Pertama, negara adalah organisasi di suatu wilayah yang mempunyai kekuasaan tertinggi yang sah dan
ditaati rakyatnya.
Kedua, negara adalah kelompok sosial yang menduduki wilayah atau daerah tertentu yang diorganisir di
bawah lembaga politik dan pemerintah yang efektif, mempunyai suatu kesatuan politk, berdaulat,
sehingga berhak menentukan tujuan nasional.
Berdirinya suatu negara sangat berkaitan dengan adanya keinginan manusia yang membentuk suatu
bangsa karena adanya berbagai kesamaan dalam hal ras, bahasa, adat istadat dan sebagainya. Hakikat
berdirinya suatu negara sangat penting artinya bagi rakyat atau bangsa yang membutuhkan wadah
untuk menjamin kelangsungan hidupnya.
Menurut Prof. Miriam Budiarjo (1984) sifat hakikat suatu negara mencakup beberapa hal
yang diuraikan sebagai berikut:
1. Sifat memaksa
Negara memilki sifat memaksa, dalam arti mempunyai kekuatan fisik legal. Sarana yang
digunakan untuk memaksa dapat berupa polisi, tentara, dan alat penjamin hukum lainnya.
Contoh bentuk paksaan yang dapat dilihat dalam suatu negara adalah UU perpajakan. Undang-
undang ini memaksa tiap warga untuk membayar pajak, jika melanggar akan dikenakan sanksi
hukum.
2. Sifat monopoli
Negara mempunyai sifat monopoli, yaitu dalam menetapkan tujuan bersama masyarakat.
Contoh, negara mengatakan bahwa aliran kepercayaan atau partai politik tertentu dilarang karena
dianggap bertentangan dengan tujuan masyarakat.
1. Permanen artinya kedaulatan yang tetap ada selama negara itu masih
berdiri
2. asli artinya kedaulatan itu tidak berasal dari kekuasaan lain yang lebih
tinggi
4. tidak terbatas artinya tidak ada yang terbatas, sebab apabila terbatas
maka sifat tertinggi akan lenyap
bukti : Pancasila sila pertama , Pembukaan UUD 1945 alenia ke tiga , UUD
1945 Pasal 29 ayat 1
Bukti : UUD 1945 Pasal 1 ayat ke 2 , Pancasila sila ke 4 >,UUD 1945 alenia
ke 4
Pengertian Kedaulatan
Menurut Wikipedia, kedaulatan adalah hak eksklusif untuk wilayah pemerintahan, masyarakat,
atau dalam dirinya sendiri ada orang percaya dalam dua teori yang didasarkan pada karunia
Allah atau masyarakat.
Sementara itu, menurut KBBI (Kamus besar bahasa Indonesia), kedaulatan tertinggi adalah
kekuasaan atas pemerintah daerah dan sebagainya.
Dalam Konstitusi dan hukum internasional, kedaulatan dikaitkan dengan pemerintah dengan
kontrol penuh atas urusan negaranya sendiri dalam suatu daerah di atas batas teritorial atau
geografis, dan dalam konteks tertentu terkait dengan berbagai organisasi atau lembaga dengan
yurisdiksi sendiri.
Sifat Kedaulatan
Berikut dibawah ini sifat sifat kedaulatan yang harus kamu ketahui:
Permanen
Sifat kedaulatan adalah permanen, yang berarti bahwa kedaulatan tetap dalam
keadaan mapan. Meskipun pemerintah yang memiliki kedaulatan/perubahan
kekuasaan, tetapi kedaulatan tetap. Pelaksanaan dapat mengubah atau mengubah
tubuh yang memegang kedaulatan, namun kedaulatan tetap.
Asli/Mutlak
Sifat kedaulatan adalah mutlak berarti bahwa di negara tidak ada kekuatan selain
kedaulatan lebih tinggi dari kedaulatan. Kedaulatan yang menentukan segala sesuatu di
negeri ini. Kekuatan berasal dari manusia adalah nyata karena kekuatan tertinggi.
Sementara itu, kekuatan Presiden berasal dari kekuatan rakyat.
Bulat/Tidak Terbagi
Sifat kedaulatan tidak terbagi arti bahwa hanya ada satu negara yang mencakup setiap
orang dan kelompok di negara tanpa pengecualian. Kedaulatan yang tidak berarti
bahwa kedaulatan tidak boleh dibagi menjadi tubuh tertentu. Karena dalam hal ini akan
ada pluralisme (keadaan masyarakat komposit) dalam kedaulatan.
