Anda di halaman 1dari 8

Nama: Nuzila Ramadhani

Kelas: B
Mata Kuliah: Penddikan Kewarganegaraan
Dosen pengampu: Dr. M. Mona Adha, M.Pd

1. Jelaskan pengertian bangsa berdasarkan konsep sosiologis antropologis, dan politis!


Sosiologis Antropologis
Bangsa dalam arti sosiologi antropologis berarti persekutuan hidup masyarakat yang
berdiri sendiri dan masing-masing memiliki anggota persekutuan hidup yang terdiri dari
kesatuan ras, bahasa, agama, dan adat istiadat.
Masyarakat yang satu bangsa disatukan oleh kesamaan ras, budaya, keyakinan, bahasa,
dan sebagainya. Secara istilah hal tersebut disebut sebagai primordial.
masyarakat yang hidup berdiri sendiri, dimana setiap anggota masyarakat merasakan
kesatuan ras, bahasa, agama dan adat istiadat  satu bangsa karena mereka satu ras,
kesamaan budaya, agama, bahasa, dll. Koneksi semacam itu disebut koneksi awal
(ikatan primodial).
Ada 2 pengertian bangsa dalam hal ini, yaitu bangsa dalam arti etnis dan bangsa dalam
arti budaya (kultural).
1. Etnis (suku)
Dalam arti etnis, bangsa adalah sekelompok manusia yang memiliki satu keturunan atau
ras yang tinggal dalam satu wilayah tertentu dengan ciri-ciri fisik yang sama, seperti
kesamaan warna kulit dan bentuk tubuh.
2. Budaya (kultural)
Bangsa dalam arti budaya adalah sekelompok manusia yang memiliki ciri-ciri khas
kebudayaan yang sama, seperti adat istiadat, jenis pekerjaan, bahasa, dan kesamaan
budaya.
So, bangsa dalam arti sosiologis-antropologis maksudnya adalah sekelompok manusia
yang hidup bersama dan diikat oleh ikatan seperti kesatuan ras, tradisi, sejarah, adat
istiadat, bahasa, agama dan kepercayaan, dan juga daerah. Contohnya bangsa Bugis,
Batak, dan masih banyak lagi.

Politis
Pengertian bangsa dalam arti politis adalah suatu masyarakat dalam suatu daerah yang
sama dan mereka tunduk pada kedaulatan negaranya sebagai kekuasaan tertinggi ke
luar dan ke dalam.
Dalam hal ini berarti masyarakat diikat oleh kekuatan politik yaitu negara. Jadi bangsa
dalam arti politis adalah bangsa yang sudah bernegara dan mengakui serta tunduk pada
kekuasaan dari negara yang bersangkutan.

bangsa adalah masyarakat yang terletak di wilayah yang sama dan mereka tunduk baik
secara eksternal maupun internal pada kedaulatan negaranya sebagai kekuatan tertinggi.
Jadi mereka terikat oleh kekuatan politik, atas nama negara. Suatu negara yang terdiri
atas beragam suku bangsa yang kemudian dikenal dengan nama nation state akan
berupaya keras untuk memahami keberagaman itu, tetapi sekaligus berupaya menaungi
seluruh suku bangsa. Dalam konteks Indonesia, hal yang seperti itu terangkum dalam
konsep bhineka tunggal ika. Hal ini dimaksudkan agar masing-masing suku bangsa di
satu sisi dapat mengembangkan potensi dirinya, di sisi lain antara suku bangsa yang
satu dengan yang lain dapat bekerja sarna dalam rangka meraih tujuan bersama yang
lebih besar. dalam arti politis memiliki arti sekelompok manusia yang punya satu
paham dan ideologi yang sama. Bangsa dalam pengertian ini punya satu organisasi
kekuasaan dalam negara yang sama, contohnya bangsa Indonesia.
Bangsa Indonesia punya kesatuan wilayah nasional, hukum, dan undang-undang yang
sama. Nggak cuma itu, kalau suatu bangsa sudah bernegara, berarti harus ada ikatan-
ikatan baru yang disepakati. Kalau di Indonesia, ikatan ini misalnya bahasa nasional
(bahasa Indonesia), dasar dan ideologi negara (Pancasila), dan ikatan-ikatan lain yang
bersifat nasional. Ikatan-ikatan baru inilah menjadi identitas nasional suatu bangsa.
Bangsa yang sudah bernegara harus mengakui serta patuh dan taat pada kekuasaan dari
negara yang bersangkutan.
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Negara!

