang disampaikan Rapat Paripurna untuk dipergunakan
sebagai bahan pengawasan. .
5. Membahas uhtuk meratifikasi dan/atau memberikan persetujuan atas keadaan pernyataan .
perang, serta pembuatan perdamaian dan perjanjian dengan negara lain yang dilakukan oleh
presiden.
6. Menampung dan menindaklanjuti aspirasi dan pengaduan masyarakat.
7. Melaksanakan hal-hal yang ditugaskan oleh TAP MPR RI dan/atau Undang-Undang kepada
DPR RI.
 Untuk menjalankan tugas dan wewenang tersebut di atas, DPR mempunyai hak-hak sebagai berikut.
1) Hak interpelasi, yaitu hak untuk meminta keterangan kepada Presiden.
2) Hak angket, yaitu melakukan penyelidikan terhadap kebijakan pemerintah yang penting dan
strategis dan berdampak luas bagi kehidupan masyarakat dan bernegara
3) Hak amandemen, yaitu hak untuk mengubah rancangan undang-undang yang diajukan Presiden. .
4) Hak petisi, yaitu hak untuk mengajukan usul, saran, dan anjuran kepada Presiden.
5) Hak inisiatif, yaitu hak untuk mengajukan rancangan undang-undang.
6) Hak budget, yaitu hak untuk mengesahkan rancangan Anggaran Pendapatsan Negara dan Belanja
Negara (RAPBN) menjadi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
7) Hak bertanya, yaitu hak untuk bertanya kepada pemerintah tentang sesuatu hal secara tertulis.

4. BPK ( Badan Pemeriksa Keuangan )


( UUD 1945 Pasal 23 ayat 3 E )
MATERI PPKn KELAS 9 SMPN 6 Page 10
 Tugas : memeriksa tanggung jawab keuangan negara ( UUD 1945 Pasal 23 ayat 1 )
 Wewenang BPK : meminta keterangan dan wajib diberikan oleh setiap orang, badan /
instansi pemerintah / swasta sepanjang sesuai dengan Undang-Undang
 Kedudukan BPK : terlepas dari kekuasaan pemerintah namun tidak berarti berada di atas
Pemerintah ( lembaga yang bebas dan mandiri )
 Keanggotaan BPK : Dipilih oleh DPR dengan memperhatikan pertimbangan DPD dan
diresmikan oleh Presiden

5. MA ( Mahkamah Agung )

 Kedudukan MA (Pasal 24 (2) UUD 1945).


1) MA merupakan lembaga negara yang memegang kekuasaan kehakiman di samping Mahkamah
Konstitusi di Indonesia
2) Membawahi beberapa lingkungan peradilan umum, peradilan agama, peradilan militer dan
peradilan tata usaha negara
3) Sebagai Lembaga yang indenpenden/mandiri artinya dalam pelaksanaan tugasnya terlepas dari
berbagai pengaruh pemerintah dan pengaruh lembaga negara yang lain
 Wewenang MA
1) Memutuskan permohonan kasasi
2) Memeriksa dan memutuskan sengketa tentang kewenangan mengadili
3) Memutuskan dan memeriksa peninjauan kembali putusan pengadilan yang telah memperoleh
kekuatan hukum tetap
4) Menguji peraturan perundang-undangan di bawah UU terhadap UU ( material maupun formal )

 Lembaga Peradilan Umum di bawah MA :


1) Pengadilan Negeri atau pengadilan kelas satu
2) Pengadilan Tinggi atau pengadilan Banding

 Keanggotaan MA
 Jumlah Hakim Agung maksimal 60 orang
 Calon Hakim Agung diusulkan oleh Komisi Yudsial kepada DPR dan ditetapkan oleh Presiden
 Syarat calon Hakim Agung :
1) Memiliki integritas dan kepribadian tidak tercela
2) Bersikap Adil
3) Profesional
4) Berpengalaman di bidang hukum

6. Mahkamah Konstitusi ( MK )

 Kedudukan MK (Pasal 2 UU No. 24 Tahun 2003 )


