BAYU ALAMSYAH
11190007
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Makalah ini kami susun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Selanjutnya kami mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Nita Eka Aryanti, M.Pd selaku
dosen mata kuliah tersebut. Dan kepada pihak terkait yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
1. Tahap Koginitif
2. Tahap asosiatif
3. Tahap Otomatis
3. Umpan Balik
A. Simpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
C. Tujuan
PEMBAHASAN
Pengertian belajar gerak adalah Belajar suatu proses yang dilibatkan dalam
melakukan gerak dan penyaringan/seleksi suatu ketrampilan motorik
tentang apa yang menjadi penghambat gerak tersebut. Studi yang terkait
belajar gerak yakni motor control yang melibatkan system syaraf, phisik
dan aspek tingkah laku tentang pergerakan manusia. Dari latar belakang
tersebut di atas perlu dibuat rancangan pembelajaran siswa di sekolah
agar tujuan pembelajaran dan keterampilan gerak yang ingin dicapai bisa
terlaksana dengan baik. Semua strategi pembelajaran tidak akan sama dan
efektif untuk semua pelajar sehubungan dengan perbedaan individu.
Masing-masing orang akan memiliki kemampuan yang berbeda, ciri yang
secara genetik menentukan peningkatan atau membatasi kemampuan kita
untuk menjadi terampil dalam satu tugas tertentu .
Ada tiga tahapan belajar yang harus dilalui oleh siswa untuk dapat
mencapai tingkat keterampilan yang sempurna (otomatis). Tiga tahapan
belajar gerak ini harus dilakukan secara berurutan. Apabila ketiga tahapan
belajar gerak ini tidak dilakukan oleh guru pada saat mengajar pendidikan
jasmani, maka guru tidak boleh mengharap banyak dari apa yang selama
ini mereka lakukan, khususnya untuk mencapai tujuan pendidikan jasmani
yang ideal. Tahapan belajar gerak yang dimaksud adalah: tahap kognitif,
tahap asosiatif/fiksasi, tahap otomatis. Untuk lebih jelasnya dapa
diuraikan sebagai berikut:
1. Tahap Kognitif
Pada tahap ini guru setiap akan memulai mengajarkan suatu keterampilan
gerak, pertama kali yang harus dilakukan adalah memberikan informasi
untuk menanamkan konsep-konsep tentang apa yang akan dipelajari oleh
siswa dengan benar dan baik. Setelah siswa memperoleh informasi
tentang apa, mengapa, dan bagaiman cara melakukan aktifitas gerak yang
akan dipelajari, diharapkan di dalam benak siswa telah terbentuk motor-
plan, yaitu keterampilan intelektual dalam merencanakan cara melakukan
keterampilan gerak. Apabila tahap kognitif ini tidak mendapakan perhatian
oleh guru dalam proses belajar gerak, maka sulit bagi guru untuk
menghasilkan anak yang terampil mempraktekkan aktivitas gerak yang
menjadi prasyarat tahap belajar berikutnya.
2. Tahap Asosiatif/Fiksasi
Pada tahap ini siswa mulai mempraktekkan gerak sesuai dengan konsep
konsep yang telah mereka ketahui dan pahami sebelumnya. Tahap ini juga
sering disebut sebagai tahap latihan. Pada tahap latihan ini siswa
diharapkan mampu mempraktekkan apa yang hendak dikuasai dengan
cara mengulang-ulang sesuai dengan karakteristik gerak yang dipelajari.
Apakah gerak yang dipelajari itu gerak yang melibatkan otot kasar atau
otot halus atau gerak terbuka atau gerak tertutup? Apabila siswa telah
melakukan latihan keterampilan dengan benar dan baik, dan dilakukan
secara berulang baik di sekolah maupun di luar sekolah, maka pada akhir
tahap ini siswa diharap kan telah memiliki keterampilan yang memadai.
3. Tahap Otomatis
Pada tahap ini siswa telah dapat melakukan aktivitas secara terampil,
karena siswa telah memasuki tahap gerakan otomatis, artinya, siswa dapat
merespon secara cepat dan tepat terhadap apa yang ditugaskan oleh guru
untuk dilakukan.Tanda-tanda keterampilan gerak telah memasuki tahapan
otomatis adalah bila seorang siswa dapat mengerjakan tugas gerak tanpa
berpikir lagi terhadap apa yang akan dan sedang dilakukan dengan hasil
yang baik dan benar.
Ketika siswa belajar keterampilan gerak, mereka harus aktif trlibat dalam
proses belajar. Keterlibatan aktif dalam belajar bisa timbul manakala para
siswa termotivasi untuk belajar. Biasanya motivasi melibatkan suatu
disposisi untuk ikut serta dalam suatu perilau tertentu.
3. Umpan Balik
a. Tahapan Verbal-kognitif
Pertama kali yang harus dikuasai oleh peserta didik pada tahapan ini
adalah kontrol dan konsisten sikap berdiri, rasa percaya diri. Peserta didik
mulai membangun sebuah program motorik untuk menyempurnakan
suatu gerakan. Ketidak konsistenan dari satu kali latihan ke latihan yang
lain dilihatnya sebagai upaya peserta didik untuk mencari solusi baru
mengenai gerakannya. Konsistensi secara berangsur-angsur meningkat
dan gerakannya mulai stabil dan antisipasi meningkat. Tahapan motorik
secara umum agak lebih lama daripada tahapan verbalkognitif, barangkali
perlu waktu beberapa minggu atau bulan untuk menguasai keterampilan
olahraga dan dan bahkan cenderung lebih lama apabila peserta didik
tersebut mempunyai kesulitan.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat kita simpulkan cara yang bermanfaat untuk
menggambarkan bagaimana suatu keterampilan gerak di pelajari oleh
seseorang diuraikan oleh fitts dan posner (1967). Sesuai dengan pendapat
mereka, secara aktual seseorang harus melalui tiga tahapan sebelum ia
dapat menguasai gerak terampil. Ide awal dalam belajar dan pembelajaran
siswa tentang suatu keterampilan gerak, mereka harus memunyai
prasyarat untuk belajar keteramoian tersebut. Bagaimana guru
memberlakukan tujuan pembelajaran keterampilan gerak pada suatu
kelas, sangat ditentukan oleh jenis keterampilan gerak yang akan
diajarkan. Menurut Fites (1962), suatu keterampilan bias ditempatkan
pada suatu kontinum sesuai dengan hakikat yang dipacu sendiri atau
secara eksternal.
B. Saran
http://sportandfashion13.blogspot.co.id/2015/02/makalah-tahap-belajar-
gerak.htm
pen http://nandaafridaf.blogspot.com/2018/01/bab-i-pendahuluan-
a.html?m=1