Anda di halaman 1dari 22

1

MAKALAH

KEWIRAUSAHAAN

OLEH

NAMA : DORATEA KALLI

KELAS : A/V

NIM : 10202721

PRODI : S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MARANATHA

KUPANG

2024
2

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan
Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan benar,
serta tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami akan membahas mengenai
“KEWIRAUSAHAAN”.

Makalah ini telah dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari berbagai pihak
untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah ini.
Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh
karena itu kami meminta pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat
membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua

Kupang,02 februari 2024

penulis
3

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................................

KATAPENGANTAR...........................................................................................................

DAFTAR ISI.........................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................

A. Laratar belakang.........................................................................................................
B. Rumusan masalah......................................................................................................
C. Tujuan penulisan makalah.........................................................................................

BAB II TINJAUAN TEORI................................................................................................

A. Pengertian kewirausahaan..........................................................................................
B. Tujuan kewirausahaan...............................................................................................
C. Ciri-ciri atau karakteristik kewirausahaan.................................................................
D. Perbedaan istilah wirausaha.......................................................................................
dan kewirausahaan dengan kewiraswata..................................................................
E. Faktor-faktor pemicu kewirausahaan.........................................................................

BAB III PENUTUTP...........................................................................................................

A. Kesimpulan ...............................................................................................................
B. Saran .........................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................
4

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kewirausahaan (Entrepreneurship) adalah proses mengidentifikasi, mengembangkan,


dan membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara
yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu. Hasil akhir dari proses tersebut adalah
penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi risik atau ketidak pastian.
Apa yang membedakan seorang wirausahawan dengan yang lain? Yang membedakan adalah
kemampuannya mengambil factor-faktor produksi seperti lahan, tenaga kerja, dan modal, dan
menggunakannya untuk memproduksi barang atau jasa baru. Wirausahawan berbeda
dengan manajer. Seorang manajer bisa menjalankan usah milik orang lain dan mengolah
sumber daya orang lain. Namun seorang wirausaha mempertaruhkan sumber dayanya sendiri
dan mengambil risiko pribadi demi keberhasilan atau bahkan kegagalan dari usaha yang
dijalaninya. Manajer juga mengurusi koordinasi proses produksi yang sudah berjalan.
Sementar menurut Paul H.
wilken, kewirausahaan adalah “Fenomena yang terputus-putus, muncul untuk
mengawali perubahan dalam proses produksi dan kemudian hilang sampai muncul lagi untuk
mengawali perubahan yang lain.
Salah satu perbedaan mencolok antara para wirausahawan dengan para pekerja adalah
wirausahawan selalu berpikir untuk menciptakan bisnis (business cretion) sementara para
pekerja berpikir mencari pekerjaan. Para wirausahawan ini sangat bersemangat bila diajak
berbicara tentang penciptaan bisnis dan gagasan bisnis baru
.Pada tahun 1980-an, hampir 500 sekolah di Amerika Serikat memberikan pendidikan
kewirausahaan. Di Indonesia kewirausahaan dipelajari baru terbatas pada beberapa sekolah
atau perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan dengan perkembangan dan tantangan seperti
adanya krisis ekonomi, pemahaman kewirausahaan baik melalui pendidikan formal maupun
pelatihan-pelatihan di segala lapisan masyarakat kewirausahaan menjadi berkembang.
Orang yang melakukan kegiatan kewirausahaan disebut wirausahawan. Muncul pertanyaan
mengapa seorang wirausahawan (entrepreneur)
mempunyai cara berpikir yang berbeda dari manusia pada umumnya. Mereka
mempunyai motivasi, panggilan jiwa, persepsi dan emosi yang sangat
terkait dengan nilai nilai, sikap dan perilaku sebagai manusia unggul. Dalam membangun
Kewirausahaan tentunya kita harus memiliki sikap dan perilaku wirausaha disesuaikan dan
harus bekerja keras agar dapat membuat bisnis yang lancar serta mampu membuat produk
yang bisa diterima oleh target pasar. Untuk membangun usaha tersebut tentunya sikap dan
perilaku wirausaha disesuaikan dan harus bekerja keras agar dapat membuat bisnis yang
lancar serta
mampu membuat produk yang bisa diterima oleh target pasar. Salah satu sikap wajib harus
ada dimiliki oleh seseorang wirausaha yaitu harus mandiri dan percaya diri, dan harus siap
menerima tantangan, ujian, dan cobaan dalam memulai usaha, juga perlu mempertahankan
usah sehinggah bertahan lama dan tetap berjalan sesuai yang diinginkan. Kewirausahaan
dapat dikelompokkan dalam suatu proses usaha Kewirausahaan yang ada kaitannya dengan
pemikiran dan tentunya mendapat kesempatan dalam berwirausaha, dan dimana seseorang
Kewirausahaan dapat menemui jalan agar bisa agar bisa mengembangkan hasil karya
seseorang. Banyak keuntungan yang didapat dalam berwirausaha seperti
5

