Anda di halaman 1dari 17

1

MAKALAH PENDIDIKAN BUDAYA DAN ANTI KORUPSI


‘DAMPAK KORUPSI’

Oleh:
Umri Barokah
P27226017044
D3 A Fisioterapi

PROGRAM STUDI DIII FISIOTERAPI


JURUSAN FISIOTERAPI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SURAKARTA
KARANGANYAR
2019
2

DAFTAR ISI

Halaman

Ringkasan.............................................................................................3
Dampak Terhadap Politik dan Demokrasi.............….………………………..4
Dampak Terhadap Penegakan Hukum…………………………………….....6
Dampak Terhadap Pertahanan dan Keamanan……………………………….8
Dampak Terhadap Kerusakan Lingkungan…………………………………..9
Contoh Soal………………………………………………………………….13
Daftar Pustaka……………………………………………………………….16
Lampiran …………………………………………………………………….17
3

Ringkasan

Korupsi atau rasuah (bahasa Latin: corruptio dari kata kerja corrumpere yang
bermakna busuk, rusak, menggoyahkan, memutarbalik, menyogok) adalah
tindakan pejabat publik, baik politisi maupun pegawai negeri, serta pihak lain
yang terlibat dalam tindakan itu yang secara tidak wajar dan tidak legal
menyalahgunakan kepercayaan publik yang dikuasakan kepada mereka untuk
mendapatkan keuntungan sepihak.
Korupsi memiliki dampak negatif terhadap negara. Konsekuensi dari tindakan
korupsi semacam itu memiliki efek mendalam pada negara, diantaranya yaitu :
1. Dampak terhadap poliik dan demokrasi
2. Dampak terhadap Penegak Hukum
3. Dampak terhadap pertahanan dan keamanan
4. Dampak terhadap pelestarian lingkungan
4

A. Dampak Terhadap Politik dan Demokrasi

Korupsi tidak terlepas dari kehidupan politik dan demokrasi.


Rencana anggaran yang diajukan pihak eksekutif kepada pejabat legislatif
yakni pihak DPR/DPRD untuk disetujui dalam APBN/APBD adalah
berdampak politik. Anggaran APBN/APBD yang dikucurkan ke
masyarakat implementasinya harus dapat dipertangungjawabkan secara
accountable kepada masyarakat dan bebas dari intervensi kepentingan
pribadi maupun golongan tertentu. 1
Pihak-pihak yang terlibat dalam penetapan anggaran pendapatan
belanja negara di DPR kemungkinan tidak terlepas dari kepentingan
politik dari masing-masing partai yang diwakilinya. Beberapa bentuk
konflik kepentingan dapat menimbulkan suatu potensi korupsi seperti
dalam bentuk kebijakan dan gratifikasi. Indonesia merupakan negara
demokrasi di mana masyarakat dapat ikut serta dalam pengawasan
terhadap jalannya pemerintahan. Upaya pencegahan korupsi melalui
pengaduan masyarakat adalah bentuk peran serta yang harus mendapat
tanggapan dengan cepat dapat dipertangungjawabkan. 1
Korupsi mengganggu kinerja sistem politik yang berlaku. Publik
cenderung meragukan citra dan kredibilitas suatu lembaga yang diduga
terkait dengan tindakan korupsi. 1
Pemerintah sebagai pemegang kekuasaan politik perlu
dikontrol,karena kesaksian sejarah menunjukkan betapa akibat dari
penyalahgunaankekuasaan atau korupsi politik itu mempunyai akibat
dahsyat bagi rakyat banyak dalam berbagai aspek kehidupannya.
Bagaimana implementasi dari kekuasaan agar berperan sesuai dengan
tujuan yang hakiki, tidak terlepas dari cita ideal dari keadilan.Apalagi
kekuasaan politik dalam suatu negara yang selalu berkorelasi dengan
faktorkesejahteraan rakyat dan sumber daya manusia suatu bangsa. Pada
saat yang samaoperasionalisasi kekuasaan berkorelasi dengan kedaulatan
hukum. 3
5