Unlimited
Ini berarti bahwa kedaulatan tidak terbatas pada siapa pun. Ketika kedaulatan terbatas,
karakteristik kedaulatan adalah bahwa kekuatan tertinggi akan menghilang dan tidak
lagi mencerminkan kekuatan yang paling tinggi. Sifat kedaulatan adalah tak terbatas,
berarti itu termasuk setiap orang dan kelas di negara ini tanpa pengecualian.
1.Kedaulatan Tuhan
Kedaulatan Tuhan adalah kedaulatan yang berasal dari Allah yang diberikan kepada seorang
raja atau penguasa. Dalam hal ini menjelma kehendak Allah dalam seorang raja mengetahui
penguasa, maka seorang raja dianggap sebagai utusan Allah atau wakil dari Allah.
Aturan yang diterapkan oleh penguasa Sumberny adalah dari Allah, oleh karena itu orang harus
taat dan tunduk pada perintah penguasa. Kedaulatan Tuhan diambil alih oleh beberapa tokoh
seperti Augustine, Thomas Aquinas, Marsillius dan F.J. Stahl. Aplikasi ini pernah diterima di
negara bagian Ethiopia pada saat raja Haile Selassi, Belanda dan Jepang pada masa Kaisar
Tenno Heika.
2.Kedaulatan Raja
Kedaulatan raja adalah suatu bentuk kedaulatan atas tanah yang ada di tangan raja, karena
seorang raja merupakan perwujudan kehendak Tuhan dan merupakan bayangan Tuhan.
Sehingga negara kuat dan teguh, maka raja harus memiliki kekuatan yang kuat dan tidak
memiliki batasan sehingga orang harus rela menyerahkan hak-haknya dan wewenang kepada
seorang raja. Orang dengan kedaulatan raja adalah Niccolo Machiavelli, Jean Bodin, Thomas
Hobbes dan F. Hegel. Teori ini pernah diadopsi di negara Perancis pada masa pemerintahan
Raja Louis XIV.
3.Kedaulatan Negara
Kedaulatan negara adalah badan pemerintah yang berasal dari kedaulatan negara. Karena
sumber negara, negara dianggap memiliki kekuasaan tak terbatas, dan otoritas diserahkan
kepada raja atas nama suatu negara. Sebuah Ngara dapat membuat aturan hukumnya sendiri,
itulah sebabnya negara tidak berkewajiban untuk mematuhi hukum. Teori berikut adalah
George Jellinenk dan Paul Laband. Teori ini diadopsi di negara Rusia selama masa
pemerintahan tsaris dan Jerman selama masa Hitler.
4.Kedaulatan Hukum
Kedaulatan hukum adalah kekuatan tertinggi. Pada kedaulatan kekuasaan negara harus
diperoleh dari hukum, dan sumber itu sendiri berasal dari rasa keadilan dan kesadaran hukum.
Menurut teori ini, sebuah negara diharapkan menjadi negara yang legal, yang berarti bahwa
semua tindakan penyelenggara negara dan rakyat harus didasarkan pada hukum yang berlaku.
Di antara teoronis adalah H. Krabbe, Immanuel Kant dan Kranenburg. Kedaulatan ini telah
diimplementasikan di sebagian besar negara di Eropa dan Amerika.
5.Kedaulatan Rakyat
Kedaulatan rakyat adalah kedaulatan yang kekuasaan tertinggi terletak di tangan rakyat. Rakyat
memberikan kekuasaan kepada penguasa untuk memimpin sistem pemerintahan melalui
sebuah perjanjian yang disebut kontrak sosial. Seorang pemimpin negara dipilih dan ditentukan
atas kehendak rakyat melalui perwakilan yang duduk di dalam pemerintahan dan sebaliknya,
penguasa negara harus mengakui dan melindungi hak rakyat dan pemerintah berdasarkan
aspirasi rakyat.
