OLEH:
KELOMPOK 3
Dosen pengampu : Winda Widya Sari, M.Pd/May Sari Lubis, S.Pd., M.Pd
2020
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa atas berkatnya yang melimpah akhirnya penyusun dapat menyelesaikan tugas
makalah ini yang berjudul “Pengembangan Kreativitas Dalam Bidang Kognitif”
Penyusun juga tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada Ibu Winda Widya Sari,
M.Pd/May Sari Lubis, S.Pd., M.Pd sebagai dosen pengampu mata kuliah Metodologi
Pengembangan Kreativitas AUD yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam proses
penyusunan makalah ini.
Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa tugas ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak kekurangannya, hal ini dikarenakan keterbatasan waktu, pengetahuan, dan
kemampuan yang dimiliki penyusun, oleh karena itu penyusun sangat mengharapkan adanya
saran dan kritik yang sifatnya membangun untuk perbaikan dimasa yang akan datang.
Pada kesempatan ini, penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu terselesaikannya tugas ini, kiranya Tuhan Yang Maha Esa membalas
kebaikannya. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi penyusun khususnya dan
bagi pembaca umumnya.
Medan,September 2020
Kelompok 3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Satuan pendidikan anak usia dini (PAUD) merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan
pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan
perkembangan yaitu, nilai moral dan agama (spiritual), fisik (koordinasi motorik halus dan
kasar), kognitif (daya fikir dan daya cipta), sosialemosional (sikap dan perilaku serta
beragama), dan bahasa sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui
oleh anak usia dini, “tujuan pembelajaran di PAUD atau taman kanakkanak adalah untuk
membantu meletakkan dasar ke arah perkembangan sikap, pengetahuan, keterampilan, dan
daya cipta yang diperlukan oleh anak didik dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya
dan untuk pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya” (Yeni Rachmawati, 2011:1). Anak
usia dini bertumbuh dan berkembang menyeluruh secara alami. Jika pertumbuhan dan
perkembangan tersebut dirangsang maka akan mencapai.
Usia dini merupakan kesempatan emas bagi anak untuk belajar, sehingga disebut usia
emas (golden age). Pada usia ini, anak memiliki kemampuan untuk belajar yang luar biasa.
(Mursid, 2015: 121). PAUD juga merupakan masa emas dalam pertumbuhan dan
perkembangan pada anak, maka dari itu pentingnya mengarahkan dan membimbing anak
dengan membangun karakter positif pada anak dan menyeimbangkan seluruh aspek
perkembangannya agar berkembang sesuai dengan tahap usianya, “PAUD sebagai
pendidikan yang diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar, memiliki kelompok
sasaran anak usia 0-6 tahun yang sering disebut sebagai masa emas perkembangan” (Latif,
2013:3).
Pemahaman tentang Anak merupakan suatu awal keberhasilan dalam pendidikan. Dunia
anak merupakan dunia bermain, di saat mereka bermain anakanak akan menyerap segala
sesuatu yang terjadi di lingkungan sekitarnya, “bermain juga merupakan tuntutan dan
kebutuhan yang esensial bagi anak usia dini, melalui bermain anak akan dapat memuaskan
tuntutan dan kebutuhan perkembangan dimensi dari motorik, kognitif, kreativitas, bahasa,
emosi, sosial, nilai, dan sikap hidup” (Moeslichatoen, 2006:27).
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja Jenis-jenis produk kreativitas dalam bidang seni untuk AUD
2. Apa saja perkembangan kreativitas dalam bidang fisik motorik kasar AUD
3. Apa saja perkembangan kreativitas dalam bidang fisik motorik halus AUD
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui jenis-jenis produk kreativitas dalam bidang seni untuk AUD
2. Untuk mengetahui perkembangan kreativitas dalam bidang fisik motorik kasar AUD
3. Untuk mengetahui perkembangan kreativitas dalam bidang fisik motorik halus AUD
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Kreativitas
Pada anak-anak, kreativitas merupakan sifat yang komplikatif yaitu seorang anak mampu
berkreasi dengan spontan karena anak telah memiliki unsur pencetus kreativitas. Kreativitas
anak akan mengembangkan potensi kreatif anak. Pada dasarnya kreativitas anak-anak bersifat
ekspresionis, karena pengungkapan ekspresi itu merupakan sifat yang dilahirkan dan dapat
berkembang melalui latihanlatihan. Ekspresi adalah ungkapan perasaan melalui mimik
maupun gerak tubuh. Ekspresi anak sering timbul secara spontan, terbuka, tangkas dan
sportif. Ada tiga ciri dominan pada anak yang kreatif yaitu, spontan, rasa ingin tahu, dan
tertarik pada hal-hal baru.
