Anda di halaman 1dari 8

Nama: Nuzila Ramadhani

Kelas: B
Mata Kuliah: Penddikan Kewarganegaraan
Dosen pengampu: Dr. M. Mona Adha, M.Pd

1. Apakah yang di maksud dengan demokrasi?


Istilah demokrasi berasal dari dua asal kata bahasa Yunani, yaitu “demos” dan
“kratos” atau “kratein”. Menurut artinya secara harfiah yang dimaksud dengan
demokrasi, yaitu “demos” yang berarti rakyat dan “kratos” yang berarti
pemerintahan, sehingga kata demokrasi berarti suatu pemerintahan yang dijalankan
oleh rakyat. Demokrasi menyiratkan arti kekuasaan itu pada hakikatnya yang
berasal dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Sekalipun sejelas itu arti istilah
demokrasi menurut bunyi kata-kata asalnya, akan tetapi dalam praktek demokrasi
itu dipahami dan dijalankan secara berbeda-beda, bahkan perkembangannya sangat
tidak terkontrol.

Menurut Munir Fuady dalam Konsep Negara Demokrasi, sebenarnya yang


dimaksud demokrasi adalah suatu sistem pemerintahan dalam suatu negara dimana
warga negara secara memiliki hak, kewajiban, kedudukan, dan kekuasaan yang baik
dalam menjalankan kehidupannya maupun dalam berpartisipasi terhadap kekuasaan
negara, dimana rakyat berhak untuk ikut serta dalam menjalankan negara atau
mengawasi jalannya kekuasaan baik secara langsung misalnya melalui ruang ruang
public (public sphere) maupun melalui wakil-wakilnya yang telah dipilih secara adil
dan jujur dengan pemerintahan yang dijalankan semata-mata untuk kepentingan
rakyat, sehingga sistem pemerintahan dalam negara tersebut berasal dari rakyat,
dijalankan oleh rakyat, untuk kepentingan rakyat (from the people by the people to
the people). 26 Menurut Sartori, demokrasi merupakan istilah yang bersifat umum
ataupun universal dan tidak ada sistem demokrasi yang berlaku untuk semua
bangsa.27 Konsep demokrasi semula berawal dari pemikiran mengenai hubungan
negara dan hukum di Yunani kuno dan dipraktekkan dalam hidup bernegara antara
abad ke 4 sebelum Masehi sampai abad ke 6 Masehi. Saat itu pelaksanaan
demokrasi dipraktikan secara langsung (direct democrazy) artinya rakyat
menentukan sendiri secara langsung terhadap setiap putusan yang menyangkut
dengan kepentingan publik berdasarkan prosedur mayoritas.

Demokrasi juga dapat diartikan sebagai sebuah sistem yang meliputi persaingan
efektif diantara partai-partai politik untuk memperebutkan posisi kekuasaan. Dalam
demokrasi ada pemilihan umum yang teratur dan jurdil yang didalamnya semua
anggota masyarakat dapat mengambil bagian. Hak-hak partisipasi demokrasi ini
berjalan seiring dengan kebebasan warga negara (civil liberties) kebebasan untuk
mengungkapkan pendapat dan berdiskusi, beserta kebebasan untuk membentuk dan
bergabung dengan kelompok atau asosiasi politik (Giddens: 2001).

Kesimpulan-kesimpulan dari beberapa pendapat di atas adalah bahwa hakikat


demokrasi sebagai suatu sistem bermasyarakat dan bernegara serta pemerintahan
memberikan penekanan pada keberadaan kekuasaan di tangan rakyat baik dalam
penyelenggaraan berada di tangan rakyat mengandung pengertian tiga hal, yaitu: a.
Pemerintahan dari rakyat (government of the people) Mengandung pengertian yang
berhubungan dengan pemerintah yang sah dan diakui (legitimate government)
dimata rakyat. Sebaliknya ada pemerintahan yang tidak sah dan tidak diakui
(unlegitimate government). Pemerintahan yang diakui adalah pemerintahan yang
mendapat pengakuan dan dukungan rakyat. Pentingnya legimitasi bagi suatu
pemerintahan adalah pemerintah dapat menjalankan roda birokrasi dan program-
programnya. b. Pemerintahan oleh rakyat (government by the people) Pemerintahan
oleh rakyat berarti bahwa suatu pemerintahan menjalankan kekuasaan atas nama
rakyat bukan atas dorongan sendiri. Pengawasan yang dilakukan oleh rakyat (sosial
control) dapat dilakukan secara langsung oleh rakyat maupun tidak langsung
(melalui DPR). c. Pemerintahan untuk rakyat (government for the people)
Mengandung pengertian bahwa kekuasaan yang diberikan oleh rakyat kepada
pemerintah dijalankan untuk kepentingan rakyat. Pemerintah diharuskan menjamin
adanya kebebasan seluas-luasnya.

