Anda di halaman 1dari 20

PENGEMBANGAN KREATIVITAS DALAM BIDANG FISIK DAN MOTORIK AUD

OLEH:

KELOMPOK 3

Nama : Delima Tampubolon

Yulia Noni Mahara

Omega Irene Manik

Alfi Wardah Siregar

Dosen pengampu : Winda Widya Sari, M.Pd/May Sari Lubis, S.Pd., M.Pd

Mata Kuliah : Metodologi Pengembangan Kreativitas AUD

Kelas : Reguler C 2018

PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa atas berkatnya yang melimpah akhirnya penyusun dapat menyelesaikan tugas
makalah ini yang berjudul “Pengembangan Kreativitas Dalam Bidang Kognitif”

Penyusun juga tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada Ibu Winda Widya Sari,
M.Pd/May Sari Lubis, S.Pd., M.Pd sebagai dosen pengampu mata kuliah Metodologi
Pengembangan Kreativitas AUD yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam proses
penyusunan makalah ini.

Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa tugas ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak kekurangannya, hal ini dikarenakan keterbatasan waktu, pengetahuan, dan
kemampuan yang dimiliki penyusun, oleh karena itu penyusun sangat mengharapkan adanya
saran dan kritik yang sifatnya membangun untuk perbaikan dimasa yang akan datang.

Pada kesempatan ini, penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu terselesaikannya tugas ini, kiranya Tuhan Yang Maha Esa membalas
kebaikannya. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi penyusun khususnya dan
bagi pembaca umumnya.

Medan,September 2020

Kelompok 3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Satuan pendidikan anak usia dini (PAUD) merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan
pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan
perkembangan yaitu, nilai moral dan agama (spiritual), fisik (koordinasi motorik halus dan
kasar), kognitif (daya fikir dan daya cipta), sosialemosional (sikap dan perilaku serta
beragama), dan bahasa sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui
oleh anak usia dini, “tujuan pembelajaran di PAUD atau taman kanakkanak adalah untuk
membantu meletakkan dasar ke arah perkembangan sikap, pengetahuan, keterampilan, dan
daya cipta yang diperlukan oleh anak didik dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya
dan untuk pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya” (Yeni Rachmawati, 2011:1). Anak
usia dini bertumbuh dan berkembang menyeluruh secara alami. Jika pertumbuhan dan
perkembangan tersebut dirangsang maka akan mencapai.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 58 tahun 2009


menyatakan bahwa “tujuan Pendidikan Taman Kanak-kanak adalah membantu anak didik
mengembangkan berbagai potensi baik psikis dan fisik yang meliputi lingkup perkembangan
nilai agama dan moral, fisik/motoric, kognitif, bahasa, serta sosial emosional kemandirian”.
(Permendiknas Nomer 58, 2009:4)

Usia dini merupakan kesempatan emas bagi anak untuk belajar, sehingga disebut usia
emas (golden age). Pada usia ini, anak memiliki kemampuan untuk belajar yang luar biasa.
(Mursid, 2015: 121). PAUD juga merupakan masa emas dalam pertumbuhan dan
perkembangan pada anak, maka dari itu pentingnya mengarahkan dan membimbing anak
dengan membangun karakter positif pada anak dan menyeimbangkan seluruh aspek
perkembangannya agar berkembang sesuai dengan tahap usianya, “PAUD sebagai
pendidikan yang diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar, memiliki kelompok
sasaran anak usia 0-6 tahun yang sering disebut sebagai masa emas perkembangan” (Latif,
2013:3).
Pemahaman tentang Anak merupakan suatu awal keberhasilan dalam pendidikan. Dunia
anak merupakan dunia bermain, di saat mereka bermain anakanak akan menyerap segala
sesuatu yang terjadi di lingkungan sekitarnya, “bermain juga merupakan tuntutan dan
kebutuhan yang esensial bagi anak usia dini, melalui bermain anak akan dapat memuaskan
tuntutan dan kebutuhan perkembangan dimensi dari motorik, kognitif, kreativitas, bahasa,
emosi, sosial, nilai, dan sikap hidup” (Moeslichatoen, 2006:27).
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja Jenis-jenis produk kreativitas dalam bidang seni untuk AUD
2. Apa saja perkembangan kreativitas dalam bidang fisik motorik kasar AUD
3. Apa saja perkembangan kreativitas dalam bidang fisik motorik halus AUD

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui jenis-jenis produk kreativitas dalam bidang seni untuk AUD
2. Untuk mengetahui perkembangan kreativitas dalam bidang fisik motorik kasar AUD
3. Untuk mengetahui perkembangan kreativitas dalam bidang fisik motorik halus AUD
BAB II

