Anda di halaman 1dari 30

stia_mataram@yahoo.co.

id

DEMOKRASI INDONESIA

PERTEMUAN : IX
07- November- 2022
DOSEN PENGAMPU:
SYAUMUDINSYAH, SH,.MM
NIDN.0801126901
syahsyaumudin@gmail.com
TOPIK BAHASAN :
DEMOKRASI INDONESIA

SUB TOPIK BAHASAN :


A. Pengertian dan Konsep Demokrasi
B. Perkembangan Paham Demokrasi
C. Pasang Surut Demokrasi di Indonesia
A. PENGERTIAN DAN KONSEP DEMOKRASI
1. Pengertian Demokrasi
Pengertian demokrasi dapat dijelaskan melalui dua sudut
pandang, yaitu tinjauan bahasa (etimologis) dan istilah
(terminologis).
 Secara etimologis, demokrasi dikatakan berasal dari bahasa
Yunani, Demos berarti rakyat atau penduduk suatu tempat
dan Cratein atau Cratos berarti Pemerintahan, kekuasaan,
dan kedaulatan. Jadi secara bahasa demo-cratein atau
demo-cratos (demokrasi) adalah keadaan negara di mana
dalam seitem pemerintahannya kedaulatan berada ditangan
rakyat, kekuasaan terttinggi berada dalam keputusan
bersama rakyat, rakyat berkuasa, pemerintahan rakyat , dan
kekuasaan oleh rakyat ( Dede Rosyada, dkk, 2003:110;
Bagus, 2000:154-155).
Selain pengertian umum demokrasi di atas, terdapat juga
beberapa pendapat para ahli yang mendefinisikan pengertian
demokrasi. Pengertian demokrasi menururt para ahli adalah
sebagai berikut (Dede Rosyada, dkk, 2003:110).
LANJUTAN
a. Aristoteles
Demokrasi adalah suatu kebebasan, yang artinya kebebasan
setiap warga negara dapat berbagi kekuasaan, Aristoteles
mengutarakan bahwa setiap warga negara itu setara dalam
jumlah, yaitu satu individu, dalam demokrasi tidak ada penilaian
terhadap tingginya nilai individu tersebut, setiap warga negara
sama.
b. Abraham Lincoln
Demokrasi adalah sistem pemerintah yang diselenggarakan dari
rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat.
c. Charles Castello
Demokrasi adalah sistem sosial dan politik pemerintahan diri
dengan kekuasaan-kekuasaan pemerintah yang dibatasi dengan
hukum dan kebiasaan untuk melindungi hak-hak perorangan
warga negara.
d. Hans Kelsen
Demokrasi adalah pemerintahan oleh rakyat dan untuk rakyat.
Yang melaksanakan kekuasaan negara ialah wakil-wakil rakyat
yang terpilih. Dimana rakyat telah yakin, bahwa segala kehendak
dan kepentingannyaakan diperhatikan di dalam melaksanakan
kekuasaan negara.
LANJUTAN
e. Merriem
Demokrasi adalah pemerintahan oleh rakyat, khususnya, oleh
mayoritas. Pemerintahan di mana kekuasaan tertinggi tetap pada
rakyat dan dilakukan oleh merekabaik secara langsung atau tidak
langsung melalui sebuah sistem perwakilan yang biasanya
dilakukan dengan cara mengadakan pemilu bebas yang diadakan
secara periodik; rakyat umum khususnya untuk mengangkat
sumber otoritas politik; tiadanya distingsi kelas atau hak istimewa
berdasarkan keturunan atau kesewenang-wenangan.
f. Sidney Hook
Demokrasi adalahbentuk pemerintahan di mana keputusan-
keputusan pemerintah yang penting secara langsung atau tidak
didasarkan dari kesepakatan mayoritas yang diberikan secara
bebas dari rakyat dewasa.
g. John L. Esposito
Kekuasaan dari dan untuk rakyat. Oleh karena itu, semuanya
berhak untuk berpartisipasi, baik terlibat aktif maupun mengontrol
kebijakan yang di keluarkan oleh pemerintah. Selain itu, tentu
saja lembaga resmi pemerintah.terdapat pemisahan yang jelas
antara unsur eksekutif, legislatif, maupun yudikatif.
LANJUTAN
h. C.F. Strong
Demokrasi adalah suatu sistem pemerintahan di mana mayoritas
