Anda di halaman 1dari 10

RESUME KEWARGANEGARAAN

“DEMOKRASI INDONESIA”

Oleh :

- AGUNG RIZKHI ZAIFUDDIN


- DIMAS SATRIA HERMASYAH FIRDAUS
- GUNAWAN JANGKUNG WIBOWO
- M.J. BONANG AL-MUJAHID
- MUHAMMAD ASSEGAF
- NABILA SHAFA AMEERA
- RAHMA DANI
- RIZKY HERMAWAN

1D DIII TEKNIK SIPIL


JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI MALANG

2020
1. KONSEP DASAR DEMOKRASI
Istilah demokrasi (democrasi) berasal dari penggalan kata bahasa Yunani
yakni demos dan cratos/cratein. Demos berarti rakyat dan cratein berarti
pemerintahan. Jadi, demokrasi berarti pemerintahan rakyat.
Selain dalam pengertian tinjauan diatas, Istilah lain arti atau makna demokrasi
yang diungkapkan oleh beberapa ahli yaitu :
a. Abraham Lincoln (1963)
Demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat
(governvement of the people, by the people, and for the people)
b. Harold Laski
Demokrasi tidak dapat diberi batasan, karena rentang sejarahnya yang
amat panjang dan telah berevolusi sebagai konsep yang menentukan
(Hendra Nurtjahto, 2006: 71)
c. Istilah demokrasi dengan perkembangan dan pertumbuhan masyarakat
semakin tinggi kompleksitas kehidupan suatu masyarakat semakin sulit
dan tidak sederhana demokrasi di definisikan (Saefulloh Fatah, 1994: 5)
Berdasar berbagai pengertian yang berkembang dalam sejarah pemikiran
tentang demokrasi, makna demokrasi dapat dikategorikan menjadi 3 (tiga),
yaitu :
1. Makna demokrasi sebagai bentuk pemerintahan
2. Makna demokrasi sebagai sistem politik
3. Demokrasi sebagai sikap hidup

1.1 Demokrasi sebagai bentuk pemerintahan


Demokrasi adalah satu dari tiga bentuk pemerintahan yaitu, monarki,
astokrasi, dan demokrasi (Plato, Republic).
Bentuk pemerintahan buruk yang berlawanan dari bentuk
pemerintahan diatas yaitu, tirani, oligarki, dan mobokrasi atau okhlokrasi. Dari
bentuk sistem yang buruk tersebut penyelenggara pemerintahan justru
menimbulkan keonaran, kerusuhan, kebebasan, dan kerusakan sehingga
menimbulkan anarki.
Tiga macam bentuk pemerintahan yang baik (good constitution),
meliputi monarki, aristokrasi, dan polity. Sedangan jenis pemerintahan buruk
adalah tirani, oligarki, dan demokrasi (Aristoteles, Politics).
Pemaknaan demokrasi sebagai bentuk pemerintahan :
- Sidney Hook
Mengatakan demokrasi adalah bentuk pemerintahan dimana
keputusan pemerintah yang penting secara langsung atau tidak
langsung didasarkan pada kesepakatan mayoritas yang diberikan
secara bebas kepada rakyat dewasa (Tim ICE UIN, 2003: 110).
- International Commission for Jurist
Demokrasi adalah suatu bentuk pemerintahan dimana hak untuk
membuat suatu keputusan-keputusan politik di selenggarakan
oleh warga negara melalui wakil-wakil yang dipiliholeh mereka
yang bertanggung jawab kepada mereka melalui suatu proses
pemilihan yang bebas (Mirriam Budiardjo, 2008: 116-117)
- Georg Sorense (2003: 1)
Secara lugas menyatakan demokrasi adalah suatu bentuk
pemerintahan oleh rakyat.