Menurut Suyanto karakteristik dari anak TK yang kreatif adalah senang bereksperimen,
bereksplorasi, rasa ingin tahunya tinggi, bersifat spontan dalam menyatakan pikirannya, suka
berpetualang, jarang merasa bosan dan mempunyai daya imajinasi yang tinggi. Guru
sebaiknya menghindari perkataan dan perilaku yang membuat anak terhambat dalam
mengungkapkan ide kreativitasnya. Misalnya guru sebaiknya jangan mengucapkan kata
"anak bodoh, anak nakal dan tidak boleh". Ketika anak mewarnai suatu gambar misalnya
warna kuning pada daun, guru jangan langsung melarang dengan kata daun itu warnanya
hijau, ketika anak bernyanyi dengan suara yang lantang jangan dikatakan bahwa anak berisik
dan biarkan anak bermain untuk menuangkan kreativitasnya selama hal tersebut tidak
berbahaya bagi anak, guru dan orang tua cukup menjadi fasilitator dan motivator bagi anak.
Mayesty menyatakan bahwa anak-anak secara alamiah pada dasarnya kreatif, ini berarti
bahwa apa yang mereka lakukan adalah unik dan berguna bagi diri mereka sendiri bahkan
juga bagi orang lain. Anak-anak secara alami adalah sosok yang kreatif, umumnya mereka
mengeksplorasi dunia ini dengan ide-ide yang cemerlang dan bahkan menggunakan apa yang
mereka lihat dengan cara-cara yang alami dan asli. Kreativitas berarti memiliki kekuatan dan
kualitas untuk mengekspreasikan diri dengan cara anak sendiri, mereka selalu mengadakan
perubahan yang dilakukan setiap saat, dan semua dilakukan oleh mereka sendiri. Pada
dasamya kreativitas bersifat alamiah yang sudah ada di dalam diri anak. Artinya, orang lain
dan lingkungan di luar diri mereka hanya perlu mendorong dengan cara anak sendiri, mereka
selalu mengadakan perubahan yang dilakukan setiap saat, dan semua dilakukan oleh mereka
sendiri.
Pada dasarnya kreativitas bersifat alamiah yang sudah ada di dalam diri anak. Artinya,
orang lain dan lingkungan di luar diri mereka hanya perlu mendorong. Dengan melihat hal
tersebut, dapat dikatakan kreativitas harus dikembangkan sejak anak dalam usia dini. Hal ini
dikarenakan anak dalam usia dini masih berada pada taraf pembentukan, baik dalam
kemampuan otaknya maupun kemampuan fisiknya.
Pada hakikatnya semua anak suka bermain, hanya anak-anak yang sedang tidak enak
badan yang tidak suka bermain. Mereka rnenggunakan sebagian besar waktunya untuk
bermain, baik sendiri, dengan teman sebayanya, maupun dengan orang yang lebih dewasa.
Bentuk permainannya pun juga beragam. Berdasarkan ' fenomena tersebut para ahli PAUD
menentukan bahwa bermain merupakan faktor penting dalam kegiatan pembelajaran dan
esensi bermain harus menjadi jiwa dari setiap kegiatan pembelajaran anak usia dini.