anggota dewan dari masyarakat ikut serta dalam politik atas
dasar sistem perwakilan yang menjamin pemerintah akhirnya
i. Hannry B. Mayo
Demokrasi adalah kebijaksanaan umum ditentukan atas dasar
mayoritas oleh wakil-wakil yang diawasi secara efektif oleh rakyat
dalam pemilihan-pemilihan yang didasarkan dari prinsip
kesamaan politik dan diselenggarakan dalam suasana di mana
terjadi kebebasanpolitik.
j. Samuel Huntington
Demokrasi adalah para pembuat keputusan kolektif yang paling
kuat dalam sebuah sistem di pilih melalui suatu pemilihan umum
yang adil, jujur, dan berkala dan di dalam sistem itu para calon
bebas bersaing untuk memperoleh suara dan hampir seluruh
penduduk dewasa dapat diberikan suara.
k. Joseph A. Schmeter
Demokrasi merupakan suatu perencanaan institusional untuk
mencapai keputusan politik di mana setiap individu memperoleh
kekuasaan untuk memutuskan cara perjuangan kompetitif atas
suara rakyat.
LANJUTAN
l. Philippe C. Schmitter dan Terry Lynn Karl
Demokrasi sebagai suatu sistem pemerintahan di mana
pemerintah diminta tanggungjawab atas tindakan – tindakan
mereka di wilayah publik oleh warga negara yang bertindak
secara tidak langsung melalui kompetisi dan kerja sama dengan
para wakil mereka yang telah terpilih.
Berdasarkan beberapa definisi tersebut, maka hakikat demokrasi
adalah, sebagai berikut :
a. Pemerintahan dari rakyat (Gevernment of the people). Mengandung
pengertian bahwa pemerintahan sah dan diakui (legitimate
government) di mata rakyat. Pemerintah yang sah dan diakui berarti
suatu pemerintahan yang berkuasa mendapat pengakuan dan
dukungan dari rakyatnya.
b. Pemerintahan oleh rakyat (Government by the people). Mengandung
pengertian bahwa suatu pemerintahan menjalankan kekuasaan atas
nama rakyat, bukan atas dorongan diri dan keinginan sendiri. Oleh
karena itu, dalam menjalankan kekuasaannya, pemerintah harus
tunduk pada pengawasan rakyat (kontrol soaial). Kontrol sosial dapat
dilakukan secara langsung oleh rakyat atau tidak langsung melalui
perwakilannya di parlemen (DPR).
LANJUTAN
c. Pemerintahnan untuk rakyat (government for the people).
Mengandung pengertian bahwa kekuasaan yang diberikan oleh
rakyat kepada pemerintahn untuk kepentingan rakyat, bukan
kepentingan pemerintah atau golongan. Untuk itu, pemerintahharus
mengkaomodasikan aspirasi rakyat. (baik yang disampaikan
langsung atau tidak langsung melalui media massa).
Dengan demikian suatu pemerintahan akan dikatakan demokratis jika
ketiga hal tersebut dilakukan dan ditegakkan dalam sistem
pemerintahan.
2. Konsep Demokrasi
Menurut Soemantri (2002 : 57), secara konsep, demokrasi
diklasifikasikan menjadi dua, yaitu materiil dan formal, bereikut
klasifikasi dari 2 konsep tersebut :
a. Secara Materiil.
1) Demokrasi diartikan sebagai ideologi, pandangan hidup
2) Secara materiil, demokrasi terbagi tiga kategori, yaitu
didasarkan pada kemerdekaan, didasarkan pada kemajuan
dibidang ekonomi, dan didasarkan pada gabungan dari
pertama dan kedua secara simultan.
LANJUTAN
b. Secara Formal.
1) Demokrasi kedalam praktiknya.
2) Secara formal, demokrasi berwujud pada sistem
ketatanegaraan yang dianut masing-masing negara tidak
selalu sama, yakni ada sistem pemerintahan parlementr,
presidensial, diktatorial, campran, adanya negara kesatuan,
fedferal, republik, dan negara kerajaan dan lain sebagainya.