1.2 Demokrasi sebagai sistem politik


Sistem politik demokrasi adalah sistem politik yang mendasarkan pada nilai-
nilai dan prinsip-prinsip demokrasi dimana individu dapat berpartisipasi dalam
setiap pengambilan keputusan yang dibuat oleh pemerintah. Sistem yang
memelihara keseimbangan antara konflik dan konsensus.
Prinsip-prinsip dari sistem politik demokrasi adalah sebagai berikut :
a. Pembagian kekuasaan
b. Pemerintah yang konstitusional
c. Pemerintah yang berdasarkan hukum
d. Pemerintah mayoritas pemerintah dengan diskusi
e. Pemilihan umum yang bebas
f. Partai politik lebih dari satu dan mampu melaksanakan fungsinya
g. Pers yang bebas
h. Pengakuan terhadap hak minoritas
i. Perlindungan terhadap hak manusia
j. Peradilan yang bebas dan tidak memihak
k. Pengawasan terhadap administrasi negara
l. Mekanisme politik yang berubah antara kehidupan politik masyarakat dan
politik pemerintah
1.3 Demokrasi sebagai sikap hidup
Demokrasi sebagai sikap hidup berisi nilai-nilai yang dapat dimiliki, dihayati,
dan diamalkan oleh setiap orang. Bentuk pemerintahan demokrasi ataupun
sistem politik demokrasi suatu negara memerlukan sikap hidup warganya yang
demokratis. Demokrasi merupakan suatu keyakinan, suatu prinsip utama yang
harus dijabarkan dan dilaksanakan secara sistematis dalam bentuk atura sosial
politik. Bentuk kehidupan yang berdemokrasi akan kokoh bila dikalangan
masyarakat tumbuh nilai-nilai demokrasi tersebut.

2. PRINSIP-PRINSIP DASAR DAN INDIKATOR DEMOKRASI


2.1 Prinsip-Prinsip Dasar
Dari pendapat-pendapat para ahli, dapat diambil beberapa prinsip-prinsip nilai
dasar demokrasi :
a. Negara Berdasarkan Konstitusi
Prinsip ini terkait dengan UUD (Undang-undang Dasar) atau semua
hukum yang ditetapkan. Konstitusi dijadikan landasan dalam berbangsa
dan bernegara. Fungsinya sebagai pembatas kewenangan pemerintah,
dan bisa memenuhi hak rakyat. Dengan begitu, rakyat tidak
mendapatkan perlakuan sewenang-wenang dari penguasa.
b. Peradilan Tidak Memihak dan Bebas
Pemerintah tidak bisa campur tangan dalam peradilan. Karena sistem
pemerintahan menganut peradilan bebas. Netralitas sangat diperlukan,
sehingga bisa melihat permasalahan dengan tepat dan jernih. Sehingga
hakim mampu bekerja dengan baik dalam menemukan keadilan.
Kemudian menentukan keputusan yang adil dalam setiap perkara yang
ditanganinya.
c. Kebebasan Berpendapat dan Berserikat
Setiap warga negara bebas untuk membentuk organisasi atau berserikat.
sekaligus tidak membatasi haknya untuk mengeluarkan pendapat.
Namun, pendapat itu tentunya harus disampaikan dengan bijak.
d. Pergantian pemerintahan secara berkala
Agar kekuasaan tidak disalahgunakan, maka perlu adanya pergantian
pemerintahan dengan berkala. Sehingga meminimalisir kemungkinan
terjadinya korupsi, kolusi, dan juga nepotisme. Pemilihan umum harus
digelar dengan jujur dan adil. Dengan harapan bisa menemukan
pemimpin yang bisa diandalkan.
e. Penegakan hukum, dan kedudukan sama setiap rakyat di mata hukum
Kebenaran dan keadilan tidak akan tercipta tanpa penegakan hukum.
Penerapan hukum tidak boleh pandang bulu atau berat sebelah. Oleh
karena setiap warga negara memiliki keduduka yang sama di depan
hukum. Jadi, setiap pelanggaran hukum harus mendapatkan hukuman
tegas.  
f. Jaminan atas Hak Asasi Manusia
Sistem demokrasi dikatakan berhasil diterapkan, kalau dibarengi dengan
perlindungan HAM. Karena hak dasar ini adalah hak setiap manusia.
Sehingga negara juga harus menghargainya, dengan tidak pernah
melakukan pelanggaran HAM.
g. Kebebasan Pers
Pers menjadi media penyaluran aspirasi warga negara. Sehingga bisa
memberikan kritik dan saran kepada pemerintah sebagai pemuat
kebijakan publik. Fungsi lainnya adalah sebagai sarana sosialisasi segala
program pemerintah. Sehingga terjalin komunikasi antara rakyat dan
pemerintah.