Negara adalah organisasi kekuasaan yang berdaulat dengan tata pemerintahan yang


melaksanakan tata tertib atas orang-orang di daerah tertentu.Negara juga merupakan
suatu wilayah yang memiliki suatu sistem atau aturan yang berlaku bagi semua individu
di wilayah tersebut, dan berdiri secara independen. Syarat primer sebuah negara adalah
memiliki rakyat, memiliki wilayah, dan memiliki pemerintahan yang berdaulat.
Sedangkan syarat sekundernya adalah mendapat pengakuan dari negara lain.
Istilah negara merupakan terjemahan dari beberapa kata asing: state (Inggris), staat
(Belanda dan Jerman), atau etat (Perancis). Secara terminologi, negara diartikan sebagai
organisasi tertinggi di antara satu kelompok masyarakat yang memiliki cita-cita untuk
bersatu, hidup di dalam suatu kawasan, dan mempunyai pemerintahan yang berdaulat

Kelompok manusia itulah mereka berjuang bersama-sama mempertahankan hidupnya


mencari makan, melawan bahaya dan bencana serta melanjutkan keturunannya. Mereka
berinteraksi, mengadakan hubungan sosial. Untuk mempertahankan hak mereka untuk
dapat hidup di tempat tinggal tertentu yang mereka anggap baik untuk sumber
penghidupan, diperlukan seseorang atau sekelompok kecil orang-orang yang ditugaskan
mengatur dan memimpin kelompoknya. Kepada pemimpin kelompok inilah diberikan
kekuasaan-kekuasaan tertentu dan kelompok manusia tadi diharuskan menaati
peraturan-peraturan perintah pemimpinnya (Kansil: 2001).

Negara adalah kelanjutan dari keinginan manusia untuk berkomunikasi dengan orang
lain guna memenuhi segala kebutuhan hidup. Semakin luas masyarakat manusia,
semakin besar kebutuhannya, semakin dibutuhkan organisasi nasional untuk
melindungi dan mempertahankan hidupnya. Secara etimologis, negara dapat
diterjemahkan dari kata asing staat (Belanda), stato (Inggris) dan Etat (Prancis). Asal
usulnya adalah bahasa Latin yang artinya mengatur dalam posisi berdiri; membuat
papan poster; untuk menempatkan Sedangkan negara memiliki dua arti menurut kamus
besar bahasa Indonesia. Pertama, negara adalah organisasi teritorial yang memiliki
kekuasaan hukum tertinggi dan dipatuhi oleh rakyat. Kedua, negara adalah kelompok
sosial dalam suatu wilayah atau wilayah tertentu, yang diselenggarakan di bawah
lembaga politik dan pemerintahan yang efektif, memiliki entitas politik tunggal dan
berdaulat, sehingga berhak menentukan tujuan nasionalnya sendiri.
 
Menurut Plato, negara adalah suatu tubuh yang senantiasa maju, berevolusi dan terdiri
dari orang-orang (individu-individu) yang timbul atau ada karena masing-masing dari
orang itu secara sendiri-sendiri tidak mampu memenuhi kebutuhan dan keinginannya
yang beraneka ragam, yang menyebabkan mereka harus bekerja sama untuk memenuhi
kepentingan mereka bersama. Kesatuan inilah yang kemudian disebut masyarakat atau
negara (Sochino: 1980). Thomas Hobbes, tidak jauh berbeda dengan Plato,
mendefinisikan negara sebagai suatu badan yang dibentuk oleh sekelompok orang, yang
masing-masing telah berjanji untuk menggunakannya sebagai sarana keamanan dan
perlindungannya. Pada saat yang sama, ia juga memberi wawasan, menurut George
Jellinek, yang disebut bapak negara, pengertian negara tentang negara yang merupakan
organisasi kekuasaan dari kelompok manusia yang telah berdiam di suatu wilayah
tertentu.

