dosen pengampu :
Rudi M,pd
Disusun oleh :
Sukmawati 19.04.1.0003
Semester : 5B
Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Kesehatan olahraga. Selain itu,
makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang Olahraga dan wanita bagi para pembaca dan
juga bagi penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Rudi selaku dosen Mata Kuliah
Kesehatan olahraga. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu diselesaikannya makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik
yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................................3
BAB I............................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................4
A. Latar Belakang.............................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................................4
BAB II...........................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................6
Kesimpulan........................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keterlibatan wanita pada olahraga sudah menjadi sesuatu hal yang tidak “tabu” lagi
dewasa ini. Seiring dengan arus globalisasi yang terus mengalir, gender memberikan dukungan
kuat pada wanita untuk masuk dalam bidang yang sudah dianggap maskulin itu. Selain itu,
meningkatnya kesadaran akan perlunya kesehatan dan kebugaran jasmani mendorong para wanita
untuk ambil bagian dalam berbagai bentuk aktivitas jasmani, termasuk olahraga. Begitu
perkasanya para pria dipentas olahraga prestasi telah membangkitkan kaum wanita untuk ikut
berprestasi dalam bidang tersebut. Hartono (1999: 225) menyebutkan bahwa pertandingan
olahraga yang dilakukan wanita di Amerika terjadi setelah adanya revolusi jerman tahun 1849
sampai tahun 1910, tahun 1920 terjadi pertentanganyang berakibat pada berakhirnya partisipasi
wanita dalam olahraga dan tahun 1950-an muncul trend yang memulai kembali keterlibatan
wanita dalam olahraga. Keterlibatan wanita dalam olahraga sekarang bukan hanya berperan
sebagai penonton yang hanya memberikan dukungan diluar lapangan tetapi wanita telah terlibat
langsung menjadi pelaku olahraga itu sendiri. Banyaknya wanita yang terlibat dalam olahraga
telah mendorong para peneliti untuk menyelidiki berbagai pengaruh olahraga terhadap jasmani,
rohani, maupun sosial wanita. Satu hal yang perlu ditekankan dalam hubungannya dengan
makalah ini adalah adanya perubahan biologis yang khas pada wanita. Hal inilah yang
membedakan secara hakiki wanita dan pria. Perubahan biologis ini seringkali dianalogikan
dengan siklus menstruasi dan reproduksi. Satu hal yang paling penting adalah meyakinkan bahwa
atlit wanita dapat mencapai puncak penampilan fisik, sambil terus menikmati kesehatannya yang
baik (Kartinah, Komariah, Giriwijoyo, 2006: 177). Artinya bahwa wanita yang terlibat dalam
aktivitas jasmani yang berat (olahraga) bisa mencapai puncak prestasi dengan tanpa mengalami
kelainan perubahan fungsi tubuhnya (fisiologis). Selain itu diharapkan juga tingkat kesehatan atlit
wanita berjalan dengan normal, dalam hal ini adalah siklus menstruasi dan reproduksi. Seberapa
tinggi prestasi yang dicapai seorang wanita dalam olahraga tidak akan menghilangkan kodrat
yang sudah tersirat dalam fungsi tubuhnya. wanita akan mengalami menstruasi dan akan
mengalami proses reproduksi yang berhubungan dengan melahirkan.
B. Rumusan Masalah
1. agamana perbedaan fisik dan fisiologi antara wanita dan pria?
C. Tujuan
1. Mengetahui bagaimana perbedaan fisik dan fisiologi antara wanita dan pria.
2. Mengetahui bagaimana isu gander yang ada dalam dunia olahraga.
3. Mengetahui bagaimana hubungan olahraga terhadap menstruasi dan kehamilan pada wanita.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Perbedaan Lemak
Hal ini mungkin tidak mudah dilihat dan dikenali saat Anda sedang berlatih di gym, akan tetapi
wanita biasanya memiliki lemak tubuh lebih tinggi dalam persentase dibandingkan pria. Menurut
MedicineNet.com, kadar normal kandungan lemak tubuh normal pada wanita adalah 25 persen, akan
tetapi pada pria hanyalah 15 persen. Hal ini sebagian besar terjadi karena proses hormon alami.