PEMBAHASAN

A. JENIS-JENIS PRODUK KREATIVITAS DALAM BIDANG SENI UNTUK AUD

1. Pengertian Kreativitas

Kreativitas merupakan dimensi kemampuan anak dalam mengembangkan ilmu


pengetahuan, teknologi, dan seni. Kreativitas merupakan sebuah proses yang mampu
melahirkan gagasan, pemikiran, konsep dan atua langkahlangkah baru pada diri seseorang.
Kebermaknaan kreativitas terletak pada hakikat dan perannya sebagai dimensi yang member
ciri keunggulan bagi pertumbuhan diri peserta didik yang sehat, produktif, dan inovatif.
Kreativitas juga diartikan sebagai suatu kondisi, sikap atau keadaan yang sangat khusus,
sifatnya dan hampir tidak mungkin dirumuskan secara tuntas. Kreativitas dapat didefinisikan
dalam beranekaragam pernyataan tergantung siapa dan bagaimana menyorotinya. Istilah
kreativitas dalam kehidupan sehari-hari selalu dikaitkan dengan prestasi yang istimewa dalam
menciptakan sesuatu yang baru, menemukan cara-cara pemecahan masalah yang tidak dapat
ditemukan oleh kebanyakan orang, ide-ide baru, dan melihat adanya berbagai kemungkinan.

Rhodes menjelaskan bahwa pengembangan kreativitas pada diri seseorang dapat


dilakukan melalui pendekatan 4P, yaitu Person (pribadi), di mana tindakan kreatif muncul
dari keunikan keseluruhan kepribadian dalam interaksi dengan lingkungan; Process (proses),
dimana langkah-langkah proses kreatif dimulai dari tahap persiapan, inkubasi, iluminasi dan
ferifikasi. Press (dorongan), berupa dorongan internal dam eksternal dari lingkungan sosial
dan psikologis; dan Product (hasil akhir) yang ditandai dengan orisinalitas, kebaruan,
kebermaknaan, dan teramati (observable). Berkaitan dengan pendekatan tersebut, diyakini
bahwa pribadi kreatif yang melibatkan diri dari dalam proses kreatif dan dengan dukungan
(press) dari lingkungan akan menghasilkan produk kreatif. Kreativitas anak bisa rnuncul jika
terus diasah sejak dini.

Pada anak-anak, kreativitas merupakan sifat yang komplikatif yaitu seorang anak mampu
berkreasi dengan spontan karena anak telah memiliki unsur pencetus kreativitas. Kreativitas
anak akan mengembangkan potensi kreatif anak. Pada dasarnya kreativitas anak-anak bersifat
ekspresionis, karena pengungkapan ekspresi itu merupakan sifat yang dilahirkan dan dapat
berkembang melalui latihanlatihan. Ekspresi adalah ungkapan perasaan melalui mimik
maupun gerak tubuh. Ekspresi anak sering timbul secara spontan, terbuka, tangkas dan
sportif. Ada tiga ciri dominan pada anak yang kreatif yaitu, spontan, rasa ingin tahu, dan
tertarik pada hal-hal baru.

Menurut Suyanto karakteristik dari anak TK yang kreatif adalah senang bereksperimen,
bereksplorasi, rasa ingin tahunya tinggi, bersifat spontan dalam menyatakan pikirannya, suka
berpetualang, jarang merasa bosan dan mempunyai daya imajinasi yang tinggi. Guru
sebaiknya menghindari perkataan dan perilaku yang membuat anak terhambat dalam
mengungkapkan ide kreativitasnya. Misalnya guru sebaiknya jangan mengucapkan kata
"anak bodoh, anak nakal dan tidak boleh". Ketika anak mewarnai suatu gambar misalnya
warna kuning pada daun, guru jangan langsung melarang dengan kata daun itu warnanya
hijau, ketika anak bernyanyi dengan suara yang lantang jangan dikatakan bahwa anak berisik
dan biarkan anak bermain untuk menuangkan kreativitasnya selama hal tersebut tidak
berbahaya bagi anak, guru dan orang tua cukup menjadi fasilitator dan motivator bagi anak.

