Anda di halaman 1dari 3

DARI POLITIK DINASTI, NEPOTISME HINGGA KOLUSI DAN KORUPSI

Dalam keadaan demokrasi saat ini kita mengetahui bahwasanya para wakil kita dipilih langsung oleh rakyat.
Dalam hal ini yang terjadi seakan menjadi terbalik. Beberapa kasus korupsi diawali dengan adanya nepotisme dan
kolusi. Dengan adanya hal itu akhirnya demokrasi dibentuk untuk membentuk politik dinasti supaya kekuasaan
yang telah dipegang dapat langgeng.
Dalam suatu kasus disalah satu wilayah negara ini si A berperan sebagai calon walikota dengan harapan dia dapat
menang dalam pemilu. Dengan program yang focus pada pembangunan akhirnya si A dapat menduduki kursi
jabatan walikota. Dua tahun setelah itu program pembangunan mulai dijalankan akan tetapi banyak kalangan
masyarakat dari profesi kontraktor dan bangunan sipil menentang si A dengan dalil bahwa demokrasi telah cacat.
Dalil ini dapat dilontarkan oleh mereka akibat kekecewaan penjalanan program pembangunan. Walikota A
cenderung melemparkan tender-tender kepada pihak-pihak yang disinyalir dekat dengan si A. kasus ini berujung
pada pelaporan komunitas kontraktor kepada pihak berwajib, mereka mengeluarkan steatment bahwa walikota A
telah melakukan korupsi. Akhirnya kasus ini sampai pada penyidikan yang dilakukan oleh KPK. 7 hari penyidikan
dilakukan oleh KPK dengan menemukan bukti-bukti bahwa ada pengelembungan dana pada anggaran
pembangunan.
Dengan bukti-bukti yang telah ditemukan oleh KPK, kasus ini dibawa pada ranah persidangan yang menyebabkan
walikota A dimintai kesaksian atas rencana biaya yang tidak wajar dalam program pembangunan di wilayah
tersebut. Dengan berbagai desakan dari persidangan walikota A akhirnya mengakui kepada pihak hakim telat
menyuap kepala dinas pembangunan untuk memberikan kemenangan tender-tendernya kepada pihak-pihak yang
diakui waliktota A dekat dengannya dan puncaknya kedua belah pihak sama-sama diuntungkan.
Akhirnya dari kasus itu persidangan menjatuhkan hukuman 12 tahun penjara kepada walikota A dan akan
dilakukan penyelidikan lebih lanjut kepada pihak yang terkait atas penggelembungan dana dan kolusi yang terjadi
antara kepala dinas pembangunan dengan walikota A.
PEMBAHASAN STUDI KASUS TENTANG KKN SEBAGAI AWAL DARI
KECACATAN DEMOKRASI

ABSTRAK
Demokrasi sebagai sistim yang banyak digunakan pada masa sekarang telah
memberikan dampak yang besar dari perkembangan sistim pemerintahan hingga politik
saat ini sampai pada titik bahwa demokrasi hanyalah perpanjangan dari tangan oligarki ini
membuktikan bahwa demokrasi masih cacat akan keadilan dan kemakmuran hanya
dipakai oleh pihak-[ihak tertentu untuk memperkaya diri seperti kasus yang kami angkat
bahwa kecacatan ini merupakan Efek dari KKN dikarenakan di situlah terdapat kerjasama
yang baik antar golongan dan pribadi untuk memperkaya diri dan akan dibedah di sini
bagaimana dan mengapa hal itu dapat terjadi.

1. PENDAHULUAN
Demokrasi sebagai langkah awal dalam perubahan sistim politik dunia setelah
tumbangnya monarki dan feodalisme diharapkan dapat memberikan kemerdekaaan bagi
setiap individu tanpa merenggut hak hak dari masing masing orang tetapi hal lain terjadi
dengan adanya kolusi dari berbagai pihak yang akhirnya menciptakan sebuah dinasti
dalam politik yaitu oligarki berkedok demokrasi sebenarnya bagaimana hal ini dapat
terjadi? Dan apa dampak serta penanggulangannya?

2. PEMBAHASAN
A. Pengertian Penelitian Kolusi,Korupsi dan Nepotisme
Dalam hal ini digunakan pandangan pribadi dari setiap mahasiswa yang
kami jadikan satu rangkuman yang memungkinkan adanya suatu kesimpulan definisi dari
KKN yang dapat dipahami oleh setiap orang. Sebenarnya KKN sendiri tidak dapat
dipungkiri berawal dari sikap setiap individu itu sendiri namun pada hakikatnya ini terjadi
juga dikarenakan sisitim yang lemah sebuah kolusi (persekongkolan jahat) terjadi karena
sebuah nepotisme yang di sini kami artikan sebagai sebuah kedekatan kasus di atas
menunjukkan kedekatan antara sebuah partai dengan subjek yang ditunggainya yang
dimanfaatkan untuk sebuah kepentingan serta hasilnya menghasilkan korupsi
penyelewengan dana dapat disimpulkan KKN memang berasal dari pribadi atas beberapa
kepentingan.
B. Tujuan dan Jenis Penelitian Studi Kasus
Tujuan daripada penelitian atau anilisis kasus ini adalah untuk menunjukkan bahwa
awal mula dari cacatnya demokrasi bukan dari pihak luar tetapi intern mereka senidri
yang membuat suatu kolusi yang berasal dari nepotisme yang titik akhirnya adalah seperti
yang kita kenal sekarang perampasan hak lewat korupsi.
C. Analisis Kasus
Dari kasus di atas terdapat korban dan pelaku yaitu pelaku di
sini terdiri dari individu dan kelompok selaku calon walikota si A
sebagai subjek awal merupakan pihak yang memanfaatkan dan
dimanfaatkan memanfaatkan partai dan dimanfaatkan partai sebuah
simbiosis yang tidak jelas bagaimana arahnya. Hal tersebut yang
dinamakan sebuah nepotisme awal kedekatan akan partai
menyebabkan sebuah kolusi untuk mengangkat si A menjadi
walikota lewat jalur yang salah sehingga terjadi jual beli jabatan
namun setelah kolusi itu berhasil walikota ingin mendapat hasil
yang lebih lagi dengan memanfaatkan anggota partai untuk
membuat dinasti politik sehingga mengarahkan tendernya ke pihak
Kadin untuk itu maka setiap pembangunan di lakukan oleh pihak
yang dekat dengan walikota. Dari analis kasus ini meskipun monarki
atau feodalisme telah tumbang masih berlangsung politis kedekatan
kecacatan demokrasi yang lumrah dianggap lumrah dan tak wajar.
Ini merupakan salah satu sebab terciptanya demokrasi yang tidak
sehat.

3. KESIMPULAN
Kesimpulannya manusia memang semua memiliki karakteristik
berbeda pancasila telah menujukkan suatu kesucian atau ideology yang
harus dipatuhi akan tetapi peraturan dan peran serta masyarakat
diperlukan dalam hal pengawasan demokrasi meningkatkan rasa sosial
dan tidak individualism. Serta memahami demokrasi dalam sikap hidup
berbangsa dan bernegara.

Anda mungkin juga menyukai