Anda di halaman 1dari 12

KREATIVITAS BISNIS

Makalah ini disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah “Kewirausahaan I”

Disusun oleh :

Kelompok 3

1. Lintang Cahya Swastika (401220134)


2. Meita Trinengtias (401220142)

Dosen Pengampu :

Yulia Anggraini, S.A.B., M.M.

JURUSAN EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO

2023

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt., atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun
tema dari makalah ini adalah “Kreativitas Bisnis”.

Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-


besarnya kepada dosen pengampu mata kuliah Kewirausahaan I yakni Ibu Yulia
Anggraini, S.A.B., M.M. yang memberikan tugas ini, sehingga kami dapat
menambah serta mengembangkan ilmu pengetahuan dan wawasan sesuai bidang
studi yang kami tekuni. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah mengarahkan, membimbing dan memotivasi kami baik secara langsung
maupun tidak langsung selama proses penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwasannya makalah yang kami susun ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami
nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Ponorogo, 4 September 2023

Tim Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................. ii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 2

C. Tujuan........................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 3

A. Inovasi Produk ............................................................................................. 3

B. Teori Schumpeter Tentang Kreativitas Bisnis .............................................. 4

C. Diversifikasi Bisnis ...................................................................................... 5

D. Fokus Bisnis ................................................................................................. 6

BAB III PENUTUP ................................................................................................ 8

A. Kesimpulan ...................................................................................................... 8

B. Saran ................................................................................................................ 8

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 9

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pertambahan penduduk yang sangat pesat membuat persaingan dalam
mencari pekerjaan menjadi lebih ketat. Dengan lapangan pekerjaan yang tidak
sebanding dengan jumlah pelamar menjadikan banyak orang tidak memperoleh
pekerjaan. Setelah adanya pencanangan gagasan Indonesia ekonomi kreatif,
pola pikir masyarakat menjadi berubah, yang awalnya hanya menjadi pekerja
kini menjadi pengusaha.

Seiring dengan semakin banyaknya persaingan dalam berwirausaha,


menuntut para pengusaha untuk lebih kreatif dan inovatif dalam
mengembangkan produk dan jasanya untuk memenuhi kebutuhan konsumen
yang semakin beragam dan tidak terbatas. Menurut Zimmerer dkk (2009)
kreativitas adalah kemampuan untuk mengembangkan ide-ide baru dan untuk
menemukan cara-cara baru dalam melihat masalah dan peluang.1 Kreativitas
dalam berbisnis berarti kemampuan untuk menemukan ide dan cara baru dalam
mengembangkan bisnis agar dapat bersaing.

Suatu usaha juga akan menjadi berkembang apabila melakukan inovasi


dalam produknya karena dengan melakukan inovasi maka akan tampak berbeda
atau memberi nilai keunikan dibandingkan dengan yang lain. Dalam
berwirausaha harus tahan banting pada situasi yang dihadapi, belajar bagaimana
cara mengatur usahanya agar tetap bertahan dan berkembang pada situasi
apapun dan juga mampu membaca risiko yang mungkin akan terjadi.

1
Febri Rimadani dan Indri Murniawaty, “Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan, Business Center
dan Kreativitas Siswa terhadap Jiwa Berwirausaha Siswa,” Economic Education Analysis Journal
7, no. 3 (2018): 979–80.

1
B. Rumusan Masalah
Adapun pokok masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah
sebagai berikut.

1. Apa yang dimaksud dengan inovasi produk?


2. Bagaimana teori Schumpeter tentang kreativitas bisnis?
3. Apa yang dimaksud dengan diversifikasi bisnis?
4. Apa yang dimaksud dengan fokus bisnis?

C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.