2. Kreativitas pada Anak Usia Dini

Mayesty menyatakan bahwa anak-anak secara alamiah pada dasarnya kreatif, ini berarti
bahwa apa yang mereka lakukan adalah unik dan berguna bagi diri mereka sendiri bahkan
juga bagi orang lain. Anak-anak secara alami adalah sosok yang kreatif, umumnya mereka
mengeksplorasi dunia ini dengan ide-ide yang cemerlang dan bahkan menggunakan apa yang
mereka lihat dengan cara-cara yang alami dan asli. Kreativitas berarti memiliki kekuatan dan
kualitas untuk mengekspreasikan diri dengan cara anak sendiri, mereka selalu mengadakan
perubahan yang dilakukan setiap saat, dan semua dilakukan oleh mereka sendiri. Pada
dasamya kreativitas bersifat alamiah yang sudah ada di dalam diri anak. Artinya, orang lain
dan lingkungan di luar diri mereka hanya perlu mendorong dengan cara anak sendiri, mereka
selalu mengadakan perubahan yang dilakukan setiap saat, dan semua dilakukan oleh mereka
sendiri.

Pada dasarnya kreativitas bersifat alamiah yang sudah ada di dalam diri anak. Artinya,
orang lain dan lingkungan di luar diri mereka hanya perlu mendorong. Dengan melihat hal
tersebut, dapat dikatakan kreativitas harus dikembangkan sejak anak dalam usia dini. Hal ini
dikarenakan anak dalam usia dini masih berada pada taraf pembentukan, baik dalam
kemampuan otaknya maupun kemampuan fisiknya.

Pada hakikatnya semua anak suka bermain, hanya anak-anak yang sedang tidak enak
badan yang tidak suka bermain. Mereka rnenggunakan sebagian besar waktunya untuk
bermain, baik sendiri, dengan teman sebayanya, maupun dengan orang yang lebih dewasa.
Bentuk permainannya pun juga beragam. Berdasarkan ' fenomena tersebut para ahli PAUD
menentukan bahwa bermain merupakan faktor penting dalam kegiatan pembelajaran dan
esensi bermain harus menjadi jiwa dari setiap kegiatan pembelajaran anak usia dini.

Kreativitas anak akan timbul ketika anak melakukan kegiatan melalui bermain, baik itu
dilakukan sendiri maupun bermain bersama atau kelompok. Salah satunya dengan
menggunakan bermain assosiatif. Dengan bermain assosiatif diharapkan anak akan
menimbulkan ide yang beranekaragam. Sehingga ide-ide tersebut digabungkan untuk
menghasilkan hasil karya yang lebih kreatif, Bermain assosiatif merupakan kegiatan yang
bersifat sosial dimana anak diajak untuk bisa bekerjasama dengan temannya. Ada beberapa
kelebihan menggunakan teknik bermain assosiatif salah satunya adalah dapat mempererat
atau memperkuat jalinan solidaritas kelompok. Anak-anak yang terlibat dalam kerjasama
dapat saling mengerti ide-ide temannya sehingga dapat mengurangi sifat egois anak.

Rendahnya kreativitas anak merupakan petunjuk bahwa rangsangan yang diberikan


kepada anak masih kurang. Rangsangan yang diberikan salah satunya menggunakan alat
permainan edukatif yang dapat berupa balok, boneka tangan, APE yang terbuat dari barang-
barang bekas dan aman bagi anak, kartu bergambar dan lain-lain. Selain itu pembelajaran
yang menyenangkan juga dapat dilakukan untuk meningkatkan kreativitas anak salah satunya
melalui bermain assosiatif. Anak diajak untuk bermain bersama temannya untuk
menggabungkan anak dengan temannya untuk dituangkan dalam suatu hasil karya.Dapat
disebutkan bahwa dalam bermain kreativitas anak dalam seni akan muncul dengan
sendirinya.

Aspek Perkembangan Anak Usia Dini Catron dan Allen dalam Yuliani Nurani Sujiono
(2009: 62) mengemukakan bahwa terdapat 6 aspek perkembangan anak usia dini, yaitu:

