Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

FAKTOR PENGHAMBAT DAN PENDUKUNG KREATIVITAS


ANAK USIA DINI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pengembangan Kreativitas
dan Pembelajaran Menggambar PAUD

Dosen Pengampu : Ajeng Teni Nur Afriliani, M.Pd

Oleh :

Isyfina Kamilah (2.2021.3.0139)

Tiara Dina Cahyani (2.2020.1.0115)


PROGRAM PIAUD 6

INSTITUT MADANI NUSANTARA

Jl. Lio Balandongan Sirnagalih (Beugeg) No.74 Kel.Cikondang


Kec.Citamiang Kota Sukabumi
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tugas pada mata kuliah
Pengembangan Kreativitas dan Pembelajaran Menggambar PAUD tepat pada
waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
Pengembangan Kreativitas dan Pembelajaran Menggambar PAUD. Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan berjudul Faktor
Penghambat dan Pendukung Kreativitas AUD bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu yang telah


memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari, tugas yang kami buat ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini

Sukabumi, 23 Maret 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................i

DAFTAR ISI........................................................................................................................2

BAB I....................................................................................................................................3

PENDAHULUAN................................................................................................................3

A. Latar Belakang.............................................................................................................3

B. Rumusan Masalah.......................................................................................................3

C. Tujuan Penulisan.........................................................................................................3

BAB II...................................................................................................................................4

PEMBAHASAN...................................................................................................................4

A. Pengertian Kreativitas.................................................................................................4

B. Hambatan dari Diri Anak dalam Mengembangkan Kreativitas..................................4

C. Pengaruh Pola Asuh dalam Pengembangan Kreativitas Anak.....................................5

D. Pengaruh Sistem Pendidikan dalam Pengembangan Kreativitas Anak.......................6

F. Pengaruh Latar Belakang Sejarah dan Budaya dalam Pengembangan Kreativitas


Anak 8

BAB III.................................................................................................................................9

PENUTUP............................................................................................................................9

A. Kesimpulan..................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................10
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Anak merupakan suatu anugerah yang di berikan Tuhan kepada manusia, untuk dijaga
dan juga dididik agar menjadi penerus bangsa yang berguna, serta setiap anak memiliki
hak dan kewajiban yang harus ditunaikan. Anak yang lahir tentu hadir dengan potensinya
masing-masing, dengan adanya potensi tersebut dapat dimaksimalkan dengan baik untuk
menunjang hidupnya di masa depan (Johari, 2021)

Kreativitas merupakan hal penting dalam kehidupan khususnya pada anak usia dini
karena dapat membuat manusia lebih produktif. Selain itu juga meningkatkan kualitas
hidup serta dapat mempermudah mencari jalan keluar dari sebuah permasalahan.

Pengembangan kreativitas sangat penting dikembangkan sejak usia dini karena


kreativitas sangat berpengaruh sekali dalam pengembangan aspek-aspek perkembangan
anak usia dini, apabila kreativitas anak tidak dikembangkan sejak dini maka kemampuan
kecerdasan dan kelancaran dalam berfikir anak tidak berkembang karena untuk
menciptakan suatu produk dan bakat kreativitas yang tinggi diperlukan kecerdasan yang
cukup tinggi pula. Misalnya, ketika anak diminta untuk membuat sesuatu dari bentuk-
bentuk persegi, kalau anak membuat persegi itu menjadi rumah, buku, kotak obat, atau
peti maka hal ini menunjukkan kelancaran anak mengungkapkan ide karena ide yang
dihasilkan bervariasi (Sari D.M, 2021).

Proses pengembangan kreativitas anak usia dini tidaklah mudah, ada beberapa
hambatan yang kurang mendukung proses pengembangan kreativitas anak. Dalam
makalah ini akan disampaikan fakto penghambat dan mendukung kreativitas anak usia
dini.

B. Rumusan Masalah

a. Apa yang dimaksud dengan kreativitas?


b. Apa saja hambatan dari diri anak dalam mengembangkan kreativitas?
c. Apakah pola asuh berpengaruh dalam pengembangan kreativitas anak?
d. Apakah sistem pendidikan berpengaruh dalam pengembangan kreativitas
anak?
e. Apakah latar belakang sejarah dan budaya berpengaruh dalam pengembangan
kreativitas anak?