meningkatnya keterampilan atau skill didalam bidang Kewirausahaan agar tercipta suatu
usaha dan mudah mencapai tujuannya. Dan juga mampu memenuhi
kebutuhan sendiri atau individu, menciptakan lapangan kerja sehingga dapat juga
membantu dalam mengurangi masalah. Adapun yang terpenting dalam suatu Kewirausahaan
yaitu adanya periklanan dan proses penjualan. Dimana periklanan dan penjualan dilakukan
ditempat umum atau pemasaran supaya banyak orang berminat untuk membeli
dan membangun usaha baru, dan telah menjadi tuntunan bagi setiap orang atau
perusahaan untuk menyusun hasil pemikiran mereka dan tetap menjalankan usaha
guna untuk mencapai target.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah pengertian wiraswasta ?
2. Apakah karakteristik kewirausahaan?
3. Apakah perbedaan istilah wirausaha dan kewirausahaan dengan kewiraswataan ?
4. Faktor-faktor pemicu kewirausahaan?

C. Tujuan Penulisan Makalah


Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah :
1. Apakah pengertian wiraswasta ?
2. Apakah karakteristik kewirausahaan?
3.Apakah perbedaan istilah wirausaha dan kewirausahaan dengan kewiraswataan ?
4. Faktor-faktor pemicu kewirausahaan
6

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian wiraswasta
Adapun nilai yang dianut dalam menjalankan suatu bisnis merupakan nilai-nilai
kewirausahaan. Kewirausahaan merupakan kemampuan kreatif yang dijadikan dasar, dan
sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses, (SUKIRMAN, 2017). Orientasi
kewirausahaan dapat berjalan apabila didukung dengan adanya pasar atau melihat
peluang pasar dari usaha yang dijalankan, orientasi pasar bagian dari pemasaran yang
merupakan kegiatan yang memeberikan arahan kepada seluruh aktivitas bisnis yang
meliputi bauran
pemasaran dimana produk baik barang maupun jasa, (Iskandar, 2017). Kita perlu
menganggap penting kewirausahaan dan menjadikannya sebagai awal untuk Langkah
membangun kewirausahaan, baik ditempat tinggal dan sekitarnya, (Siragih, 2017).
Proses Kewirausahaan Dalam proses Kewirausahaan ini mulai dari pengembangan
pengetahuan atau pwngalaman, pengembangan pengetahuan ini dipengaruhi dari diri
individu, baik dari pendidikan, organisasi dan lain sebagainya. Pengembangan
pengetahuan ini sangat penting untuk menciptakan bisnis baru, (Rizki, Amir, 2019).
Adapun definisi penting dalam kewirausahaan sebagai berikut:
1. Harus ada usaha untuk melakukan kegiatan kewirausahaan
2. Menciptakan nilai baru yang dihasilakn dapat mempunyai nilai tambah pasar
3. Adanya peluang bisnis
4. Dapat mengambil resiko
5. Mempunyai keterampilan dalam kewirausahaan
6. Dan kemampuan didalam memobilisasi berbagai potensi yang dibutuhkan oleh
seorang pengusaha,
Adapun 3 untuk memulai usaha dan produk baru;
1. Membuat usaha dengan model, hasil pemikiran.
2. Menggunakan perusahaan kerabat sendiri, dimana perusahaan yang telah
didirikan dan mempunyai nama sudah ada.
3. Melakukan kerja sama, antara perusahaan, lalu melakukan persetujuan jual
beli dipasar.
7