Sebagai lembaga negara yang melakukan kekuasaan kehakiman yang merdeka untuk
menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan
 Wewenang MK
1) Mengadili pada tingkat pertama dan terakhir untuk menguji undang-undang terhadap UUD
2) Memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang kewengannya diberikan oleh UUD
3) Memutus pembubaran partai politik
4) Memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum (Pasal 24 C (1))
5) wajib memberikan putusan atas pendapat DPR mengenai dugaan pelanggaran oleh Presiden
dan/atau Wakil Presiden menurut UUD (Pasal 24 C (2) UUD 1945)
 Keanggotaan MK
Mahkamah Konstitusi beranggotakan 9 hakim konstitusi, di mana 3 anggota diajukan oleh MA, 3
anggota diajukan oleh DPR,dan tiga anggota diajukan oleh Presiden (Pasal 24 C ayat ( 3 ) UUD 1945).
Hakim konstitusi harus memiliki integritas dan kepribadian yang tidak tercela,adil, negarawan yang
menguasai konstitusi dan ketatanegaraan, serta tidak merangkap sebagai pejabat negara ( Pasal 24 C ayat (5)
UUD 1945).

 Syarat Calon Hakim MK


1) warga negara Indonesia;
2) berpendidikan sarjana hukum;
3) berusia sekurang-kurangnya 40 tahun pada saat pengangkatan;

MATERI PPKn KELAS 9 SMPN 6 Page 11


4) tidak pernah dijatuhi pidana penjara dengan hukuman lima tahun atau lebih;
5) tidak sedang dinyatakan pailit berdasarkan putusan pengadilan;
6) mempunyai pengalaman kerja di bidang hukum sekurang-kurangnya 10 tahun;
7) membuat surat pernyataan tentang kesediaannya untuk menjadi hakim konstitusi.

7. DPD ( Dewan Perwakilan Daerah )

 Kedudukan DPD
 DPD merupakan bagian dari keanggotaan MPR yang dipilih melalui pemilihan umum
dari setiap propinsi (Pasal 2 (1) dan Pasal 22 C (1) UUD 1945)
 DPD merupakan wakil-wakil propinsi (Pasal 32 UU No. 22 Tahun 2003)
 Anggota DPD berdomisili di daerah pemilihannya, dan selama bersidang bertempat tinggal di
ibukota negara RI (Pasal 33 (4) UU No. 22 Tahun 2003).
 Keanggotaan DPD
 Tiap Provinsi jumlahnya sama yaitu 4 orang dan jumlah keseluruhannya tidak lebih dari 1/3 jumlah
anggota DPR ( UUD 1945 Pasal 22 C ayat 2 )
 Fungsi DPD :
1) Pengajuan usul, ikut dalam pembahasan dan memberikan pertimbangan yang berkaitan dengan
bidang legislasi tertentu
2) Pengawasan atas pelaksanaan UU tertentu

 Wewenang DPD ( Pasal 22 D UUD 1945) :