Dari beberapa pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pada dasarnya negara
adalah suatu wilayah di permukaan bumi yang kekuasaannya baik politik, militer,
ekonomi, sosial maupun budayanya diatur oleh pemerintahan yang berada di wilayah
tersebut. Negara adalah pengorganisasian masyarakat yang mempunyai rakyat dalam
suatu wilayah tersebut, dengan sejumlah orang yang menerima keberadaan organisasi
ini. Syarat lain keberadaan negara adalah adanya suatu wilayah tertentu tempat negara
itu berada. Hal lain adalah apa yang disebut dengan kedaulatan, yakni bahwa negara
diakui oleh warganya sebagai pemegang kekuasaan tertinggi atas diri mereka pada
wilayah tempat negara itu berada.
3. Uraikan unsur unsur pembentuk Negara!

Dalam proses pembentukan negara, terdapat beberapa unsur yang harus dipenuhi agar apa
yang sedang dibangun tersebut layak disebut sebagai sebuah negara. Negara sebagai subyek
hukum internasional harus memiliki unsur-unsur terbentuknya negara. Menurut pasal 1
Konvensi Montevideo 1993 unsur suatu negara adalah (1) penduduk yang tetap; (2)
wilayah yang pasti; (3) pemerintahan; (4) kemampuan untuk mengadakan hubungan
dengan negara lain.

Keempat unsur tersebut, menurut Parthiana dapat dibedakan menjadi 2 (dua) unsur pokok,
yaitu: Pertama, unsur faktual atau riil. Unsur yang faktual atau riil merupakan unsur yang
mudah diamati secara fisik yaitu unsur penduduk, wilayah, atau pemerintahan. Kedua,
unsur yang tidak riil merupakan unsur yang tidak mudah untuk diamati secara fisik, hal
tersebut disebabkan karena unsur ini bersifat relatif dan subjektif. Dalam ruang lingkup
hukum internasional, pengakuan internasional terhadap suatu negara didasarkan pada
terpenuhi atau tidaknya syarat-syarat berdirinya suatu negara terutama dalam konteks
wilayah daratan, laut dan udaranya. Dalam konteks hukum internasional negara
dimanifestasikan atau terbentuk oleh setidak-tidaknya unsur-unsur yang sebagaimana
tertuang dalam Konvensi Montevideo Tahun 1993 tentang Hak dan Kewajiban Negara.

1. A permanent population (penduduk yang permanen)

Unsur-unsur terbentuknya negara yang pertama adalah penduduk yang permanen. Dilansir
dari publikasi oleh uksw.edu,menurut Suryo Sakti Hadiwijoyo dalam bukunya yang
berjudul Perbatasan Negara Dalam Dimensi Hukum Internasional, rakyat atau masyarakat
merupakan unsur utama terbentuknya suatu negara. Jika membicarakan negara, maka
sebenarnya yang dibicarakan adalah masyarakat manusia, sehingga adanya manusia
merupakan suatu keharusan, dan manusia itu berbentuk kelompok masyarakat.
Terbentuknya kelompok masyarakat karena manusia dalam kenyataannya adalah makhluk
sosial (zoon politicon), sebagaimana pendapat Aristoteles. Hidup bermasyarakat merupakan
suatu kelompok yang mempunyai ide dan cita-cita serta keinginan untuk bersatu. Dalam
pengamatan ilmu modern adanya ide atau cita-cita untuk bersatu serta kesatuan senasib dan
seperjuangan disebut sebagai tekad untuk membentuk suatu nation (bangsa). Oleh karena
itu pengertian masyarakat tersebut menjadi pengertian rakyat, yang berarti lebih condong
ke arah konsepsi politik. Oppeinheim-Lauterpacht Pakpahan mengatakan bahwa yang
dimaksud dengan rakyat adalah kumpulan manusia dari kedua jenis kelamin yang hidup
bersama. Pada umumnya penduduk suatu negara terdiri dari 2 tipologi. Pertama, penduduk
yang merupakan warga negara yang di setiap negara merupakan mayoritas dari jumlah
penduduknya, di mana penduduk tersebut secara permanen di dalam wilayah negara yang
bersangkutan serta memiliki hubungan khusus dan timbal balik dengan negara tersebut.
Kedua, penduduk yang bukan warga negara adalah orang asing atau orang yang bukan
warga negara dari negara yang bersangkutan atau ada juga orang yang tidak mempunyai
status kewarganegaraan (stateless).