C. Tujuan Penulisan

a. Untuk mengetahui pengertian kreativitas pada anak


b. Untuk mengetahui hambatan dari diri anak dalam mengembangkan kreativitas
c. Untuk mengetahui pengaruh pola asuh dalam pengembangan kreativitas anak
d. Untuk mengetahui pengaruh sistem pendidikan dalam pengembangan
kreativitas anak
e. Untuk mengetahui pengaruh latar belakang sejarah dan budaya dalam
pengembangan kreativitas anak

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kreativitas

Kreativitas adalah kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan, dan


orisinalitas dalam berpikir setelah kemampuan untuk mengelaborasi suatu gagasan.
Kreativitas yang ada pada individu itu digunakan untuk menghadapi berbagai
permasalahan yang ada ketika berinteraksi dengan lingkungannya dan mencari berbagai
alternatif pemecahannya sehingga dapat tercapai penyesuaian diri secara akurat. Selain itu
juga ada beberapa pengertian para ahli mengenai hal ini, yaitu :

1. Menurut psikolog Utami Munandar (1999), mengemukakan kreativitas (berpikir


divergen) adalah kemampuan untuk membuat kombinasi baru, berdasarkan data,
informasi atau unsur-unsurnya, sehingga mampu menemukan banyak
kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah, yang tekanannya pada kuantitas,
ketepatgunaan dan keragaman jawaban.
2. Menurut Ghufron dan Risnawita (2011), kreativitas adalah unsur kekuatan sumber
daya manusia yang andal untuk menggerakkan kemajuan manusia dalam
penelusuran, mengembangkan, dan penemuan-penemuan baru dalam bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi, serta dalam semua bidang usaha manusia.
3. Menurut Sternberg (1999), kreativitas adalah suatu kemampuan untuk
menghasilkan suatu karya yang mengandung unsur kebaruan (termasuk
diantaranya keaslian dan tidak terduga) serta tepat guna (termasuk diantaranya
berguna dan dapat disesuaikan dengan tuntutan tugas).

Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwasanya Kreativitas adalah kemampuan


yang mencerminkan kelancaran, keluwesan, dan orisinalitas dalam berpikir setelah
kemampuan untuk mengelaborasi suatu gagasan. Kreativitas yang ada pada individu itu
digunakan untuk menghadapi berbagai permasalahan yang ada ketika berinteraksi
dengan lingkungannya dan mencari berbagai alternatif pemecahannya sehingga dapat
tercapai penyesuaian diri secara akurat.

B. Hambatan dari Diri Anak dalam Mengembangkan Kreativitas

Fungsi perkembangan kreativitas anak adalah untuk mengembangkan kecerdasan dan


kemampuan anak dalam mengekspresikan serta menghasilkan sesuatu yang baru. Jika
potensi yang di milikinya di kembangkan dengan baik maka anak akan dapat
mewujudkan dan mengaktualisasikan dirinya menjadi manusia yang sejati (Sari D.M,
2021). Namun dalam meningkatkan kreativitas ternyata ada kebiasaan-kebiasaan yang
justru menjadi penghambat dalam diri anak, diantaranya:

1. Takut gagal

Bagi sebagian anak, mungkin rasa takut gagal sering dirasakan tatkala
menghadapi ujian. Tak hanya takut gagal dalam mengerjakan sesuatu, tapi
juga takut mendapat nilai jelek bahkan hasil yang dibuat takut tidak menarik.

Rasa takut ini berisiko membuat anak akhirnya memilih untuk tidak membuat
kreativitas apapun, bahkan bisa saja menyontek. Padahal, anak harus diberi
pemahaman bahwa kegagalan ini bisa menjadi batu loncatan yang baik jika
dikelola dengan positif. Penting bagi orang tua untuk memberi tahu bahwa
wajar jika mengalami kegagalan. Namun, bangkit dan belajar dari kegagalan
tersebut juga penting. Jangan sampai satu kegagalan membuat anak menyerah
dan memilih untuk berbuat buruk.