1) mengajukan kepada DPR rancangan undang-undang yang berkaitan dengan otonomi daerah,
hubungan pusat dan daerah, pembentukan dan pemekaran sertapenggabungan daerah, pengelolaan
sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, serta yang berkaitan dengan perimbangan
keuangan pusat dan daerah;
2) ikut membahas rancangan undang-undang yang berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat
dan daerah, pembentukan dan pemekaran serta penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya
alam dan sumber daya ekonomi lainnya, serta yang berkaitan dengan perimbangan keuangan pusat
dan daerah;
3) memberikan pertimbangan kepada DPR atas rancangan undang-undang APBN dan rancangan
undang-undang yang berkaitan dengan pajak, pendidikan, dan agama.
4) melaksanakan pengawasan atas pelaksanaan undang-undang pemekaran, dan penggabungan daerah,
hubungan pusat dan daerah, pengelolaan sumber daya alam dansumber daya ekonomi lainnya,
pelaksanaan APBN, pajak, pendidikan, dan agama, serta menyampaikan hasil pengawasan itu
kepada DPR.
.
8. Pemerintah Daerah ( UUD 1945 Pasal 18 (1) )
 Pemerintah Derah merupakan penyelenggara pemerintahan daerah
 Undang-Undang yang mengatur tentang pemerintah daerah adalah UU No. 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah
 Pemerintahan daerah dibedakan antara pemerintahan daerah provinsi dan pemerintahan daerah
kabupaten / kota (Pasal 3 UU No. 32 Tahun 2004).
 Pemerintah daerah provinsi terdiri atas pemerintah daerah provinsi dan DPRD provinsi. Sedangkan
pemerintahan daerah kabupaten / kota terdiri atas pemerintah daerah kabupaten/kota dan DPRD
kabupaten/kota.
 Kepala daerah Provinsi dipimpin oleh seorang Gubernur, kepala daerah kabupaten dipimpin oleh
seorang Bupati sedangkan kepala daerah kota dipimpin oleh Walikota
 Di akhir masa jabatannya berdasarkan ketentuan Pasal 27 (2) UU No. 32 Tahun 2004, kepala daerah
mempunyai kewajiban untuk memberikan laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah kepada
Pemerintah. Kepala daerah memberikan laporan keterangan pertanggungjawaban kepada DPRD.
Serta kepala daerah menginformasikan laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah kepada
masyarakat.

9. DPRD ( Dewan Perwakilan Rakyat Daerah )


DPRD dalam UU No. 22 Tahun 2003 tentang Susunan dan Kedudukan MPR, DPR, DPD, dan DPRD
dinyatakan,bahwa DPRD terdiri atas DPRD Propinsi dan DPRD Kabupaten/Kota.

 Kedudukan DPRD
DPRD merupakan lembaga perwakilan rakyat daerah dan berkedudukan sebagai unsur

MATERI PPKn KELAS 9 SMPN 6 Page 12


Penyelenggaraan pemerintahan daerah (Pasal 40 UU No. 32 Tahun 2004).

 Fungsi DPRD
1) Fungsi Legislasi : membentuk Peraturan daerah (Perda) bersama Kepala
Daerah
2) Fungsi Anggaran : menetapkan APBD yang diajukan oleh Kepala Daerah
3) Fungsi Pengawasan : melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan Perda,
APBD dan kebijakan pemerintah daerah

10. KPU ( Komisi Pemilihan Umum )

 Kedudukan KPU
Komisi pemilihan umum merupakan komisi yang bertanggung jawab akan pelaksanaan
pemilihan umum di Indonesia. Komisi pemilihan umum bersifat nasional,tetap, dan mandiri
(Pasal 22 E (5) UUD 1945).Komisi pemilihan umum sebagai lembaga pemilihan umum yang
selanjutnya disebut KPU (Pasal 1 (6) UU No. 22 Tahun 2007 tentang Penyelenggara Pemilihan
Umum).

 Tugas KPU ( menurut UU No. 12 Tahun 2003 tentang Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD, dan DPRD )
1) merencanakan penyelenggaraan pemilihan umum (pemilu);
2) menetapkan organisasi dan tata cara semua tahapan
3) pelaksanaan pemilu;
4) mengkoordinasikan, menyelenggarakan, dan mengendalikan semua tahapan pelaksanaan pemilu;
5) menetapkan peserta pemilu;
6) menetapkan daerah pemilihan, jumlah kursi dan calon anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi, dan
DPRD Kabupaten/Kota;
7) menetapkan waktu, tanggal, tata cara pelaksanaan kampanye, dan pemungutan suara;
8) menetapkan hasil pemilu dan mengumumkan calon terpilih anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi,
dan DPRD Kabupaten/Kota;
9) melakukan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan pemilu;
10) melaksanakan tugas dan kewenangan lain yang diatur undang-undang

 Susunan organisasi penyelenggara pemilihan umum berdasarkan Pasal 4 UU No. 22 Tahun 2007 adalah:
1) KPU berkedudukan di ibu kota negara Republik Indonesia.
2) KPU Provinsi berkedudukan di ibu kota provinsi.
3) KPU Kabupaten/Kota berkedudukan di ibu kota kabupaten/kota.
Asas Pemilu : Langsung, umum, bebas dan rahasia ( Luber ) serta Jujur dan adil (Jurdil)

