Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

PENDIDIKAN ANTI KORUPSI

DOSEN PENGAMPU
Drs.Lukman Pardede,SH,M.Pd
JURUSAN: S1 KEBIDANAN

D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
DEVI AMALIA
NIM:2210007

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


INSTITUT KESEHATAN SUMATERA UTARA
T.A 2022/2023
DAFTAR ISI ....................................................................................................... …………...2

BAB I PENDAHULUAN

1.1Pendahuluan............................................................................................................. …..2

BAB II PEMBAHASAN

2.1Dampak Terhadap Politik Dan Demokrasi……………………………………..1

2.2dampak Terhadap Penegak Hukum……………………………………………..2

2.3dampak Terhadap Pertahanan Dan Keamanan………………………………...3

2.4Dampak Kerusakan Lingkungan…………………………………………………4

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ..........................................................................................................................1

3.2 Daftar Pustaka…………………………………………………………………………….2


KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya
makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini disusun sebagai tugas untuk mata
kuliah Pendidikan dan Budaya Anti Korupsi
Keberhasilan penulis dalam penulisan makalah ini tentunya tidak lepas dari bantuan
berbagai pihak. Untuk itu penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang telah membantu terselesaikannya makalah ini. Penulis menyadari bahwa dalam
penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangan yang masih perlu
diperbaiki, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan
makalah ini, sehingga dapat bermanfaat bagi siapapun yang membacanya.

Medan, 9 Maret 2023


Penulis
Dampak Korupsi

A. Dampak korupsi Terhadap Politik dan Demokrasi

• Munculnya Kepemimpinan Korup


Kondisi politik yang carut marut dan cenderung sangat koruptif menghasilkan masyarakat
yang tidak demokratis. Perilaku koruptif dan tindak korupsi dilakukan dari tingkat yang paling
bawah.(Movere Mona Astinah 2020 V2 No2, n.d.) Konstituen di dapatkan dan berjalan karena
adanya suap yang diberikan oleh calon-calon pemimpin partai, bukan karena simpati atau
percaya terhadap kemampuan dan kepemimpinannya.(Fitrah et al., 2021) Berhubungan
transaksional sudah berjalan dari hulu yang pada akhirnya pun memunculkan pemimpin yang
korup juga karena proses yang dilakukan juga transaksional.(Mustanir, n.d.-c) Masyarakat
juga seolah-olah possess digiring untuk memilih pemimpin yang korup dan diberikan mimpi-
mimpi dan janji akan kesejahteraan yang menjadi dambaan rakyat sekaligus menerima suap
dari calon pemimpin tersebut.(TEST Scopus 2020 V82 No, n.d.)

• Hilangnya Kepercayaan Publik

pada Demokrasi Demokrasi yang diterapkan di Indonesia sedang menghadapi cobaan berat
yakni berkurangnya kepercayaan masyarakat terhadap demokrasi. Hal ini wilayahnya
dikarenakan terjadinya tindak korupsi besar-besaran yang dilakukan oleh petinggi pemerintah,
legislatif atau petinggi partai politik. Kondisi ini mengakibatkan berkurangnya bahkan
hilangnya kepercayaan publik terhadap pemerintahan yang sedang berjalan.(Berbasis et al.,
n.d.) Masyarakat akan semakin apatis dengan apa yang dilakukan dan diputuskan oleh
pemerintah. Apatisme yang terjadi ini seakan memisahkan antara masyarakat dan pemerintah
yang akan terkesan berjalan sendiri-sendiri. Hal ini benar-benar harus diatasi dengan
kepemimpinan yang baik, jujur, bersih dan adil. Sistem demokrasi yang dijalankan Indonesia
masih sangat muda, walaupun kelihatannya stabil namun menyimpan berbagai
kerentanan.(Praja Vol 10 No 1 2022 Riska Sabir, n.d.) Tersebarnya kekuasaan ditangan
banyak orang ternyata telah dijadikan peluang bagi merajalelanya penyuapan. Reformasi yang
dilakukan tanpa landasan hukum yang kuat justru melibatkan pembukaan sejumlah lokus
ekonomi bagi penyuapan, yang dalam praktiknya melibatkan para broker bahkan
menumbuhkan mafia.(Pemanfaatan Teknologi Informasi Dalam Optimalisasi Pelayanan
Publik dan Potensi Desa Halaman - et al., n.d.)

