Kecepatan
“Kecepatan adalah kemampuan seseorang untuk mengerjakan gerakan
berkesinambungan dalam bentuk yang sama dalam waktu sesingkat-singkatnya”
menurut M. Sajoto (1995: 9). Sedangkan menurut Suharno HP (1992: 30)
“Kecepatan adalah kemampuan organisme atlet dalam melakukan gerakan-
gerakan dengan waktu yang sesingkat-singkatnya untuk mencapai hasil yang
sebaik-baiknya”. Unsur gerak kecepatan merupakan unsur dasar setelah kekuatan
dan daya tahan yang berguna untuk mencapai prestasi maksimal. Dengan
demikian kecepatan lari adalah kemampuan reaksi otot yang ditandai antara
kontraksi dan relaksasi untuk menuju frekuensi maksimal dalam berlari
menempuh jarak tersebut.
Menurut Sudjarwo (1991: 29) faktor-faktor penentu dari kecepatan adalah
sebagai berikut:
1. Macam fibril otot (pembawaan)
2. Pengaturan sistem yang baik berarti kordinasi nya yang baik
untuk menghasilkan kecepatan
http://abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/K5610019_bab2.pdf
B. Keseimbangan (Balance).
Keseimbangan adalah kemampuan seseorang untuk mempertahankan posisi
tubuh baik dalam kondisi statik maupun dinamik. Dalam keseimbangan ini yang perlu
diperhatikan adalah waktu refleks, waktu reaksi, dan kecepatan bergerak. Dan
biasanya latihan keseimbangan dilakukan bersama dengan latihan kelincahan dan
kecepatan, bahkan kelentukan.
Ada dua macam keseimbangan :
a. Keseimbangan statis adalah mempertahankan sikap pada posisi diam di tempat.
Ruang geraknya biasanya sangat kecil, seperti berdiri di atas alas yang sempit.
b. Keseimbangan dinamis adalah kemampuan seseorang untuk mempertahankan
posisi tubuhnya pada waktu bergerak. Seperti Sepatu roda, ski air, dan olahraga
sejenisnya.
Gerakan yang dianjurkan oleh Fabio Comana, MA, MS, dari the American
Council on Exercise:
Fartlek. Disebut juga speed play, yaitu suatu sistem latihan endurance yang
maksudnya adalah untuk membangun, mengembalikan, atau memelihara kondisi
tubuh seseorang. Diciptakan oleh Gosta Holmer dari Swedia. Menururt
penciptanya, fartlek dilakukan dialam terbuka yang ada bukit-bukit, belukar, tanah
rumpt, tanah lembek dan sebagainya. Maksudnya adalah bahwa fartlek tersebut
bukan dilakukan pada jalan raya atau trek yang pemandangannya membosankan.
Dalam melakukan fartlek, atlet dapat menentukan sendiri intensitas dan lamanya
latihan tergantung kepada kondisi atlet yang bersangkutan pada saat itu. Olah
karena itu, atlet bebas untuk bermain-main dengan kecepatannya sendiri serta
bebas membuat variasi kecepatan, jarak, dan rute yang akan dilaluinya.
http://file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._OLAHRAGA/196506141990011-
YUNYUN_YUDIANA/Latihan_Kondisi_Fisik.pdf