11. Komisi Yudisial ( KY )


Komisi Yudisial adalah lembaga yang mandiri yang dibentuk oleh Presiden dengan persetujuan
DPR (Pasal 24 B (3) UUD 1945). Anggota Komisi Yudisial harus mempunyai pengetahuan dan
pengalaman di bidang hukum serta memiliki integritas dan kepribadian yang tidak tercela (Pasal 24
B (2) UUD 1945).
Komisi Yudisial berwenang mengusulkan pengangkatan hakim agung serta menjaga dan
menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, dan perilaku hakim (Pasal 24 B (1) UUD 1945).

4.Hubungan Antarlembaga
a. Hubungan antara MPR dengan DPR dan DPD
Secara umum, dapat disimpulkan bahwa pada prinsipnya, MPR, DPR, dan DPD merupakan wakil rakyat.
Ketiga lembaga negara ini memiliki hubungan yang erat karena anggota MPR merupakan anggota DPR dan
DPD, sehingga pelaksanaan tugas MPR juga menjadi tugas anggota DPR dan DPD saat berkedudukan
sebagai anggota MPR.

b. DPR dengan Presiden, DPD, MPR, dan MK


Hubungan DPR dengan Presiden, Dewan Perwakilan Daerah dan Mahkmah Konstitusi terlihat dalam
hubungan tata kerja, antara lain sebagai berikut

1) Menetapkan undang-undang
Kekuasaan DPR untuk membentuk undang-undang harus dengan persetujuan Presiden, termasuk
undang-undang anggaran dan pendapatan negara (APBN). Dewan Perwakilan Daerah juga
berwewenang ikut mengusulkan, membahas, dan mengawasi pelaksanaan undang-undang berkaitan
MATERI PPKn KELAS 9 SMPN 6 Page 13
dengan otonomi daerah. DPR dalam menetapkan APBN juga dengan mempertimbangkan pendapat
DPD.

2) Pemberhentian Presiden
DPR memiliki fungsi mengawasi Presiden dalam menjalankan pemerintahan. Apabila DPR berpendapat
bahwa Presiden melanggar UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, DPR dapat mengajukan usul
pemberhentian Presiden kepada MPR. Namun, sebelumnya usul tersebut harus melibatkan Mahkamah
Konstitusi untuk memeriksa dan mengadilinya. DPR berwenang mengajukan tiga anggota Mahkamah
Konstitusi. Sedangkan Mahkamah Konstitusi berwenang mengadili sengketa kewenangan lembaga
negara, termasuk DPR.

c. DPD dengan BPK


Berdasarkan ketentuan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Dewan Perwakilan Daerah menerima
hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan dan memberikan pertimbangan untuk pemilihan anggota
BPK kepada DPR. Ketentuan ini memberikan hak kepada DPD untuk menjadikan hasil laporan keuangan
BPK sebagai bahan dalam rangka melaksanakan tugas dan kewenangan yang dimilikinya, dan untuk turut
menentukan keanggotaan BPK dalam proses pemilihan anggota BPK. Di samping itu, laporan BPK akan
dijadikan sebagai bahan untuk mengajukan usul dan pertimbangan berkenaan dengan RUU APBN.