2. Takut Dikritik

Takut dikritik, diejek, dicemooh, atau ditolak adalah hal hajar yang ada dalam
setiap manusia. Hal ini dipicu oleh keinginan untuk disukai dan disetujui oleh
orang lain. Namun berbahaya untuk pengembangan kemampuan berpikir
kreatif.

3. Malas belajar
Penyebab lain dan sering terjadi adalah rasa malas belajar. Ketika ada tugas
atau banyak materi yang belum dipahami, anak menjadi malas dan
menundanya.

4. Tidak terbiasa untuk berkarya


Dengan tidak terbiasa membuat karya tentu akan membuat daya imajinasi
anak melemah, begitu juga dengan perkembangan motorik halusnya.

C. Pengaruh Pola Asuh dalam Pengembangan Kreativitas Anak

Kreativitas sangat penting untuk dimiliki agar dapat membuat berbagai terobosan dan
pemecahan dari masalah-masalah yang ada. Bisa dibilang, kreativitas menjadi modal awal
anak untuk menjadi insan yang berguna di masa depan. Setiap anak terlahir dengan rasa
ingin tahu yang besar dan keinginan bereksplorasi. Jika diasah dengan baik, ia akan
menjadi kreatif.

Pengembangan kreativitas anak dapat terjadi dalam keluarga, tentu saja hal ini
dikarenakan keluarga adalah pendidikan utama bagi anak, yang paling mempengaruhi
adalah pola asuh. Pola asuh adalah tindakan atau cara orangtua dalam membina,
membimbing, mengayomi anak untuk menjadi insan yang berguna dimasa depan, di
bawah ini adalah beberapa pola asuh yang terjadi dalam keluarga, yaitu :

1. Pola asuh authoritarian atau otoriter, adalah jenis pengasuhan yang menuntut
anak-anak untuk mengikuti perintah-perintah orangtua. Orangtua dengan pola
pengasuhan seperti ini cenderung menggunakan disiplin yang keras. Orangtua
otoriter cenderung kurang responsif terhadap kebutuhan anak-anak mereka,
dan juga memakai hukuman jika tidak menuruti perintah orang tua.
2. Pola asuh authoritative atau demokratis, dengan pola pengasuhan seperti ini
orang tua akan memberi kebebasan dan dukungan terhadap apa yang
dilakukan anak-anaknya. Orang tua menetapkan peraturan dan menerapkan
batasan dengan membuka diskusi dengan anak-anak.
3. Pola asuh neglectful atau cuek, orangtua seperti ini cenderung acuh terhadap
kebutuhan anak-anaknya dan tidak terlibat dalam kehidupan anak- anaknya.
Orang tua tidak memiliki batasan- Batasan yang tegas untuk anaknya.
4. Pola asuh Permissive, Orangtua dengan pola pengasuhan seperti ini tidak
terlalu banyak memberikan aturan dan batasan kepada anak-anaknya. Mereka
sangat memanjakan anaknya.

Tim Pustaka Familia (2006: 271) Mengatakan kreativitas tidak bisa diajarkan seperti
kita mengajarkan kemampuan menghitung atau membaca. Kreativitas bukanlah suatu
materi ajar yang bisa diberikan kepada anak, yang setelah diberikan anak akan mampu
melakukan sesuatu yang diajarkan. Ini disebabkan karena, dalam kreativitas terkandung
unsur kebaruan dan keunikan sehingga kreativitas lebih mirip dengan cara pandang.

Menurut Ranggiasanka (2011:31) kreativitas anak akan berkembang jika orang tua
selalu bersikap otoritatif, yaitu: mampu mendengarkan omongan anak, menghargai
pendapat anak, mendorong anak untuk berani mengungkapkannya. Jangan memotong
pembicaraan anak ketika ia ingin mengungkapkan pikirannya. Orang tua harus mendorong
anak untuk berani mencoba mengemukakan pendapat, gagasan, melakukan sesuatu atau
mengambil keputusan sendiri (asalkan tidak membahayakan atau merugikan orang lain
atau diri sendiri).