Misalnya, hormon seks wanita (estrogen) meskipun dapat membantu proses alami tubuh dalam
mengonversi lemak menjadi energi, tapi hormon tersebut juga dapat meningkatkan kapasitas tubuh
untuk menyimpan lemak. Studi ilmiah telah mempromosikan metode yang paling efektif untuk
mengurangi penumpukan lemak adalah hanya dengan berolahraga atau berlatih.
Sepintas, mungkin seolah-olah pria lebih rentan terhadap kenaikan lemak daripada wanita, khususnya
karena beberapa area yang secara alami menyimpan jaringan lemak di sebagian besar pria. Menurut
Marc Perry, seorang ahli kebugaran dan pendiri Built Lean, wanita dapat menyimpan sedikit lemak di
daerah perut, tetapi mereka dapat menyimpan lebih pada paha dan otot trisep. Hal ini sangat berbeda
pada pria yang memiliki kecenderungan genetik yang lebih tinggi untuk menyimpan lemak di perut
mereka. Sangat penting untuk menyadari bahwa lemak tidak dapat dibakar dalam area tertentu di
tubuh. Jika tujuan Anda adalah untuk menghilangkan lemak pada perut, Anda perlu menurunkan
kadar lemak tubuh secara keseluruhan. Hal ini biasanya dapat dicapai dengan meningkatkan aktivitas
jantung dan mengurangi konsumsi kalori. Konsultasikan dengan pelatih atau ahli kebugaran jika
Anda memerlukan bantuan untuk membangun program latihan mengurangi lemak yang efektif.
3. Perbedaan Iklim
Faktanya, komposisi tubuh pria dan wanita dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan tertentu, seperti
iklim. Menurut Human Kinetics, wanita yang tinggal di iklim hangat alami, seperti Afrika,
sentralisasi kandungan lemak dalam tubuh berada di bagian bokong, sedangkan penduduk asli
Mediterania biasanya menumpuk jaringan lemak di pinggul, dan bagi wanita Asia tertentu sentralisasi
kandungan lemak dalam tubuh berada di bagian pusar. Metode tubuh mendistribusikan lemak lebih
seimbang bagi orang yang berada di daerah beriklim dingin, yang dapat membantu mempertahankan
suhu tubuh internal yang diatur selama cuaca musim dingin yang keras.
4. Perbedaan Fungsi Lemak
Sangat penting untuk diingat bahwa berlatih atau berolahraga lebih penting untuk Anda secara
keseluruhan daripada komposisi tubuh Anda. Sangat penting pula untuk menyadari bahwa lemak
melaksanakan tugas dan fungsi dasar manusia. Menurut sejarah kesehatan, lemak memberikan jaring
pengaman internal tubuh mendapat kelangkaan pangan, dan juga berfungsi untuk membantu wanita
pada saat kelahiran. Semua orang yang sehat secara alami menyimpan lemak untuk membantu
membantu proses normal tubuh. Lemak sebenarnya hal yang baik. Olahraga atau latihan adalah alat
yang bisa Anda gunakan untuk mencegah terlalu banyaknya lemak yang terakumulasi dari seluruh
tubuh. Adapun perbedaan antara wanita dan pria dari segi antropometrinya, sperti hasil penelitian
yang dilakukan oleh Myrtati D Artaria disimpulkan bahwa Ada tiga hal yang berpengaruh pada hasil
akhir ukuran tubuh manusia, yaitu saat di mana mulai terjadi akselerasi per tumbuhan, besarnya
