MAKALAH
“GERAK DAN TARI ANAK USIA DINI”
Dosen Pengampu :
Kamtini, S.Pd., M.Pd / Dwi Maya Novitri,M.Hum / May Sari
Lubis,S.Pd.,M.Pd
Disusun Oleh :
Kumala Balqis
Anggun Wulan Dari
Indah Reina Shalma
Masjelita Tamba
Indri Wansaputi
Arini Fadhilah
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa. Berkat limpahan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga makalah Gerak dan Tari AUD mengenai “GERAK DAN
TARI ANAK USIA DINI” ini dapat terselesaikan sesuai dengan tuntutan proses
pembelajaran di Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan. Dan juga kami
mengucapkan terimakasih kepada Ibu Kamtini, S.Pd., M.Pd / Dwi Maya Novitri,M.Hum /
May Sari Lubis,S.Pd.,M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Gerak dan Tari AUD
yang telah memberikan tugas ini.
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa didalam tugas ini terdapat kekurangan dan
jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran, dan usulan,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Tim Penyusun
Kelompok 1
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................................. 1
1.2 Rumasan Masalah ........................................................................................................................ 2
1.3 Tujuan Makalah ........................................................................................................................... 2
1.4 Manfaat Makalah ......................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 GERAK DAN TARI ANAK USIA DINI....................................................................... 3
2.1.1 karakteristik gerak anak............................................................................................. 3
2.1.2 gerak anak .................................................................................................................. 5
2.1.3 komposisi tari.............................................................................................................. 7
2.1.4 pengaruh properti di dalam tari.................................................................................... 9
2.1.5 ragam pola gerak........................................................................................................ 10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pendidikan pada usia dini merupakan pendidikan yang diselenggarakan sebelum
pendidikan dasar dan ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia enam tahun. Pendidikan
anak usia dini dilaksanakan dengan menggunakan prinsip belajar sambil bermain.
Pembelajaran sebagai suatu proses kegiatan terdiri atas tiga tahapan. Tahapan dalam
pembelajaran yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, dan hasil belajar. Tahap perencanaan
yang terdiri dari RPP dan silabus, tahap pelaksanaan yang terdiri dari kegiatan pembukaan, inti ,
dan penutup, serta hasil belajar yang meliputi ekspresi dan apresiasi (Sudjana, 2013: 147).
Gerak dan lagu adalah kegiatan bernyanyi sambil bergerak sesuai dengan irama musik.
Gerak dan lagu merupakan salah satu kegiatan yang cocok digunakan dalam kegiatan
pembelajaran motorik (Gallahue dalam Samsudin 2008:13).
Pembelajaran gerak dan lagu adalah kegiatan belajar bernyanyi sambil bergerak sesuai
dengan irama musik yang dapat melatih anak dalam menerima rangsangan. Pembelajaran kreatif
merupakan strategi yang dikembangkan dengan mengacu pada berbagai pendekatan
pembelajaran yang mampu meningkatkan kualitas proses belajar mengajar. Pembelajaran gerak
dan lagu yang kreatif tidak hanya mengajarkan gerak, namun sebagai sarana dalam
mengembangkan program-program berdasarkan Kurikulum 2013 yang diterapkan dalam
pendidikan anak usia dini.
1
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa karakteristik gerak anak?
2. Apa saja gerak anak ?
3. Apa saja komposisi tari ?
4. Apa saja pengaruh properti di dalam tari ?
5. Apa saja ragam pola gerak ?
2
BAB II
PEMBAHASAN
Gerak sebagai media ungkap dalam tari perkembangan anak usia dinj, sudah tentu akan
berbeda dengan gerakan-gerakan yang dapat di lakukan orang dewasa. Perkembangan gerak
pada anak usia dini dapat di ukur berdasarkan kategori ke dalam beberapa fase perkembangan
psikomotorik.