Mahfud (2000 : 45), berpandangan bahwa sulit untuk


mendapatkan konsep demokrasi, karena disamping kata
demokrasi dapat meliputi multi aspek pemerintahan, politik,
kemerdekaan, kesamaan, keadilan, sosial, ekonomi,
budaya maupun hukum, juga disebabkan pengertian
demokrasi tersebut telah dan akan mengalami
perkembangan. Oleh karena itu, Mahfud memandang
demokrasi sebagai ambiguitas. Ambiguitas tersebut
terletak pada apakah demokrasi itu baik ataukah tidak dan
bagaimana mengimplementasikan demokrasi.
B. PERKEMBANGAN PAHAM DEMOKRASI
1. Bentuk Praktik Demokrasi
 Macam-macam demokrasi dapat dikelompokkan menjadi
dua, yaitu demokrasi langsung (direct democrazy) dan
demokrasi tidak langsung (indirect democrazy).
 Demokrasi langsung terjadi bila rakyat mewujudkan
kedaultan politiknya dilakukan secara langsung, keberadaan
lembaga legislatif hanya berfungsi sebagai pengawas atau
pengontrol jalannya pemerintahan. Sementara itu, pemilihan
pejabat eksekutif (presiden, wakil presiden, gubernur, bupati,
dan wali kota) dipilih secra langsung oleh rakyat. Demikian
juga pemilihan anggota legislatif (DPR dan DPRD).
 Demokrasi tidak langsung terjadi jika untuk mewujudkan
kedaulatan politiknya rakyat tidak berhadapan
secaralangsung dengan pihak eksekutif, melainkan melalui
lembaga perwkilan. Pada sistem demokrasi tidak langsung
lembaga perwakilan harus lebih aktif dan peka terhadap
suara rakyat untuk disampaikan kepada pihak eksekutif agar
ditindaklanjuti dalam kebijakan dan program aksi.
LANJUTAN
Dalam pengertian seperti ini demokrasi tidak langsung dapat
disebut demokrasi perwakilan (Dede Rosyada, dkk, 2003
:122)
 Menurut IDEA Publicate (2002 : 76), macam-macam
demokrasi berdasarkan penyaluran kehendak rakyat terbagi
atas dua model berikut :

Demokrasi Langsung

Demokrasi
Demokrasi Tidak
Langsung (Demokrasi
Perwakilan
LANJUTAN
a. Demokrasi Langsung (Direct Democrazy), Demokrasi langsung adalah
demokrasi yang secara langsung dalam melibatkan rakyat untuk
pengambilan keputusan terhadap suatu negara. Demokrasi langsung, rakyat
secara langsung berpartisipasi dalam pemilihan umum dan menyampaikan
kehendaknya. Kata lain, demokrasi terjadi bila rakyat mewujudkan
kedaulatannya pada suatu negara secara langsung. Pada demokrasi
langsung, lembaga legoislatif hanya berfungsi sebagai lembaga pengawas
jalannya pemerintahan. Sedangkan pemilihan pejabat eksekutif (presiden,
wapres, gubernur, dan wali kota) dilakukan rakyat secara langsung melalui
pemilu. Begitu pula pemilihan anggota parlemen atau legislatif (DPR dan
DPD) dilakukan rakyat secara langsung.
b. Demokrasi Tidak langsung ( Indirect Democrazy) Demokrasi tidak langsung
adalah demokrasi yang tidak secara langsung melibatkan seluruh rakyat
suatu negara dalam pengambilan keputusan. Demokrasi tidak langsung,
rakyat menggunakan wakil-wakil yang telah dipercaya untuk menyampaikan
aspirasi dan kehendaknya sehingga dalam demokrasi tidak langsung wakil
rakyat terlibat secara langsung dengan menjadi perantara seluruh rakyat.
Dengan kata lain, demokrasi tidak langasung terjadi bila rakyat mewujudkan
kedaulatannya tidak secara langsungmelalui pihak eksekutif, melainkan
melalui lembaga perwakilan. Pada demokrasi tidak langsung, lembaga
parlemen dituntut peka terhadap berbagai hal yang menyangkut kehidupan
masyarakat dalam hubungannya dengan pemerintah atau negara.
LANJUTAN
Sedangkan dilihat dari titik berat paham atau prinsip ideologiyang dianut,
demokrasi terbagi ada tiga model berikut :
.