• Menguatnya Plutokrasi
Korupsi yang sudah menyandera pemerintahan pada akhirnya akan menghasilkan konse-
kuensi menguatnya plutokrasi (sitem politik yang dikuasai oleh pemilik modal/kapitalis)
karena sebagian orang atau perusahaan besar melakukan ‘transaksi’ dengan pemerintah,
sehingga pada suatu saat merekalah yang mengendalikan dan menjadi penguasa di negeri
ini.(Mustanir STISIP Muhammadiyah Rappang Sidenreng Rappang Regency, n.d.)
Perusahaan-perusahaan besar ternyata juga ada Hubungan dengan partai-partai yang ada di
kancah perpolitikan negeri ini, bahkan beberapa pengusaha besar menjadi ketua sebuah partai
politik. Tak urung antara kepentingan partai dengan kepentingan perusahaan menjadi sangat
ambigu.(Mustanir, n.d.-b) Perusahaan-perusahaan tersebut mengu-asai berbagai hajat hidup
orang Banyak, seperti; bahan bakar dan energi, bahan makanan dasar dan olahan, transportasi,
perumahan, keuangan dan perbankan, bahkan media masa dimana pada saat ini setiap stasiun
televisi dikuasai oleh oligarki tersebut.(Pada Perencanaan Pembangunan Di Kabupaten
Sidenreng Rappang et al., n.d.) Kondisi ini membuat informasi yang disebar luaskan selalu
mempunyai tendensi politik tertentu dan ini bisa memecah belah rakyat karena begitu biasnya
informasi.(Tentang et al., n.d.)

• Hancurnya Kedaulatan Rakyat


Dengan semakin jelasnya plutokrasi yang terjadi, kekayaan Negara ini hanya dinikmati
oleh sekelompok tertentu bukan oleh rakyat yang seharusnya. Perusahaan besar
mengendalikan politik dan sebaliknya juga politik digunakan untuk keuntungan perusahaan
besar. Bila kita melihat sisi lain politik, seharusnya kedaulatan ada di tangan rakyat. Namun
yang terjadi sekarang ini adalah kedaulatan ada di tangan partai politik, karena anggapan
bahwa partailah bentuk representasi rakyat. Partai adalah dari rakyat dan mewakili rakyat,
sehingga banyak orang yang menganggap bahwa wajar apabila sesuatu yang didapat dari
negara dinikmati oleh partai (rakyat).(Mustanir, Yasin, et al., 2018) partai politik untuk
memenangkan pemilu, karena yang menanglah yang akan menguasai semuanya (the winner
takes all). Tapi bukannya sudah jelas bahwa partai politik dengan kendaraan perusahaan besar
sajalah yang diatas kertas akan memenangkan pertarungan tersebut. Artinya sekali lagi, hanya
akan ada sekelompok orang saja yang menang dan menikmati kekayaan yang ada. Hal ini
terus berulang dari masa ke masa. rakyat terus terombang- ambing dalam kemiskinan dan
ketidak jelasan masa depan.(Uceng et al., 2019)

B. Dampak Terhadap Penegakan Hukum

Korupsi adalah penyakit moral dan kecenderungan semakin berkembang dengan penyebab
multifaktor, lemahnya penegakan hukum mendorong masyarakat lebih berani melakukan
tindakan korupsi, sebab hukuman yang diperoleh lebih ringan dibandingkan nilai perolehan
korupsi.Pihak yudikatif, eksekutif, dan legislatif, yang seharusnya banyak berperan dalam
mendorong gerakan pemberantasan korupsi malah banyak terlibat dan ikut berperan dalam
KKN, sebagai dampak dari penegakan hukum yang lemah.