Korupsi politik mencakup berbagai aspek yang berkaitan dengan


kekuasaan,karena figur sentral dari korupsi politik adalah subyek hukum
yang memilikikekuasaan politik, menerima amanat dari rakyat, memiliki
mandat konstitusionaldan hukum untuk menegakkan demokrasi dan
keadilan di berbagai aspek kehidupandan penghidupan rakyat. Korupsi
politik mengindikasikan ada penyalahgunaanamanat, mandat, kewenangan
yang dipercayakan oleh rakyat selaku pemegangkekuasaan tertinggi
didalam negara demokrasi. Korupsi politik dilakukan oleh pelaku dengan
menyalahgunakan kewenangan, sarana dan kesempatan yangmelekat
kepada kedudukan dan posisi sosial politik yang ada
padanya.Penyalahgunaan posisi strategis pelaku korupsi politik berdampak
pada bidangpolitik, ekonomi, hukum dan pendidikan sosial yang negatif
bagi rakyat. 3
Demokrasi yang diterapkan di Indonesia sedang menghadapi
cobaan berat yakni berkurangnya kepercayaan masyarakat terhadap
demokrasi. Hal ini karena terjadinya tindak korupsi besar-besaran yang
dilakukan oleh petinggi pemerintah, legislatif atau petinggi partai politik.
Kondisi ini mengakibatkan berkurangnya bahkan hilangnya kepercayaan
public terhadap pemerintahan yang sedang berjalan. 1
Masyarakat akan semakin apatis dengan apa yang dilakukan dan
diputuskan oleh pemerintah Apatisme yang terjadi ini seakan memisahkan
antara masyarakat dan pemerintah yang akan terkesan berjalan sendiri-
sendiri. Hal ini benar-benar harus diatasi dengan kepemimpinan yang baik,
jujur, bersih dan adil. Sistem demokrasi yang dijalankan Indonesia masih
sangat muda, walaupun kelihatannya stabil namun menyimpan berbagai
kerentanan. Tersebarnya kekuasaan di tangan banyak orang ternyata telah
dijadikan peluang bagi merajalelanya penyuapan. Reformasi yang
dilakukan tanpa landasan yang kuat justru melibatkan pembukaan
sejumlah lokus ekonomi bagi penyuapan, yang dalam praktiknya
melibatkan para broker bahkan menumbuhkan mafia. 3
6

Dari apa yang diuraikan di atas, pada akhirnya kondisi ini akan
berpulang lagi kepada kepemimpinan, Pemimpin yang tidak mampu
melawan korupsi akan mengakibatkan masyarakat tidak mempercayai
pemerintah yang pada akhirnya mengakibatkan hilangnya kepercayaan
masyarakat terhadap demokrasi. 1

B. Dampak Terhadap Penegakan Hukum

Korupsi adalah penyakit moral dan kecenderungan semakin


berkembang dengan penyebab multifaktor, lemahnya penegakan hukum
mendorong masyarakat lebih berani melakukan tindakan korupsi, sebab
hukuman yang diperoleh lebih ringan dibandingkan nilai perolehan
korupsi. Pihak yudikatif, eksekutif, dan legislatif, yang seharusnya banyak
berperan dalam mendorong gerakan pemberantasan korupsi malah banyak
terlibat dan ikut berperan dalam KKN, sebagai dampak dari penegakan
hukum yang lemah. 1
Keberadaan perangkat hukum pada dasarnya menjadi “minyak
pelumas” mekanismesistem demokrasi. Sendi-sendi demokrasi akan
tersendat dan bahkan bisa “terbakar”, jikapelaksanaan demokrasi itu
digerakkan secara “paksa” dan represif. Tarik menarikkepentingan dan
pergeseran politik akan “memanas,” meledak manakala
“SupremasiHukum” sebagai “oli pelumas” pergesekan kepentingan tidak
berfungsi secara baik.Semakin baik hukum yang visioner akan semakin
cenderung berproses ke arah sophistikasipolitik. Kendala tidak
berfungsinya hukum dalam melicinkan roda demokrasi itu bisakarena
karakter perangkat hukum itu sendiri. Banyaknya perangkat hukum yang
berwatakfeodal represif saat ini mempunyai andil yang destruktif dalam
proses menimbulkanberbagai kekerasan di negara kita dewasa ini. Tanpa
adanya perangkat hukum yangberwatak egaliter dan berparadigma nilai
keadilan, maka penyelesaian “ketegangan” politikakan diselesaikan oleh
subjektivitas pemegang kekuasaan. 3
7

