Anda di halaman 1dari 20

KREATIVITAS DAN INOVASI

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Edupeneurship I


Dosen Pengampu: Ibu Fira Nadliratul Afrida, M. Pd.
Disusun oleh:

Nashwa Aisya Zahira (21.13.00049)


Rahma Mawada (21.13.00100)
Yahya Muhaimin (21.13.00251)

PROGRAM PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDA’IYAH


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT PESANTREN MATHALI’UL FALAH
PATI
2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT penulis panjatkan, karena atas izin-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Kreativitas dan Inovasi”.
Sholawat serta salam senantiasa terlimpahkan kepada Nabi Agung Muhammad
SAW, beserta keluarga, sahabat, dan para pengikutnya.

Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Fira Nadliratul
Afrida, M. Pd. selaku dosen mata kuliah Edupreneurship I. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah memberikan semangat
dan dukungan dalam pengerjaan makalah ini.

Makalah ini memberikan penjelasan tentang bagaimana cara berfikir dan


bersikap kreativitas dan inovasi dalam bisnis bagi pembaca agar lebih
memahaminya dengan baik dan benar. Dalam penulisan makalah ini, kami
menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran sangat kami harapkan demi sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini
bermanfaat. Amin.

Margoyoso, 07 Maret 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................2
C. Tujuan Penulisan.......................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................4
A. Pengertian Kreativitas dan Inovasi..........................................................4
B. Sifat Keorisinilan Seorang Wirausaha.....................................................6
C. Hubungan Antara Kreativitas dan Intelegensi.......................................7
D. Hambatan Dalam Kreativitas.................................................................10
E. Meningkatkan Kreativitas......................................................................12
BAB III..................................................................................................................14
A. Kesimpulan...............................................................................................14
B. Saran.........................................................................................................14
C. Penutup.....................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hidup berkelimpahan, kaya dan sukses adalah dambaan setiap
manusia. Tidak ada manusia di dunia ini yang dilahirkan dengan
keinginan seumur hidup untuk menjadi miskin. Jika mimpi untuk menjadi
kaya dan sukses telah dimantapkan sejak usia dini, maka pasti akan ada
usaha berjuang untuk mencapai. Tetapi jika kita memiliki mimpi yang
sebaliknya, tentu tidak akan ada usaha yang dilakukan. Ini sudah menjadi
conditio sine qua non (akibat) bahwa setiap mimpi yang diperjuangkan
akan menjadi do’a yang mustajab.

Oleh karena itu, milikilah impian yang memiliki nilai positif


sebanyak – banyaknya. Bung Karno, Proklamator Indonesia pernah
berkata: “Gantungkan mimpimu setinggi langit! Bermimpilah setinggi
langit. Jika engkau jatuh, engkau akan jatuh diantara bintang – bintang”.
Selain itu, banyak pengusaha kaya dan sukses memiliki latar belakang
hidup sulit dan miskin ketika muda. Dahlan Iskan adalah salah satu
contohnya. Beliau adalah CEO Jawa Post New Network, dan beliau
menjadi menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pada era Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono. Dalam kesehariannya, Dahlan Iskan hanya
memiliki satu pasang baju untuk sekolah. Beliau bertelanjang kaki ke
sekolah yang jaraknya cukup jauh. (Pratomo B. Harwanto, 2017)1.

Membangun bisnis bukan perkara mudah. Kita akan mengalami


proses jatuh bangun terlebih dahulu. Kesuksesan itu butuh proses. Kondisi
yang demikian ini, membuat seorang wirausahawan senantiasa berpikir
dan bertindak kreatif, berwawasan inovatif, dan produktif. Kemampuan

1
Syamsu Ridhuan, “Membangun Usaha Kreatif, Inovatif, dan Produktif Kewirausahaan dengan
Pendekatan 5W + 1H”, Jurnal Abdimas Vol. 7, No. 2, Januari 2021, hlm. 149.