2. Defined teritory (wilayah yang pasti)

Unsur-unsur terbentuknya negara yang kedua adalah adanya wilayah atau teritori yang
pasti. Defined territory adalah suatu wilayah yang berfungsi sebagai tempat bermukim
penduduknya. Suatu wilayah dapat dikatakan sebagai pasti atau tetap apabila wilayah
tersebut sudah mempunyai kejelasan batas-batas wilayahnya yang dituangkan melalui
demarkasi dan dilineasi batas wilayah. Pengertian wilayah adalah suatu ruang yang
meliputi wilayah darat, wilayah laut, dan wilayah udara. Wilayah udara mencakup ruang
angkasa sesuai dengan batas wilayah darat dan laut. Wilayah darat adalah wilayah yang
telah dikukuhkan oleh batas-batas yang jelas menjadi wilayah negara. Wilayah laut adalah
wilayah perairan yang dekat dengan pantai. Negara menempati suatu teritorial dengan
batas-batas tertentu yang dianggap sebagai esensi utama suatu negara. Menurut
Willoughby, eksistensi negara sangat bergantung pada hak negara atas teritorial yang
dimilikinya sebagai sebuah kesatuan sosial yang nyata juga sebagai kesatuan geografis.4
dari 5 halaman

3. Goverment (pemerintahan yang berdaulat)

Unsur-unsur terbentuknya negara yang ketiga adalah adanya pemerintahan yang


berdaulat. Penduduk yang mendiami atau bermukim di suatu wilayah, hidup dengan
mengorganisasikan diri mereka yang kemudian disebut sebagai negara. Guna mengatur
penggunaan dan pengamanan wilayah serta mengatur hubungan masyarakat dengan
wilayah agar dapat mengatur dan membina tata tertib dalam masyarakat, maka perlu
adanya suatu kekuasaan. Kekuasaan ini dipegang dan dijalankan oleh pemerintah negara.
Pemerintah adalah perwakilan negara untuk menjalankan kekuasaan negara demi
tercapainya suatu tujuan negara

4. A capacity to enter the relation with other states (kemampuan untuk


mengadakan hubungan dengan negara lain)

Unsur-unsur terbentuknya negara yang ke empat adalah kemampuan untuk mengadakan


hubungan dengan negara lain. Kemampuan untuk mengadakan hubungan hukum
internasional dengan negara lain tidak dapat diamati secara langsung karena bersifat
subjektif dan situasional. Kemampuan untuk mengadakan hubungan hukum internasional
ini memerlukan proses panjang melalui adanya pengakuan adanya negara-negara
lain terhadap keberadaan atau eksistensi negara yang bersangkutan. Dengan demikian
adanya pengakuan masyarakat internasional mengandung nilai hukum yang melandasi
eksistensi suatu negara baik secara de facto (pada kenyataannya) dan de jure (berdasarkan
hukum). Kemampuan suatu negara untuk menjalin hubungan hukum dengan subjek hukum
internasional lain dapat dipandang sebagai manifestasi dari kedaulatan negara, khususnya
kedaulatan yang bersifat eksternal (kedaulatan ke luar). Kedaulatan eksternal inilah yang
menjadi salah satu kewenangan negara dalam melakukan hubungan hukum internasional.
Sedangkan kedaulatan internal bukan merupakan faktor penentu dari eksistensi suatu
negara, oleh karena itu hukum internasional tidak berurusan langsung dengan masalah
dalam negeri masing-masing negara.