Adanya “kekosongan” hukum juga dapat dipergunakan oleh


kelompok ekonomi kuat untuk “mendistruksi” kelompok lemah yang pada
gilirannya menimbulkankesenjangan sosial ekonomi. Kondisi kesenjangan
ini dapat menjadi faktor penggerakterjadinya “violence” yang bermuatan
politik. Kekosongan hukum dalam bidang ekonomiterlihat dengan adanya
“penambalan-penambalan” melalui Inpres Paket Deregulasi dansejenisnya.
Jika kondisi ini diperketat dengan mental pejabat yang rentan terhadap
wabahkorupsi dan kolusi maka pengusaha lemah dan masyarakat awam
akan semakin tidakberdaya. Apalagi anak-anak pejabat dan juga kelompok
aliansi antara anak pejabat danpengusaha dengan mudah mendapatkan
kucuran kredit sampai ratusan miliar rupiah. 3
Korupsi yang terjadi pada lembaga-lembaga negara seperti yang
terjadi di Indonesia dan marak diberitakan di berbagai media massa
mengakibatkan kepercayaan masyarakat terhadap lembaga tersebut hilang.
Berikut ini lembaga negara yang paling korup menurut Barometer Korupsi
Global (BKG) pada tahun 2009:
a. Legislatif (Dewan Perwakilan Rakyat)
b. Partai Politik
c. Kepolisian RI
d. Lembaga Peradilan (Mahkamah Agung dan Kejaksaan Agung)
Akhir-akhir ini masyarakat kita banyak menerima informasi
melalui berbagai media tentang bobroknya penegakan di Indonesia. Mulai
kasus Gayus Tambunan sampai perang kepentingan di Kepolisian RI
dalam menindak praktek mafia . Berita yang paling akhir adalah kasus
korupsi besar-besaran pembangunan wisma atlet di Palembang dan kasus
Hambalang yang melibatkan pejabat pemerintahan dan para petinggi
Partai Politik yang berkuasa yang pada akhirnya terkait dengan kinerja
pemerintahan yang sedang berjalan. Kondisi yang memprihatinkan ini
ditengarai juga melibatkan berbagai mafia, seperti mafia dan mafia
anggaran. Sungguh situasi yang paradox, padahal, seharusnya suatu
system diciptakan oleh otoritas pemerintah atas dasar kepercayaan
8

masyarakat, dengan harapan bahwa melalui kedaulatan pemerintah


(government sovereignty), hak-hak mereka dapat dilindungi. Dengan
demikian, pemerintah menciptakan keteraturan dalam kehidupan
berbangsa serta bernegara. Sudah menjadi tugas dari lembaga-lembaga
tersebut untuk melaksanakannya, bukan sebaliknya. 2

C. Dampak Terhadap Pertahanan dan Keamanan

Korupsi terhadap peluang-peluang penyalahgunaan uang negara,


yang sangat berpengaruh terhadap persepsi masyarakat terhadap realitas
kehidupan, yang ujung-ujungnya dapat menimbulkan rasa frustrasi, iri,
dengki, gampang menghujat, tidak menerima keadaan dan rapuh, dan pada
ujungnya masyarakat dapat kehilangan arah dan identitas diri serta
menipisnya sikap bela Negara dalam pertahanan dan keamanan. Korupsi
dapat berdampak pada lemahnya sistem pertahanan dan keamanan
nasional, negara yang korup dapat memiskinkan rakyat, dan rakyat yang
miskin sangat rapuh dan mudah diintervensi oleh pihak-pihak yang ingin
merongrong pemerintahan. 1
Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia, yang
memiliki 13.466 pulau. Luas daratan Indonesia 1.922.570 km2 (KPK,
2013) dengan jumlah penduduk terbanyak ke-3 di dunia, yaitu
246.864.191 jiwa (KPK, 2013). Jumlah TNI adalah 369.389 personel
(Rahakundini Bakrie, 2007), sedangkan jumlah POLRI 387.470 (Winarto,
2011). Jumlah yang masih sedikit jika dibanding dengan luas pulau dan
jumlah penduduk. Dengan demikian, sering muncul masalah-masalah
hankam, baik dalam negeri maupun yang berhubungan dengan negara
tetangga. Wilayah perbatasan sering menjadi sumber ketegangan dengan
negara tetangga. Sumber daya alam termasuk di perairan juga sering kali
tidak terawasi dan dieksploitasi oleh penduduk negara tetangga. Padahal,
Indonesia merupakan produsen ikan terbesar di dunia dengan bobot
produksi sekitar 87,1 juta ton. Jumlah yang fantastis tersebut meliputi 4,4
9