1. Kesadaran personal Permainan yang kreatif memungkinkan perkembangan kesadaran


personal. Bermain mendukung anak untuk tumbuh secara mandiri dan memiliki
kontrol atas lingkungannya. Melalui bermain, anak dapat menemukan hal yang baru,
bereksplorasi, meniru, dan mempraktikkan kehidupan sehari-hari sebagai sebuah
langkah dalam membangun keterampilan menolong dirinya sendiri, keterampilan ini
membuat anak merasa kompeten.
2. Pengembangan Emosi Melalui bermain, anak dapat belajar menerima, berekspresi dan
mengatasi masalah dengan cara yang positif. Bermain juga memberikan kesempatan
pada anak untuk mengenal diri mereka sendiri dan untuk mengembangkan pola
perilaku yang memuaskan dalam hidup.
3. Membangun sosialisasi Bermain memberikan jalan bagi perkembangan sosial anak
ketika berbagi dengan anak lain. Bermain adalah sarana yang paling utama bagi
pengembangan kemampuan bersosialisasi dan memperluas empati terhadap orang lain
serta mengurangi sikap egosentrisme. Bermain dapat menumbuhkan dan
meningkatkan rasa sosialisasi anak. Melalui bermain anak dapat belajar perilaku
prososial seperti: menunggu giliran, kerja sama, saling membantu dan berbagi.
4. Pengembangan Komunikasi Bermain merupakan alat yang paling kuat untuk
membelajarkan kemampuan berbahasa anak. Melalui komunikasi inilah anak dapat
memperluas kosa kata dan mengembangkan daya penerimaan serta pengekpresian
kemampuan berbahasa mereka melalui interaksi dengan anak-anak lain dan orang
dewasa pada situasi bermain spontan.
5. Pengembangan kognitif Bermain dapat memenuhi kebutuhan anak untuk secara aktif
terlibat dengan lingkungan, untuk bermain dan bekerja dalam menghasilkan suatu
karya, serta untuk memenuhi tugastugas perkembangan kognitif lainnya. Selama
bermain, anak menerima pengalaman baru, memanipulasi bahan dan alat, berinteraksi
dengan orang lain dan mulai merasakan dunia mereka. Bermain menyediakan
kerangka kerja pada anak untuk mengembangkan pemahaman tentang diri mereka
sendiri, orang lain dan lingkungan.
6. Pengembangan kemampuan motorik Bermain memberikan kesempatan yang luas
untuk bergerak pada anak, pengalaman belajar untuk menemukan, , aktivitas sensori
motor, yang meliputi penggunaan otot-otot besar dan kecil memungkinkan anak untuk
memenuhi perkembangan perseptual motorik.

Pendidikan Seni pada anak Taman Kanak-Kanak berfokus pada :

1. Belajar melalui bermain

Pada anak usia dini belajar melalui bermain merupakan pengalaman yang bermakna
dan sangat menyenangkan bagi anak.

2. Belajar melalui observasi


Anak akan belajar melalui mengamati hal yang baru dan menarik, anak akan
mengingat karena rasa peka anak sangat tinggi, melalui buku, televisi, video, gambar,
bentuk-bentuk konkret.

3. Belajar melalui eksplorasi

Anak usia dini tidak bisa diam diri untuk melihat hal yang baru, mencoba,
bereksperimen dan mengotak atik misalnya mobil-mobilan, boneka, sepeda, hal-hal
yang bisa berbunyi.

4. Belajar melalui imitasi


Anak akan meniru hal-hal yang ada disekitar anak, dari model yang mereka lihat dan
menjadikan anak asyik, senang, maka anak bertahap menirunya akan sempurna jika
terlatih.
5. Belajar melalui seni
Ketika anak sedang melakukan kegiatan seni banyak pengalaman dan pengetahuan
yang mereka peroleh, pengalaman, perkembangan yang meningkat dan kemampuan
anak, karena dalam seni memerlukan perhatian melalui pengamatan yang terjadi
dalam seni, melalui melukis anak akan mengingat peristiwa yang pernah terjadi.

Haksel (1979) berpendapat bahwa Pendidikan Usia Dini amat tidak efektif atau kurang
sempurna tanpa adanya musik, rupa, gerak dan drama. Secara umum pendidikan seni anak
TK memiliki 4 fungsi utama yaitu

1. Fungsi Ekspresi
Anak usia dini atau TK mendapatkan kesempatan untuk menyatakan pikiran dan
perasaan secara bebas diungkapkan dalam bentuk bunyi, rupa, gerak, dan bahasa
atau dapat dikombinasikan sesuai anak mengeksplorasi ungkapannya.

2. Fungsi Komunikasi
Anak dapat menyampaikan pesan melalui bunyi, rupa, gerak, dan bahasa. Melalui
seni memperkenalkan bahasa simbol pada anak.

3. Fungsi Pengembangan Bakat


Anak dilahirkan sudah mempunyai kemampuan tersendiri, missal bernyanyi,
menggambar, dan ketika sudah pada saatnya anak akan dibantu mengembangkan
kemampuan yang dimiliki dalam jenjang pendidikan.
4. Fungsi Kreativitas
Sebagian besar anak suka bereksplorasi dengan lingkungan sekitarnya, imajinasi
anak mulai terasah ketika mendapatkan benda-benda yang menarik. Kreatif tidak
hanya menciptakan dari yang tidak ada menjadi ada, tetapi mengubah yang telah
ada menjadi model baru yang lama dengan melakukan improvisasi.