akselerasi pertumbuhan, dan kapan pertumbuhan berakhir. Pada perempuan akselerasi pertumbuhan
terjadi lebih dahulu dari pada laki-laki, dan akselerasi itu tidak terlalu besar pada perempuan
dibandingkan dengan akselerasi pertumbuhan laki -laki. Lalu berhentinya pertumbuhan badan
perempuan pun lebih cepat. Akibatnya perempuan secara umum lebih kecil daripada laki-laki. Lebih
jauh lagi, karena perempuan berhenti bertumbuh lebih cepat daripada laki-laki, maka perempuan
lebih terlihat infantil dibanding laki -laki. Infantil artinya mempunyai morfologi yang lebih
menyerupai anak -anak, atau “imut” (cute), yang terlihat jelas pada bagian wajahnya, baik pada
manusia hidup maupun pada tengkorak. Perbedaan antara laki -laki dan perempuan dewasa yang
mencolok ini tetap dapat dilihat pada tengkorak dan kerangka tulang manusia yang sudah meninggal,
sehingga antropolog dapat mengidentifikasi jenis kelamin tengkorak berdasarkan kekhasan morfologi
kedua jenis kelamin tersebut. Dewasa artinya masa di mana pertumbuhan badan telah selesai,
sehingga dimorfisme seksual tampak dengan jelas. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
perbedaan antara laki -laki dan perempuan (dimorfisme seksual) bermula karena adanya growth spurt,
pada penelitian ini sekitar umur 10 tahun untuk sampel perempuan, dan kurang lebih 2 tahun lebih
lambat pada laki-laki, yang mana ini sesuai dengan populasi -populasi lain yang pernah diteliti
(misalnya Van Wieringen, 1980).
PERBEDAAN FISIOLOGIS
- Komponen darah
Pada umur 20-30-an laki-laki > 15% Hb/100ml > 6% eritrosit/mm3 kapasitas pengangkutan oksigen
laki-laki> wanita Mikrosirkulasi Sepanjang umur
-Wanita lebih sensitif/rentan terhadap pecahnya kapiler oleh ultraviolet/mekanik lebih rentan lebam
VO2 max/ BB wanita puncaknya umur 8-9 tahun menuruns/d 15 th konstan selama masa muda.
Laki-laki puncaknya umur 15-16 thn bertahanselama masa muda Cardiac Output Tidak terlalu besar
-peningkatan VO2 max sesuai berat dan lama latihan, kapasitas aerobik, cardiac output
-eritropoiesis
Adaptasi kardiovaskular:
Kata Gender berasal dari bahasa Inggris yang berarti jenis kelamin (John M. echols dan Hassan Sadhily,
1983: 256). Secara umum, pengertian Gender adalah perbedaan yang tampak antara laki-laki dan
perempuan apabila dilihat dari nilai dan tingkah laku. Dalam Women Studies Ensiklopedia dijelaskan
bahwa Gender adalah suatu konsep kultural, berupaya membuat perbedaan (distinction) dalam hal peran,
perilaku, mentalitas, dan karakteristik emosional antara laki-laki dan perempuan yang berkembang dalam
masyarakat. Dalam buku Sex and Gender yang ditulis oleh Hilary M. Lips mengartikan Gender sebagai
harapan-harapan budaya terhadap laki-laki dan perempuan. Misalnya; perempuan dikenal dengan lemah
lembut, cantik, emosional dan keibuan. Sementara laki-laki dianggap kuat, rasional, jantan dan perkasa.