juta ton di wilayah tangkap perairan Indonesia, sedangkan 1,8 juta ton
lainnya berada di perairan Zona Ekonomi Ekslusif/ZEE (KPK, 2013). 1
Indonesia dalam posisinya berbatasan dengan banyak negara,
seperti Malaysia, Singapura, China, Philipina, Papua Nugini, Timor Leste
dan Australia. Perbatasan ini ada yang berbentuk perairan maupun daratan.
Daerah-daerah perbatasan ini rata-rata terisolir dan mempunyai fasilitas
yang sangat terbatas, seperti jalan raya, listrik dan energi, air bersih dan
sanitasi, gedung sekolah dan pemerintahan dan sebagainya. Kondisi ini
mengakibatkan masyarakat yang hidup di wilayah perbatasan harus
menanggung tingginya biaya ekonomi. Kemiskinan yang terjadi di daerah-
daerah tapal batas dengan negara lain, seperti yang terjadi di wilayah
Kalimantan Barat yang berbatasan langsung dengan Malaysia,
mengakibatkan masyarakat lebih cenderung dekat dengan negara tetangga
Malaysia karena negara tersebut lebih banyak memberikan bantuan dan
kemudahan hidup bagi mereka. Bahkan masyarakat tersebut rela untuk
berpindah kewarganegaraan menjadi warga Negara Malaysia apabila
kondisi kemiskinan ini tidak segera ditanggapi oleh pemerintah Indonesia.
Hal ini akan semakin menimbulkan kerawanan pada perbatasan dan
berakibat melemahnya garis batas negara. Kondisi ini ternyata hampir
merata terjadi di wilayah perbatasan Indonesia. 2
Perekonomian yang cenderung tidak merata dan hanya berpusat
pada perkotaan semakin mengakibatkan kondisi wilayah perbatasan
semakin buruk. Selain itu wilayah tapal batas ini sangat rawan terhadap
berbagai penyelundupan barang-barang ilegal dari dalam maupun luar
negeri, seperti bahan bakar, bahan makanan, elektronik, sampai
penyelundupan barang-barang terlarang seperti narkotika, dan senjata dan
amunisi gelap. Selain itu juga sangat rawan terjadinya human trafficking,
masuk dan keluarnya orang-orang yang tidak mempunyai izin masuk ke
wilayah Indonesia atau sebaliknya dengan berbagai alasan. Kita bisa
bayangkan, andaikan kekayaan negara tidak dikorupsi dan dipergunakan
10