3. Jenis Jenis kreativitas seni pada AUD

1. Seni musik

Musik salah satu seni yang hampir semua kalangan usia menyukainya. Pada seni musik
inipun banyak macamnya, Ada musik pop,dangdut,jazz,rock,keroncong dll. Tapi di dalam
dunia pendidikan anak usia dini,kita hanya perlu mengenalkan beberapa tipe musik yang
sesuai dengan mereka. Dengan menambahkan atau memasukan suatu pembelajaran dengan
adanya unsur seni musik dan seni suara dapat membantu anak untuk mengingat sesuatu
hal,dapat membantu anak pula dalam mengemabangkan imajinasinya. Ketika anak bernyanyi
imajinasi nya selalu berkembang. Yang paling terpenting agar anak nyaman,ceria dan merasa
aman ketika anak belajar.

2. Seni tari

Anak yang sangat aktif,sering bergerak kesana kemari, lebih tepatnya jika para orang tua
bingung dengan anak yang sangat aktif coba masukan anak ke dalam lingkup pendidikan seni
tari. Mungkin anak-anak yang sangat aktif ini lebih cocknya kita tempat kan di sekolah yang
mana memfasilitasi pendidikan seni tari. Pendidikan seni tari ini berfungsi untuk
memperhalus budi pekerti manusia,sehingga sebagai warga masyarakat kelak ketika anak
mampu memperoleh pendidikan anak juga mampu untuk bersikap dan menjaga nilai-nilai
keindahan dari keseluruhan tubuhnya (Abdurachman dan Rusliana 1979).

3. Seni Drama dan seni rupa

Seni drama, banyak dari kita yang mungkin hampir tiap hari melihat anak melakukan
kegiatan bermain peran. Ketika di kalangan dewasa atau orang tua melihat ada anak yang
melakukan kegiatan tersebut,biarkan mereka dan jika bisa masuklah dalam kegiatan mereka
tersebut. Ketika bermain drama ini anak mengembangkan imajinasinya dengan baik,biasanya
dalam pendidikan drama ini anak sering berperan sebagai seseorang yang ia idolakan. Dan
juga dalam pendidikan seni rupa, awal mula yang bisa kita lihat dari kegiatan yang menonjol
pada seni rupa mungkin,anak lebih suka untuk mencoret-coret,mencoba untuk mewarnai
seusuatu hal yang di anggap bagus menurtnya.

Dalam hal ini pendidikan seni rupa sangat baik untuk mengembangkan kemampuan seni
rupa anak sejak dini. Ada banyak hal yang akan di kembangkan ketika anak berada pada
pendidikan seni rupa.Di dalam pengajaran tersebut anak akan di ajarkan bagaimana untuk
menggambar yang baik,anak juga akan di ajarkan bagaimana mewarnai yang baik dll. Jadi,
kesimpulannya adalah seni merupakan pendidikan yang paling awal dalam dunia pendidikan
anak usia dini. Dalam dunia pendidikan seni sendiri memiliki tujuan agar anak-anak didik
nya dapat mengembangan berbagai macam seni sesuai dengan bakat dan minatnya.Dalam hal
ini juga membantu anak untuk menjadi seseorang yang ahli seni.

Pembelajaran pada usia TK dituntut menyenangkan dan sukarela. Pembelajaran yang


menghadirkan suasana yang menyenangkan bagi anak, membuat guru mudah menyampaikan
materi pembelajaran sesuai tahap perkembangan yang dicapai. Sukarela bagi anak tidak
memaksa, ketika anak mengajak bermain ikutilah karena belajar sambil bermain itu sangat
mempunyai makna besar bagi anak, pengalaman yang didapat begitu banyak. Kegiatan
pembelajaran pada anak TK begitu beragam cara menyampaikan materi pada anak. Salah
satunya kegiatan seni, ada beberapa macam seni bagi anak yaitu seni tari, seni musik, seni
rupa, seni drama dan seni sastra. Untuk meningkatkan perkembangan kreativitas anak dapat
ditingkatkan melalui karya seni rupa yaitu seni lukis.