1
berwirausaha tidak hanya didapat dari warisan atau faktor keturunan,
misalnya karena orang tua dan lingkungan keluarga menjadi wirausaha
atau wirausahawan sukses. Tapi juga dipengaruhi oleh lingkungan yang
banyak membentuk sikap dan kepribadian untuk menjadikan seorang yang
sukses dalam berwirausaha. Faktor lingkungan antara lain: lingkungan
kerja, keluarga, teman, sekolah, dan lain-lain. Hal ini sesuai dengan teori
konvergensi (Walgito, 2004) menyatakan bahwa lingkungan berperan
penting dalam tumbuh kembang individu. Dalam hal ini termasuk
keberadaan faktor kemampuan untuk berwirausaha, dimana seseorang
belajar langsung dari lingkungan untuk merintis dan membangun pondasi
usaha hingga menjadi sukses. (Pudjiastuti. E. Eny, 2013)2.

Memulai dan mengembangkan bisnis, membutuhkan dorongan


internal yang kuat dari dirinya sendiri. Salah satu insentifnya adalah
memenuhi kebutuhan dasar keluarga, sehingga harus memiliki
penghasilan untuk bertahan hidup. Dari desakan kebutuhan tersebutlah
bisa muncul usaha-usaha kreatif dan inovatif untuk mewujudkan
produktivitas bisnis. Dari paparan diatas, kami tertarik membahas
mengenai “Keativitas dan Inovatif”.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud engan kreativitas dan inovasi?
2. Apa itu sifat keorisinilan seorang wirausaha?
3. Apa hubungan antara kreativitas dengan intelegensi?
4. Apa hambatan dalam kreativitas?
5. Bagaimana cara meningkatkan kreativitas?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui definisi kreatif dan inovatif
2. Untuk mengetahui sifat keorisinilan seorang wirausaha
3. Untuk mengetahui hubungan antara kreativitas dan intelegensi
4. Untuk mengetahui hambatan dalam kreativitas
2
Ibid.,

2
5. Untuk mengetahui cara meningkatkan kreativitas

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kreativitas dan Inovasi


1. Kreativitas

Kreatif dapat dimaknai sebagai kemampuan menanggapi,


menanggapi dan memberikan solusi dari pemecahan persolan yang
ada; melibatkan diri dalam penemuan sesuatu yang baru dan
bermanfaat untuk kemaslahatan; kemampuan kecerdasan, gaya
kognitif, dan motivasi/kepribadian; kemampuan untuk menciptakan
sesuatu yang baru.3

Suryana (2003: 10) mendefinisikan kreativitas sebagai berpikir


sesuatu yang baru. kreatif merupakan kemampuan seseorang untuk
mengembangkan ide – ide baru dan menemukan solusi penyelesaian
baru dari suatu persoalan dalam menghadapi peluang.4

Suatu pemikiran menegaskan bahwa kreativitas


menghubungkan dan menyusun kembali pengetahuan di benak orang -
orang yang memungkinkan dirinya untuk berpikir lebih bebas dengan
menghasilkan hal - hal baru, atau dengan menghasilkan ide - ide yang
mengejutkan orang lain dengan menghasilkan hal - hal yang
bermanfaat. (Evan, 1994).5

Menurut Susanto (2013:110), berpikir kreativitas adalah suatu


proses yang mengikutsertakan unsur – unsur keaslian, fleksibelitas,

3
Sunarto, “Pengembangan Kreativitas – Inovatif Dalam Pendidikan Seni Melalui Pembelajaran
Mukidi”, Jurnal Refleksi Edukatika, 8 (2) 2018, hlm. 108.
4
Ernani Hadiyanti, “Kreativitas dan Inovasi Pengaruhnya Terhadap Pemasaran Kewirausahaan
Pada Usaha Kecil”, Jurnal Inovasi dan Kewirausahaan, Vol. 1, No. 3, September 2012, hlm. 137.
5
Deden A. Wahab Sya’roni, dan Janivita J. Sudirman, “Kreativitas dan Inovasi Penentu
Kompetensi Pelaku Usaha Kecil”, Jurnal Manajemen Tekonologi, Vol. 11, No. 1, 2012, hlm. 46.

4
dan pengembangan diri. Jadi berpikir kreatif dapat mengembangkan
daya pikir yang mencakup wawasan secara meluas.6

Dari beberapa pengertian yang dipaparkan diatas, dapat


disimpulkan kreativitas adalah kemampuan seseorang dalam membuat
terobosan, ide, gagasan menggunakan proses berpikir guna
menghasilkan sesuatu yang perlu adanya kemauan, kerja keras, dan
ketekunan.

