KONSEP NEGARA
Negara adalah suatu daerah atau wilayah yang ada di permukaan bumi yang di dalamnya
terdapat suatu pemerintahan yang mengatur ekonomi, politik, sosial, budaya, pertahanan
keamanan, dan lain sebagainya. Di dalam suatu negara minimal terdapat un- sur-unsur negara
seperti rakyat, wilayah, pemerintah yang berdau- lat serta pengakuan dari negara lain. Seperti
itulah gambaran atau pengertian negara secara umum.
Dalam konteks negara Indonesia, tujuan negara (sesuai dengan Pembukaan UUD 1945)
adalah untuk memajukan kesejahte- raan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut
melaksana- kan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial. Selain itu, dalam penjelasan UUD 1945 ditetapkan bahwa negara Indonesia
berdasarkan atas hukum (rechstaat), tidak berdasarkan kekuasaan belaka (machstaat).
Secara etimologis “negara” berasal dari bahasa asing, yaitu staat (Belanda) atau state
(Inggris) dan etat (bahasa Perancis). Kata staat, state dan etat itu diambil dari kata bahasa
Latin status atau statum, yang berarti keadaan yang tegak dari kata tetap atau sesuatu
yang memiliki sifat-sifat yang tegak dan tetap. Adapun kata negara dalam bahasa
Indonesia berasal dari bahasa Sanskerta, yaitu nagari atau negara yang berarti wilayah,
kota, atau penguasa.
Secara terminologi, negara diartikan dengan organisasi ter- tinggi di antara satu
kelompok masyarakat yang mempunyai cita- cita untuk bersatu, hidup di dalam daerah
tertentu dan mempunyai pemerintahan yang berdaulat. Dapat dipahami secara sederhana
bahwa yang dimaksud dengan negara adalah suatu daerah terito- rial yang rakyatnya
diperintah (governed) oleh sejumlah pejabat yang berhak menuntut dari warga negaranya
untuk taat pada peraturan perundang-undangan melalui penguasaan (kontrol) mono-
polistis dari kekuasaan yang sah.
1) Organisasi kekuasaan:
1. Teori teokrasi
Teori teokrasi terbagi dua, yaitu teori teokrasi langsung dan tidak langsung.
Teori teokrasi langsung adalah teo- ri yang menyatakan bahwa yang
berkuasa di suatu ne- gara adalah langsung Tuhan dan negara terbentuk atas
kehendak Tuhan. Teori teokrasi tidak langsung mengatakan bahwa yang
memerintah di suatu negara secara tidak langsung adalah raja atas nama
Tuhan. Raja memerintah atas kehendak Tuhan sebagai karunia.
2. Teori kekuasaan
Kekuasaan itu ada setelah terbentuknya suatu negara de ngan tujuan untuk
mempertahankan dan mewujudkan cita-cita suatu negara.
3. Teori yuridis
Teori yuridis Teori yuridis dapat dikaitkan dengan teori patriarkal, teo ri
patrimonial, dan teori perjanjian. Teori patriarkal, yaitu didasarkan pada
hukum keluarga. Teori patrimonial, yaitu raja mempunyai hak milik
terhadap daerahnya, maka semua penduduk di daerahnya harus tunduk
kepadanya. Adapun teori perjanjian merupakan dasar hukum bagi kekuasaan
negara. Teori perjanjian tersebut dikemukakan oleh Thomas Hobbes, John
Locke, dan J.J. Rousseau.
Menurut Thomas Hobbes, manusia selalu hidup dalam ke- takutan, yaitu
takut akan diserang oleh manusia lain yang lebih kuat keadaan jasmaninya.
Oleh karena itu, perlu adanya perjanjian. Menurut John Locke, perlu
diadakan perjanjian antara raja dengan rakyat dan atas dasar per- janjian
tersebut raja berkuasa untuk melindungi hak-hak rakyat. Adapun menurut
J.J. Rousseau, kedaulatan rakyat ini tidak pernah diserahkan kepada raja,
bahkan kalau ada raja yang memerintah, maka raja itu harus bertindak
sebagai mandataris dari rakyat.
2) Organisasi politik.
Secara sederhana, politik dapat diartikan suatu cara untuk mencapai tujuan.
Dengan kata lain, politik adalah aneka ragam kegiatan masyarakat dalam suatu
sistem kenegaraan yang menyangkut tujuan-tujuan dari sistem tersebut.
3) Organisasi kesusilaan.
Menurut Hegel negara adalah suatu organisasi kesusilaan yang timbul sebagai
sintesis dari kemerdekaan universal dan kemerdekaan individu. Negara adalah
suatu organisasi di mana
1) Roger F. Soltau: Negara adalah alat atau wewenang yang mengatur atau
mengendalikan persoalan bersama atas nama masyarakat.
2) Prof. R. Djokosoetono: Negara adalah suatu organisasi ma- nusia atau kumpulan
manusia yang berada di bawah suatu pemerintahan yang sama.
3) John Locke: Negara merupakan sebuah badan atau organisasi hasil dari perjanjian
yang diputuskan masyarakat.
4) Max Weber: Negara merupakan suatu masyarakat yang mem- punyai sebuah
monopoli dalam penggunaan kekerasan fisik yang berlaku dalam wilayah tertentu.
5) Roger F. Soleau: Negara merupakan sebuat sarana, atau da- pat disebut juga
wewenang, yang mengendalikan dan meng- atur masalah-masalah yang bersifat
umum dalam kehidupan masyarakat.
6) Prof. Mr. Soenarko: Negara merupakan sebuah organisasi masyarakat yang
memiliki wilayah tertentu di mana kekuasa- an negara tersebut berlaku
sepenuhnya sebagai sebuah kedau- latan.
7) Prof. Miriam Budjiardjo: Negara adalah sebuah organisasi dalam sebuah wilayah
tertentuk yang dapat memaksakan ke- kuasaan secara sah kepada seluruh
golongan kekuasaan yang lain yang dapat menerapkan tujuan dari kehidupan
masyara- kat bersama. Dapat disimpulkan negara adalah sekelompok manusia
yang tinggal dalam sebuah wilayah tertentu serta diorganisasikan oleh pemerintah
negara yang berlaku dan umumnya mempunyai kedaulatan.
a. Teori ketuhanan
Teori ini berpendapat bahwa timbulnya suatu negara tersebut atas dasar
kehendak Tuhan. Pelopor teori ini adalah Agusti nus, Julius Stahll, dan
Thomas Aquinas.
b. Teori perjanjian masyarakat
Teori ini berpendapat bahwa negara muncul karena adanya perjanjian
masyarakat di mana seluruh warga mengikat diri dalam perjanjian bersama
guna mendirikan organisasi yang bisa melindungi dan menjamin
kelangsungan hidup bersama.
c. Teori kekuasaan
Negara terbentuk atas dasar kekuasaan, dan kekuasaan adalah ciptaan
mereka yang paling kuat dan berkuasa.
d. Teori kedaulatan
Ada beberapa syarat minimal yang harus dipenuhi agar sua tu wilayah dapat disebut
sebagai negara, Syarat tersebut berlaku umum dan merupakan unsur penting. Syarat-
syarat tersebut digo
Longkan menjadi dua, yaitu unsur konstitutif dan unsur deklaratif. Unsur konstitutif
merupakan unsur pembentuk negara yang ber- asal dari dalam sebagai syarat pembentuk
ketatanegaraan suatu negara yang terdiri dari: (a) rakyat; (b) wilayah (udara, darat dan
air); dan (c) pemerintahan yang berdaulat. Adapun unsur deklara- tif adalah pengakuan
dari negara lain.
1. Rakyat
Wilayah merupakan unsur mutlak suatu negara. Jika warga negara merupakan
dasar personal suatu negara, maka wilayah me- rupakan landasan materiel atau
landasan fisik negara. Suatu bangsa nomaden (selalu berpindah-pindah) tidak
mungkin mempunyai negara, walaupun mereka memiliki warga negara dan
penguasa sendiri. Wilayah atau daerah merupakan tempat berlindung bagi rakyat
sekaligus tempat bagi pemerintahan untuk mengorganisasi atau
menyelenggarakan pemerintahan wilayah negara secara umum dapat dibedakan
atas wilayah daratan, wilayah lautan, wilayah udara, dan wilayah ekstrateritorial.
Wilayah laut suatu negara ialah semua perairan, lautan, da- nau, dan sungai
yang berada dalam batas-batas negara itu (laut teritorial). Adapun batas
dari perairan teritorial itu pada umumnya 3 mil laut (5,555 km) yang
dihitung dari pantai ketika air surut.
Pengakuan dari negara lain merupakan unsur penguat terben- tuknya sebuah
negara. Pengakuan dari negara lain merupakan unsur yang menerangkan bahwa
suatu negara telah berdiri, sehingga negara tersebut dikenal oleh negara-negara
lain. Pengakuan dari negara lain terbagi menjadi dua macam, yaitu:
C. Bentuk-bentuk Negara
Bentuk negara dalam konsep dan teori modern saat ini terbagi ke dalam dua bentuk
negara, yakni negara kesatuan (unitarisme) dan negara serikat (federasi).
1. Negara Kesatuan
Negara kesatuan merupakan bentuk negara yang merdeka dan berdaulat, dengan satu
pemerintah pusat yang berkuasa dan mengatur seluruh daerah. Dalam
pelaksanaannya, negara kesatu- an ini terbagi ke dalam dua macam, yaitu:
Negara kesatuan dengan sistem sentralisasi, yakni sistem pe- merintahan yang
seluruh persoalan yang berkaitan dengan negara langsung diatur dan diurus
oleh pemerintah pusat, se- mentara daerah-daerah tinggal melaksanakannya.
Negara kesatuan dengan sistem desentralisasi, yakni kepala daerah (sebagai
pemerintah daerah) diberikan kesempatan dan kekuasaan untuk mengurus
rumah tangganya sendiri atau dikenal dengan otonomi daerah atau swatantra.
UUD 1945 Pasal 1 ayat (1) menyebutkan bahwa negara Indo- nesia adalah
negara kesatuan yang berbentuk republik.
Penyerahan kekuasaan dari negara bagian negara serikat ter sebut, disebut
limitative (sebuah demi sebuah), serta hanya kekua- saan yang disebut oleh negara
bagian saja (delegated powers) yang menjadi kekuasaan negara serikat.
Kekuasaan asli dalam negara federasi merupakan tugas negara bagian, karena ia
berhubungan langsung dengan rakyatnya. Sementara negara federasi bertugas untuk
menjalankan hubungan luar negeri, pertahanan negara, keuangan, dan urusan pos.
3. Negara Konfederasi
Negara maju adalah suatu negara yang rakyatnya mempunyai kualitas hidup
dan kesejahteraan tingkat tinggi. Adapun ciri-ciri- nya antara lain:
2. Negara Berkembang
3. Negara terbelakang
Negara terbelakang adalah negara yang tidak mampu berdiri sendiri karena
tidak memiliki sistem ekonomi yang dapat memenuhi dan menstabilkan tingkat
perekonomian negaranya sehingga dapat mempengaruhi keadaan kehidupan
masyarakat di negaranya. Selain itu, negara terbelakang memiliki tingkat kemiskinan
yang tinggi dan terjadi hampir di seluruh wilayah negaranya.