2. Sebutkan dan jelaskan macam macam demokrasi!


Banyak negara menerapkan sistem politik demokrasi. Masing-masing negara
menerapkan 6 sistem demokrasi dengan pemahaman masing-masing.
Keanekaragaman pemahaman tersebut dapat dirangkum ke dalam 3 sudut pandang,
yaitu ideologi, cara penyaluran kehendak rakyat, dan titik perhatian (Sulisworo,
2012).

1. Berdasarkan ideologi Berdasarkan sudut pandang ideologi, sistem politik


demokrasi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu demokrasi konstitusional atau
demokrasi liberal dan demokrasi rakyat. a. Demokrasi konstitusional (demokrasi
liberal) Dasar pelaksanaan demokrasi konstitusional adalah kebebasan individu. Ciri
khas pemerintahan demokrasi konstitusional adalah kekuasaan pemerintahannya
terbatas dan tidak diperkenankan banyak campur tangan dan bertindak sewenang-
wenang terhadap warganya. Kekuasaan pemerintah dibatasi oleh konstitusi. b.
Demokrasi rakyat Demokrasi rakyat mencita-citakan kehidupan tanpa kelas sosial
dan tanpa kepemilikan pribadi. Demokrasi rakyat merupakan bentuk khusus
demokrasi yang memenuhi fungsi diktator proletar. Pada masa Perang Dingin,
sistem demokrasi rakyat berkembang di negara-negara Eropa Timur, seperti
Cekoslovakia, Polandia, Hungaria, Rumania, Bulgaria, Yugoslavia, dan Tiongkok.
Sistem politik demokrasi rakyat disebut juga "demokrasi proletar" yang berhaluan
Marxisme-komunisme.
2. Berdasarkan cara penyaluran kehendak rakyat, sistem politik demokrasi dapat
dibedakan menjadi tiga macam, yaitu demokrasi langsung. demokrasi perwakilan
atau demokrasi representatif, dan demokrasi perwakilan sistem referendum. a.
Demokrasi langsung Dalam sistem demokrasi langsung, rakyat secara langsung
mengemukakan kehendaknya dalam rapat yang dihadiri oleh seluruh rakyat.
Demokrasi ini dapat dijalankan apabila negara berpenduduk sedikit dan 7
berwilayah kecil. Sistem ini pernah berlaku di Negara Athena pada zaman Yunani
Kuno (abad IV SM). b. Demokrasi perwakilan (demokrasi representatif) Di masa
sekarang, bentuk demokrasi yang dipilih adalah demokrasi perwakilan. Hal ini
disebabkan jumlah penduduk terus bertambah dan wilayahnya luas sehingga tidak
mungkin menerapkan sistem demokrasi langsung. Dalam demokrasi perwakilan,
rakyat menyalurkan kehendak dengan memilih wakil-wakilnya untuk duduk dalam
lembaga perwakilan (parlemen). c. Demokrasi perwakilan sistem referendum
Demokrasi perwakilan dengan sistem referendum merupakan gabungan antara
demokrasi langsung dan demokrasi perwakilan. Rakyat memilih wakil mereka
untuk duduk dalam lembaga perwakilan, tetapi lembaga perwakilan tersebut
dikontrol oleh pengaruh rakyat dengan sistem referendum dan inisiatif rakyat.