4. Sebutkan bentuk bentuk Negara dan penjelasannya!


Secara umum negara dalam konsep teoritis modern terbagi menjadi dua bentuk yaitu negara
kesatuan (unitarisme) dan negara kesatuan (federasi) (Prasetyo dan Bernard: 2005). Negara
kesatuan adalah bentuk  negara  merdeka dan berdaulat dimana pemerintah pusat mengatur
dan mengatur seluruh wilayah. Namun dalam praktiknya, negara kesatuan itu terbagi
menjadi dua jenis sistem administrasi: sistem administrasi pusat dan otonom. 

1. Negara kesatuan dengan sistem sentralisasi adalah sistem pemerintahan yang


dikendalikan langsung  oleh pemerintah pusat, sedangkan pemerintah daerah
di bawahnya melaksanakan kebijakan pemerintah pusat. Model
pemerintahan Orde Baru  pemerintahan Presiden Soeharto adalah salah satu
contoh sistem pemerintahan model ini.

2. Negara kesatuan dengan sistem desentralisasi adalah keadaan dimana kepala


daerah  diberikan kesempatan dan kewenangan untuk mengatur urusan
pemerintahan di daerahnya. Sistem ini dikenal dengan sebutan otonomi
daerah atau otonomi. Dalam model ini dapat dimasukkan pemerintahan
negara Malaysia dan sistem otonomi khusus pemerintahan Indonesia pasca
Orde Baru. Negara kesatuan juga dapat  disebut negara kesatuan. Negara ini
memang unik dari segi susunannya, yaitu negara kesatuan  adalah negara
yang tidak terdiri dari beberapa negara, melainkan hanya  satu negara,
sehingga tidak ada negara  dalam satu negara. Dengan demikian, dalam
negara kesatuan hanya ada satu pemerintahan yaitu pemerintah pusat yang
mempunyai kekuasaan dan wewenang tertinggi di bidang pemerintahan
umum, yang menentukan kebijakan pemerintahan dan melaksanakan
penyelenggaraan negara baik di pusat maupun di pusat. administrasi negara
daerah (Soehino: 2000).

Negara federal, atau  negara bagian federal, adalah pemerintah bersatu yang terdiri dari
beberapa negara federal. Awalnya, negara-negara ini adalah negara merdeka. berdaulat dan
mandiri. Ketika sebuah negara bergabung dengan federasi, secara otomatis ia menyerahkan
sebagian  kekuasaannya dan mentransfernya ke federasi.
5. Jelaskan sifat-sifat Negara!
Suatu negara supaya dapat menjaga dan mempertahankan keutuhan wilayahnya,
kehormatan serta kelangsungan hidupnya, negara memiliki beberapa sifat-sifat khusus.
Jumlah dari sifat-sifat negara ada tiga (3) yaitu :

1. Memaksa
Sifat negara yang pertama adalah memaksa. Sifat ini berarti bahwa suatu negara
memiliki kekuasaan/kewenangan untuk mewajibkan warga negaranya supaya patuh dan
taat pada peraturan yang ada dengan menggunakan alat paksa berupa polisi, jaksa, hakim
dan juga sanksi yang tegas bagi yang melanggar aturan. Warga negara yang melanggar
atau membangkan dan tidak patuh pada aturan akan dikenakan sanksi yang tegas.

2. Monopoli
Sifat negara yang kedua adalah monopoli. Monopoli ini mempunyai arti bahwa suatu
negara juga memiliki kekuasaan/kewenangan yang mutlak untuk mengatur arah
perjuangan ataupun juga menentukan tujuan yang akan dicapai oleh negara yang
bersangkutan.

3. Menyeluruh/mencakup semua
Sifat negara yang terkahir atau yang ketiga ini berarti bahwa setiap negara memiliki
kewenangan untuk memberlakukan semua peraturan yang telah dibuat oleh negara
tersebut dan diperuntukkan oleh seluruh warga negara tanpa terkecuali atau tanpa adanya
diskriminasi. Sifat ini juga disebut dengan sifat totalitas, sebagai contoh adalah semua
warga negara harus membayar pajak, semua warga negara wajib untuk melakukan upaya
bela negara dsb.
Setidaknya suatu negara memiliki 3 sifat khusus yang telah kami jelaskan secara singkat.
Sifat-sifat negara tersebut adalah memaksa, monopoli, dan menyeluruh/mencakup
semua.

Anda mungkin juga menyukai