Demokrasi

Demokrasi Demokrasi Demokrasi


Liberal Komunis Pancasila

a. Demokrasi Liberal. Demokrasi liberal adalah demokrasi yang


didasarkan dari hak individu suatu warga negara. Di mana setiap
individu dapat mendominasi dalam demokrasi ini. Pemerintah tidak
akan banyak ikut campur dalam kehidupan masyarakat di mana
pemerintah memiliki kekuasaan terbatas. Demokrasi liberal disebut
juga dengan demokrasi konstitusi yang dibatasi oleh konstitusi.
LANJUTAN
b. Demokrasi Komunis. Demokrasi komunis adalah
demokrasi yang berdasarkan dari hak pemerintah di
negaranya di mana pemerintah mendominasi atau
memegang kekuasaan tertinggi. Demokrasi komunis tidak
dibatasi dan bersifat totalitr yang membuat hak setiap
individu tidak ada pengaruhnya pada pemerintah.
c. Demokrasi Pancasila. Demokrasi pancasila adalah
demokrasi yang didasarkan dari ideologi Indonesia, yaitu
Pancasila berdasarkan dari tata sosial dan budaya bangsa
Indonesia. Demokrasi Pancasila merupakan yang dianut
Indonesia.
Berdasarkan fokus perhatiannya, demokrasi di bagi
menjadi 3 (tiga), sebagai berikut :
a. Demokrasi Formal. Demokrasi formal adalah demokrasi
yang berfokus dari bidang politik tanpa mengurangi
kesenjangan ekonomi
b. Demokrasi Material. Demokrasi material adalah demokrasi
yang berfokus dibidang ekonomi tanpa mengurangi
kesenjangan politik.
c. Demokrasi Gabungan. Demokrasi gabungan adalah
demokrasi yang berfokus sama besar baik dibidang politik
2. Bentuk, Ciri, dan Prinsip Demokrasi dalam Sistem
Pemerintahan Negara
a. Bentuk Demokrasi dalam Sistem Pemerintahan Negara
Ada dua bentuk demokrasi dalam sistem pemerintahan
negara, yaitu :