• Fungsi pemerintahan mandul


Korupsi telah mengikis banyak kemampuan pemerintah untuk melakukan fungsi yang
seharusnya. Bentuk hubungan yang bersifat transaksional yang lazim dilakukan oleh
berbagai lembaga pemerintahan begitu juga Dewan Perwakilan Rakyat yang tergambar
dengan hubungan partai politik dengan voter-njii, menghasilkan kondisi yang sangat rentan
terhadap terjadinya praktek korupsi. Hubungan transaksional yang dilakukan oleh berbagai
lembaga pemerintahan dan Dewan Perwakilan Rakyat yang tergambar dengan hubungan
partai politik dengan voter-nya,menghasilkan kondisi sangat rentan dengan praktek korupsi.
Korupsi, tidak diragukan, menciptakan dampak negatif terhadap kinerja suatu system politik
atau pemerintahan. Pada dasarnya, isu korupsi lebih sering bersifat personal. Namun, dalam
manifestasinya yang lebih luas, dampak korupsi tidak saja bersifat personal, melainkan juga
dapat mencoreng kredibilitas organisasi tempat si koruptor bekerja. Pada tataran tertentu,
imbasnya dapat bersifat sosial. Korupsi yang berdampak sosial sering bersifat samar,
dibandingkan dengan dampak korupsi terhadap organisasi yang lebih nyata. Selanjutnya
masyarakat cenderung meragukan citra dan kredibilitas suatu lembaga yang diduga terkait
dengan tindak korupsi. Di sisi lain lembaga politik sering diperalat untuk menopang
terwujudnya kepentingan pribadi dan kelompok. Ini mengandung arti bahwa lembaga politik
telah dikorupsi untuk kepentingan yang sempit (vested interest). Dampak korupsi yang
menghambat berjalannya fungsi pemerintahan, sebagai pengampu kebijakan negara, dapat
dijelaskan sebagai berikut:
• Korupsi menghambat peran negara dalam pengaturan alokasi
• Korupsi menghambat negara melakukan pemerataan akses dan asset
• Korupsi juga memperlemah peran pemerintah dlm menjaga stabilitas ekonomi & politik.
Suatu pemerintahan yang terlanda wabah korupsi akan mengabaikan tuntutan
pemerintahan yang layak. Pemimpin/pejabat yang korup sering mengabaikan kewajibannya
oleh karena perhatiannya tergerus untuk kegiatan korupsi semata-mata. Hal ini dapat
mencapai titik yang membuat orang tersebut kehilangan sensitifitasnya dan akhirnya
menimbulkan bencana bagi rakyat
• Hilangnya kepercayaan rakyat terhadap lembaga Negara
Korupsi yang terjadi pada lembaga-lembaga negara seperti yang terjadi di Indonesia dan
marak diberitakan di berbagai media massa mengakibatkan kepercayaan masyarakat terhadap
lembaga tersebut hilang.