untuk membangun daerah-daerah perbatasan, maka negara ini akan


semakin kuat dan makmur. 2

D. Dampak Terhadap Kerusakan Lingkungan

Dampak kerusakan lingkungan akibat perbuatan korupsi, sekarang


ini sudah terlihat di mana-mana, bukan saja lingkungan fisik, melainkan
juga lingkungan sosial budaya. Terhadap lingkungan fisik yakni
penyimpangan terhadap anggaran pembangunan sarana-prasarana dapat
memperlambat laju pertumbuhan ekonomi dan berdampak pada
kemiskinan rakyat. Begitu pun penyalahgunaan pengelolaan hutan lindung
yang membuat ekosistem terganggu, menimbulkan banjir, longsor,
berdampak kerugian materi dan jiwa pada masyarakat. Penyalahgunaan
wewenang yang berdampak terhadap lingkungan kelautan juga terjadi,
sebagai contoh adanya penyalahgunaan perizinan pengelolaan potensi
kelautan. 1
Lingkungan hidup yang telah rusak akan bukan saja akan
menurunkan kualitas lingkungan itu sendiri, namun lebih jauh akan
berdampak terhadap menurunnya kualitas hidup manusia yang ada di
dalamnya, serta kualitas hidup global. Kerusakan hutan hujan tropis yang
akut akan mengurangi persediaan oksigen bukan hanya untuk wilayah
tersebut namun juga oksigen untuk bumi secara keseluruhan. Artinya
dengan kerusakan hutan hujan tropis, kita akan membuat kualitas udara
yang kita hirup menjadi berkurang. Sementara itu asap hasil pembakaran
kendaraan bermotor dan industri terus di produksi dalam jumlah masal, di
mana oksigen yang dihasilkan oleh hutan tidak cukup untuk menggantikan
kerusakan yang terjadi. Berkurangnya kualitas udara tentunya juga akan
berakibat pada menurunnya kualitas kesehatan manusia yang
menghirupnya. Belum lagi masalah bencana yang dihasilkan oleh
kerusakan hutan, seperti banjir bandang, erosi, tanah longsor dan
kekeringan. 2
11

Di sisi lain, kerusakan hutan akan mengurangi kuantitas dan


kualitas air tanah dan sungai yang bias digunakan untuk memenuhi
kebutuhan air minum. Air minum ini sangat vital bagi kehidupan manusia,
dengan semakin menurunnya kualitas air minum maka semakin menurun
juga kualitas kehidupannya. Akibat negatif untuk masyarakat adalah
mengeluarkan uang ekstra besar untuk mendapatkan air layak minum,
yang seharusnya bisa dialokasikan untuk kebutuhan yang lain. Sekali lagi
kualitas hidup dipertaruhkan. 2
Kerusakan lingkungan akan menciptakan bencana yang sebenarnya
dibuat oleh manusia seperti banjir, banjir bandang, kerusakan tanah,
kekeringan, kelangkaan air dan menurunnya kualitas air dan udara,
tingginya pencemaran di perairan sungai sehingga sangat beracun, dan
sebagaimana.
Dampak kerusakan lingkungan sosial dalam masyarakat makin
memperlebar strata sosial di masyarakat, yang kaya semakin kaya, yang
miskin makin sulit memperoleh kehidupan yang layak, bahkan kesulitan
mendapatkan kebutuhan pokok karena harganya yang mahal. Biaya
pendidikan yang mahal, akibatnya masyarakat dapat melakukan tindakan-
tindakan yang anarkis kurang menghargai hak-hak asasi manusia. 1
Berikut ini beberapa contoh:
1. Akibat yang dihasilkan oleh perusakan alam ini sangat merugikan
khususnya bagi kualitas lingkungan itu sendiri. Efek rumah kaca
(greenhouse effect) misalnya. Hutan merupakan paru-paru bumi yang
mempunyai fungsi menyerap gas CO2. Efek rumah kaca menimbulkan
kenaikan suhu atau perubahan iklim bumi pada umumnya (global
warming).
2. Penggunaan bahan kimia seperti freon untuk pendingin ruangan dan
hasil pembakaran yang dilakukan oleh berbagai industri secara massif
akan merusak lapisan ozon (O3) yang selanjutnya akan mengakibatkan
berbagai penyakit.
12

3. Kerusakan hutan hujan tropis yang akut akan mengurangi persediaan


oksigen bukan hanya untuk wilayah tersebut, namun juga oksigen
untuk bumi secara keseluruhan. Berkurangnya kualitas udara tentunya
juga akan berakibat pada menurunnya kualitas kesehatan manusia yang
menghirupnya.
4. Kerusakan yang terjadi di perairan seperti pencemaran sungai dan laut,
juga mengakibatkan menurunnya kualitas hidup.
13