Orang tua tidak boleh mengancam atau menghukum anak kalau pendapat atau
perbuatannya dianggap salah Anak tidaklah salah, mereka umumnya belum tahu, dalam
tahap belajar. Oleh karena itu seyogyanya orang tua menanyakan mengapa ia berpendapat
dan berbuat demikian. Maka dari itu pola asuh terbaik untuk mengembangkan daya
kreativitas anak adalah pola asuh otoritatif, pola ini sangat baik untuk mengembangkan
kreativitas anak. Pada pola ini anak diberikan otoritas dalam mengembangkan
kreativitasnya; dengan mendengarkan omongan anak, mendorong anak untuk berani
mengungkapkan pendapatnya, menghargai pendapat anak, tidak memotong pembicaraan
anak, serta orang tua tidak melecehkan pendapat anak.

Tim Pustaka Familia (2006: 255) menjelaskan ada beberapa faktor atau kondisi yang
dapat meningkatkan kreativitas, di antaranya :

 Pertama, waktu (anak perlu dibebaskan bermain tanpa Pendidikan Dan


Pengembangan Potensi Anak Usia Dini tanpa pembatasan waktu yang ketat)
 Kedua, kesempatan sendiri (agar dapat mengembangkan imajinasi anak perlu
dibiarkan sendiri dan tidak ada tekanan sosial)
 Ketiga, dorongan, sarana (pemilihan sarana yang baik akan mempengaruhi
pengembangan kreativitas
 Keempat, lingkungan yang merangsang (ada dorongan dan suasana yang
mendukung kebebasan ekspresi)
 Kelima, sikap orang tua tidak permisif atau otoriter, pemberian pengetahuan
yang banyak

D. Pengaruh Sistem Pendidikan dalam Pengembangan Kreativitas Anak

Menurut Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional


mengatakan bahwa “pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif dapat
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.

Berkenaan dengan sistem pendidikan di indonesia, Supriadi (1994) mengatakan bahwa


salah satu penyebab rendahnya kreativitas anak indonesia ialah lingkungan yang kurang
menunjang anak-anak untuk mengekspresikan kreativitasnya khususnya lingkungan
keluarga dan sekolah. Permasalahan ini muncul dengan banyaknya persoalan menyangkut
pengembangan potensi melalui pendidikan. Orang tua maupun lembaga pendidikan lebih
banyak melakukan kegiatankegiatan yang berorentasi pada pengembangan akademik
(kognitif) dan menjejali anak didik dengan berbagai data dan informasi yang belum
diperlukannya. Pendidikan bersifat varbalitas dan mekanistis dimana anak lebih banyak
mengenal dan menghafal serangkaian kata-kata dan istilah serta rumusan angka dan
simbol-simbol.

Dalam mengembangkan kreativitas anak di sekolah, tentu saja guru lah yang menjadi
pusat untuk mengembangkannya. Guru merupakan komponen terpenting ketika
mengadakan kegiatan proses belajar mengajar di sekolah. Walaupun demikian, guru
merupakan sosok yang dapat ditiru, digugu dan diteladani baik dari segi pengetahuan
maupun kepribadiannya.

Guru memegang peranan lebih dari sekedar pengajar, melainkan pendidik dalam arti
yang sesungguhnya. Kepada guru anak didik melakukan proses identifikasi peluang untuk
munculnya peserta didik yang kreatif akan lebih besar dari guru yang kreatif pula. Guru
yang kreatif adalah guru yang secara kreatif mampu menggunakan berbagai pendekatan
dalam proses kegiatan belajar dan membimbing siswanya. Ia juga figur yang senang
melakukan kegiatan kreatif dalam hidupnya. Jadi munculnya kreativitas anak sangat
tergantung dari usaha guru untuk membuat anak itu kreatif, bukan karena faktor
keturunannya. Semua anak itu pada dasarnya kreatif, tergantung usaha yang dilakukan
oleh orang dewasa sekitar anak dalam menciptakan lingkungan yang membuat kreativitas
anak tumbuh subur. Ini adalah beberapa tips usaha guru dalam memancing kreativitas
anak usia dini :