C. Dampak Korupsi di Bidang Pertahanan dan Keamanan


Korupsi di Bidang Pertahanan dan Keamanan belum dapat disentuh oleh agen-agen
pemberantas kosupsi. Akibatnya tidak banyak kasus korupsi yang terungkap dan sampai kepada
putusan pengadilan yang terungkap di media masa, namun apakah hal tersebut berarti institusi
Pertahanan dan Keamanan Indonesia, TNI dan Polri dapat dikatakan bebas dari kasus korupsi?
Kesimpulan seperti itu tidak dapat diambil begitu saja. Kasus yang sedang hangat dibicarakan
akhir-akhir ini adalah kasus Simulator SIM yang melibatkan Irjen Polisi Djoko Susilo. Diluar
kasus tersebut, kinerja kepolisian yang berhubungan langsung dengan masyarakat sipil pun
secara persepsi masih kental dengan tindakan korupsi mulai dari uang damai, penyuapan,
maupun jasa pengamanan illegal. Lain hal nya di tubuh Tentara Nasional Indonesia, selama ini
terkesan tidak terjamah oleh aparat penegak hukum dalam hal penanganan pidana Korupsi.
ICW meberitakan dalam situsnya, telah ada bukti awal dan laporan terkait paling tidak untuk
lima kasus korupsi yang diserahkan ke pihak Kejaksaan Agung namun belum diadakan
penyelidikan, yang dijadikan alasan tentunya undang-undang yang membatasi kewenangan
kejaksaan untuk menangani kasus korupsi di TNI. Sesuai ketentuan perundang-undangan,
kejaksaan harus menggandeng Mabes TNI untuk membentuk tim penyidik koneksitas. Lalu
kenapa KPK tidak turun tangan menangani kasus-kasus seperti ini? Bukan kah KPK lembaga
yang dibentuk secara khusus dan peraturan yang mengatur kewenangannya pun diatus secara
khusus (lex spesialis)? Disini terlihat bahwa, sampai sekarang ranah Korupsi di Bidang
Pertahanan dan Keamanan belum dapat disentuh oleh agen-agen pemberantas kosupsi.
Dalam bidang Pertahanan dan Keamanan, peluang korupsi, baik uang maupun kekuasaan,
muncul akibat tidak adanya transparansi dalam pengambilan keputusan di tubuh angkatan
bersenjata dan kepolisian serta nyaris tidak berdayanya hukum saat harus berhadapan dengan
oknum TNI/Polri yang seringkali berlindung di balik institusi Pertahanan dan Keamanan.
Tim peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia yang dipimpin oleh Dr. Indria
Samego (1998) mencatat empat kerusakan yang terjadi di tubuh ABRI akibat korupsi:
1. Secara formal material anggaran pemerintah untuk menopang kebutuhan angkatan
bersenjata amatlah kecil karena ABRI lebih mementingkan pembangunan ekonomi
nasional. Ini untuk mendapatkan legitimasi kekuasaan dari rakyat bahwa ABRI memang
sangat peduli pada pembangunan ekonomi. Padahal, pada kenyataannya ABRI memiliki
sumber dana lain di luar APBN
2. Perilaku bisnis perwira militer dan kolusi yang mereka lakukan dengan para pengusaha
keturunan Cina dan asing ini menimbulkan ekonomi biaya tinggi yang lebih banyak
mudaratnya daripada manfaatnya bagi kesejahteraan rakyat dan prajurit secara
keseluruhan.
3. Orientasi komersial pada sebagian perwira militer ini pada gilirannya juga menimbulkan
rasa iri hati perwira militer lain yang tidak memiliki kesempatan yang sama. Karena itu,
demi menjaga hubungan kesetiakawanan di kalangan militer, mereka yang mendapatkan
jabatan di perusahaan negara atau milik ABRI memberikan sumbangsihnya pada mereka
yang ada di lapangan.
4. Suka atau tidak suka, orientasi komersial akan semakin melunturkan semangat
profesionalisme militer pada sebagaian perwira militer yang mengenyam kenikmatan
berbisnis baik atas nama angkatan bersenjata maupun atas nama pribadi. Selain itu, sifat
dan nasionalisme dan janji ABRI, khususnya Angkatan Darat, sebagai pengawal
kepentingan nasional dan untuk mengadakan pembangunan ekonomi bagi seluruh bangsa
Indonesia lambat laun akan luntur dan ABRI dinilai masyarakat telah beralih menjadi
pengawal bagi kepentingan golongan elite birokrat sipil, perwira menengah ke atas, dan
kelompok bisnis besar (baca: keturunan Cina). Bila ini terjadi, akan terjadi pula dikotomi,
tidak saja antara masyarakat sipil dan militer, tetapi juga antara perwira yang profesional
dan Saptamargais dengan para perwira yang berorientasi komersial.