Ciri-ciridari sifat itu merupakan sifat yangdapat dipertukarkan, misalnya ada laki-laki yang lemah lembut,
ada perempuan yang kuat, rasional dan perkasa. Perubahan ciri dari sifat-sifat tersebut dapat terjadi dari
waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat yang lain (Mansour Fakih 1999: 8-9). Dapat disebutkan bahwa
gender merupakan perbedaan tingkah laku, peran dan sifat yang dimiliki oleh seorang laki-laki dengan
perempuan yang berkemban di dalam masyarakat. Gender merupakan sebuah hal yang tumbuh di dalam
masyarakat untuk membedakan perempuan dengan laki-laki baik dalam segi sifat maupun tingkah
laku.Olahraga merupakan sebuah kegiatan fisik yang sistematis dan teratur yang dilakukan manusia untuk
meningkatkankebugaran jasmaninya serta untuk menjaga kesehatan tubuhnya. Semua manusia dapat
melakukan aktivitas olahraga baik perempuan maupun laki-laki. Tidak ada perbedaan gender di dalam
olahraga. Karena semua orang boleh berolahraga dengan kemauan yang dimiliki serta kebutuhan hidup
yang menuntut manusia untuk menjaga kesehatan dan kebugaran tubuhnya. Di dalam olahraga sendiri
gender hanya di gunakan untuk mengelompokkan prempuan dan laki-laki di golangan pertandingan yang
berbeda seperti halnya sepakbola putri dan sepakbola putra yang berbeda turnamen serta pertauran yang
di berikan. Perbedaan ini tidak lain karena definisi gender diatas yang menekankan bahwa perempuan dan
laki-laki memiliki peran sifat dan tingkah laku yang berbeda.
Seperti yang telah di jelaskan diatas bahwa gender di dalam olaharaga dibedakan pada kegiatan olahraga
yang lebih spesifik seperti olaharaga wushu, sepakbola, bulutangkis dan lain sebagainya. Perbedaaan ini
juga disebabkan karena kemampuan yang dimliki perempuan dan laki-laki berbeda. Perbedaan inilah
yang menimbulkan anggapan atau bahkan pemikiran yang salah. Perbedaan perlakuan terhadap atlet
perempuan dan laki-laki pertama kali dapat dilihat atau ditampilkan di publik pada tahun 1970-an. Di
mana tim olahraga wanita menerima dana yang lebih rendah dari tim pria. Tahun 1974 budget program
olahraga pria lima kali lipat budget untuk wanita. Bahkan pada tingkat Universitas perbedaannya sampai
100 kali lipat (Women Sport, 1974). Diskriminasi terlihat dalam hal fasilitas dan peralatan. Wanita
menggunakan gedung olahraga yang usang di mana pria dibuatkan gedung yang baru. Wanita memakai
peralatan bekas tim pria, jika tidak ada yang bekas terkadang tim wanita tidak mempunyai apa-apa.
Dalam menggunakan fasilitas yang sama, wanita mendapatkan giliran jadual yang tidak fair. Perempuan
tidak mendapatkan perhatian yang cukup mengenai latihan seperti halnya pria. Sering kali untuk menuju
ke pertandingannya, tim wanita harus menggunakan bis padahal tim pria mendapatkan pelayanan
pesawat. Liputan media untuk berita tentang olahlraga wanita juga kurang, padahal olahraga pria selalu
mendapatkan perhatian media surat kabar, radio bahkan televisi. Sampai adanya persamaan pada setiap
bidang di atas, maka wanita tidak bisa dikatakan mendapatkan peluang yang sama dengan pria dalam
program sekolah.
1. Adaptasi endokrinologi, contoh: terjadi disfungsi hipotalamus, serta penghambatan pulsasi GnRH.
2. Adaptasi tubuh terhadap konsumsi energy penurunan hormon leptin selama latihan.
3. Adaptasi metabolic, menyebabkan perubahan terhadap massa otot skelet dan densitas tulang.
Setiap tanggal 9 September, Indonesia memperingati Hari Olahraga Nasional. Haornas diperingati pada 9
September 1983. Diputuskan oleh Presiden RI Soeharto pada 9 September 1983 saat meresmikan
pemugaran Stadion Sriwedari di Surakarta. Momen ini juga bertepatan dengan pemugaran stadion
pertama yang dibangun bangsa Indonesia, pemilihan tanggal 9 September juga dimaksudkan untuk
mengenang penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) ke-1. Rutin melakukan olahraga memang
baik untuk perempuan yang sedang merencanakan program kehamilan. Selain bisa menyehatkan dan
meningkatkan kebugaran untuk tubuh, olahraga dapat membantu mempersiapkan kondisi tubuh untuk
menyiapkan program kehamilan. Olahraga yang dipilih pun harus ringan tidak boleh terlalu berat atau
disesuaikan dengan kondisi kesehatan tubuh kamu. Namun, jika kamu memiliki keadaan khusus lalu ini
dilanggar dan masih ingin melakukan jenis olahraga yang berat tentu akan mempersulit kehamilan.