Pemerintahan Pemerintahan
Monarki Republik

1. Pemerintahan Monarki :
Kata monarki berasal dari bahasa Yunani. Monos yang
berarti satu dan Archein yang berarti pemerintah. Jadi
pemerintahan monarki merupakan pemerintahan dalam
suatu negara yang dipimpin oleh raja. Pemerintahan monarki
terbagi dalam tiga bentuk sebagai berikut :
a) Monarki mutlak, yaitu monarki yang bentuk pemerintahan
suatu negaranya dipimpin oleh raja dan kekuasaannya
tidak terbatas.
LANJUTAN
2) Monarki konstitusional, yaitu monarki yang bentuk
pemerintahan suatu negaranya dipimpin oleh raja, namun
kekuasaan raja dibatasi oleh konstitusi.
3) Monarki parlementer, yaitu monarki yang bentuk
pemerintahan suatu negaranya dipimpin oleh raja, namun
kekuasaan yang tertinggi berada ditangan parlemen.
2) Pemerintahan Republik.
Pemerintahan republik berasal dari bahasa latin, yaitu Res
yang berartipemerintahan dan Publica yang berarti rakyat.
Dengandemikian dapat diartikan sebagai pemerintahan yang
dijalankan oleh dan untuk kepentingan orang banyak.
b. Ciri Demokrasi dalam Sistem Pemerintahan Negara
Menururt Sukarno (1990 :24) ada beberapa ciri demokrasi
dalam sistem pemerintahan negara yang beliau kumpulkan.
Merujuk dari beberapa pendapat para ahli, ciri-ciri
pemerintahan demokratis antara lain sebagai berikut :
1) Adanya keterlibatan warga negara (rakyat) dalam
pengambilan keputusanpolitik, baik langsung maupun
tidak langsung (perwakilan).
LANJUTAN
2) Adanya persamaan hak bagi seluruh warga negara dalam
segala bidang
3) Adanya kebebasan dan kemerdekaan bagi seluruh warga
negara
4) Adanya pemilihan umum untuk memilih wakil rakyat yang
duduk di lembaga perwakilan rakyat.
c. Prinsip - Prinsip Demokrasi dalam Sistem
Pemerintahan Negara
Prinsip demokrasi di Indonesia sebenarnya telah
terakomodasi dalam konstitusi NKRI (Negara Kesatuan
republik Indonesia) Prinsip-prinsip denokrasi jika ditinjau
dari pendapat Almadudi yang dikenal dengan “soko guru
demokrasi”, adalah sebagai berikut :
1) Kedaulatan rakyat
2) Pemerintahan berdasarkan persetujuan dari yang
diperintah
3) Kekuasaan mayoritas
4) Hahk-hak minoritas
5) Jaminan hak asasi manusia
LANJUTAN
6) Pemilihan yang bebas, adil, dan jujur
7) Persamaan di depan hukum
8) Proses hukum yang wajar
9) Pembatasan pemerintah secara konstitusional
10) Pluralisme sosial, ekonomi, dan politik
11) Nilai-nilai toleransi, pragmatisme, kerja sama, dan
mufakat.
Selain prinsip demokrasi menurut pendapat para ahli,
berikut terdapat beberapa prinsip umum demokrasi
antara lain :
1) Keterlibatan warga negara mengenai pembuatan
keputusan politik
2) Persamaan diantara warga negara
3) Setiap warga negara memiliki kesamaan dan
kesetaraan dalam praktik politik
4) Kebebasan diakui dan diterima oleh warga negara.
Prinsip demokrasi menurut Robert A. Dahl, prinsip
yang harus ada dalam sistem demokrasi, yaitu :
1) Kontrol atas keputusan pemerintah
LANJUTAN
2) Pemilihan yang teliti dan jujur
3) Hak memilih dan dipilih
4) Kebebasan menyatakan pendapat tanpa ancaman
5) Kebebasan mengakses informasi
6) Kebebasan berserikat
Perilaku yang mendukung tegaknya prinsip-prinsip
demokrasi adalah :
1) Membudayakan sikap terbuka
2) Mengutamakan dialog dalam menyelesaikan masalah
3) Menghargai pendapat orang lain
4) Mau belajar menerima keberagaman