D. Dampak kerusakan lingkungan


Dampak masif korupsi juga dapat mengakibatkan kerusakan lingkungan yang ditandai dengan
menurunnya kualitas lingkungan karena adanya ekslpoitasi besar-besaran sumber dayaalam,
menurunnya kualitas hidup yang juga akan berdampak pada menurunnya kualitas hidup
manusia yang ada di dalamnya, serta kualitas hidup global.
Kebanyakan manusia menempatkan lingkungan hidup hanya sebagai bahan eksploitasi untuk
tujuan jangka pendek. Kondisi ini tentu sangat medesak untuk segera dikendalikan. Perlu
diadakan suatu sistem yang konkrit untuk melakukan perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup secara berkelanjutan. Jika tidak, kerusakan lingkungan hidup sudah pasti akan menjadi
ancaman besar bagi peradaban masyarakat dunia
Contoh dampak kerusakan lingkungan
Emil Salim menyimpulkan bahwa ada tantangan besar yang harus dihadapi gerakan
penyelamatan lingkungan hidup, diantaranya
1. Eksploitasi secara berlebihan dan pecemaran yang kian meningkat, baik air tanah, sungai,
danau, rawa, maupun air laut.
2. Merosotnya kualitas tanah dan hutan akibat tekanan penduduk dan eksploitasi besar-
besaran
untuk keperluan pembangunan.
3. Menciutnya keanekaan hayati akibat rusaknya habitat lingkungan berbagai tumbuh-
tumbuhan dan hewan
Kesimpulan
Korupsi adalah suatu tindak pidana yang memperkaya diri yang secara langsungmerugikan
negara atau perekonomian negara.(beberapa unsur yang terdapat dalam perbuatan korupsi meliputi
menerima hadiah atau janji penyuapan/, pemerasan dalam jabatan, ikut serta dalam pengadaan
bagi pegawai negeri8penyelenggara negara/,menerima grati-ikasi, serta menyalahgunakan
kewenangan.Korupsi berdampak pada berbagai lintas sendi kehidupan negara seperti e-ek
dominoyang berantai. !emakintingginya praktik korupsi di suatu negara akan secara instanmaupun
bertahap melemahkan kondisi keuangannegara,penyelenggaraan negara, dan kondisi sosial
masyarakat.&ampak korupsi terhadap kondisi keuangan negara disumbangkan dari dampak
langsungnya pada bidang perpajakan dan ekonomi. #dapun dampak korupsi terhadap
penyelenggaraan negara adalah akumulasi dari dampak langsung korupsi dalam bidang politik,
demokrasi, dan hukum. !edangkan dampak korupsi terhadapkondisi sosialmasyarakat adalah
wujud dari dampak langsung korupsi dalam bidang akhlak dan moral,sosial, budaya, kode etik,
dan sumber daya manusia.

Daftar Pustaka

Susanto, Agus. http://my.opera.com/a6us/blog/show.dml/4944371. diakses tanggal 7 maret 2023


http://intl.feedfury.com/content/30095993-makalah-korupsi-di-indonesia.html. diakses tanggal
07 maret 2023
Hutabarat, Agus. http://agusthutabarat.wordpress.com/2009/11/06/tindak-pidana-korupsi-di-
indonesia-tinjauan-uu-no-31-tahun-1999-jo-uu-no-20-tahun-2001-tentang-
pemberantasan-tindak-pidana-korupsi/.
http://www.slideshare.net/akungbgl/materi-5-dampak-korupsi-2010. diakses tanggal 08 oktoberi
2015
http://www.anneahira.com/dampak-korupsi.htm
http://www.scribd.com/doc/57680938/Dampak-Korupsi-Terhadap-HAK-dan-KEWAJIBAN-bagi-
Rakyat-Sipil.

Anda mungkin juga menyukai