1. Kembangkan tema lebih jauh, lebih luas, lebih dalam, dan lebih variatif; tidak
menyerah sebatas digariskan kurikulum.
2. Gunakan ide-ide anda untuk meramu sesuatu yang menarik untuk disajikan
kepada anak. anda harus meramu dan menyajikan makanan kreativitas yang
enak dan disukai anak. sajikan pembelajaran yang selalu berbeda, baik metode
pmbelajaran, sumber atau media belajar yang digunakan.
3. Suguhkan pembelajaran yang selalu baru atau diperbaharui, terutama
menyangkut sumber belajar, media belajar yang digunakan.
4. Jangan tuntaskan tugas kegiatan dalam pembelajaran, tetapi sisakan 1/3 bagian
kesempatan bagi anak untuk berpikir, berbuat mandiri, sesuai kreasinya.
5. Minat anak terhadap sesuatu adalah awal tumbuhnya kreativitas; minat adalah
kendaraan bagi anak untuk memacu kreativitas.
6. Kreativitas dapat muncul melalui berbagai kegiatan yang disukai anak

Selain cara untuk membantu mengembangkan kreativitas anak, ternyata ada


beberapa hal yang selalu dilakukan guru dan ternyata itulah yang kana
menghambat perkembangan kreativitas anak. Menurut Cropley dalam Adhipura
(2001:44), mengemukakan karakteristik guru yang cenderung menghambat
keterampilan berpikir kreatif dan kesediaan atau keberanian anak untuk
mengungkapkan kreativitas mereka :

 Penekanan bahwa guru selalu benar


 Penekanan berlebihan pada hafalan
 Penekanan pada belajar secara mekanis teknik pemecahan masalah
 Penekanan pada evaluasi eksternal
 Penekanan secara ketat untuk menyelesaikan pekerjaan
 Perbedaan secara kaku antara bekerja dan bermain dengan menekankan
makna dan manfaat dan bekerja, sedangkan bermain sekedar untuk rekreasi.

E. Pengaruh Latar Belakang Sejarah dan Budaya dalam Pengembangan Kreativitas Anak

Hal yang tidak kalah pentingnya dalam perkembangan kreativitas di Indonesia adalah
'luka lama' akibat masa penjajahan selama tiga abad oleh kolonial Belanda, serta tiga tahun
selama masa penjajahan Jepang. Peristiwa ini telah memberikan dampak yang besar terhadap
pengembangan kreativitas. Kebiasaan hidup sehari-hari yang selalu berada di bawah tekanan,
ketakutan, instruksi, dan perintah telah membuat bangsa Indonesia kehilangan "nyali" untuk
hidup mandiri. Hal ini terus berkelanjutan secara turun-temurun antar generasi. Tidak
diberikannya kebebasan berperilaku dan berpikir telah membelenggu pengembangan
kreativitas masyarakat Indonesia.
Selain akibat masa penjajahan yang masih membekas hingga saat ini, masyarakat
Indonesia pun masih memiliki budaya yang kurang menguntungkan bagi terkembangkannya
sifat-sifat kreatif, sebagaimana yang diutarakan oleh Adams (dalam Munandar, 1,999)
terdapat enam faktor budaya yang dapat menghambat tumbuhnya kreativitas, dan masih
kental di Indonesia, budaya tersebut adalah:
a. Anggapan masyarakat bahwa berkhayal atau melamun adalah membuang waktu.
b. Anggapan masyarakat bahwa sikap atau suka bermain hanyalah cocok untuk anak-anak.
c. Masyarakat menjunjung tinggi kemampuan berpikir logis, kritis analitis dan tidak
mengandalkan pada perasaan atau firasat.
d. Masyarakat masih beranggapan bahwa setiap masalah dapat di pecahkan dengan
pemikiran ilmiah dan dengan banyak uang.
e. Keterikatan pada tradisi masih kuat dan sulit melakukan inovasi ataupun perubahan-
perubahan.
f. Adanya atau berlakunya sebutan "tabu" untuk sesuatu yang bersifat baru, aneh, beda, dan
yang lain.