Jika penguasa negara tidak mampu atau tidak mampu untuk mempertahankan hak masyarakat
dan tidak dapat memenuhi aspirasi rakyat, rakyat dapat menggantikan pemimpin dengan
pemimpin baru. Teoronis milik Solon, John Locke, Montesquieu, J. J Rousseau. Teori
kedaulatan diterapkan hampir di mana-mana di dunia, tetapi dalam pelaksanaannya tergantung
pada rezim yang ada di saat ini, ideologi dan budaya masing-masing negara
c.John LockeJohn : menyatakan bahwa kekuasaan Negara berasal dari rakyat, bukandari
raja. Menurutnya, perjanjian masyarakat menghasilkan penyerahan hak-hasertakewajiban
asasi kepada rakyat melalui Peraturan Perundang-Undangan
Bentuk Kedaulatan
Berikut dibawah ini dua bentuk kedaulatan, yaitu
1.Kedaulatan Dalam
Kedaulatan di dalam ialah negara atau pemerintah memiliki hak untuk mengatur kepentingan
rakyat atau negara melalui negara yang ditetapkan oleh negara.
2. Kedaulatan Luar
Kedaulatan luar ialah pemerintah memiliki kekuasaan bebas, tanpa tethered dan tidak tunduk
pada kekuasaan Selain ketentuan yang telah diadopsi
Contoh Kedaulatan
Berikut dibawah ini merupakan contoh kedaulatan adalah:
Kedaulatan Raja: Kedaulatan dimana raja memegang kekuasaan tertinggi. Contoh : Inggris
Kedaulatan Rakyat: Kedaulatan dimana kekuasaan tertinggi berada di tangan rakyat. Contoh :
Indonesia
Unsur konstitutif adalah unsur yang mutlak harus ada di saat Negara tersebut didirikan.
Unsur deklaratif adalah unsur yang tidak harus ada di saat Negara tersebut berdiri tetapi boleh
dipenuhi setelah Negara tersebut berdiri.
Rakyat adalah semua orang yang secara nyata berada (tinggal) dalam wilayah suatu
Negara yang tunduk dan patuh terhadap peraturan di Negara tersebut.
Penduduk adalah orang yang berdomisili secara tetap dalam wilayah suatu Negara
dalam jangka waktu yang lama. Penduduk terdiri dari WNI dan WNA.
Warga Negara adalah orang yang secara syah menurut hukum menjadi warga Negara,
yaitu penduduk asli dan WNI keturunan asing.
Bukan warga Negara adalah orang yang menurut hukum tidak menjadi warga suatu
Negara atau WNA.
Bukan penduduk adalah mereka yang tinggal di wilayah suatu Negara tidak menetap
(tinggal sementara waktu). Contoh: turis asing yang berlibur di Bali
Diluar unsur mutlak diatas masih terdapat unsur deklaratif, dimana unsur ini penting
bagi suatu negara walaupun bukan merupakan unsur mutlak.
Istilah itu dipakai sebagai salah satu bentuk pengakuan dari negara lain dengan cara melihat,
kalo negara yang menyatakan dirinya merdeka itu emang udah mempunyai unsur terbentuknya
negara pada kenyataannya.
Jadi, suatu saat negara yang diakui itu hancur, maka negara yang memberi pengakuan akan
menarik kembali pengakuannya tersebut.
Pengakuan de jure yaitu kalo suatu negara diakui kemerdekaannya berdasarkan peraturan
internasional yang berlaku, negara yang hendak diakui kemerdekaan itu udah memenuhi
segala persyaratan yang harus dipenuhi agar diakui sebagai suatu bangsa yang merdeka.
Pengakuan secara de jure yang mempunyai 2 sifat berbeda yaitu bersifat tetap dan
penuh yang masing-masing mempunyai makna yang berbeda.
Seperti yang udah disampaikan sebelumnya, ada jenis pengakuan de facto yang
mempunyai waktu sementara.
Sementara itu, kalau
Pengakuan de jure cuma mempunyai jangka waktu selamanya. Hal ini gak terlepas dari dasar
pengakuan de jure yang merupakan hukum internasional.
Dengan memberikan pengakuan de jure yang bersifat penuh, maka negara yang memberi
pengakuan dan yang diberi pengakuan bisa menjalin hubungan bilateral dalam bidang politik
dan ekonomi.
Sedangkan, kalau
Dengan membentuk pengakuan de facto, diantara negara yang memberi pengakuan dan diberi
pengakuan itu belum bisa melakukan hubungan bilateral dalam bidang politik dan ekonomi.
Pengakuan de facto bisa dicabut dengan pernyataan negara aja (yang bisa berupa pernyataan
lisan maupun tulisan).
Sementara itu, kalau
Pengakuan de jure bisa dicabut sesuai dengan hukum internasional yang berlaku.