Karakteristik gerak motorik pada anak usia dini terdiri dari dua gerakan, yaitu gerakan
motorik halus dan gerakan motorik kasar. Berikut ini akan di uraikan keterampilan gerakan
motorik kasar dan halus.
Keterampilan koordinasi motorik atau otot kasar meliputi kegiatan seluruh tubuh. Di
samping itu, keterampilan koordinasi motorik kasar juga mencakup ketahanan, kecepatan,
kelenturan, ketangkasan, keseimbangan dan kekuatan. Keterampilan motorik kasar dapat
dibagi kedalam tiga kelompok :
3
b. Keterampilan koordinasi gerakan motorik halus
a) Cara anak memegang beda dengan cara orang dewasa memegang. Orang dewasa, benda di
pegang dengan cara yang khas ahar ia dapat mengunakan secara optimal, sedangkan anak-
anak asal memegang saja.
b) Cara orang dewasa berjalan juga berbeda dengan cara berjalan anak. Orang dewasa berjalan
hanya mengunakan ototnya yang perlu saja, sedangkan anak-anak berjalan seolah-
olahbseluruh ototnya bergerak
c) Cara menendang/menyepak anak dengan orang dewasa pun berbeda. Perhatikanlah cara
anak-anak menendang bola! Kedua tangannya mengayun ke depan dengan cara berlebihan.
d) Banyak gerak-gerak anak yang kurang jelas tujuannya. Namun setelah anak di latih
motoriknya di kemudian hari, ia akan lebih terampil menguasai otot-ototnya. Semakin
bertambah pengalamannya, semakin berkurang gerakan yang tidak jelas yang dilakukan.
Adapun karakteristik gerak yang dapat di lakukan oleh anak usia dini, pada umumnya
adalah sebagi berikut :
1) Menirukan
Dalam bermain anak-anak suka menirukan hal-hal yang diamatinya baik secara audio,
visual, maupun audio visual. Ia mulai menirukan berbagai action/gerakan samapai pada otot-
ototnya demi menurutkan hatinya. Contohnya, ketika ana melihat kapal terbang melayang-
4
layang di udara. Ia menirukan gerakan tersebut denga berlari sambil mengangkat kedua
tangannya dengan meniru suara pesawat terbang.
2) Manipulasi (perlakuan)
Anak-anak melakukan gerakan-gerakan secara spontan dari objek yang di amati sesuai
dengan keinginannya ataupun terhadap gerakan-gerakan yang di sukai nya. Ketika anak di suruh
melakukan gerakan gerakan kelinci meloncat secara spontan anak akan melakukan gerakan
sesuai dengan keinginannya walaupun gerak yang di lakukan tidak menggambarkan kelinci
sedang meloncat.
3) Bersahaja
Anak-anak melakukan gerakan dengan sangat sederhana dan tidak dibuat-buat atau apa
adanya. Kesahajaan iti yang dimiliki anak. Contohnya ketika anak usia dini mendengarkan
musik ia akan mengerak-gerak bagian tubuhnya sesuai dengan keinginan hati.
Dunia anak adalah dunia bermain. Anak juga senantiasa menyenangi hal-hal tertentu
yang pernah di lihatnya terutama gerakan benda-benda sangatlah menarik perhatiannya. Secara
tidak di sadari dan spontan reaksi dalam memperagakan gerak sesuai dengan apa yang di lihat
serta diamatinya. Ungkapan gerak anak lazimnya lincah, cepat, dan menggambarkan
kegembiraan.
Gerak adalah peralihan tempat atau kedudukan baik hanya satu kali saja maupun
berkalikali (Poerwodarminto 1976).Sedangkan tari adalah gerak badan atau tangan dan
sebagainya yang berirama dan biasanya diiringi bunyi-bunyian atau seperti music dan
sebagainya (Poerwodarminto, 1976). Jadi, gerak tari adalah peraihan tempat sekali maupun
berulangkali oleh gerak badan yang berirama dan diiringi bunyi-bunyian atau musik.