2.2 Indikator Demokrasi


Kedaulatan rakyat (Demokrasi) dispesifikasikan menjadi dua faktor yaitu,
faktor kontrol popular (popular control) dan faktor kesetaraan politik (political
equality).
Pembagian kerangka kerja utama dalam 3 (tiga) komponen utama, yaitu:
- Kerangka Kerja Hak-hak Warga Negara yang Kesetaraannya Terjamin
(Guaranteed Framework of Equal Citizen Rights). Terdiri dari
kewarganegaraan yang setara (Common Citizenship), dan hak-hak sipil
dan politik (Civil and Political Rights).
- Institusi-institusi pemerintah yang representatif
- Masyarakat demokratis atau sipil

3. PERJALANAN DEMOKRASI DI INDONESIA


3.1 Ide Demokrasi Pendiri Negara
Kesamaan pandangan dan konsesus politik dari para pendiri bangsa bahwa
kenegaraan Indonesia harus berdasar kerakyatan/kedaulatan rakyat atau
demokrasi. Ide maupun budaya demokrasi telah mengakar dan tumbuh dalam
diri bangsa Indonesia dengan konteks yang sederhana dalam pengaplikasian
kenegaraan. Makna demokrasi berada dalam sila-sila Pancasila khususnya sila
keempat dan Pasal 1 ayat 2 UUD 1945. Dari nilai-nilai diatas sistem
demokrasi Indonesia tergolong kedalam demokrasi Pancasila yang berarti
prinsip-prinsip demokrasi di Indonesia dijalankan berdasarkan nilai-nilai yang
ada pada pancasila. Arti demokrasi Pancasila dalam arti luas maupun sempit :
a. Secara luas berarti kedaulatan rakyat didasarkan dengan nilai-nilai
Pancasila baik sebagai pedoman penyelenggaraan maupun sebagai cita-
cita.
b. Secara sempit berarti kedaulatan yang dilaksanakan menurut hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan.
3.2 Praktik Demokrasi di Indonesia
1. Pelakasanaaan Demokrasi pada Masa Revolusioner (1945-1950)
Tahun 1945-1950, Indonesia masih berjuang menghadapi Belanda yang
ingin kembali ke Indonesia. Pada saat itu pelaksanaan demokrasi belum
berjalan dengan baik karena masih adanya revolusi fisik. Pada awalnya
kemerdekaan masih terdapat  sentralisasi kekuasaan. Hal itu terlihat pada
pasal 4 Aturan Peralihan UUD 1945 yang menyebutkan bahwa sebelum
MPR , DPR, dan DPA dibentuk menurut UU ini, segala kekuasaan
dijalankan oleh Presiden dengan  dibantu oleh KNIP. Untuk menghindari
bahwa negara Indonesia adalah negara  yang absolute, pemerintah
mengeluarkan:
a. Maklumat Wakil Presiden No. X tanggal 16 oktober 1945,KNIP
berubah menjadi lembaga legislatif;
b. Maklumat Pemerintah tanggal 3 November 1945 tentang Pembentuksn
Partai Politik;
c. Maklumat Pemerintah tangaal 14 november 1945 tentang perubahan
sistem pemerintahan presidensial menjadi parlementer.