Kreativitas anak akan timbul ketika anak melakukan kegiatan melalui bermain, baik itu
dilakukan sendiri maupun bermain bersama atau kelompok. Salah satunya dengan
menggunakan bermain assosiatif. Dengan bermain assosiatif diharapkan anak akan
menimbulkan ide yang beranekaragam. Sehingga ide-ide tersebut digabungkan untuk
menghasilkan hasil karya yang lebih kreatif, Bermain assosiatif merupakan kegiatan yang
bersifat sosial dimana anak diajak untuk bisa bekerjasama dengan temannya. Ada beberapa
kelebihan menggunakan teknik bermain assosiatif salah satunya adalah dapat mempererat
atau memperkuat jalinan solidaritas kelompok. Anak-anak yang terlibat dalam kerjasama
dapat saling mengerti ide-ide temannya sehingga dapat mengurangi sifat egois anak.
Aspek Perkembangan Anak Usia Dini Catron dan Allen dalam Yuliani Nurani Sujiono
(2009: 62) mengemukakan bahwa terdapat 6 aspek perkembangan anak usia dini, yaitu:
Pada anak usia dini belajar melalui bermain merupakan pengalaman yang bermakna
dan sangat menyenangkan bagi anak.
Anak usia dini tidak bisa diam diri untuk melihat hal yang baru, mencoba,
bereksperimen dan mengotak atik misalnya mobil-mobilan, boneka, sepeda, hal-hal
yang bisa berbunyi.
Haksel (1979) berpendapat bahwa Pendidikan Usia Dini amat tidak efektif atau kurang
sempurna tanpa adanya musik, rupa, gerak dan drama. Secara umum pendidikan seni anak
TK memiliki 4 fungsi utama yaitu
1. Fungsi Ekspresi
Anak usia dini atau TK mendapatkan kesempatan untuk menyatakan pikiran dan
perasaan secara bebas diungkapkan dalam bentuk bunyi, rupa, gerak, dan bahasa
atau dapat dikombinasikan sesuai anak mengeksplorasi ungkapannya.
2. Fungsi Komunikasi
Anak dapat menyampaikan pesan melalui bunyi, rupa, gerak, dan bahasa. Melalui
seni memperkenalkan bahasa simbol pada anak.
1. Seni musik
Musik salah satu seni yang hampir semua kalangan usia menyukainya. Pada seni musik
inipun banyak macamnya, Ada musik pop,dangdut,jazz,rock,keroncong dll. Tapi di dalam
dunia pendidikan anak usia dini,kita hanya perlu mengenalkan beberapa tipe musik yang
sesuai dengan mereka. Dengan menambahkan atau memasukan suatu pembelajaran dengan
adanya unsur seni musik dan seni suara dapat membantu anak untuk mengingat sesuatu
hal,dapat membantu anak pula dalam mengemabangkan imajinasinya. Ketika anak bernyanyi
imajinasi nya selalu berkembang. Yang paling terpenting agar anak nyaman,ceria dan merasa
aman ketika anak belajar.
2. Seni tari
Anak yang sangat aktif,sering bergerak kesana kemari, lebih tepatnya jika para orang tua
bingung dengan anak yang sangat aktif coba masukan anak ke dalam lingkup pendidikan seni
tari. Mungkin anak-anak yang sangat aktif ini lebih cocknya kita tempat kan di sekolah yang
mana memfasilitasi pendidikan seni tari. Pendidikan seni tari ini berfungsi untuk
memperhalus budi pekerti manusia,sehingga sebagai warga masyarakat kelak ketika anak
mampu memperoleh pendidikan anak juga mampu untuk bersikap dan menjaga nilai-nilai
keindahan dari keseluruhan tubuhnya (Abdurachman dan Rusliana 1979).
Seni drama, banyak dari kita yang mungkin hampir tiap hari melihat anak melakukan
kegiatan bermain peran. Ketika di kalangan dewasa atau orang tua melihat ada anak yang
melakukan kegiatan tersebut,biarkan mereka dan jika bisa masuklah dalam kegiatan mereka
tersebut. Ketika bermain drama ini anak mengembangkan imajinasinya dengan baik,biasanya
dalam pendidikan drama ini anak sering berperan sebagai seseorang yang ia idolakan. Dan
juga dalam pendidikan seni rupa, awal mula yang bisa kita lihat dari kegiatan yang menonjol
pada seni rupa mungkin,anak lebih suka untuk mencoret-coret,mencoba untuk mewarnai
seusuatu hal yang di anggap bagus menurtnya.