Sumanto (2005: 11) menyatakan bahwa : Seni lukis adalah jenis karya seni rupa dwimatra
yang keberadaannya dikatakan berumur paling tua. Seniman lukis dalam berkarya ditentukan
31 oleh dorongan kreatif sehingga bisa menciptakan karya yang murni secara bebas sesuai
gaya pribadinya. Lukisan dapat dibuat dengan berbagai macam media /bahan antara lain cat
lukis, tinta, krayon/cat pastel, pensil gambar dan sebagainya. Seni lukis dapat dibuat dari bulu
binatang (seni lukis bulu), lukisan mozaik, bahan alam, lukisan batik, lukisan kaligrafi dan
lainnya. Anak TK pada umumnya bermain sambil belajar. Melukis pada anak TK tidak kalah
pentingnya dengan bermain. Sebagaimana telah diungkapkan Affandi dan Dewobroto
(Suwarna, 2010: 50) Dunia anak adalah dunia bermain.

Dalam bermain anak menemukan kebebasan dan kegembiraan. Dengan mencurahkan


perasaan isi hatinya, dan dapat melatih ketrampilannya. Di dalam melukis anak dapat
mencurahkan seluruh perasaannnya. Sehingga anak dapat mengalami sublimasi, jika perasaan
itu tidak dapat disalurkan maka anak akan mengalami tekanan jiwa. Perasaan akan meledak
dan tidak terkontrol. Maka penyaluran perasaan tersebut melalui kegiatan melukis. Melukis
sebagai sarana media untuk mencurahkan perasaan dan menjadikan lukisan tersebut menjadi
bermakna. Pada hakekatnya melukis pada anak TK adalah hasil coretan berupa bentuk, warna
dan garis yang dituangkan dalam kertas gambar, karya tersebut mempunyai makna penting
dan asli murni bagi anak karena sebuah ungkapan perasaan tentang peristiwa, kejadian yang
dialami atau pernah diihat dan menjadikan sebuah pengalaman baru.

Pencapaian perkembangan Motorik Kasar dan Halus Pada Anak Usia Dini Pencapaian
suatu kemampuan pada setiap anak bisa berbeda-beda, namun demikian ada patokan umur
tentang kemampuan apa saja yang perlu dicapai seorang anak pada usia tertentu. Adanya
patokan tersebut adalah dimaksudkan supaya anak yang belum mencapai tahap kemampuan
tertentu ini perlu di latih berbagai kemampuan untuk dapat mencapai perkembangan yang
optimal. (Ahmad Susanto, 2011: 163)

Pada umumnya, pembelajaran di TK untuk aspek perkembangan fisik atau motoriknya


lebih banyak difokuskan pada motorik halus. Sedangkan motorik kasar kurang diperhatikan.
Padahal pengembangan motorik kasar pada anak usia dini juga perlu bimbingan dari
pendidik. Perkembangan motorik kasar sama pentingnya dengan aspek perkembangan
lainnya, karena ketidakmampuan anak melakukan kegiatan fisik maka akan menimbulkan
konsep diri negatif pada diri anak. (Mursid, 2015: 122) Secara singkat mengenai pencapaian
perkembangan motorik kasar dan motorik halus pada masa anak-anak awal ini dapat
digambarkan dalam tabel dibawah ini:

Tabel 1.1. Perkembangan motorik kasar dan motorik halus usia < 3 bulan – 12 bulan

N Lingkup Tingkat Pencapaian Perkembangan


O Usia <3 bulan 3– < 6 bulan 6 – < 9 bulan 9 – <12 bulan
Perkembangan
1 Motorik Kasar 1.Refleks 1. Meraih 1.Melempar 1.Menarik
. menggenggam benda di benda yang benda yang
benda yang depannya. dipegang terjangkau.
menyentuh 2. Tengkurap 2. Merangkak ke 2. Berjalan
telapak tangan. dengan dada segala arah. dengan
2.Menegakkan diangkat dan 3. Duduk tanpa berpegangan.
kepala saat kedua tangan bantuan. 3. Berjalan
ditelungkupka menopang. 4. Berdiri dengan beberapa
n. 3. Duduk bantuan. langkah tanpa
3. Tengkurap. dengan 5. Bertepuk bantuan.
4. Berguling bantuan. tangan. 4. Melakukan
ke kanan dan gerak
ke kiri. menendang
bola.
2 Motorik Halus 1. Memainkan 1.Memasukk 1.Memegang 1.Menggaruk
jari tangan dan an benda ke benda dengan ibu
kepala.
kaki. dalam mulut. jari dan jari
2. Memegang 2.Memindahk telunjuk 2.Memegang
benda dengan an mainan (menjumput)
benda kecil
lima jari. dari satu 2. Meremas
tangan ke atau tipis misal:
tangan yang
potongan buah
lain
atau biskuit.
3.Memukul-
mukul mainan.
Sumber: Permendiknas No. 58 Tahun 2009 tanggal 17 September 2009 Tentang Standar
Pendidikan Anak Usia Dini. Hlm.3.