3. Berdasarkan titik perhatiannya, sistem politik demokrasi dibedakan menjadi tiga


macam, yaitu demokrasi formal, demokrasi material, dan demokrasi gabungan. a)
Demokrasi formal Demokrasi formal disebut juga demokrasi liberal atau demokrasi
model Barat. Demokrasi formal adalah suatu sistem politik demokrasi yang
menjunjung tinggi persamaan dalam bidang politik, tanpa disertai upaya untuk
mengurangi atau menghilangkan kesenjangan dalam bidang ekonomi. Dalam
demokrasi formal, semua masyarakat dianggap mempunyai derajat dan hak yang
sama antara satu orang dengan yang lain. b) Demokrasi material Demokrasi
material adalah sistem politik demokrasi yang menitikberatkan pada upaya-upaya
menghilangkan perbedaan dalam bidang-bidang ekonomi, sedangkan persamaan
bidang politik kurang diperha tikan bahkan kadang-kadang dihilangkan. Usaha
untuk mengurangi perbedaan di bidang ekonomi dilakukan oleh partai penguasa
dengan mengatasnamakan negara dimana segala sesuatu sebagai hak milik negara
dan hak milik pribadi tidak diakui. c) Demokrasi gabungan Demokrasi gabungan
adalah demokrasi yang menggabungkan kebaikan serta membuang keburukan
demokrasi formal dan demokrasil material. Persamaan derajat dan hak setiap orang
diakui, tetapi demi kesejahteraan seluruh aktivitas rakyat dibatasi. Upaya yang
dilakukan oleh pemerintah untuk kesejahteraan rakyat, jangan sampai mengabdikan
apalagi menghilangkan persamaan derajat dan hak asasi manusia.

3. Jelaskan prinsip-prinsip demokrasi universal!


1. Kedaulatan Rakyat
Salah satu prinsip demokrasi secara universal yang utama adalah adanya kedaulatan
rakyat. Hal ini sesuai dengan definisi demokrasi yakni pemerintahan dari rakyat,
oleh rakyat, dan untuk rakyat. Dalam penerapannya, rakyat berhak maju ke
parlemen sebagai wakil rakyat untuk menyalurkan aspirasi rakyat secara umum.
Rakyat juga menjadi pemegang kedaulatan tertinggi dalam pemerintahan.

2. Pemerintahan Berdasarkan Persetujuan dari yang Diperintah


Prinsip demokrasi berikutnya adalah pemerintahan berdasarkan persetujuan dari
yang diperintah. Artinya pemerintahan harus berjalan sesuai kehendak dan aspirasi
dari rakyat itu sendiri. Rakyat harus terus mengontrol kinerja pemerintahan, baik
lewat lembaga resmi parlemen seperti DPR atau DPD, atau lewat penyampaian
pendapat secara tidak resmi, guna memenuhi asas demokrasi itu sendiri.

3. Kekuasaan Mayoritas
Dalam suatu negara demokrasi, pihak mayoritas memiliki kekuasaan lebih, apalagi
pada negara yang beragam, baik dari suku, agama, atau ras. Hal ini juga berlaku
pada pengambilan keputusan dan kebijakan. Jika cara mufakat tidak bisa diraih,
maka pengambilan keputusan lewat suara terbanyak atau mayoritas akan digunakan.
Cara pemungutan suara juga digunakan untuk pemilihan kepala negara dan kepala
daerah.

4. Hak-Hak Minoritas
Meski mayoritas memiliki kuasa lebih, namun pada prinsipnya hak-hak minoritas
juga harus tetap dijaga, dihormati, dan juga dilindungi. Kelompok minoritas bisa
diidentifikasikan dari suku, ras, agama, golongan, atau bahkan pilihan
politiknya.Walau menjadi minoritas dalam suatu negara, bukan berarti mereka tidak
memiliki hak dan kewajiban yang sama sebagai warga negara dibandingkan dengan
pihak mayoritasnya.

5. Jaminan Hak Asasi Manusia (HAM)


Hak asasi manusia atau HAM merupakan hak-hak dasar bagi seluruh manusia yang
ada sejak lahir sebagai karunia Tuhan. Hak asasi manusia tiap warga negara harus
dijamin oleh pemerintah.Apalagi dalam negara demokrasi, tentu jaminan HAM
wajib dilakukan oleh pemerintah. Hak-hak dasar tiap warga negara harus dijaga dan
dilindungi, contohnya adalah hak hidup, hak berpendapat, hak mendapat
pendidikan, hak berkeyakinan dan sebagainya.