Berdasarkan teori dan praktik demokrasi


sebagaimana dijelaskan di atas, pengertian
demokrasi secara filosofi menjadi semakin
luas, artinya masing-masing paham
mendasarkan pengertian bahwa kekuasaan di
tangan rakyat.
C. PASANG SURUT DEMOKRASI DI INDONESIA
 Menurut dede Rosyada, dkk. (2003:130-141) perkembangan
demokrasi di Indonesia dibagi dalam empat periode yakni :
periode 1945-1959, periode 1959-1965, peride 1965-1998, dan
periode 1998-sekarang.
 Batasan waktu dalam beberapa periode tersebut juga
dikemukakan oleh Miriam Budiarjo (1986 :69-73). Periodesasi ini
ditetapkan berdasarkan adanya kenyataan bahwa di masa-
masa tersebut ada peristiwa penting yang turut memengaruhi
praktik kehidupan demokrasi dalam sistem pemerintahan.
1. Demokrasi pada Periode 1945-1959
 Demokrasi pada masa ini disebot demokrasi parlementer.
Demokrasi parlementer ditetapkan berdasarkan Undang-
Undang dasar 1950. Sistem parlementer secara umum
menekankan adanya hubungan yang erat antara lembaga
eksekutif dan lembaga legislatif. Kepala adalah perdana
menteri. Perdana menteri memilih menteri-menteri tertentu
menjalankan pemerintahan sehingga terbentuk suatu
kabinet.
LANJUTAN
Setiap menteri dalam kabinet bertanggung jawab
melaksanakan departemen pemerintahanb tertentu. Dan
kabinet secara keseluruhan (disebut sebagai pemerintahan)
dipilih didalam atau diluar jabatan eksekutif oleh mayoritas
parlemen (dede Rosyada, dkk, 2003:78). Sistem perlementer
juga menyatakan bahwa badan eksekutif terdiri atas presiden
sebagai kepala negara konstitusional beserta menteri-
menterinya memiliki tanggung jawab politik.
 Secara umum, kehidupan demokrasi pada masa 1950-1959
benar-benar sangat demokratis dan bahkan cenderung
liberal.
 Periode ini pernah dilakukan pemilu pertama kali pada 2
September 1955. Ini berarti ada tenggang waktu sekitar 10
tahun sejak bangsa Indonesia merdeka. Pada awalnya
pemerintah menjanjikan akan melaksanakan pemilu pada
1946, namun karena kondisi negara masih suasana revolusi,
janji tersebut tidak dapat direalisasikan. Pemilu 1955 diikuti
oleh 172 tanda gambar partai yang menjadi kontestan
(Alfian, 1986:67)
LANJUTAN
Pemilu 1955 menempatkan empat besar partai politik
sebagai pemenang, yakni PNI (23,3%), Masyumi (20,9%),
NU (18,4%), dan PKI (16,4%). Komposisi perolehan suara
empat besar partai politik tersebutmencerminkan basis masa
mkasing-masing partai berdasarkan sentimen ideologinya.
Misalnya Masymi dan NU (ideologi Islam), PNI (ideologi
nasionalis), PKI (idelogi komunis). Berdasarkan realitas inilah
kiranya dapat dikatakan bahwa Pemilu 1955 telah muncul
fragmentasi kekuasaan sosial politik berdasarkan aliran
(ideologi dan agama).
 Kondisi sosial politik yang sangat rentan konflik akibat
fragmentasi kekuatan-kekuatan politik itulah yang
menyebabkan Presiden Soekarno kemudian mengeluarkan
Dekrit Presiden pada 5 Juli 1959. Pada Dekrit Presiden itu
dinyatakan secara tegas untuk kembali kepada Undang-
Undang Dasar 1945. Maka dari itu dengan Dekrit tersebut
berakhir pula era demokrasi parlementer. Deangan kembali
pada UUD 1945 berarti keberadaan konstituante tidak lagi
diperlukan.
LANJUTAN
 Sepanjang periode 1945-1966 tampak demokrasi di
Indonesia dipraktikkan dengan menonjolkan peranan
parlemen dan partai-partai. Karena itulah praktik demokrasi
periode ini disebut demokrasi parlementer (Miriam Budiarjdo,
1986:69).
2. Demokrasi pada Periode 1959-1965
 Periode ini ditandai dengan menguatnya peran Presiden,
terbatasnya peran partai-partai politik, masuknya pengaruh
komunis, dan meningkatnya peran ABRI dalam kehidupan
sosial politik. Merujuk pada diktum UUD 1945, jelas
dinyatakan bahwa periode kekuasaan presiden dibatasi
sekurangh-kurangnya lima tahun. Ketetntuan ini
memungkinkan seorang presiden dapat bertahan dalam
periode lima tahunan dan tidak dapat dijatuhkan di tengah
jalan kecuali jika melanggar ketentuan-ketentuan
sebagaimana diatur dalam konstitusi.
 Sangat disayangkan ketika periode ini terjadi beberapa
peristiwa yang sangat bertentangan dengan UUD 1945.
Sebut saja misalnya, pada tahun 1960 Presiden Soekarno -
LANJUTAN