2. Inovasi

Secara etimologis inovasi dapat diartikan upaya seseorang


dengan menggunakan pemikiran, kemampuan imajinasinya, berbagai
stimulan, dan individu yang berada disekitarnya dalam menciptakan
produk baru, baik untuk keluarga sendiri ataupun lingkungannya.

Suryana (2003), mendefinisikan inovasi sebagai kemampuan


sesorang untuk mengaplikasikan kreativitas dalam rangka menemukan
solusi dari suatu persoalan dan peluang guna meningkatkan dan
memperkaya kehidupan.7

Goman (Rusdiana, 2014),8 mendefinisikan inovasi sebagai


upaya penerapan secara praktis ide kreatif. Semakin tinggi kreativitas,
semakin tinggi pula peluang kita untuk inovatif pada ide yang
dihasilkan dari kreativitas.

Dari beberapa pengertian yang dipaparkan diatas, dapat


disimpulkan bahwa inovasi adalah usaha seseorang untuk menciptakan
hal baru dan memperbarui sesuatu yang telah ada dengan ide yang
berasal dari pemikiran yang kreatif.

6
Yeyen Febrianti, Yulia Djahir, dan Siti Fatimah, “Analisis Kemampuan Berpikir Kreatif Peserta
Didiik dengan Memanfaatkan Lingkungan Pada Mata Pelajaran Ekonomi di SMA Negeri 6
Palembang”, Jurnal Profit, Vol. 3, No. 1, 2016, hlm. 122.
7
Ernani Hadiyanti, Op. Cit., hlm. 138.
8
Harsoyo Dwijo Wiyono, Tedy Ardiansyah, dan Tarmizi Rasul, “Kreativitas dan Inovasi Dalam
Berwirausaha”, Jurnal Usaha, Vol. 1, No. 2, 2020, hlm. 21.

5
B. Sifat Keorisinilan Seorang Wirausaha
Seorang wirausaha harus memiliki karakteristik wirausaha. Secara
global, karakteristik merupakan semua hal yang berkaitan dengan tabiat
dan perwatakan seseorang yang menjadi pembeda dengan orang lainnya.
Wirausaha merupakan perseorangan yang mengarah pada usaha, serta
memiliki dorongan tinggi dalam menempuh resiko guna menggapai
tujuannya9. Karakteristik wirausaha yang dimiliki seorang wirausaha
berpengaruh signifikan dalam keberhasilan usaha. Pernyataan tersebut
relevan dengan penelitian dari Bustam (2016) dengan judul “Pengaruh
Karakteristik Wirausaha, Orientasi Pembelajaran, dan Orientasi
Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha (Studi pada Usaha Kecil
Pengolahan Pangan di Kota Palembang)”. Hasil penelitiannya
menemukan bahwa karakteristik wirausaha orientasi pembelajaran, dan
orietasi kewirausahaan berdampak secara parsial maupun simultan
terhadap keberhasilan usaha10.

Salah satu karakteristik seorang wirausaha adalah keorisinilan


(kreativitas dan inovasi). Sifat keorisinalan merupakan kepabilitas seorang
wirausaha untuk melahirkan ide dan inovatif dan berani menempuh
resiko11. Seorang wirausaha yang memiliki sifat keorisinilan tidak akan
mudah merasa cukup dengan langkah-langkah yang diambilnya saat ini,
meskipun jika langkah yang diambil sudah cukup baik, serta senantiasa
menyalurkan imajinasinya dalam pekerjaan12.

Seseorang tidak selalu memiliki orisinalitas, yang disebut


orisinalitas disini bukan sekadar mengikuti orang lain, tetapi memiliki
pendapat dan ide uniknya sendiri dalam melakukan sesuatu. Orisinil bukan
9
Yati Suhartini, “Pengaruh Karakteristik Wirausaha dan Orientasi Kewirausahaan Terhadap
Keberhasilan Usaha Pada Warung Kelontong di Kasih Bantul Yogyakarta”, Jurnal Akmenika, Vol.
18, No. 2, 2 Oktober 2021, hlm. 2.
10
Ibid., hlm. 4.
11
BAB II Landasan Teori, hlm. 27, diakses dari:
http://repository.unika.ac.id/8714/3/06.30.0051%20Yohan%20Kristiantama%20Budhiarto
%20BAB%20II.pdf, tanggal 07 Maret 2023, pukul 22.46 WIB.
12
Hamzah, “Nilai-Nilai Spiritual Entrepreneuship (Kewirausahaan) Dalam Perspektif Ekonomi
Islam”, SYAR’IE, Vol. 4, No. 1, Februari 2021, hlm. 52.