d. BPK dengan DPR


Hasil pemeriksaan keuangan negara oleh BPK dilaporkan kepada DPR

e. MA dengan Lembaga Negara lainnya


Pasal 24 ayat (2) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menyebutkan bahwa kekuasaan kehakiman
dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan badan peradilan di bawahnya serta oleh sebuah Mahkamah
Konstitusi. Ketentuan tersebut menyatakan puncak kekuasaan kehakiman dan kedaulatan hukum ada pada
Mahmakah Agung dan Mahkamah Konstitusi. Mahkamah Agung merupakan lembaga yang mandiri dan
harus bebas dari pengaruh cabang-cabang kekuasaan yang lain. Dalam hubungannya dengan Mahkamah
Konstitusi, Mahkamah Agung mengajukan 3 (tiga) orang hakim konstitusi untuk ditetapkan sebagai hakim
di Mahkamah Konstitusi. Presiden selaku kepala negara memiliki kewenangan yang pada prinsipnya
merupakan kekuasaan kehakiman, yaitu memberikan grasi, rehabilitasi, amnesti, dan abolisi. Namun,
wewenang ini harus dengan memperhatikan pertimbangan Mahkamah Agung untuk grasi dan rehabiltasi.
Sementara itu, untuk amnesti dan abolisi, presiden harus memperhatikan pertimbangan DPR. Pemilihan dan
pengangkatan anggota Mahkamah Agung melibatkan tiga lembaga negara lain, yaitu Komisi Yudisial, DPR,
dan Presiden. Komisi Yudisial yang mengusulkan kepada DPR, kemudian DPR memberikan persetujuan,
yang selanjutnya diresmikan oleh Presiden. Komisi Yudisial juga menjaga dan menegakkan kehormatan,
keluhuran martabat, dan perilaku hakim.

f. Mahkamah Konstitusi dengan Presiden, DPR, BPK, DPD, MA, dan KY


Selanjutnya, Pasal 24C ayat (1) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menyebutkan bahwa salah
satu wewenang Mahkamah Konstitusi adalah untuk memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang
kewenangannya diberikan UUD. Karena kedudukan MPR sebagai lembaga negara, maka apabila MPR
bersengketa dengan lembaga negara lainnya yang sama-sama memiliki kewenangan yang ditentukan oleh
UUD, maka konflik tersebut harus diselesaikan oleh Mahkamah Konstitusi. Dengan kewenangan tersebut,
jelas bahwa MK memiliki hubungan tata kerja dengan semua lembaga negara. Hubungan tersebut, yaitu
apabila terdapat sengketa antarlembaga negara atau apabila terjadi proses hak uji material yang diajukan
oleh lembaga negara pada Mahkamah Konstitusi.

Sikap Positif Terhadap Kedaulatan Rakyat dalam Sistem Pemerintahan Indonesia


Indikasi dari peningkatan masyarakat yang lebih demokratis dapat dilihat dalam berbagai hal antara lain :
a. Adanya kesamaan kesempatan politik yang diperoleh oleh setiap individu
b. Adanya kesamaan kesempatan dalam bidang ekonomi oleh setiap individu
c. Masyarakat bersatu dalam perbedaan ( Bhinneka Tunggal Ika )
d. Masyarakat terikat pada dasar dan tujuan yang sama
e. Distribusi/pembagian kekuasaan yang merata
f. Adanya persaingan yang saling mengontrol antara kelompok sosial dan lembaga pemerintahan
g. Adanya kesadaran bersama dari kelompok masyarakat dan pemerintah, bahwa kekuasaan hanyalah sarana
dalam mencapai kesejahteraan masyarakat

Bentuk partisipasi masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara :


MATERI PPKn KELAS 9 SMPN 6 Page 14
1. Dalam Bidang Politik
a. Ikut menyukseskan program-program pemerintah
b. Menaati peraturan perundang-undangan yang berlaku
c. Menggunakan hak memilih dan dipilih dalam pemilu
d. Bersedia menjadi saksi dalam persidangan di pengadilan
e. Bersedia menjadi relawan dalam pembangunan
f. Memberi masukan terhadap RUU
g. Mengkritisi kebijakan publik yang kurang aspirasi

2. Dalam Bidang Ekonomi


a. Menciptakan lapangan kerja baru
b. Bersedia menjadi pengurus koperasi
c. Tidak bersifat konsumtif / tidak boros
d. Memanfaatkan lahan tidur untuk pertanian
e. Mengolah limbah menjadi barang yang bermanfaat
f. Menggunakan sumber daya alam dengan efisien
g. Menjaga kelestarian alam
h. Gemar menabung untuk kebutuhan masa depan
i. Cermat memikirkan kebutuhan yan kecil sampai yang besar