Selain itu, faktor yang dapat mempengaruhi kreativitas individu adalah lingkungan
masyarakat. Baik faktor budaya, kebiasaan, agama, dan keadaan demografi yang ada pada
suatu masyarakat. Misalkan anak yang tinggal di kota, perkembangan kreativitasnya akan
berbeda dengan anak yang tinggal di desa.
Kebudayaan dapat mengembangkan kreativitas jika kebudayaan itu memberi kesempatan
adil bagi pengembangan kreativitas potensial yang dimiliki anggota masyarakat dalam hal ini
anak usia dini diantaranya sebagai berikut :

1) Tersedianya sarana kebudayaan, misal ada peralatan, bahan dan media


2) Adanya keterbukaan terhadap rangsangan kebudayaan bagi semua lapisan masyarakat.
3) Memberi kebebasan terhadap semua warga negara tanpa diskriminasi, terutama jenis
kelamin.
4) Keterbukaan terhadap rangsangan kebudayaan yang berbeda.
5) Adanya toleransi terhadap pandangan yang berbeda.
6) Adanya insentif dan penghargaan bagi hasil karya kreatif.
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Kreatifitas anak dalam masa perkembangannya akan dipengaruhi oleh banyak faktor,
baik yang bersifat internal maupun yang bersifat eksternal. Faktor internal adalah faktor
yang berasal dari dalam diri anak seperti faktor biologis dan faktor fisiologis. Sedangkan
faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar dirinya seperti faktor lingkungan
keluarga, sekolah dan masyarakat.

Ada empat faktor utama yang dapat menghambat tumbuhnya kreativitas di Indonesia.
Keempat faktor utama tersebut yaitu hambatan yang berasal dan diri sendiri, pola asuh,
sistem pendidikan, dan latar belakang sejarah budaya sangat relevan dengan kondisi
bangsa kita.

B. Saran

Masyarakat Indonesia masih memiliki "PR' besar untuk memperbaiki dan


meningkatkan kondisi ini. Oleh karena itu, dibutuhkan kerja sama yang erat antara
pendidikan di rumah, pendidikan di sekolah dan pendidikan di masyarakat. Dengan kerja
sama ini diharapkan masyarakat Indonesia mengalami peningkatan kualitas pendidikan
salah satunya dengan meningkatnya kreativitas anak.
DAFTAR PUSTAKA
Johari, E. (2021). Pembentukan Karakter Anak Sejak Usia Dini Di PAUD.
http://lpmpaceh.kemdikbud.go.id/?p=2039

Sari D.M. (2021). PENTINGNYA PENGEMBANGAN KREATIVITAS SEJAK DINI.


Dewantimayasari.Wordpress.
https://dewantimayasari.wordpress.com/2012/12/07/pentingnya-pengembangan-
kreativitas-sejak-dini/

https://text-id.123dok.com/document/eqojrdj5z-faktor-faktor-pendorong-dan-penghambat-
kreativitas-pengertian-belajar.html

http://www.jejakpendidikan.com/2016/10/faktor-pendukung-dan-penghambat.html

https://www.lamaccaweb.com/2020/05/15/faktor-pendukung-dan-penghambat-
pengembangan-kreativitas-anak-usia-dini/2/

https://dewantimayasari.wordpress.com/2012/12/07/pentingnya-pengembangan-kreativitas-
sejak-dini/

https://ipitnurfitri.blogspot.com/2011/06/makalah-perkembangan-kreativitas-anak.html

https://www.kajianpustaka.com/2020/07/kreativitas.html

https://www.liputan6.com/hot/read/4642513/10-pengertian-kreativitas-menurut-para-ahli-
dan-cara-melatihnya

https://www.duniapengertian.com/2017/02/pengertian-kreativitas-anak-serta-ciri.html

https://www.kompasiana.com/harismaizzazulfani/5f67a2a9d541df7ca7312b62/apa-itu-
kreativitas-anak-usia-dini

https://edukasi.kompas.com/read/2021/10/06/073000071/5-faktor-penghambat-kreativitas-
siswa?page=all#page2

https://ppsdmaparatur.esdm.go.id/seputar-ppsdma/6-hambatan-dalam-berpikir-kreatif

https://roboguru.ruangguru.com/forum/faktor-penghambat-kreativitas-dan-
penjelasannya_FRM-4PDHGBLI
https://www.detik.com/edu/sekolah/d-5989703/6-penyebab-anak-sekolah-menyontek-takut-
gagal-hingga-manajemen-waktu-buruk

https://www.klikdokter.com/ibu-anak/kesehatan-anak/awas-hal-ini-bisa-menghambat-
kreativitas-anak

Anda mungkin juga menyukai