6
berarti baru sama sekali, tetapi produk mencerminkan hasil kombinasi
baru dari komponen yang ada, sehingga menghasilkan sesuatu yang baru.
Orisinalitas suatu produk dilihat dari seberapa berbeda dengan produk
sebelumnya13.

Indikator variabel orisinalitas adalah inovatif, kreatif, dan fleksibel.


Nilai-nilai inovasi, kreativitas dan fleksibilitas merupakan unsur
orisinalitas seseorang. Kreativitas adalah kemampuan untuk menciptakan
ide dan menemukan cara baru untuk menemukan peluang. Pada saat yang
sama, inovasi adalah kemampuan untuk melakukan tindakan baru dan
berbeda14.

C. Hubungan Antara Kreativitas dan Intelegensi


Binet (dalam Azwar, 1996) menyatakan bahwa intelegensi terbagi
dalam tiga bagian, meliputi: kapabilitas untuk mengendalikan pikiran atau
perbuatan, kapabilitas untuk menyetir arah perbuatan setelah perbuatan
tersebut dilakukan, dan kapabilitas dalam memberi kritik terhadap diri
sendiri.

Goddart berpendapat bahwa intelegensi adalah kapabilitas untuk


memecahkan masalah yang dihadapi secara langsung dan
memperhitungkan masalah di masa mendatang. Sedangkan V.A.C.
Henmon berpendapat bahwa intelegensi terbagi dalam dua jenis, yaitu:
kapabilitas mendapatkan pengetahuan dan memperoleh pengetahuan
(dalam Azwar, 1996)15.

Dari beberapa paparan definisi diatas, bisa ditarik kesimpulan


bahwa intelegensi adalah kapabilitas mental yang dimiliki setiap manusia

13
Oki Dermawan, “Kewirausahaan Mahasiswa di IAIN Lampung”, EQUILIBRIUM, Vol. 1, No. 1,
Juni 2013, hlm. 151.
14
Muhammad Yusuf, BAB II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran, Dan Hipotesis, hlm. 24,
diakses dari: https://elibrary.unikom.ac.id/id/eprint/5030/8/UNIKOM_MUHAMAD
%20YUSUF_BAB%20II.pdf, tanggal 07 Maret 2023, pukul 23.16 WIB.
15
Iman Setyabudi, “Hubungan Antara Adversiti dan Inteligensi dengan Kreativitas”, Jurnal
Psikologi, Vol. 9, No. 2, Juni 2011, hlm. 3.

7
untuk memecahkan bermcam-macam masalah, prose berpikir, kapabilitas
belajar beradaptasi, serta kapabilitas mental berpikir rasional dan efektif.

Kreativitas adalah salah satu bentuk dari karakter yang inteligen


sebab kreativitas juga merupakan konkretisasi dari suatu proses kognitif 16.
Kreativitas memiliki ikatan positif dengan intelegensi (Batey et al, 2010).
Seorang yang kreatif mempunyai waktu dan independensi pada suatu
kondisi menggembirakan guna menilik sejumlah jalan keluar dalam
menyelesaikan suatu maslaah (Santrock, 2003). Melalui intelegensi,
seseorang dapat mengerti tentang keadaanyang ada disekelilingnya.17

Secara konseptual, ditinjau dari konteksnya ada perbedaan antara


kreativitas dan intelegensi. Seseorang yang kreatif tidak selalu
intelegensinya tinggi, dan juga sebaliknya. Para peneliti membagi empat
variasi hubungan antara kreativitas dengan intelegensi, yaitu:

a. Kreativitas rendah, intelegensi rendah


b. Kreativitas tinggi, intelegensi tinggi18
c. Kreativitas rendah, intelegensi tinggi
d. Kreativitas tinggi, intelegensi rendah