Tabel 1.2 Perkembangan motorik kasar dan motorik halus usia 12 Bulan – <4 tahun

N Lingkup Tingkat Pencapaian Perkembangan


O Perkembangan 12 – <18 bulan 18–<24 bulan 2–<3 tahun 3–<4 tahun

1 Motorik Kasar 1.Berjalan 1.Melompat 1.Berjalan 1.Berlari sambil


sendiri. di tempat. sambil membawa
.
2.Naik tangga 2. Naik berjinjit. sesuatu yang
atau tempat tangga atau 2.Melompat ke ringan (bola).
yang lebih tempat yang depan dan ke
2.Naik-turun
tinggi dengan lebih tinggi belakang
tangga atau
merangkak. dengan dengan dua
tempat yang
3.Menendang berpegangan. kaki.
lebih tinggi
bola ke arah 3.Berjalan 3.Melempar
dengan kaki
depan. mundur dan
bergantian.
4.Berdiri beberapa menangkap
dengan langkah. bola. 3.Meniti di atas
satu kaki 4.Menarik 4.Menari papan yang
selama satu benda mengikuti cukup lebar.
detik yang tidak irama.
4.Melompat
terlalu berat 5.Naik-turun
(kursi kecil). tangga atau turun dari
tempat yang ketinggian
lebih kurang lebih 20
tinggi/rendah cm di bawah
dengan tinggi lutut
berpegangan. anak .

5.Meniru
gerakan senam
sederhana
seperti
menirukan
gerakan pohon,
kelinci
melompat)

2 Motorik Halus 1. Memegang 1.Meniru 1. Meremas 1. Menuang air,


alat tulis. garis vertikal kertas atau pasir, atau biji-
2.Membuat atau kain dengan bijian ke dalam
coretan bebas. horisontal. menggerakka tempat
3.Menyusun 2.Memasukk n lima jari. penampung
menara dengan an benda ke 2.Melipat kertas (mangkuk,
tiga balok. dalam wadah meskipun ember).
4.Memegang yang sesuai. belum 2.Memasukkan
gelas dengan 3.Membalik rapi/lurus. benda kecil ke
dua tangan. halaman 3.Menggunting dalam botol
5.Menumpahk buku kertas tanpa (potongan lidi,
an benda walaupun pola. kerikil,
dari wadah dan belum 4.Koordinasi bijibijian).
memasukkann sempurna. jari tangan 3.Meronce
ya kembali 4.Menyobek cukup baik manikmanik
kertas. untuk yang
memegang tidak terlalu
benda pipih kecil dengan
seperti sikat benang yang
gigi, sendok agak kaku.
4.Menggunting
kertas
mengikuti
pola garis lurus

Sumber: Permendiknas No. 58 Tahun 2009 tanggal 17 September 2009 Tentang Standar
Pendidikan Anak Usia Dini. Hlm. 5-7.

Tabel 1.3 Perkembangan motorik kasar dan motorik halus usia 4 tahun – < 6 tahun

N Lingkup Tingkat Pencapaian Perkembangan


O Usia 4-<5 tahun Usia 5 -< 6 tahun
Perkembangan
1 Motorik Kasar 1. Menirukan gerakan 1.Melakukan gerakan tubuh secara
. binatang, pohon tertiup terkoordinasi untuk melatih kelenturan,
angin, pesawat terbang, dsb. keseimbangan, dan kelincahan.
2. Melakukan gerakan 2. Melakukan koordinasi gerakan
menggantung (bergelayut). kakitangan-kepala dalam menirukan
3. Melakukan gerakan tarian atau senam.
melompat, meloncat, dan 3. Melakukan permainan fisik dengan
berlari secara terkoordinasi aturan.
4. Melempar sesuatu secara 4. Terampil menggunakan tangan kanan
terarah 5. Menangkap dan kiri.
sesuatu secara tepat 6. 5. Melakukan kegiatan kebersihan diri.
Melakukan gerakan
antisipasi 7. Menendang
sesuatu secara terarah 8.
Memanfaatkan alat
permainan di luar kelas.
2 Motorik Halus 1. Membuat garis vertikal, 1.Menggambar sesuai gagasannya.
horizontal, lengkung
2.Meniru bentuk.
kiri/kanan, miring
kiri/kanan, 3. Melakukan eksplorasi
dan lingkaran.
dengan berbagai media dan kegiatan.
2. Menjiplak
bentuk. 4.Menggunakan alat tulis dengan benar.
3. Mengkoordinasikan
5.Menggunting sesuai dengan pola.
mata dan tangan untuk
melakukan gerakan yang 6.Menempel gambar dengan tepat.
rumit.
7.Mengekspresikan diri melalui gerakan
4. Melakukan gerakan
manipulatif untuk menggambar secara detail.
menghasilkan suatu bentuk
dengan menggunakan
berbagai media.
5.Mengekspresikan diri
dengan
berkarya seni menggunakan
berbagai media
Sumber: Permendiknas No. 58 Tahun 2009 tanggal 17 September 2009 Tentang Standar
Pendidikan Anak Usia Dini. Hlm. 8-9