1. Untuk memahami tentang inovasi produk.


2. Untuk mengetahui teori Schumpeter tentang kreativitas bisnis.
3. Untuk memahami tentang diversifikasi bisnis.
4. Untuk menganalisis fokus bisnis.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Inovasi Produk
Menurut Alma (2001), inovasi adalah penerapan secara praktis gagasan
yang kreatif. Sedangkan menurut Fahmi (2013), inovasi produk adalah sesuatu
yang mutlak harus dilakukan. Meskipun produknya sama namun tetap ada
bagian yang berbeda dengan kebanyakan produk lainnya. Karena seorang
wirausahawan hidupnya dengan inovasi (penemuan baru). Setiap ide dan
pemikiran baru pasti sering mengalami kegagalan, namun seorang
wirausahawan sejati diajarkan untuk melihat semua ini sebagai bagian dari
proses.2
Jika saat menjalani proses inovasi menemui kegagalan, maka kegagalan
adalah awal dari kesuksesan. Kegagalan yang diterimanya merupakan pelajaran
untuk mengetahui dimana kelemahan atau kesalahan yang telah dilakukan.
Artinya memiliki kesempatan untuk memperbaiki kesalahan sebagai
penyempurnaan. Salah satu dampak positif dari kegagalan adalah dapat
dijelaskan kepada calon wirausahawan muda lainnya bagaimana membangun
produk agar terhindar dari kesalahan, sebab salah satu sifat bijak seorang
inovator adalah mampu menginovasi orang lain untuk berbuat inovasi juga.
Konsep inovasi memilih yang terbaik dari berbagai ide tersebut. Sifat selektif
diperlukan apalagi jika menyangkut dengan pemilihan bentuk bisnis yang
nantinya akan diikuti dengan implikasi dari bisnis yang dipilih tersebut seperti
untung dan rugi.
Bagi seorang wirausahawan inovasi produk adalah suatu yang mutlak harus
dilakukan, walaupun produknya sama namun tetap pada bagian yang berbeda
dengan kebanyakan pada lainnya.
Ada adagium yang berlaku di dunia inovasi bahwa sesuatu yang disebut hari
ini barang baru maka esok hari itu disebut sebagai barang lama. Artinya inovasi
tidak berhenti sebatas hari ini tapi harus terus berkarya dan berkarya terus.

2
Sufyati HS dkk, Teori dan Konsep Kewirausahaan (Cirebon: Insania, 2021), 75.

3
Secara tegas Daniel Tumiwa, Country Manager PT Multiply Indonesia
mengatakan, "Konsumen lebih cepat maju dibandingkan brand," ujarnya.
Semangat berinovasi seseorang akan dapat diamati pada saat ia bekerja
dalam kegiatan yang menyangkut inovasi. Semangat bekerja inovatif individu
sangat penting karena dalam melakukan pekerjaan inovatif terdapat risiko yang
besar disbanding pekerjaan rutin. Ada bebarapa ciri intrinsik individu yang
memiliki semangat bekerja inovatif, yaitu:
1. Ketertarikan akan pekerjaan inovatif itu sendiri;
2. Antusiasme dan perasaan optimis dalam melakukan pekerjaan inovatif;
3. Ketertarikan akan tantangan yang dihadapi pada saat memecahkan masalah;
4. Keyakinan yang kuat pada idenya;
5. Keinginan untuk mengambil risiko.

B. Teori Schumpeter Tentang Kreativitas Bisnis


Salah satu teori kewirausahaan yang berkembang adalah teori
kewirausahaan destruksi kreatif (the creative destruction theory of
entrepreneurship) yang digagas oleh Joseph A. Schumpeter. Teori
kewirausahaan destruksi kreatif memandang wirausahawan sebagai inovator
utama dan kewirausahaan adalah pendorong utama ekonomi, menciptakan
pertumbuhan ekonomi melalui badai penghancuran kreatif. 3
Schumpeter mengatakan bahwa membangun sifat dan sikap kreatif sangat
baik dan begitu bernilai positif bagi suatu negara. Seperti halnya di Cina yang
menerapkan warganya agar bekerja, tidak ada yang tidak bekerja, sehingga
masyarakat Cina sangat kreatif dalam berusaha dan menciptakan berbagai
kreativitas. Namun prinsip Cina berbeda dengan di Indonesia sehingga
tanggung jawab kita bersama untuk perlahan-lahan mengubah dan mewujudkan
teori Schumpeter tersebut. Oleh karena itu optimisme harus dibangun apalagi
jika seluruh penduduk Indonesia memiliki optimisme begitu tinggi dalam
membangun dan berkarya untuk kemajuan negara.