Bagi inovator, tingkat kreativitas ini akan sangat mendukung


kemajuan teknologi. Fenomena ini dapat dilihat di mana-mana, contohnya:
masyarakat Jepang. Orang Jepang terkenal dengan keuletannya, sehingga
mereka membuat langkah besar setelah Perang Dunia II. Apa rahasia
orang Jepang? Jawabannya terletak pada kemampuan menciptakan kreasi
baru (kreatif) dan hal-hal yang sudah ada. Selain itu, mereka juga memiliki
kemampuan untuk memberi arti pada hal-hal yang tidak berarti banyak,
menjadikannya lebih bermakna. Kesuksesan luar biasa Jepang, yang
16
Fatmawati, “Kreativitas dan Intelegensi”, Jurnal Pendidikan dan Konseling, Vo. 4, No. 5, 2022,
hlm. 191.
17
Praningrum, Anggri Puspita Sari, Ilsya Hayadi, “Efikasi Diri Kreatif Memediasi Intelegensi
Terhadap Perilaku Kerja Inovatif Pada UMKM di Kota Bengkulu”, Jurnal Manajemen dan
Organisasi (JMO), Vol. 13, No. 2, Juni 2022, hlm. 170.
18
Mulyanto, “Modul 1: Konsep Pengembangan Inovasi Teknologi Perikanan”, hlm. 3, diakses
dari: http://repository.ut.ac.id/4520/1/LUHT4351-M1.pdf, tanggal 08 Maret 2023, pukul 10.30
WIB.

8
memungkinkannya mendominasi dunia perdagangan Amerika,
menimbulkan banyak pertanyaan. Apa yang membuat mereka begitu
kreatif, inovatif dan produktif? Rahasianya adalah orang Jepang adalah
tipe pekerja keras. Uang dan keuntungan materi penting bagi mereka,
tetapi tidak lebih dari usaha dan usaha. Orang Jepang dianggap “gila
kerja” (workholic). Ini didukung oleh budaya kerja yang mereka
gandrungi. Perilaku positif orang Jepang yang mendukung kesuksesan
bisnis mereka antara lain:

 Selalu bertindak ekonomis.


 Stamina dan keuletan yang tinggi dalam bekerja memungkinkan
mereka mencapai prestasi puncak.
 Tidak akan cepat puas dengan hasil pekerjaannya.
 Mampu bekerja keras dalam waktu yang lama, tidak mau cepat
menempati posisi empuk.
 Memiliki kecenderungan futuristik (pandangan jauh ke depan)
yang kuat, sehingga segala sesuatu dapat direncanakan sejak awal.

Pekerjaan mereka terencana, gigih, rendah hati, dan percaya diri.


Melalui kerja keras, mereka yakin bisa mencapai apa yang disebut
“Satori”, yaitu keadaan tertinggi bagi orang Jepang. Satori adalah ide yang
muncul dan tiba-tiba menemukan solusi untuk masalah. Satori terjadi
ketika berpikir dilakukan dengan logika, imajinasi, dan intuisi. Hal ini
hanya dapat dicapai melalui kerja keras19.

Konsep populer lainnya di Jepang adalah konsep Kaizen, yang


artinya unending improvement. Mereka selalu berusaha untuk
meningkatkan. Artinya selalu ada perbaikan dari waktu ke waktu. Dalam
ajaran agama dan masyarakat kita, ada pepatah terkenal “Hari ini harus
lebih baik dari kemarin, dan besok harus lebih baik dari hari ini”. Namun,
ini hanyalah slogan dan tidak berlaku untuk masyarakat. Di lain sisi,
19
Mulyanto, “Modul 1: Konsep Pengembangan Inovasi Teknologi Perikanan”, hlm. 4, diakses
dari: http://repository.ut.ac.id/4520/1/LUHT4351-M1.pdf, tanggal 08 Maret 2023, pukul 11.00
WIB.

9
Jepang telah mencapai progres yang cepat dari masa lalu hingga saat ini,
dan masa mendatang dengan aktivitas produksi dan penjualan yang
beragam. Hal ini patut kita teladani dengan berbagai macam upaya yang
mendorong keativitas20.