Sejalan dengan perkembangan fisik serta mental anak usia dini pra sekolah kegiatan yang
dilakukan sangat bervariasi dan antraktif. Dalam bermain, anak-anak melakukan kegiata kreatif
dengan melengkapkan berbagai simbul ekspresi melalui gerak. Inilah yang mecerminak nilai
imajinasi anak. Dalam megembangkan imanjinasi anak diperlukan suatu komunikasi yang dapat
5
memberikan kesempatan bagi anak untuk megungkapkan eskpresi- ekspresi gerak secara wajar.
Penglaman menemukan suatu yang menarik sehingga ia dapat mengetahui keampuannya melalui
simbul-simbul yang mereka lihat, dengar dan rasakan (Petro Alexy & Dewi Hartanti, 2001, p. 2)
Terdapat tiga tahap perkembangan gerak yaitu: 1) Tahap verbal kognitif, 2) Tahap
Asosiatif, dan 3) Tahap otonom. Tahap verbal kognitif merupakan tahap awal belajar gerak (fase
kognitif) di mana perkembangan yang menonjol pada diri anak adalah menjadi tahu tentang
gerakan yang dipelajari sedangkan penguasaan geraknya sendiri masih belum optimal karena
masih dalam taraf mencoba-coba (Sumantri, 2005).
Pada tahap verbal kognitif proses belajar gerak diawali dengan aktif berpikir tentang
gerakan yang dipelajari. Anak yang belajar gerak berusaha memahami gerakan berdasarkan
informasi yang ia peroleh. Informasi dapat bersifat verbal maupun visual. Informasi verbal
adalah informasi yang berbentuk penjelasan dengan katakata atau kalimat sederhana sehingga
indera dominan yang berfungsi adalah indera pendengaran. Sedangkan informasi visual adalah
informasi yang dapat dilihat berupa contoh gambar dari gerakan tertentu atau contoh gerakan
langsung sehingga indera penglihatan aktif berfungsi.
Tahap asosiatif ditandai dengan tingkat penguasaan gerak di mana anak telah mampu
melakukan gerakan-gerakan dalam bentuk rangkaian gerak yang tidak tersendatsendat
pelaksanaannya. Dengan mempraktekkan atau berlatih secara berulang-ulang, maka penguasaan
gerakan akan semakin sempurna sesuai dengan keinginan dan kesalahan semakin dapat ditekan
atau berkurang. Pada tahap ini perkembangan anak usia dini sedang memasuki masa pemahaman
dari setiap rangkaian gerak yang dipelajari. Merangkai bagian-bagian gerak menjadi rangkaian
gerakan secara utuh merupakan unsur penting untuk menguasai berbagai keterampilan gerak
secara lebih kompleks secara berkelanjutan. Setalah rangkaian keterampilan gerak dapat
dilakukan secara baik, maka anak akan memasuki tahap otonom
Tahap otonom merupakan tahap akhir dalam proses belajar gerak. Pada tahap ini ditandai
dengan tingkat penguasaan gerak di mana anak mampu melakukan keterampilan gerak secara
otomatis. Tahap ini disebut sebagai tahap otonom karena anak telah mampu melakukan
keterampilan gerak dan tidak terpengaruh oleh lingkungan meskipun saat itu anak harus
6
memerhatikan hal-hal lain selain gerakan yang dilakukan. Pada tahap ini akan mampu
melakukan gerakan secara baik dan otomatis.
Pada dasarnya , sebuah tarian tidak hanya terdiri dari susunan gerak yang telah
mengalami proses penggarapan, baik dari aspek tenaga , ruang, waktu dan ekspresi. Namun,
terdapat juga unsur unsur lain yang disusun sedemikian rupa sehingga menjadi sebuah komposisi
yang dinamis yang disebut dengan tari . Menurut La Mery (1956:17-108), unsur unsur kompoisi
tari adalah sebagai berikut :
Desain lantai adalah garis garis di lantai yang dilalui oleh seorang penari atau garis garis
dilantai yang dibuat sebagai formasi penari kelompok. Garis garis lantai dibentuk dari garis lurus
dan garis lengkung. Garis lurus dapat menghasilkan garis diagonal, segitiga, zig-zag, V atau V
terbalik dan T atau T terbalik. Sedangkan garis lengkung dapat menghasilkan bentuk lingkaran,
lengkung setengah lingkaran, spiral, angka delapan, dan lain lain.