telah membubarkan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), hasil


pemilu yang kemudian digantikan dengan Dewan Perwakilan
Rakyat Gotong Royong (DPRGR). Fungsi DPRGR hanya
sebatas pembantu pemerintah, sedangkan fungsi kontrolnya
dihilangkan.
 Selanjutnya diakhir periode ini juga terjadi penyalahgunaan
wewenang kekuasaan melalui Ketetapan MPRS No. III tahun
1963 yang menyatakan bahwa Presiden Soekarno diangkat
sebagai presiden seumur hidup.
 Ketetapan ini jelas kontradiktif dengan UUD 1945 yang
mengatur periodesasi kekuasaan presiden. Posisi presiden
yang demikian kuat telah menyebabkan kehidupan
demokrasi pada periode ini dikenal dengan demokrasi
terpimpin. (Miriam Budiardjo, 1986:69).
 Dalam banyak aspek demokrasi terpimpin telah menyimpang
dari demokrasi konstitusional yang secara formal merupakan
landasan dan menunjukkan beberapa aspek demokrasi
rakyat.
LANJUTAN
3. Demokrasi pada Periode 1965-1998
 Periode ini diwarnai oleh usaha meluruskan kembali arah
kehidupan demokrasi dan penataan sistem pemerintahan
berdasarkan Pancasila, UUD 1945, dan Ketetapan MPRS.
Beberapa ketentuan yang dianggap melanggar konstitusi,
sperti TAP MPRS No. III/1963 dibatalkan pemberlakuannya.
Bahkan melalui TAP MPRS No. XIX/1966 dinyatakan secara
tegas keinginan pemerintah untuk meninjau kembali produk-
produk legislatif dari model demokrasi terpimpin.
 Periode demokrasi 1965-1998 diwarnai peralihan kekuasaan
dari rezim Orde Lama ke Rezim Orde Baru, dari
kepemimpinan Presiden Soekarno ke Presiden Soeharto.
Konsep demokrasi pada periode ini dipraktikkan dalam suatu
sistem pemerintahan dengan berdasarkan pada Pncasila.
Oleh karena itu, demokrasi pada masa ini di kenal dengan
demokrasi Pancasila. Watak demokrasi Pancasila tidak
berbeda dengan demokrasi pada umumnya. Dalam
Demokrasi Pancasila, rakyat dinyatakan tetap memiliki
kedaulatan yang berarti rakyat bebas menentukan
pilihannya. Segala ketentuan mengenai hal itu diundangkan
dalam peraturan perundang-undangan.
LANJUTAN