Pada proses menjalankan kewirausahaan diperlukan adanya orientasi kewirausahaan


karena terdapat unsur kunci pengembangan dan keberhasilan organisasi untuk
mewujudkan kewirausahaan, (Muharam, 2019). Adapun yang mempengaruhi minat
berwirausaha yaitu instrinsik dan ekstrinsik, dapat diartikan instrinsik yaitu timbul
karena individu itu sendiri, dan faktor ekstrinsik meliput pendapatan dan yang
bermanfaat bagi diri individu, (Suarjana, 2017) Wirausaha adalah seorang yang berani
berusaha secara mandiri dengan mengerahkan segala sumber daya dan upaya meliputi
kepandaian mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun operasi
untuk pengadaan produk baru, memasarkannya,serta mengatur permodalan operasinya
untuk menghasilkan sesuatu yang bernilai lebih tinggi.
Beberapa pengertian wirausaha adalah sebagai Berikut :
1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian wirausaha sama
dengan wiraswasta, yaitu orang yang pandai atau berbakat mengenali produk
baru, menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan
produk baru, memasarkannya, serta mengatur permodalan operasinya.
2. Wirausaha adalah pelaku utama dalam pembangunan ekonomi dan fungsinya
untuk melakukan inovasi atau kombinasi-kombinasi yang baru untuk sebuah
inovasi.
3. Wirausaha, yaitu melakukan sebuah proses yang disebut creative destruction
(pengrusakan yang kreatif) untuk menghasilkan suatu nilai tambah (added
value) guna menghasilkan nilai yang lebih tinggi, sehingga inti dari
keterampilan wirausaha adalah kreativitas.
4. Wirausaha adalah orang yang berani mengusahakan suatu pekerjaan baik untuk
diri sendiri ataupun untuk orang lain.
5. Menurut Richard Cantillon (1755), entrepreneurial is an innovator and
individual developing something unique and new (wirausaha adalah seorang
penemu dan individu yang membangun sesuatu yang unik dan baru).
6. Menurut J.B Say (1803), wirausaha adalah pengusaha yang mampu mengelola
sumber-sumber daya yang dimiliki secara ekonomis (efektif dan efisien) dan
tingkat produktivitas yang rendah menjadi tinggi.
7. Menurut Dan Stein dan Jhon F.Burgess (1993), wirausaha adalah orang yang
mengelola, mengorganisasikan, dan berani menanggung segala resiko untuk
menciptakan peluang usaha dan usaha baru.
8

8. Menurut Schumpeter (dalam Bygrave, 1996), wirausaha adalah seorang yang


memperoleh peluang dan menciptakan organisasi untuk mengejar peluang
tersebut.
9. Menurut Mas’ud Machfoedz dan Mahmud Machfoedz (2004), wirausaha adalah
seorang inovator yang mampu mengubah kesempatan menjadi sebuah ide yang
bisa di jual, dapat memberikan nilai tambah melalui upaya, waktu, biaya, serta
kecakapan dengan tujuan mendapatkan keuntungan.
Contoh Wiraswasta yang Mudah di Jalani. Ada banyak macam jenis
wiraswasta yang bisa Anda jalani, tapi tidak semuanya bisa dilakukan
dengan mudah. Berikut adalah beberapa usaha wiraswasta yang bisa dijalani.
1. Jasa Laundry
Jasa laundry baru baru ini telah menjamur hingga pelosok desa, bukan hanya
peluang usaha yang menjanjikan penghasilannya pun tidak main main. Untuk
memulai jasa laundry langkah pertama yang harus dilakukan adalah membeli
peralatan mesin cuci dan juga setrika. Dengan menggunakan kedua alat tersebut
Anda sudah bisa membuka jasa laundry. Untuk memulainya Anda bisa
mengerjakan sendiri karena memang ini adalah wiraswasta secara mandiri. Tapi,
ketika jasa laundry ini berkembang, Anda bisa merekrut seorang karyawan yang
bisa membantu pekerjaan, apalagi jika banyak yang melaundry kan. Jika usaha
Anda ini berkembang menjadi besar, Anda pun bisa mulai mempercayakan jasa
laundry tersebut kepada beberapa orang karyawan.
2. Kuliner
Selama manusia butuh makan maka bisnis dibidang kuliner akan tetap jalan,
begitulah prinsip usaha di bidang kuliner. Nyatanya, setiap manusia tiap harinya
selalu membutuhkan makan jadi usaha kuliner pasti akan selalu kontinu atau
terus hidup. Usaha kuliner bisa Anda lakukan dengan modal kecil atau modal
besar. Jika awal permulaan usaha bisnis dilakukan dengan membuat kuliner
makanan ringan, Anda bisa menitipkannya di toko atau di warung warung
sekitar. