PENDAHULUAN
Bagaimanakah posisi manusia sebagai rakyat dan warga negara di dalam sebuah negara ?.
Dalam sebuah negara, rakyat harus tunduk dan patuh pada kekuasaan negara. Berdasarkan
hubungannya dengan daerah tertentu di dalam suatu negara, rakyat dapat dibedakan menjadi
penduduk dan bukan penduduk. Sedangkan berdasarkan hubungannya dengan pemerinatah
negar, rakyat dapat dibedakan menjadi warga negara dan bukan warga negara. Rakyat dalam
jumlah besar yang merupakan kupulan masyarakat yang membentuk negara disebut bangsa.
Apa itu bangsa ? Dalam arti sosiologis, bangsa termasuk “kelompok paguyuban” yang secara
kodrati ditakdirkan untuk hidup bersama dan senasib sepenanggungan dalam suatu negara.
Untuk mempertahankan identitas siatu bangsa dan kedaulatan suatu negara, setiap warga negara
harus memiliki sikap nasionalisme dan patriotisme dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara.
Makna Bangsa
Suatu komunitas manusia yang mendiami wilayah tertentu dimana mereka
mempunyai latar belakang sejarah yang sama serta bertekat membangun masa
depan bersama.
C. UNSUR-UNSUR SUATU
NEGARA
Suatu negara dapat terbentuk apabila memenuhi minimal unsur-unsur
konstitutif. Unsur konstitutif merupakan syarat mutlak yang harus ada untuk
mendirikan negara, yakni berupa adanya rakyat, wolayah, dan pemerintah yang
berdaulat. Adapun unsur lain yang tidak mutlak ( formalitas untuk memperlancar
dalam tata pergaulan internasional ) yang dapat dipenuhi setelah negara tersetut
berdiri, adalah pengakuan dari negara lain ( unsur deklaratif).
Berikut penjabarannya.
Unsur-unsur Pembentuk Suatu Negara, yaitu :
Rakyat
Wilayah
Pemerintah yang berdaulat
Pengakuan dari negara lain
( Definisinya )
Rakyat adalah semua orang yang ada dalam wilayah suatu negara dan tunduk serta
patuh pada peraturan dalam negara tersebut.
Tambahan :
Penduduk adalah orang-orang yang berdomisili secara tetap dalam suatu wilayah
untuk jangka waktu yang lama.
Bukan penduduk adalah mereka yang menetap di suatu negara hanya untuk
sementara atau dalam kurun waktu yang singkat.
Warga negara adalah mereka yang berdasarkan hukum tertentu merupakan anggota
dari suatu negara, dengan status kewarganegaraan warga negara asli atau warga
negara keturunan asing.
Bukan warga negara adalah Mereka yang berada si suatu negara tetapi secara hukum
tidak menjadi anggota negara yang bersangkutan, namun tuduk pada pemerintah di
mana mereka berada.
Wilayah adalah suatu tempat atau daerah yang didiami oleh orang-orang dalam
jumlah yang banyak.
Tambahan : Wilayah terbagi atas 4, yaitu :
Darat ( Alamiah, Buatan, dan Geografi),
Laut ( Teritorial, Zee, Laut Zona bersebelahan, dan Laut Zona Continend),
Udara ( Teori Udara Bebas dan Teori Negara Berdaulat Di Udara), dan
Ekstra-teritorial ( Wilayah suatu negara yang berada di wilayah negara itu).
Pemerintah yang berdaulat adalah pemerintah yang berkuasa atas segenap bangsa,
negara dan rakyatnya.
( Catatan )
1. Kedaulatan adalah kekuasaan tertinggi dari suatu negara yang berlaku bagi semua
wilayahnya maupun bagi rakyatnya.
2. Kedaulatan kedalam adalah Pemerintah memepunyai kekuasaan mengatur organisasi
negara sesuai dengan perundangan yang berlaku.
3. Kedaulatan keluar adalah Pemerintah berkuasa bebas tidak tunduk pada kekuasaan
lain.
Pengakuan dari negara lain adalah (deklaratif) meskipun bukan merupakan unsur
pembentukkan (kostitutif) namun dalam tata hubungan internasional sangat
diperlukan. Sebab dalam tata hubungan internasional status sebagai negara mereka
merupakan prasyarat yang harus dipenuhi.
Tambahan, Suatu negara yang baru merdeka memerlukan pengakuan dari negara lain
karena beberapa pertimbangan berikut ini :
Adanya kekhawatiran akan kelangsungan hidupnya baik karena ancaman dari dalam
(kudeta) maupun karena intervensi dri negara lai.
Ketentuan hukum alam yang tidak bisa dielakkan bahwa suatu negara tidak dapat
bertahan hidup tanpa bantuan dan kerja sama dengan bangsa lain. Ketergantungan
terhadap bangsa-bangsa lain itu sangat nyata, misalnya dalam memecahkan masalah-
masalah ekonomi, politik, sosial-budaya, pertahanan, dan keamanan.
Tujuan Negara
TUJUAN NEGARA adalah untuk menciptakan kesejahteraan,
ketertiban dan ketenteraman semua rakyat yang menjadi
bagiannya.
F. SIKAP SEMANGAT
KEBANGSAAN
Nasionalisme
Paham yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan negara dengan
mewujudkan suatu identitas bersama untuk sekelompok manusia
Prinsip Kebersaaan
Prinsip Persatuan Dan kesatuan
Prinsip Demokrasi/demokratis
Patriotisme
Sikap yang berani, pantang menyerah, dan rela berkorban demi bangsa dan
negara sebagai perwujudan semangat nasionalisme.
Pada masa darurat
Pada masa damai
Selain terdapat perbedaan dalam definisi tentang negara, istilah “negara’ juga mengandung
pelbagai arti, yang menurut Prof. Mr. L.J. Van Apeldoom dalam bukunya yang berjudul
“Inleiding tot de studie van het Nederlandse Richi” (Pengantar Ilmu Hukum Belanda) bahwa :
1. Istilah negara dipakai dalam arti “penguasa”, untuk menyatakan orang atau orang – orang
yang melakukan kekuasaan tertinggi atas persekutuan rakyat yang bertempat tinggal
dalam suatu daerah
2. Istilah negara kita dapati juga dalam arti “persekutuan rakyat”, yakni untuk menyatakan
sesuatu bangsa yang hidup dalam suatu daerah, di bawah kekuasaan yang tertinggi,
menurut kaidah-kaidah hukum yang sama
3. Negara mengandung arti “Sesuatu wilayah tertentu” dalam hal ini istilah negara dipakai
untuk menyatakan sesuatu daerah didalamnya diam sesuatu bangsa di bawah kekuasaan
tertinggi
4. negara terdapat juga dalam arti “kas negara atau fiscus”, jadi untuk menyatakan harta
yang dipegang oleh penguasa guna kepentingan umum, misalnya dalam arti “domein
negara’, pendapat negara dan lain – lain
secara historis pengertian negara senantiasa berkembang sesuai dengan kondisi masyarakat pada
saat itu. Pada zaman yunani kuno para ahli filsafat negara merumuskan pengertian negara secara
beragam. Aristoteles yang hidup pada tahun 384-322 SM. Merumuskan negara dalam bukunya
Politica, yang disebutnya sebagai negara polis, yang pada saat itu asih dipahami negara masih
dalam suatu wilayah yang kecil. Dalam pengertian itu negara disebut sebagai negara hukum,
yang didalamnya terdapat sejumlah warga negara yang ikut dalam permusyawaratan (eccelesia).
Oleh karena itu menurut Aristoteles keadilan merupakan syarat mutalak bagi terselenggaranya
negara yang baik, demi terwujudnya cita-cita seluruh warganya
pengertian lain tentang negara dikembangkan oleh Agustinus, yang merupakan tokoh katolik. Ia
membagi negara dalam dua pengertian yaitu Civitas dei yang artinya negara Tuhan, dan Civitas
Terrena ini ditolak oleh Agustinus, sedangkan yang dianggap baik adalah negara Tuhan atau
Civias dei. Negara tuhan bukanlah negara dari dunia ini melainkan jiwanya yang dimiliki oleh
sebagian atau beberapa orang di dunia ini untuk mencapainya. Adpaun yang melaksanakan
negara adalah gereja yang mewakili negara itu serasing sama sekali dari Civias dei (Kusnardi,
1995).