Desain atas adalah desain yang dibuat oleh anggota badan yang berada di atas lantai.
Desain ini dilihat dari arah penonton. Menurut La Mery( 1965:22-39) ada bermacam macam
desain, yaitu : spiral, medium, rendah, bersudut, simetris, asimetris, vertikal, datar, dan lain lain.
3. Desain musik
Desain musik adalah pola ritmik dalam sebuah tari. Pola ritmik didalam tari timbul
karena gerakan tari yang sesuai dengan harmoni, dan gerakan tari yang sesuai dengan frase
musik. Desain ini dibagi menjadi beberapa bagian yaitu sebagai berikut :
a) Desain dramatik
Desain musik adalah tahap tahap emosional untuk mencapai klimaks dalam sebuah tari.
Tahap tahap emosional ini perlu ada dalam sebuah tari agar tarian itu menjadi menarik dan tidak
7
terkesan monoton. Melalui tahapan ini penonton akan dapat merasakan perbedaan tari bagian
awal kemudian semakin naik mencapai puncak yang paling menarik yang disebut klimaks.
b) Dinamika
Dinamika adalah segala perubahan di dalam tari karena adanya variasi variasi dalam tari
tersebut. Dinamika dalam tari memberikan kesan bahwa tarian itu menarik , tidak membosankan,
dan tidak monoton. Dinamika dalam tari dapat dicapai karena adanya variasi variasi dalam
penggunaan tenaga dalam gerak , tempo, tinggi-rendah(level), pergantian posisi penari, serta
perubahan suasana.
Tata rias, tata rambut dan tata busana tari adalah wajah , tanda rambut, dan busana yang
dirancang, dan dipakai khusus oleh penari untuk keperluan pementasan tari. Rias wajah untuk
keperluan pementasan tari dikenal 3 jenis, yaitu rias wajah korektif, fantasi dan karakter. Tata
rambut untuk keperluan pementasan tari juga bermacam macam disesuaikan dengan tema tarian
yang dibawakan. Sedangkan, untuk tata busana tari penggunaan busana juga disesuaikan dengan
taria yang dibawakan dan memperjelas tokoh atau karakter tari yang sedang diperankan oleh
penari.
d) Tata pentas
Tata pentas adalah penataan pentas untuk mendukung pergelaran tari. Tata pentas bukan
hanya sekedar untuk efek artistik , tetapi juga sebagai pencipta suasana yang berkaitan dengan
tarian. Di atas pentas biasanya dilengkapi dengan seperangkat benda benda dan alat yang
berhubungan dengan tari yang disebut setting.
e) Tata lampu
Tata lampu berfungsi sebagai penerangan dan juga sebagai pencipta suasana untuk
memperjelas peristiwa suatu kejadian. Sumber cahaya yang digunakan dalam tata lampu bisa
saja menggunakan obor, lilimn dan listrik.
8
f) Tata suara
Tata suara merupakan suatu perangkat yang berfungsi sebagai pengatur musik dalam
iringan tari. Tata suara ini menjadi komposisi tari jika tarian menggunakan musik iringan dari
media rekaman sehingga tata suara memerlukan pengaturan khusus dari pemutar suara, misalnya
tape recorder.