3
A Purnomo, “Teori Kewirausahaan Destruksi Kreatif: Penghancuran Cara Lama untuk Jalan Baru”,
2021, 1.

4
Dalam menjalankan bisnis memang dibutuhkan kreativitas termasuk yang
mengedepankan efisiensi, dan salah satu cara menerapkan efisiensi dalam
berbisnis ditahap awal dapat memulai bisnis dari rumah (home-base business).
Beberapa faktor yang menyebabkan banyak wirausahawan memilih rumah
sebagai lokasi pilihan pertama adalah:
1. Menjalankan bisnis dari rumah meminimalkan biaya awal dan operasi.
2. Perusahaan bisnis dari rumah memungkinkan pemiliknya dapat
mempertahankan gaya hidup dan gaya kerja fleksibel. Banyak
wirausahawan bisnis dirumah menikmati menjadi bagian dari "angkatan
kerja berkerah terbuka".
3. Teknologi, yang mengubah banyak rumah-rumah biasa menjadi "vila
elektronik," memungkinkan wirausahawan dapat menjalankan berbagai
macam bisnis dari rumah mereka.

C. Diversifikasi Bisnis
Diversifikasi bisnis adalah strategi yang digunakan oleh perusahaan untuk
memperluas pangsa pasar, menambah jumlah unit bisnis, memproduksi produk
baru yang beranekaragam, serta melakukan akuisisi pada perusahaan pesaing
atau perusahaan baru.4 Dalam konsep investasi, disebut dengan diversifikasi
investasi. Para wirausahawan juga telah menjadikan konsep diversifikasi
invetasi ini tertuang dalam bisnis yang dijalankannya. Konsep diversifikasi ini
dalam sejarahnya dikemukakan oleh Herry Markowitz, yang dikenal dengan
Teori Portofolio Herry Markowitz.5

Pemikiran yang dikemukakan oleh Herry Markowitz telah memberi sebuah


wacana pemikiran tentang pemahaman portofolio dengan berbagai instrumen
pendekatan yang bisa dijadikan sebagai bahan pertimbangan.6 Teori portofolio
model Markowitz mengajarkan tentang berinvestasi dengan cara memecah dana
yang diinvestasikan tersebut untuk kemudian meletakkannya pada jalur yang

4
Elok Hendiono, “Pengaruh Diversifikasi Bisnis terhadap Risiko Bisnis dan Kinerja Perusahaan
Manufaktur di Bursa Efek Indonesia,” 2020, 4.
5
Eni Suharti dkk., Manajemen Investasi dan Teori Portofolio (CV Eureka Media Aksara, 2023), 77.
6
Irham Fahmi, Kewirausahaan Teori, Kasus, dan Solusi (Bandung: Alfabera, 2014), 94–95.

5
berbeda-beda atau bersifat bisnis yang tidak searah. Dengan harapan akan
mengurangi risiko bisnis yang akan timbul ke depannya.

D. Fokus Bisnis
Bagi seorang wirausahawan fokus bisnis dianggap dapat membuat bekerja
lebih terpusat dalam satu bentuk bisnis saja tanpa ada banyak ragam bisnis.
Sebagai contoh fokus bisnis yang sudah sukses adalah Indomaret dan Alfamart.
Namun, disamping kelebihan terdapat kelemahan dari modal fokus bisnis ini,
yaitu:7

1. Adanya isu dan kabar buruk dari salah satu cabang bisnis bisa
mempengaruhi cabang bisnis lainnya.
2. Naiknya harga bahan baku bisa mempengaruhi bisnis seluruhnya.
3. Penurunan penjualan karena satu sebab tertentu maka bisa mempengaruhi
pada seluruh bisnisnya.

Pemilihan keputusan fokus bisnis maupun diversifikasi bisnis harus dilihat


pada kepemilikan karakteristik seorang pebisnis. Apabila pebisnis bermental
fokus bisnis maka model bisnis fokus bisnislah yang cocok baginya. Bagi
pebisnis yang memilih konsep fokus bisnis maka ia menganggap risiko bukan
untuk dihindari, namun untuk di kelola. Dalam konteks lebih jauh, pebisnis
yang sering berhadapan dengan risiko maka akan terbiasa menyelesaikan risiko.

Pada dasarnya risiko dapat dikelola dengan 4 (empat) cara yaitu:8

1. Memperkecil risiko, dengan cara meminimalisir risiko agar risiko tersebut


tidak bertambah menjadi besar di luar kontrol pihak manajemen perusahaan.
2. Mengalihkan risiko, dengan cara risiko dialihkan ke tempat lain sebagian,
seperti dengan keputusan mengasuransikan bisnis guna menghindari
terjadinya risiko yang sifatnya tidak diketahui kapan waktunya.