D. Hambatan Dalam Kreativitas


James L. Adams dalam bukunya Conceptual Blockbusting (1986)
membagi hambatan kreativitas dalam bentuk sebagai berikut:

1) Hambatan Persepsi
Persepsi dipahami sebagai impresi seseorang pada suatu
objek. Hambatan persepsi adalah restriksi yang menyebabkan
manusia sulit mengimpresikan persoalan atau mengambil
informasi yang substansial. Hambatan persepsi ini diantaranya:
hambatan stereotip, membatasi masalah secara berlebihan, dan
terlalu banyak atau terlalu sedikit informasi.
2) Hambatan Emosi
Emosi atau afektif mencerminkan sentimen dan mood
seseorang. Hambatan emosi bisa menghambat kapabilitas
seseorang dalam menyelesaikan persoalan melalui berbagai cara21.
Beberapa hamabtan kreativitas yang termasuk dalam hambatan
emosi dan contohnya, meliputi: takut mengambil resiko, tidak
berani menghadapi ketidakpastian, lebih suka menilai dari pada
menghasilkan gagasan baru, kurang tantangan, menganggap remeh
masalah, dan terburu-buru.
3) Hambatan Kultural
Hambatan kultural bisa menghampiri seseorang jika
dipertemukan dengan seperangkat coak kultural dilingkungannya.

20
Mulyanto, “Modul 1: Konsep Pengembangan Inovasi Teknologi Perikanan”, hlm. 5, diakses
dari: http://repository.ut.ac.id/4520/1/LUHT4351-M1.pdf, tanggal 08 Maret 2023, pukul 11.44
WIB.
21
Fatima Tuzzahra Alkaf, “Modul 4: Membangun Ide Kreatif dan Inovatif”, hlm. 7, diakses dari:
https://sisdam.univpancasila.ac.id/uploads/repository/lampiran/DokumenLampiran-
20092021231348.pdf, tanggal 08 Maret 2023, pukul 11.50 WIB.

10
salah satu bentuk hambatan kultural yang sudah awam adalah takut
terlihat berbeda dari orang lain, takut dalam mengambil tindakan
atau takut menyampaikan pemikiran yang kemungkinan dianggap
kontroversial.
4) Hambatan Lingkungan
Hambatan lingkungan adalah hambatan kultural yang lebih luas.
Beberapa jenis hambatan yang tergolong sebagai hambatan
lingkungan, yaitu:
 Rendahnya kerjasama dan rasa saling percaya antara tim
kerja.
 Sikap otoriter atasan dan tidak menghargai pendapat orang
lain.
 Hambatan rutin, seperti: telepon, tamu berdatangan, ruang
kerja yang riuh rendah.
 Rendahnya dukungan untuk memantapkan pemikiran atau
gagasan.
 Budaya kebersamaan (solidaritas), atau anti persaingan
5) Hambatan Intelektual
Hambatan intelektul umumnya dipicu oleh sikap mental
yang tidak efisien atau ketidakmauan untuk menerapkan
Pendekatan baru, misalnya: kecenderungan kuat untuk
menancapkan tradisi, menerapkan metode atau cara yang sudah
pernah terbukti tidak efektif, terlalu menggantungkan logika,
ketidakmauan untuk menggunakan intuisi, terlalu menggantungkan
statistik dan pengetahuan masa lalu yang terbukti hasilnya,
sehingga pemikiran-pemikiran baru terlalu cepat diuji secara
mental.

Fogler dan LeBlanc (2000) menambahkan satu faktor hambatan


lagi, yaitu: hambatan ekspresif. Hambatan ekspresif adalah hambatan

11
dimana seseorang tidak mampu untuk mengutarakan pemikiran baik itu
secara lisan maupun tertulis22.