Properti tari adalah segala kelengkapan dan peralatan dalam penampilan atau peragaan
menari. Properti tari dengan demikian adalah segala sesuatu yang diperlukan penari di ruang
pentas. Konsep dan properti itu harus sesuai dengan tarian, karena ini merupakan bagian dari
teks pertunjukan tari tersebut. Oleh karena itu, penggunaan properti tari tersebut juga harus
sesuai dengan tema tarian yang dibuat. Material dari properti ini bisa apa saja, dan lebih
memanfaat yang ada di sekitar siswa. Misalnya benda nyiru, boboko, kipas, botol aqua, piring
dan lain sebagainya. Hal yang terpenting dalam penggunaan properti tari tersebut bukan
berdasarkan pada material tapi bagaimana material itu mampu mengembangkan imajinasi dan
daya kreatifnya, kunci terbangunnya kreativitas adalah proses penggunaannya. Penggunaan itu
berkaitan dengan kreativitas, dan kreativitas berkaitan dengan persoalan penemuan segar, baik
berupa gagasan atau tindakan yang menghasilkan rancang bangun kongkrit. Tentu saja
kreativitas yang baik adalah yang memiliki humanitas. (kondrat manusia, kemanusiaan). Nilai-
nilai humanitas adalah nilai-nilai yang menjungjung tinggi harkat dan martabat manusia. Ini
selaras dengan proposi Moh Amin (Nurul 2013) :Bahwa proses serta hasil pendidikan sekolah
mesti humanistis, yang salah satu cirinya mampu mengembangkan semua potensi siswa secara
seimbang, terpadu, dan kurang lebih optimal.Proses penggunaan properti dan penciptaan gerak
tari, tentu bisa bervariatif. Artinya dapat bermula dari hal apapun. Walaupun demikian proses
penggunaan gerak tari itu sendiri akan lebih baik jika memiliki tahapan yang selaras. Yakni
berupa pengenalan, ekplorasi, penyusunan, dan penyajian. Maka gerakan-gerakannya pun
tercipta tidak hanya dari guru akan tetapi berilah kesempatan anak untuk menuangkan
kreatifitasnya didalam gerakan, karena anak mempunyai pengalaman-pengalaman dalam
kehidupannya yang mungkin saja merupakan sumber inspirasi untuk ditampilkan dalam gerakan
tari mereka. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan Desfina (dalam Nurul 2013) :
9
Keberadaan properti yaitu sebagai alat alat yang digunakan untuk peragaan penari.
Masing-masing tari memiliki cara, gaya, dan kehidupan manusia untuk mengemukakan model
berekspresi yang berbeda-beda. Kondisikarakter tari yang beragam ini mengakibatkan property
dalam pertunjukan tari. Kehadiran properti tari memiliki peranan sebagai: a) senjata, b) sarana
ekspresi, c) sarana simbolik
Properti (property) berarti alat pertunjukan alat pengertian tersebut mempunyai dua
tafsiran yaitu sebagai sets dan properti sebagai alat bantu berekspresi. Properti juga di gunakan
sebagai kostum .Properti merupakan peralatan penunjang gerak sebagai wujud ekspresi, karena
identitasnya sebagai alat atau peralatan maka bersifat fungsional.
Properti dalam tari atau perlengkapan yang tidak termasuk kostum, tidak juga
perlengkapan dalam panggung, tetapi merupakan perlengkapan yang ikut ditarikan oleh penari.
Seperti yang dikatakan oleh Soetedjo (dalam Nurul 2013) bahwa properti tari adalah semua
peralatan yang dipegang dan dimainkan oleh penari.
Gerak tubuh manusia dapat dikelompokkan ke dalam 5 (Lima) macam yang merupakan
satu kesatuan dan merupakan urutan dari bawaan sampai pada respon yang bersifat kompleks.
Enam klasifikasi tersebut yaitu :
1. Gerak Reflek
Gerakan semacam ini merupakan jawaban adanya rangsang yang dilakukan tanpa disadari atau
atas perintah sekehendak. Gerakan tidak terarah dan terkoordinasi.
Gerakan pada saraf fundamental berkembang sejalan dengan kematangan pada sistem syaraf.
Gerak dasar fundamental terbagi dalam 3 kelompok besar yaitu : gerak non lokomotor, gerakan
lokomotor dan gerakan manipulasi.