Tabel 1.4 Perkembangan motorik kasar dan motorik halus usia 6 tahun – < 8 tahun

N Lingkup Tingkat Pencapaian Perkembangan


O Usia 6 -< 8 tahun
Perkembangan
1 Motorik Kasar 1.Berdiri dengan satu kaki tanpa jatuh,
. 2. Berlari lurus tanpa jatuh dan
zigzag/bervariasi, misalnya melalui rintangan,
3. Berjalan lurus dan
bervariasi,
4. Melompat dari ketinggian 20 cm,
5. Melempar dan menangkap
bola kecil dengan jarak 5-10 meter,
6. Mengkombinasikan gerakan jalan dan
lari,
7. Mengkombinasikan gerakan jalan, lari, melompat dan melempar,
8.Berguling kedepan/koprol.
9. Sudah dapat mengendarai sepeda roda dua.
10.Dapat menari dan mengikuti gerakan dalam senam irama.
2 Motorik Halus 1.Menggambar orang dengan anggota tubuh lengkap,
2.Mampu makan, minum dan berpakaian sendiri,
3.Membuat atau menulis angka,
4.Membuat bentuk wajik, segitiga dan segi empat,
5.Memotong dan menggunting dengan sempurna,
6.Menggambar sesuai dengan penglihatan,
7.Meniru kalimat dengan tulisan tangan.

Sumber: Yuliani Nurani Sujiono, Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, Jakarta: PT.
Indeks, 2009. Hlm. 161-162.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Pembelajaran yang menghadirkan suasana yang menyenangkan bagi anak, membuat


guru mudah menyampaikan materi pembelajaran sesuai tahap perkembangan yang dicapai.
Sukarela bagi anak tidak memaksa, ketika anak mengajak bermain ikutilah karena belajar
sambil bermain itu sangat mempunyai makna besar bagi anak, pengalaman yang didapat
begitu banyak. Kegiatan pembelajaran pada anak AUD yang optimal dapat dikembangkan
melalui bergbagai jenis kegiatan . Salah satunya kegiatan seni, ada beberapa macam seni
bagi anak yaitu seni tari, seni musik, seni rupa, seni drama dan seni sastra.

Pencapaian perkembangan Motorik Kasar dan Halus Pada Anak Usia Dini Pencapaian
suatu kemampuan pada setiap anak bisa berbeda-beda, namun demikian ada patokan umur
tentang kemampuan apa saja yang perlu dicapai seorang anak pada usia tertentu. Adanya
patokan tersebut adalah dimaksudkan supaya anak yang belum mencapai tahap kemampuan
tertentu ini perlu di latih berbagai kemampuan untuk dapat mencapai perkembangan yang
optimal.

B. SARAN
Kami berharap informasi didalam jurnal ini dapat membantu pembaca dalam
mengumpulkan informasi yang dibutuhkan, namun kami juga menyarankan agar
pembaca membaca refernsi lain agar informasi yang dibutuhkan lebih akurat.

DAFTAR PUSTAKA

https://journal.uny.ac.id/index.php/jpa/article/viewFile/12368/8937 (online) diambil pada


tanggal 29 September 2020

Sumanto.2019. Seni Keterampilan Anak Untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Bagi


Guru (online) diambil dari file:///C:/Users/User/Downloads/105-Article%20Text-257-1-10-
20171217%20(1).pdf (online) diambil pada tanggal 29 September 2020

https://media.neliti.com/media/publications/259969-pengembangan-bakat-seni-anak-pada-
taman-00ec96c4.pdf (online ) 29 September 2020

Uswatun. 2019. Pengembangan Kemampuan Fisik Motorik Melalui Permainan Tradisional


Bagi Anak Usia Dini (online) diambil dari .file:///C:/Users/User/Documents/12368-30752-
1-PB.pdf
https://eprints.uny.ac.id/15246/2/3%20BAB%20II.pdf (online) diambil pada tanggal 29 September
2020

Anda mungkin juga menyukai