2. Pelaksanaan Demokrasi pada Masa Orde Lama


a) Masa Demokrasi Liberal / Demokrasi Parlementer (1950-1959)
Pada masa demokrasi ini peranan parlemen, akuntabilitas politik
sangat tinggi dan berkembangnya partai-partai politik. Badan
eksekutif terdiri dari Presiden sebagai kepala negara konstitusional
(constitutional head) dan perdana menteri sebagai kepala
pemerintahan. Akan  tetapi, praktik demokrasi pada masa ini dinilai
gagal karena tidak sessuai dengan bangsa Indonesia dan disebabkan
oleh :
1) Dominannya partai politik ;
2) Lanadasan social ekonomi yang masih lemah ;
3) Tidak mampunyai konstituante bersidang untuk mengganti
UUDS 1945.
Atas dasar kegagalan itu,Presiden mengeluarkan Dekrit Presiden
5 juli 1959 yanag isinya:
1) Bubarkan konstituante
2) Kembali ke UUD 1945 tidak berlaku UUDS 1950
3) Pembentukan MPRS dan DPAS.
b) Masa Demokrasi Terpimpin (1959-1965)
Pengertian demokrasi terpimpin menurut TAP MPRS No.
VII/MPRS/1965 adalah kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan yang berintikan
musyawarah untuk mufakat  secara gotong royong di antara semua
kekuatan nasional yang progresif revolusioner dengan berporoskan
nasakom. Ciri-cirinya adalah:
1) Tingginya dominasi presiden
2) Terbatasnya peran partai politik
3) Berkembangya pengaruh PKI
Penyimpangan masa demokrasi  terpimpin antaara lain:
a) Sistem kepartaian menjadi tidak jelas ,dan para pemimpin partai
banyak yang dipenjarakan;
b) Peranan parlemen lemah, bahkan akhirnya dibubarkan oleh
presiden  dan  presiden membentuk DPRGR ;
c) Jaminan HAM lemah;
d) Terbatasnya peran pers;
e) Kebijakan politik luar negeri memihak ke RRC (blok timur) yang
memicu terjadinya peristiwa pemberontakan G 30 S PKI . 
3. Pelaksanaan Demokrasi pada Masa Orde Baru (1966-1998)
Pelaksanaan demokrasi Orde Baru ditandai dengan keluarnya
Surat Perintah 11 maret 1996. Orde Baru  bertekad akan
melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen.
Awal Orde Baru member harapan baru kepada rakyat pembangunan
di segala bidang melalui  Pelita  I, II, III, IV, V dan masa Orde Baru
berhasil menyelenggarakan Pemilihan Umun tahun 1971, 1977, 1782,
1987, 1992, dan 1997. Meskipun demikian pelaksanaan demokrasi
pada masa Orde Baru ini dianggap gagal dengan alasan:
1) Tidak addanya rotasi kekuaan eksekutif;
2) Rekrutmen politik yang tertutup;
3) Pemilu yang jauh dari semangat demokrasi ;
4) Pengakuan HAM yang terbatas;
5) Tumbuhnya KKN yang merajalela.
4. Pelaksanaan Demokrasi Orde Reformasi (1998 – Sekarang)
Orde reformasi ditandai dengan turunnya Presiden Soeharto pada
tanggal  21 Mei 1998. Demokrasi pada masa reformasi pada dasarnya
merupakan demokrasi dengan  perbaikan peraturan yang tidak
demokratis, dengan meningkatkan peran lembaga tinggi dan tertinggi
negara dengan menegaskan fungsi, wewenang, dan tanggung jawab
yang mengacu  pada prinsip pemisahan kekuasaan dan tata hubungan
yang jelas antara lembaga-lembaga eksekutif,legislative,dan yudikatif.
Masa reformasi berusaha membangun kehidupan yang demokratis
antara lain dengan:
1) Keluarnya Ketetapan MPR RI No.X/MPR/1998 tentang pokok-
pokok reformasi;
2) Ketetapan No.VII/MPR/1998 tentang pencabutan tap MPR
tentang Referendum;
3) Tap MPR RI No.XI/MPR/1998 tentang penyelenggaraan Negara
yang bebas dari KKN;
4) Tap MPR RI No.XIII/MPR/1998 tentang ppembatasan Masa
Jabatan Presiden dan Wakil Presiden RI;
5) Amandemen UUD 1945 sudah sampai amandemen I,II,III,IV.
Disisi lain ada jugak ahli yang berpendapat tentang pelaksanaaan
demokrasi di Indonesia yaitu Menurut Azyumardi Azra (2000: 130-
141) Perkembangan demokrasi