E. Meningkatkan Kreativitas
Modal pokok yang harus dimiliki seorang wirausaha adalah
kreativitas keuletan, dan semangat pantang menyerah. Zimmer
berpendapat bahwa ada beberapa proses yang perlu dilaksanakan guna
meningkatkan kreativitas, meliputi:

1) Preparation (persiapan)
Dalam langkah ini, seseorang akan dibantu dalam
melahirkan kreativitas lewat dunia pendidikan formal. pelatihan-
pelatihan, dengan pengalaman dalam bekerja. Dalam rangka
mempersiapkan pemikiran kreatif perlu melakukan hal-hal yang
menunjangnya, yaitu: belajar dengan giat, banyak membaca,
bertukar pikiran dengan karyawan lain terutama yang sudah
berpengalaman.
2) Investigation
Dalam langkah ini kita akan menekuni suatu persoalan dan
mengidentifikasi unsur pokok dari persoalan utama.
3) Transformation
Dalam langkah ini kita akan mengidentifikasi keserupaan
dan perbedaan yang ada dengan informasi serta data yang telah
diperoleh. Analisis Konvergen dan Divergen dapat diterapkan di
sini. Pemikiran konvergen adalah kemampuan untuk melihat
kesamaan dan hubungan antara berbagai informasi dan peristiwa.
Pemikiran divergen adalah kemampuan untuk melihat bahwa
perbedaan itu ada.

4) Incubation

22
Fatima Tuzzahra Alkaf, “Modul 4: Membangun Ide Kreatif dan Inovatif”, hlm. 8, diakses dari:
https://sisdam.univpancasila.ac.id/uploads/repository/lampiran/DokumenLampiran-
20092021231348.pdf, tanggal 08 Maret 2023, pukul 12.44 WIB.

12
Langkah incubation itu seperti seseorang meninggalkan
rumah atau melupakan masalah yang dihadapinya, itu bagus untuk
kreativitas. Melakukan aktivitas santai di taman seperti
berolahraga, berkebun seringkali menimbulkan pemikiran kreatif.
5) Illumination
Langkah illumination adalah langkah yang melahirkan ide
baru dalam waktu yang tidak terbatas, biasanya terjadi saat
seseorang sedang dalam masa inkubasi dan sudah lupa dengan
masalah yang ada.
6) Verification
Dalam langkah ini, kita akan mendapatkan validasi dari ide
yang didapatkan dengan melakukan eksperimen, membuat
simulasi, menguji pasar produk, tes, dan lain-lain.
7) Implementation
Implementasi merupakan tahap dimana kita mulai
menerjemahkan ide-ide yang telah siap dan matang menjadi
kenyataan dan mengunakannya23.

23
Harsoyo Dwijo Wiyono, Tedy Ardiansyah, Tarmizi Rasul, Op. Cit., hlm. 21.

13
BAB III
KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Dalam dunia bisnis yang sangat kompetitif, pebisnis ditantang
untuk terus bergerak menuju yang lebih baik, terus menggali potensi dan
mengembangkan ide – ide baru dan unik. Dunia bisnis sangat
membutuhkan orang yang inovatif, kreatif, dan responsif terhadap
perubahan.

Kreatif dan inovatif wajib dimiliki oleh setiap


pebisnis/entrepreneur agar bisa bersaing dengan yang lain, serta dapat
menjawab permintaan konsumen yang beragam dan unik. Jika ingin tetap
bersaing di pasar, seorang entrepreneur harus bisa memunculkan produk
baru yang disertai sentuhan unik dan hal tersebut tidak terlepas dari
kemampuan inovatif dan kreatif seorang entrepreneur dalam memunculkan
ide, gagasan, dan terobosan yang berbeda dengan yang lain. Sehingga
inovatif dan kreatif menjadi bagian penting dalam pengembangan
berwirausaha.

B. Saran
Dibutuhkan banyak pembelajaran dan pengalaman bagi setiap
wirausahawan untuk menerapkan ide kreatif dan inovatif dalam bisnis
ketika hendak mengoperasikan bisnis agar perusahaan yang didirikan
punya keunikan dan keistimewaan tersendiri dibanding dengan perusahaan
lain. Hal ini supaya perusahaan bisa bersaing dengan mengamankan
tempat pasar dan dapat menarik minat konsumen.

C. Penutup
Syukur Alhamdulillah makalah ini dapat diselesaikan. Namun,
kami sadar bahwa karya ini masih banyak kekurangan karena terbatasnya

14
kemampuan. Dalam menyusun makalah ini, kritik dan saran sangat
dibutuhkan oleh kami. Semoga makalah ini dapat diambil hikmah dan
manfaatnya bagi kita semua, khususnya bagi kami sendiri.