10
3. Kemampuan Perseptual
4. Kemampuan Fisik
Merupakan kesanggupan fungsi fisiologis dalam melaksanakn fungsinya yang akan sangat
menopang aktifitas fisik yang terampil. Komponen-komponen tersebut meliputi ; kekuatan, daya
tahan, kelentukan, dan kelincahan.
5. Gerak Keterampilan
Bertambahnya keterampilan motorik maka anak tersebut sudah memasuki pada tahap
penghalusan gerak secara otonom. Gerak keterampilan memerlukan koordinasi yang cukup
tinggi antar bagian-bagian tubuh sehingga memungkinkan terjadinya efisiensi gerakan.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Karakteristik gerak motorik pada anak usia dini terdiri dari dua gerakan, yaitu gerakan
motorik halus dan gerakan motorik kasar. Adapun karakteristik gerak yang dapat di lakukan
oleh anak usia dini, pada umumnya adalah sebagi berikut : 1) Meniru, 2) Memanipulasi, 3)
Bersahaja. Terdapat tiga tahap perkembangan gerak yaitu: 1) Tahap verbal kognitif, 2) Tahap
Asosiatif, dan 3) Tahap otonom. Unsur unsur kompoisi tari adalah sebagai berikut : 1.Desain
lantai atau floor design, 2. Desain atas air design, 3. Desain atas air design.
Properti tari adalah segala kelengkapan dan peralatan dalam penampilan atau peragaan
menari. Properti tari dengan demikian adalah segala sesuatu yang diperlukan penari di ruang
pentas. Ragam pola gerak : 1. Gerak Reflek, 2. Gerak Dasar Fundamental, 3. Kemampuan
Perseptual, 4. Kemampuan Fisik, 5. Gerak Keterampilan
3.2 SARAN
Untuk dapat memahami lebih jelas lagi mengenai gerak dan tari AUD ,selain membaca
dan memahami materi-materi dari sumber keilmuan yang ada (buku, internet, dan lain-lain) kita
harus dapat mengkaitkan materi-materi tersebut dengan kehidupan kita sehari-hari, agar lebih
mudah untuk paham dan akan selalu diingat, terutama bagi kita sebagai calon guru PAUD.
12
DAFTAR PUSTAKA
Alexy, P. & Hafianti, D. (2001). Ayo “Menari Pendidikan Seni Tari untuk Taman Kanak-Kanak
hingga kelas 2 SD, Jakarta, Gasindo.
Poerwodiminto. (1976). Kamus Umum Bahasa Indonesia, Pusat Pembinaan Bahasa. Depdikbud.
Jakarta.
Roby Maulana Al Hakim & Lailatul Rohmah. 2018. Jurnal Ilmiah Tumbuh Kembang Anak Usia
Dini : Pengembangan Fisik Motorik Melalui Gerak Tari di Kelompok B RA DWP UIN
Sunan Kalijaga Yogyakarta. Vol 3 (4). Tersedia : file:///C:/Users/user/Downloads/2355-
Article%20Text-5580-1-10-20190402%20(1).pdf
Sumatri, 2005. Model Pengembangan Keterampilan Motorik Anak Usia Dini. Jakarta:
Depdiknas.
Sudjana, Nana. 2013. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Hartono. 2007. “Pengembangan Model Pembelajaran Seni Berbasis Kompetensi Pada Anak Usia
Dini”. Harmonia. Vol. VII Nomor 1. Hlm.2-11. Semarang: Universitas Negeri Semarang.
Ilham Surya Fallo. 2013. Jurnal Pendidikan Olah Raga : ANALISIS POLA PERKEMBANGAN
MOTORIK ANAK SEBAGAI LANGKAH AWAL PEMBINAAN CALON
13
OLAHRAGAWAN. Vol 2 (2). Tersedia : file:///C:/Users/user/Downloads/232-1135-1-
PB%20(2).pdf
14