3. Dalam Bidang Sosial Budaya dan Kehidupan Beragama


a. Memperkuat keimanan dan keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
b. Menjaga kerukunan intern dan antarumat beragama
c. Saling menghormati antarumat beragama
d. Membantu program-program pengentasan kemiskinan
e. Menjadi anggota gerakan orang tua asuh
f. Mengembangkan budaya daerah sebagai aset nasional
g. Membantu fakir miskin dan anak terlantar
h. Ikut menyukseskan program wajib belajar 9 tahun

4. Dalam Bidang Pertahanan dan Keamanan


a. Ikut serta bela negara apabila negara dalam keadaan bahaya
b. Bersedia menjadi prajurit TNI
c. Bersedia mengikuti wajib militer
d. Melapor kepada aparat keamanan apabila mendapat hal-hal yang mencurigakan
e. Ikut menjaga keamanan dan ketertiban lingkungan
f. Menjaga keutuhan. Persatuan dan kesatuan bangsa
g. Selalu waspada terhadap gangguan keamanan
h. Meningkatkan disiplin diri, sosial dan nasional

 Sistem Pemerintahan Indonesia


Dilihat dari teori kenegaraan pemerintahan Indonesia menganut sistem presidensial. Hal ini didasarkan pasa 17
UUD 1945 yang berbunyi:
(1) Presiden dibantu oleh menteri-menteri negara
(2) Menteri-menteri itu diangkat dan diberhentikan oleh Presiden
(3) Setiap menteri membidangi urusan tertentu dalam pemerintahan
Adapun beberapa kunci pokok sistem pemerintahan negara Indonesia menurut UUD 1945 adalah sebagai
berikut.:
a. Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum (rechtsstaat).
Hal ini menunjukan bahwa negara Indonesia berdasarkan atas hukum (rechtsstaat), bukan berdasarkan
atas kekuasaan belaka (machtsstaat). .
b. Sistem konstitusional.
Pemerintahan negara berdasarkan atas konstitusi (hukum dasar), tidak bersifat absolutisme (kekuasaan
yang tidak terbatas). .
c. Kekuasaan negara yang tertinggi berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut UUD.
d. Presiden ialah penyelenggara pemerintahan negara
e. Presiden tidak bertanggung jawab kepada Dewan Perwakilan Rakyat.
Presiden harus mendapat persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat untuk membentuk undang¬undang
(UU) dan menetapkan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN). Oleh karena itu, presiden harus
bekerja bersama-sama dengan dewan, tetapi presiden tidak bertanggung jawab kepada dewan, artinya
kedudukan presiden tergantung pada dewan.
MATERI PPKn KELAS 9 SMPN 6 Page 15
f. Menteri negara ialah pembantu presiden, menteri negara tidak bertanggung jawab kepada Dewan
Perwakilan Rakyat.
Presiden mengangkat dan memberhentikan menteri. Menteri ini tidak bertanggung jawab kepada
Dewan Perwakilan Rakyat dan kedudukannya tidak tergantung kepada dewan.
g. Kekuasaan kepala negara tidak tak terbatas
Meskipun kepala negara tidak bertanggung jawab kepada Dewan perwakilan Rakyat, ia bukan
"diktator", artinya kekuasaan tidak terbatas. Ini berarti kekuasaan kepala Negara di batasi oleh undang-
undang.

UUD 1945 menentukan, bahwa rakyat secara langsung dapat melaksanakan kedaulatan yang dimilikinya.
Keterlibatan rakyat sebagai pelaksana kedaulatan dalam UUD 1945 ditentukan dalam hal :
1) Mengisi keanggotaan MPR, karena anggota MPR yang terdiri atas anggota DPR dan anggota DPD dipilih
melalui pemilihan umum (Pasal 2 (1)).
2) Mengisi keanggotaan DPR melalui pemilihan umum (Pasal 19 (1)).
3) Mengisi keanggotaan DPD (Pasal 22 C (1)).
4) Memilih Presiden dan Wakil Presiden dalam satu pasangan secara langsung (Pasal 6 A (1)).

MATERI PPKn KELAS 9 SMPN 6 Page 16

Anda mungkin juga menyukai