7
Ibid., 96.
8
Ainun Mardhiyah, “Peranan Analisis Return dan Risiko dalam Investasi,” J-EBIS (Jurnal Ekonomi
dan Bisnis Islam), 2017, 13.

6
3. Mengontrol risiko, dengan cara melakukan kebijakan mengantisipasi
terhadap timbulnya risiko sebelum risiko tersebut terjadi.
4. Pendanaan risiko, dengan menyediakan sejumlah dana sebagai cadangan
(reserve) guna mengantisipasi timbulnya risiko di kemudian hari.

Adapun 2 (dua) bentuk tipe risiko diantaranya:9

1. Risiko murni (pure risk), adalah suatu kondisi yang hanya dapat berakibat
merugikan atau tidak terjadi apa-apa dan tidak mungkin menguntungkan.
Risiko ini dikelompokkan menjadi 3 (tiga) tipe risiko, yaitu risiko aset fisik,
risiko karyawan, dan risiko legal.
2. Risiko spekulatif (speculative risk), yaitu suatu kondisi yang dihadapi
perusahaan yang dapat memberikan keuntungan dan juga kerugian. Risiko
ini dikelompokkan menjadi 4 (empat) tipe risiko, yaitu risiko pasar, risiko
kredit, risiko likuiditas, dan risiko operasional.

9
Herman Darmawi, Manajemen Risiko (Bumi Aksara, 2022), 29.

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Inovasi produk bagi seorang wirausahawan adalah suatu yang mutlak harus
dilakukan, walaupun produknya sama namun tetap pada bagian yang berbeda
dengan kebanyakan pada lainnya. Sedangkan teori schumpeter mengatakan
bahwa membangun sifat dan sikap kreatif sangat baik dan begitu bernilai positif
bagi suatu negara dan memandang wirausahawan sebagai inovator utama dan
kewirausahaan adalah pendorong utama ekonomi, menciptakan pertumbuhan
ekonomi melalui badai penghancuran kreatif.

Diversifikasi bisnis dan fokus bisnis merupakan dua hal yang bertolak
belakang. Konsep diversifikasi bisnis adalah tentang berinvestasi dengan tidak
hanya pada satu bentuk bisnis saja melainkan banyak bentuk bisnis atau bersifat
bisnis yang tidak searah. Dengan harapan akan mengurangi risiko bisnis yang
akan timbul ke depannya. Sedangkan konsep fokus bisnis adalah lebih terpusat
dalam satu bentuk bisnis saja tanpa ada banyak ragam bisnis. Konsep ini lebih
menyukai risiko, karena menganggap bahwa risiko bukan untuk dihindari
namun untuk dikelola. Pemilihan keputusan diversifikasi bisnis maupun fokus
bisnis harus dilihat pada kepemilikan karakteristik seorang pebisnisnya.

B. Saran
Dalam penulisan makalah ini kami menyadari bahwa makalah yang telah
kami susun masih jauh dari kata sempurna. Kedepannya kami akan lebih fokus
dan detail dalam menjelaskan tentang makalah ini. Maka kritik dan saran yang
membangun dari pembaca sangat kami terima.

8
DAFTAR PUSTAKA
Darmawi, Herman. Manajemen Risiko. Bumi Aksara, 2022.
Fahmi, Irham. Kewirausahaan Teori, Kasus, dan Solusi. Bandung: Alfabera, 2014.
Hendiono, Elok. “Pengaruh Diversifikasi Bisnis terhadap Risiko Bisnis dan Kinerja
Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia,” 2020, 1–20.
Mardhiyah, Ainun. “Peranan Analisis Return dan Risiko dalam Investasi.” J-EBIS
(Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam), 2017.
Rimadani, Febri, dan Indri Murniawaty. “Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan,
Business Center dan Kreativitas Siswa terhadap Jiwa Berwirausaha Siswa.”
Economic Education Analysis Journal 7, no. 3 (2018): 976–91.
Suharti, Eni, Lena Edawati, Dhea Zatira, dan Temy Setiawan. Manajemen Investasi
dan Teori Portofolio. CV Eureka Media Aksara, 2023.
Purnomo, A. (2021). Teori Kewirausahaan Destruksi Kreatif: Penghancuran Cara
Lama untuk Jalan Baru.
Rachmawati, E. Teori dan Konsep Kewirausahaan. Cirebon: Insania. (2021).

Anda mungkin juga menyukai