ILMU NEGARA
OLEH
2022
1
BAB I
Legitimasi Kekuasaan
b) Permanen : Kedaulatan hanya akan runtuh (hilang) jika negara sudah tidak
ada.
2
c) Utuh : Kedaulatan bersifat satu kesatuan tidak bisa dibagi – bagi.
Dalam teori ini meyakinkan bahwa kekuasaan tertinggi dalam sebuah negara
berasal dari Tuhan (Theokrasi). Dasarnya diyakini dari fakta – fakta alam semesta
beserta seluruh isinya adalah ciptaan Tuhan, dan termasuk juga kedaulatan yang
dimiliki raja / pemerintah adalah pemberian dari Tuhan sendiri. Penganut teori ini
seperti Mr. De Savornin Lohman dan F.J. Stahl.
Teori ini memberikan kekuasaan penuh pada seorang raja. Raja diartikan sebagai
tugas / perwakilan yang ditunjuk langsung oleh Tuhan untuk memimpin. Oleh
karena itu, cenderung raja akan bertindak sewenang – wenang pada
pemerintahannya terhadap rakyat dan juga dapat melanggar hukum dan moral yang
berlaku di masyarakat. Tujuan dari teori ini , yaitu ingin menunjukan bahwa
seseorang raja yang telah di mandatkan dapat mensejahterakan rakyatnya tanpa
batas / terikat dari hukum dan norma – norma yang dibuat sendiri oleh manusia.
Raja hanya bertanggungjawab terhadap dirinya dan Tuhan saja. Penganut teori ini
seperti Thomas Hobbes, F.Hegel, dan Jean Bodin.
Kedaulatan sepenuhnya ada di tangan rakyat, itulah makna dari teori ini. Rakyat
memegang penuh kekuasaan untuk memajukan negaranya dengan
mempercayakannya pada sebuah badan pemerintahan. Pemerintah harus dapat
mewujudkan apa yang telah dipercayakan rakyatnya kepada mereka. Jika selama
perjalanan pemimpinan mereka tidak sesuai dengan aspirasi masyarakat maka
pemerintahan tersebut akan diganti dengan yang baru. Teori ini dianut oleh John
Locke, Jean Jacques Rousseau, dan Montesquieu.
3
Menurut teori ini bahwa pemerintah memiliki hak kuasa penuh dalam menguasai
seluruh kekayaan alam negara, politik, ekonomi, dan warganya. Kedaulatan milik
pemerintah. Rakyat disini sebagai objek milik negara yang harus tunduk agar tujuan
negara dapat tercapai. Negara tidak perlu tunduk pada hukum sebab hukum dibuat
oleh mereka sendiri. Dampak dari teori ini adalah munculnya kekuasaan yang
otoriter dan masa pemimpinan sangat panjang dan turun menurun (kelompok elite).
Penganut teori ini seperti George Jellinek dan Paul Laband.
Hukum sungguh berkuasa pada teori ini. Dasar teori ini menyatakan hukum sebagai
sumber kedaulatan dan menjadi kekuasaan paling tinggi di suatu negara itu.
Pemerintah, institusi, dan rakyat dalam menjalani kewajiban harus tunduk pada
hukum. Semua yang berhubungan dengan kelangsungan negara harus melewati
proses hukum. Pemerintah mendapat kekuasaan dan kewenangan berdasarkan
hukum sehingga mereka harus mempertanggungjawabkan semua tindakan mereka
sesuai dengan kontrak hukum. Selama perjalanan zaman, terdapat dua perbedaan
teori kedaulatan hukum yaitu kedaulatan hukum klasik (murni) dan modern (luas).
Teori klasik dikatakan sebagai negara 100% berdasarkan hukum. Dianut oleh
Immanuel Kany, Krabbe, dan Leon Duguit. Sedangkan terori modern yaitu
diartikan sebagai negara hukum material atau bisa dikatakan sebagai negara
kesejahteraan (Welfare State) dimana negara akan berdampingan dengan hukum
untuk mensejahterakan rakyatnya (sedikit fleksibel dalam arti positif).
4
C. Teori Pertahanan dan keamanan negara
Pergeseran pemahaman dan ruang lingkup peran militer dalam konteks
demokrasi, dimana pendekatan keamanan harus diintegrasikan dengan
pendekatan kesejahteraan, menjadi fokus pengembangan teori pertahanan dan
keamanan pada sistem pertahanan secara keseluruhan. Karena dianggap
bertentangan dengan tujuan mencapai kesejahteraan rakyat, maka perjanjian-
perjanjian pertahanan negara yang ditandatangani secara militeristik atau
represif dengan menggunakan senjata sudah tidak relevan lagi. Dalam dunia
sekarang ini, suatu negara harus memiliki sistem pertahanan dan keamanan yang
kuat yang dapat menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa. Sistem
pertahanan dan keamanan negara dan bangsa Indonesia diperlukan dengan
mempertimbangkan kondisi, tantangan, dan ancaman konvensional (fisik) dan
multidimensi (fisik dan non-fisik) yang dihadapi negara saat ini. Kehidupan
manusia memiliki dua sisi, menurut teori keamanan nasional. yang tidak dapat
dipisahkan, khususnya keamanan dan kesejahteraan. Keduanya tidak dapat
dipisahkan, seperti dua sisi mata uang yang sama. Upaya melindungi kedaulatan
negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan umum dari ancaman dan gangguan
terhadap keutuhan negara merupakan aspek pertahanan. Sedangkan penegakan
hukum, perlindungan dan pelayanan masyarakat, serta keamanan dan ketertiban
umum termasuk dalam aspek keamanan.