6. Pemilihan yang Bebas, Adil, dan Jujur


Prinsip demokrasi di Indonesia berikutnya adalah adanya pemilihan yang bebas,
adil, dan jujur. Dalam menjalankan pemilu baik pilpres (pemilu presiden), pilkada
(pemilu kepala daerah), atau pileg (pemilu legislatif), dilaksanakan asas luber jurdil
(langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, adil). Asas luber jurdil ini harus ditegakkan
dan diterapkan oleh tiap warga negara. Pemilihan harus bersifat bebas tanpa adanya
paksaan, jujur tanpa adanya kecurangan, serta adil tanpa adanya tekanan.
7. Persamaan di Depan Hukum
Dalam negara demokrasi, penting untuk menerapkan prinsip persamaan di depan
hukum. Hukum harus bisa ditegakkan setegak-tegaknya, tanpa pandang bulu siapa
orang yang diadili dalam sistem peradilan. Artinya semua orang memiliki
kedudukan yang sama di mata hukum, tanpa memandang status, kasta, jabatan, atau
kekayaan. Pejabat, pengusaha, atau rakyat kecil memiliki kedudukan yang sama
pada proses pengadilan.

8. Proses Hukum yang Wajar


Prinsip demokrasi berikutnya adalah proses hukum yang wajar. Yang dimaksud
prinsip ini adalah hukum harus ditegakkan dengan semestinya, dengan membela
kebenaran dan menghukum yang salah.
Pada prakteknya, aparat dan penegak hukum belum bisa menerapkan proses ini,
karena masih banyak praktek suap dan korupsi. Ada kasus hukum yang tidak
diproses, sebaliknya ada juga kasus-kasus kriminalisasi tokoh tertentu. Hal ini tentu
tidak boleh terjadi jika ingin menerapkan prinsip demokrasi secara umum.

9. Pembatasan Pemerintah Secara Konstitusional


Prinsip demokrasi berikutnya adalah pembatasan pemerintah secara konstitusional.
Adanya konstitusi penting sebagai dasar hukum negara yang harus dipatuhi segenap
elemen bangsa. Konstitusi memuat aturan-aturan yang harus dijalankan, sekaligus
menjadi instrumen untuk membatasi kekuasaan pemerintah. Dengan kata lain,
pemerintah tidak bisa sewenang-wenang menjalankan kuasanya karena dibatasi oleh
aturan konstitusi.

10. Pluralisme Sosial, Ekonomi, dan Politik


Dalam negara demokrasi, prinsip pluralisme harus dijalankan dan ditegakkan.
Apalagi pada negara yang beragam, pluralisme penting untuk diterapkan, baik pada
bidang sosial, ekonomi, dan politik.
Untuk itu alangkah baiknya jika sebuah perbedaan justru dijadikan sebagai alat
pemersatu bangsa. Hal ini sesuai dengan semboyan negara Indonesia yakni
Bhinneka Tunggal Ika, yang berarti berbeda-beda tapi tetap satu jua.

11. Nilai-Nilai Toleransi, Pragmatisme, Kerjasama, dan Mufakat


Prinsip demokrasi secara umum yang terakhir adalah nilai-nilai toleransi,
pragmatisme, kerjasama, dan mufakat. Poin-poin tersebut menjadi ciri khas negara
demokrasi yang diterapkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Toleransi merupakan sifat menghargai perbedaan. Pragmatisme berarti
mengutamakan kemanfaatan secara umum. Kerjasama berarti saling bahu membahu
untuk mencapai kepentingan bersama. Sementara mufakat berarti hasil yang
ditimbulkan dari proses musyawarah bersama
4. Jelaskan sejarah perkembangan demokrasi secara umum!
Sejarah singkat demokrasi
Pemerintahan dengan demokrasi telah dikembangkan sejak lama oleh orang Yunani
Kuno di kota Athena.

Mereka mengumpulkan semua orang yang merupakan warga negara di satu area.
Tetapi tidak termasuk budak, wanita, orang asing dan anak-anak yang tidak
mempunyai hak pilih.

Majelis akan berbicara tentang jenis hukum apa yang diinginkan dan dipilih oleh
warga negara. Dewan akan menyarankan undang-undang. Semua warga negara
diizinkan di Majelis.

Dewan dipilih dengan undian. Para peserta di Dewan akan berubah setiap tahun dan
jumlah orang di Dewan paling banyak adalah 500 orang

5. Jelaskan perkembangan demokrasi di Indonesia secara singkat dan jelas!

Ada empat perkembangan demokrasi dari masa ke masa.