merangkum beberapa informasi mengenai risiko yang terjadi akibat berolahraga terlalu berat selama
program kehamilan.
Untuk penggila olahraga tidak perlu khawatir tidak bisa menjalani aktivitas seperti biasa karena fokus
terhadap rencana kehamilan. Saat menjalani program hamil diperbolehkan melakukan olahraga. Namun,
perlu diperhatikan kembali untuk tidak terlalu fokus terhadap kondisi berat badan. Terkadang sebagian
perempuan tidak ingin berat badannya naik dan selalu berusaha berolahraga keras hingga lupa waktu.
Tujuannya yaitu ingin tetap sehat dan memiliki postur tubuh ideal. Padahal selama program kehamilan,
selain memiliki berat badan yang ideal juga harus memiliki asupan nutrisi cukup agar peluang kehamilan
pun bisa meningkat.
Dilansir dari laman Healthline, American College of Obstetricians and Gynecologists mengatakan bahwa
olahraga yang terlalu berlebihan dapat dikaitkan dengan ketidaksuburan. Sebagian perempuan rela
melakukan olahraga berat karena ingin mendapatkan hasil yang seimbang. Padahal memilih olahraga
yang cukup berat dapat menyebabkan cedera, membuat tidur kurang nyaman dan seolah semakin
terobsesi untuk terus membakar kalori. Perlu diketahui juga saat terlalu keras berolahraga, tubuh akan
merasa stres dan mendorong terjadinya ketidaksuburan. Hormon kelenjar pituitari ada meningkatkan
terjadinya ovulasi karena olahraga terlalu berlebihan.
Pada dasarnya olahraga dapat bermanfaat untuk tubuh karena bisa melancarkan masalah ovulasi serta
menstruasi. Namun, disarankan untuk tidak berolahraga terlalu berat hanya untuk menjaga berat badan
ideal. Berolahraga keras dan tidak mengenal waktu dapat menurunkan sedang tidak sehat. Mama tidak
boleh terlalu lelah terlebih saat sedang menjalani program kehamilan. Hindari berolahraga seperti gym,
lari atau bersepeda lebih dari 5 jam per hari. Berolahraga terlalu ekstrim dapat mengganggu program
kehamilan. Apalagi dapat menghambat ovulasi atau mengganggu implantasi sel telur yang sudah dibuahi.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Keterlibatan wanita dalam olahraga sekarang bukan hanya berperan sebagai penonton yang hanya memberikan
dukungan diluar lapangan tetapi wanita telah terlibat langsung menjadi pelaku olahraga itu sendiri. Banyaknya
wanita yang terlibat dalam olahraga telah mendorong para peneliti untuk menyelidiki berbagai pengaruh olahraga
terhadap jasmani, rohani, maupun sosial wanita.
Perbedaan fisik antara wanita dan laki-laki yaitu : -perbedaan lemak -distributor lemak -perbedaan iklim -perbedaan
fungai lemak. Adapun perbedaan fisiologis antara wanita dan laki-laku yaitu: -komponen darah - BMR luas
permukaan tubu -BMR massa otot -efesiensi jantung.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.pikiran-rakyat.com/olahraga/pr-01766627/kesetaraan-gender-dalam-olahraga-masih-jadi-pekerjaan-
rumah-untuk-semua
https://www.popmama.com/pregnancy/getting-pregnant/fx-dimas-prasetyo/olahraga-terlalu-keras-bisa-mengurangi-
kesuburan-dan-sulit-hamil