Contoh Soal

1. Tindakan pejabat publik, baik politisi maupun pegawai negeri, serta pihak
lain yang terlibat dalam tindakan itu yang secara tidak wajar dan tidak
legal menyalahgunakan kepercayaan publik yang dikuasakan kepada
mereka untuk mendapatkan keuntungan sepihak disebut
a. Ekonomi
b. Korupsi
c. Sosial
d. Budaya
e. Kebijakan
2. Berikut ini lembaga negara yang paling korup menurut Barometer Korupsi
Global (BKG) pada tahun 2009:
a. Legislatif (Dewan Perwakilan Rakyat)
b. Partai Politik
c. Kepolisian RI
d. Lembaga Peradilan (Mahkamah Agung dan Kejaksaan Agung)
e. Benar semua.
3. Beberapa contoh dampak korupsi terhadap kerusakan lingkungan dibawah
ini, kecuali
a. Kerusakan hutan hujan tropis
b. Kerusakan yang terjadi di perairan seperti pencemaran sungai dan laut,
c. Pengolahan limbah
d. Efek rumah kaca (greenhouse effect)
e. Penggunaan bahan kimia seperti freon untuk pendingin ruangan
4. Penyalahgunaan kewenangan oleh seorang anggota DPR untuk
kepentingan pribadi merupakan contoh korupsi yang dapat berdampak
pada
a. Poltik dan demokrasi
b. Penegak Hukum
c. Pertahanan dan keamanan
14

d. Pelestarian lingkungan
e. Sosial
5. Ketidakseimbangan luas Negara Indonesia, jumlah penduduk dan jumlah
aparatur TNI/POLRI dapat menyebabkan
a. Lemahnya sistem pertahanan nasional
b. Lemahanya sistem keamanan nasional
c. Akan maraknya tindakan yang menyalahi aturan
d. a, b, c benar
e. a, b benar
6. Tindak korupsi besar-besaran yang dilakukan oleh petinggi pemerintah,
legislatif atau petinggi partai politik] mengakibatkan
a. Berkurangnya bahkan hilangnya kepercayaan publik terhadap
pemerintahan yang sedang berjalan.
b. Meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap pemerintahan
c. Bertambahnya demokrasi
d. Stabilitas ekonomi Negara terjaga
e. Terciptanya kondisi politik yang baik
7. Para koruptor dihukum ringan dibandingkan nilai perolehan korupsi
merupakan dampak korupsi terhadap
a. Ekonomi
b. Sosial
c. Birokrasi
d. Politik dan demokrasi
e. Penegakan hokum
8. Menyuap rakyat agar bisa terpilih menjadi wakil rakyat merupakan contoh
dampak korupsi
a. Penegakan hukum
b. Pertahanan dan keamanan
c. Politik dan demokrasi
d. Ekonomi
e. Sosial
15

9. Kerusakan hutan akan mengurangi oksigen di dunia secara keseluruhan


merupakan dampak korupsi
a. Sosial
b. Kerusakan lingkungan
c. Politik dan demokrasi
d. Penegakan dan keamanan
e. Demokrasi
10. Wilayah perbatasan yang sering menjadi sumber ketegangan dengan
Negara tetangga, merupakan dampak korupsi terhadap
a. Sosial
b. Kerusakan lingkungan
c. Politik dan demokrasi
d. Penegakan hukum
e. Pertahanan dan keamanan
16

DAFTAR PUSTAKA

1 Adwirman., Muslih, Agus., Parellangi, Andi., Iryanti., Yardes Nelly., Kamelia,


Emma., Damping, Hendrik H., Sumarni, Euis., Kencana, I Gede Surya., Sugiarti
Ida., Payuk, Natal Buntu., Pakpahan, Netty T., Tarwoto., Widagdo, Wahyu.,
Zaini, Wawan S., Resnayati ,Yetti. Tomastola, Yohanis A. 2014. Buku Ajar
Pendidikan dan Budaya Anti Korupsi.jakarta Selatan: Pusat Pendidikan dan
Pelatihan Tenaga Kesehatan. Hal 58-62

2 Trinovani, Elvi. 2016. Pengetahuan Budaya Anti Korupsi. Jakarta Selatan:


Pusdiknakes. Hal 95-103

3 Alkostar, Artidjo. 2009. Korelasi Korupsi Politik Dengan Hukum


danPemerintahan di Negara Modern (Telaah tentang Praktik Korupsi Politik dan
Penanggulangannya). Yogyakarta: Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia.
Vol 16: 161,170-174
17

Anda mungkin juga menyukai