15
DAFTAR PUSTAKA

Alkaf, Fatima Tuzzahra, “Modul 4: Membangun Ide Kreatif dan Inovatif”, hlm. 7-
8, diakses dari:
https://sisdam.univpancasila.ac.id/uploads/repository/lampiran/DokumenL
ampiran-20092021231348.pdf, tanggal 08 Maret 2023, pukul 11.50 WIB.

BAB II Landasan Teori, hlm. 27, diakses dari:


http://repository.unika.ac.id/8714/3/06.30.0051%20Yohan
%20Kristiantama%20Budhiarto%20BAB%20II.pdf, tanggal 07 Maret
2023, pukul 22.46 WIB.

Dermawan, Oki, “Kewirausahaan Mahasiswa di IAIN Lampung”,


EQUILIBRIUM, Vol. 1, No. 1, 2013.

Fatmawati, “Kreativitas dan Intelegensi”, Jurnal Pendidikan dan Konseling, Vo.


4, No. 5, 2022.

Febrianti, Yeyen, Yulia Djahir, dan Siti Fatimah, “Analisis Kemampuan Berpikir
Kreatif Peserta Didiik dengan Memanfaatkan Lingkungan Pada Mata
Pelajaran Ekonomi di SMA Negeri 6 Palembang”, Jurnal Profit, Vol. 3,
No. 1, 2016.

Hadiyanti, Ernani, “Kreativitas dan Inovasi Pengaruhnya Terhadap Pemasaran


Kewirausahaan Pada Usaha Kecil”, Jurnal Inovasi dan Kewirausahaan,
Vol. 1, No. 3, 2012.

Hamzah, “Nilai-Nilai Spiritual Entrepreneuship (Kewirausahaan) Dalam


Perspektif Ekonomi Islam”, SYAR’IE, Vol. 4, No. 1, 2021.

Mulyanto, “Modul 1: Konsep Pengembangan Inovasi Teknologi Perikanan”, hlm.


3,4, dan 5, diakses dari: http://repository.ut.ac.id/4520/1/LUHT4351-
M1.pdf, tanggal 08 Maret 2023, pukul 10.30 WIB.

15
Praningrum, Anggri Puspita Sari, Ilsya Hayadi, “Efikasi Diri Kreatif Memediasi
Intelegensi Terhadap Perilaku Kerja Inovatif Pada UMKM di Kota
Bengkulu”, Jurnal Manajemen dan Organisasi (JMO), Vol. 13, No. 2,
2022.

Ridhuan, Syamsu, “Membangun Usaha Kreatif, Inovatif, dan Produktif


Kewirausahaan dengan Pendekatan 5W + 1H”, Jurnal Abdimas Vol. 7,
No. 2, 2021.

Setyabudi, Iman, “Hubungan Antara Adversiti dan Inteligensi dengan


Kreativitas”, Jurnal Psikologi, Vol. 9, No. 2, 2011.

Suhartini, Yati, “Pengaruh Karakteristik Wirausaha dan Orientasi Kewirausahaan


Terhadap Keberhasilan Usaha Pada Warung Kelontong di Kasih Bantul
Yogyakarta”, Jurnal Akmenika, Vol. 18, No. 2, 2021.

Sunarto, “Pengembangan Kreativitas – Inovatif Dalam Pendidikan Seni Melalui


Pembelajaran Mukidi”, Jurnal Refleksi Edukatika, 8 (2), 2018.

Sya’roni, Deden A. Wahab, dan Janivita J. Sudirman, “Kreativitas dan Inovasi


Penentu Kompetensi Pelaku Usaha Kecil”, Jurnal Manajemen Tekonologi,
Vol. 11, No. 1, 2012.

Wiyono, Harsoyo Dwijo, Tedy Ardiansyah, dan Tarmizi Rasul, “Kreativitas dan
Inovasi Dalam Berwirausaha”, Jurnal Usaha, Vol. 1, No. 2, 2020.

Yusuf, Muhammad, BAB II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran, Dan Hipotesis,


hlm. 24, diakses dari:
https://elibrary.unikom.ac.id/id/eprint/5030/8/UNIKOM_MUHAMAD
%20YUSUF_BAB%20II.pdf, tanggal 07 Maret 2023, pukul 23.16 WIB.

16

Anda mungkin juga menyukai