4. PENDIDIKAN DEMOKRASI
Pendidikan demokrasi pada hakikatnya adalah sosialisasi nilai-nilai demokrasi
agar dapat diterima dan dijalankan oleh warga negara. Pendidikan demokrasi
bertujuan mempersiapkan warga masyarakat berperilaku dan bertindak demokratis,
melalui aktivitas menanamkan pada generasi muda akan pengetahuan, kesadaran, dan
nilai-nilai demokrasi.
Pengetahuan dan kesadaran akan nilai demokrasi itu meliputi tiga hal;
pertama, kesadaran bahwa demokrasi adalah pola kehidupan yang paling menjamin
hak-hak warga masyarakat itu sendiri. Kedua, demokrasi adalah sebuah learning
process yang lama dan tidak sekedar meniru dari masyarakat lain. Ketiga,
kelangsungan demokrasi tergantung pada keberhasila mentransformasikan nilai-nilai
demokrasi pada masyarakat. Pada tahap selanjutnya pendidikan demokrasi akan
menghasilkan masyrakat yang mendukung sistem politik yang demokratis. Yaitu
masyarakat yang berlandaskan pada nilai-nilai demokrasi serta berpartisipasi aktif
mendukung kelangsungan pemerintahan demokrasi di negaranya. Oleh karena itu,
setiap pemerintahan demokrasi akan melaksanakan sosialisasi nilai-nilai demokrasi
kepada generasi muda. Kelangsungan pemerintahan demokrasi bersandar pada
pengetahuan dan kesadaran demokrasi warga negaranya. Pendidikan pada umumnya
dan pendidikan demokrasi pada khususnya akan diberikan seluas-luasnya bagi seluruh
warganya.
Sosialisasi nilai-nilai demokrasi melalui pendidikan demokrasi adalah bagian
dari sosialisasi politik negara terhadap warganya. Sosialisasi politik mencakup
pengertian yang luas sedangkan pendidikan demokrasi mengenai cakupan yang lebih
sempit. Sesuai dengan makna pendidikan sebagai proses yang sadar dan renencana,
sosialisasi nilai-nilai demokrasi dilakukan secara terencana, terprogram, terorganisasi
secara baik khususnya melalui pendidikan formal
Pendidikan formal dalam hal ini sekolah, berperan penting dalam
melaksanakan pendidikan demokrasi kepada generasi muda. Sistem pembelajaran
dalam sekolah memiliki peran penting khususnya untuk kelangsungan sistem politik
demokrasi melalui penanaman pengetahuan, kesadaran dan nilai-nilai demokrasi.
Pemahaman yang utuh akan demokrasi harus juga dimilliki oleh setiap warga
negara baik secara perorangan maupun kelembagaan. Hal ini mengisyaratkan bahwa
siapapun yang berada dan berkepentingan dalam negara ini (stakeholder) mampu
menerapkan prinsip-prinsip demokrasi dalam setiap kegiatannya.

5. PENTINGNYA DEMOKRASI SEBAGAI SISTEM POLITIK KENEGARAAN


MODERN
Perkembangan demokrasi yang semakin pesat dan merupakan sistem
organisasi yang berperngaruh untuk semua organisasi politik dan sosial dengan
diperjuangkan oleh pendukung-pendukung yang berpengaruh – UNESCO (1949).
Adanya statement tersebut menegaskan bahawa demokrasi sebagai sistem
politik kenegaraan modern yang berlandaskan Pancasila dalam negara majemuk
digunakan sebagai jaminan hak-hak dasar setiap warga negaranya dalam pelaksanaan
kehidupan berbangsa dan bernegara, kesetaraan dalam segala aspek kenegaraan,
pemenuhan-pemenuhan kebutuhan umum warga, pembaharuan kebijakan moderna
dalam sistem kenegaraan modern. Sebagai bentuk penegasan ciri negara modern
dengan menjunjung kebebasan rakyat untuk menyampaikan pendapat, mencegah
terjadinya pemerintahan yang diktaktor, menciptakan pemerintahan yang bertanggung
jawab.

Anda mungkin juga menyukai