 Memang harus diakui bahwa praktik demokrasi Pancasila


tidak se-indah yang dikonsepkan. Sepanjang era Orde baru
banyak dijumpai praktik kehidupan yang tampak tidak sesuai
dengan nilai-nilai demokrasi. Rusli Karim dalam (Dede
Rosyada, dkk, 2003:134) memberikan beberapa contoh
kebijakan pemerintah yang dapat dikatakan bertentangan
dengan watak demokrasi, seperti (a) dominasi peranan
ABRI; (b) birokratisasi dan sentralisasi pengambilan
keputusan politik; © pengebirian peran dan fungsi partai
politik; (d) campur tangan pemerintah dalam urusan politik
dan publik; (e) masa mengambang; (f) monoloyalitas ideologi
negara (dalam kasus kebijakan penerapan Asas Tunggal,
1985); (g) inkoporasi lembaga nonpemerintah. Ketujuh
kebijakan ini jelas menimbulkan pola hubungan pemerintahn
dan rakyat menjadi renggang, pemerintah menjadi dominan,
sementara rakyat subordinat. Selama masa periode ini,
pemerintah telah berhasil melaksanakan lima kali Pemilu,
yakni pada 1971, 1982,1987, dan 1997.
LANJUTAN
4. Demokrasi pada Periode 1965-1998
 Dengan jatuhnya rezim Orde Baru jelas membawa angin
segar bagi kehidupan demokrasi. Hampir semua komponen
bangsa menaruh harapan yang demikian besar pada era
baru yang sering disebut dengan Orde reformasi atau Era
Transisi. Era ini ditandai dengan runtuhnya hegemoni
Golongan Karya (Golkar) yang telah begitu dominan selama
lebih dari 32 tahun. Banyak kebijakan penting yang
dilaksanakan pemerintah untuk memberikan kebabasan
rakyat dalam menyarakan aspirasinya, seperti pembebasan
tahanan politik, jumlah partai politik tidak lagi dibatas, dan
kebebasan pers.
 Maka sesuai agenda reformasi diadakan Pemilu, tepatnya
pada tanggal 7 Juni 1999. Pemilu ini dilaksanakan untuk
memilih anggota DPR baru yang diharapkan lebih
representatif dari sebelumnya. Pemilu 1999 menggunakan
sistem proposional tertutup, artinya pemilih hanya mencoblos
tanda gambar partai. Penyelenggara pemilu dilaksanakan
oleh KomisiPenyelenggara Pemilihan Umum (KPU) yang
independen. Keanggotaan KPU berasal dari wakil
pemerintah, wakil partai, dan wakil masyarakat (Asfar,
2006:50)
LANJUTAN
Pemilu 1999 diikuti oleh 48 partai dan menempatkan lima
besar partai pemenang pemilu, yakni : PDI Perjuangan,
Golkar, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai
kebangkitan Bangsa (PKB), dan Partai Amanat Nasional
(PAN).
 Pada era reformasi ini juga dilaksanakan juga dilaksanakan
untuk pertama kalinya Pemilu secara langsung tanggal 5
April 2004, Pemilu 2004 menggunakan sistem proporsional
terbuka, yaitu pemilih disamping memilih atau mencoblos
tanda gambar partai politik, juga memilih atau
mencoblosnama-nama dari partai politik yang dipilihnya.
Pemilu 2004 memiliki makna strategis bagi perjalanan
bangsa Indonesia karena untuk pertama kalinya pemilu
dilaksanakan dengan tujuan meilih secara langsung lima
lembaga negara sekaligus, yakni DPR, DPRD, DPD,
Presiden, dan Wakil Presiden.
 Pada pemilu sebelumnya, rakyat hanya meilih wakil-wakil
rakyat untuk duduk dilegislatif. Sesuai dengan amandemen
UUD 1945, presiden dan wakil presiden dipilih secara
langsung dan sistem ketatanegaraan berbentuk dua kamar
(DPR dan DPD) sehingga perlu pemiliohan anggota DPD
(dewan Perwakilan daerah).
LANJUTAN

DPD adalah lembaga perwakilan rakyat yang dirancang


untuk mewakili kepentingan daerah. Sama dengan pemilu
1999, pada pemilu 2004 ini penyelenggara pemilu juga
dilaksanakan oleh KPU baik ditingkat pusat maupun daerah.
Perbedaannya, pada pemilu 2004 anggota KPU benar-benar
berasal dari kalangan yang independen dan nonpartisan,
tidak seperti pada pemilu 1999 yang masih menempatkan
wakil partai politik dalam keanggotaan KPU (A.S.
Muhammad Hikam, 1999:59).
 Pemilu 2004 diikuti oleh 24 partai politik dan menempatkan
Partai Golkar, PDI Perjuangan, PKB, PPP, Partai demokrat,
Partai keadilan Sejahtera (PKS) dan PAN, dalam kelompok
tujuh besar.

Anda mungkin juga menyukai