Dalam hal ini pendidikan seni rupa sangat baik untuk mengembangkan kemampuan seni
rupa anak sejak dini. Ada banyak hal yang akan di kembangkan ketika anak berada pada
pendidikan seni rupa.Di dalam pengajaran tersebut anak akan di ajarkan bagaimana untuk
menggambar yang baik,anak juga akan di ajarkan bagaimana mewarnai yang baik dll. Jadi,
kesimpulannya adalah seni merupakan pendidikan yang paling awal dalam dunia pendidikan
anak usia dini. Dalam dunia pendidikan seni sendiri memiliki tujuan agar anak-anak didik
nya dapat mengembangan berbagai macam seni sesuai dengan bakat dan minatnya.Dalam hal
ini juga membantu anak untuk menjadi seseorang yang ahli seni.
Sumanto (2005: 11) menyatakan bahwa : Seni lukis adalah jenis karya seni rupa dwimatra
yang keberadaannya dikatakan berumur paling tua. Seniman lukis dalam berkarya ditentukan
31 oleh dorongan kreatif sehingga bisa menciptakan karya yang murni secara bebas sesuai
gaya pribadinya. Lukisan dapat dibuat dengan berbagai macam media /bahan antara lain cat
lukis, tinta, krayon/cat pastel, pensil gambar dan sebagainya. Seni lukis dapat dibuat dari bulu
binatang (seni lukis bulu), lukisan mozaik, bahan alam, lukisan batik, lukisan kaligrafi dan
lainnya. Anak TK pada umumnya bermain sambil belajar. Melukis pada anak TK tidak kalah
pentingnya dengan bermain. Sebagaimana telah diungkapkan Affandi dan Dewobroto
(Suwarna, 2010: 50) Dunia anak adalah dunia bermain.
Pencapaian perkembangan Motorik Kasar dan Halus Pada Anak Usia Dini Pencapaian
suatu kemampuan pada setiap anak bisa berbeda-beda, namun demikian ada patokan umur
tentang kemampuan apa saja yang perlu dicapai seorang anak pada usia tertentu. Adanya
patokan tersebut adalah dimaksudkan supaya anak yang belum mencapai tahap kemampuan
tertentu ini perlu di latih berbagai kemampuan untuk dapat mencapai perkembangan yang
optimal. (Ahmad Susanto, 2011: 163)
Tabel 1.1. Perkembangan motorik kasar dan motorik halus usia < 3 bulan – 12 bulan
Tabel 1.2 Perkembangan motorik kasar dan motorik halus usia 12 Bulan – <4 tahun
5.Meniru
gerakan senam
sederhana
seperti
menirukan
gerakan pohon,
kelinci
melompat)
Sumber: Permendiknas No. 58 Tahun 2009 tanggal 17 September 2009 Tentang Standar
Pendidikan Anak Usia Dini. Hlm. 5-7.
Tabel 1.3 Perkembangan motorik kasar dan motorik halus usia 4 tahun – < 6 tahun
Tabel 1.4 Perkembangan motorik kasar dan motorik halus usia 6 tahun – < 8 tahun
Sumber: Yuliani Nurani Sujiono, Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, Jakarta: PT.
Indeks, 2009. Hlm. 161-162.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pencapaian perkembangan Motorik Kasar dan Halus Pada Anak Usia Dini Pencapaian
suatu kemampuan pada setiap anak bisa berbeda-beda, namun demikian ada patokan umur
tentang kemampuan apa saja yang perlu dicapai seorang anak pada usia tertentu. Adanya
patokan tersebut adalah dimaksudkan supaya anak yang belum mencapai tahap kemampuan
tertentu ini perlu di latih berbagai kemampuan untuk dapat mencapai perkembangan yang
optimal.
B. SARAN
Kami berharap informasi didalam jurnal ini dapat membantu pembaca dalam
mengumpulkan informasi yang dibutuhkan, namun kami juga menyarankan agar
pembaca membaca refernsi lain agar informasi yang dibutuhkan lebih akurat.
DAFTAR PUSTAKA
https://media.neliti.com/media/publications/259969-pengembangan-bakat-seni-anak-pada-
taman-00ec96c4.pdf (online ) 29 September 2020