1. Demokrasi Parlementer (1945 - 1959)

Demokrasi parlementer ini dimulai ketika Indonesia resmi menjadi negara yang
merdeka hingga berakhir di tahun 1959. Demokrasi parlementer adalah sistem
demokrasi yang menempatkan parlemen sebagai bagian fundamental di
pemerintahan.
akan tetapi, Sistem parlementer yang mulai berlaku sebulan sesudah kemerdekaan
diproklamirkan dan kemudian diperkuat dalam Undang-Undang Dasar 1949 dan
1950 ternyata kurang cocok untuk Indonesia, sebabnya iyalah
1) Sistem multi partai
2) Sikap mental partai yang belum demokratis
3) Tidak ditemukan partai dominan, sehingga koalisi menjadi rapuh , meskipun
berjalan secara dan
memuaskan dalam beberapa negara Asia lain.
Pada masa ini pula digelar Pemilu pertama pada 1955. Pemilu 1955 mendapat
pujian dari berbagai pihak, termasuk dari negara-negara asing. Pemilu ini diikuti
oleh lebih 30-an partai politik dan lebih dari seratus daftar kumpulan dan calon
perorangan.
hal yang menarik dari Pemilu 1955 adalah tingginya kesadaran berkompetisi secara
sehat.
2. Demokrasi Terpimpin (1959 - 1965)

Demokrasi terpimpin adalah sistem pemerintahan, di mana segala kebijakan atau


keputusan yang diambil dan dijalankan berpusat kepada satu orang, yaitu pemimpin
pemerintahan.
Demokrasi terpimpin ini dimulai pada tahun 1959 ketika Presiden Soekarno
mengeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli 1959. Ciri yang paling khas dari konsep
demokrasi terpimpin adalah kehadiran peran dan campur tangan presiden selaku
pemimpin tertinggi demokrasi dan revolusi yakni Presiden Sukarno.
Di lain sisi, demokrasi terpimpin juga terlihat dari pengaruh komunis dan peranan
tentara (ABRI) di politik Indonesia.

Pada masa demokrasi terpimpin banyak terjadi penyelewengan terhadap Pancasila


dan UUD 1945, seperti:

Pembentukan Nasionalis, Agama, dan Komunis (Nasakom)


Tap MPRS No. III/MPRS/1963 tentang Pengangkatan Soekarno sebagai presiden
seumur hidup
Pembubaran DPR hasil pemilu oleh presiden
Pengangkatan ketua DPR Gotong Royong/MPRS menjadi menteri negara oleh
presiden
GBHN yang bersumber pada pidato presiden tanggal 17 Agustus 1959 yang
berjudul 'Penemuan Kembali Revolusi Kita' ditetapkan oleh DPA bukan MPRS

3. Demokrasi Pancasila era Orde Baru (1965 - 1998)

Setelah peristiwa G30S PKI terjadi di tahun 1965, terjadi pergantian pemimpin dari
Soekarno menuju Soeharto. Era orde baru ini juga dikenal dengan istilah Demokrasi
Pancasila yang menjadikan Pancasila sebagai landasan demokrasi.

Akan tetapi, rezim yang berkuasa selama 32 tahun juga dihantui dengan beberapa
penyimpangan, seperti:

· Penyelenggaraan pemilu yang tidak jujur dan tidak adil

· Penegakan kebebasan berpolitik bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS)

· Kekuasaan kehakiman (Yudikatif) yang tidak mandiri karena para hakim adalah
anggota PNS Departemen kehakiman
· Kurangnya jaminan kebebasan mengemukakan pendapat

· Sistem kepartaian yang otonom dan berat sebelah

· Maraknya praktik kolusi, korupsi, dan nepotisme (KKN)

4. Demokrasi Reformasi (1998 - sekarang)

Berakhirnya rezim orde baru yang berkuasa selama 32 tahun melahirkan demokrasi
baru yang dikenal dengan istilah era reformasi. Era reformasi adalah fase demokrasi
yang kembali ke prinsip dasar demokrasi, seperti:

· Adanya Pemilu secara langsung

· Kebebasan Pers

· Desentralisasi

· Hak-hak dasar warga negara lebih terjamin

· Rekrutmen politik yang inklusif

Anda mungkin juga menyukai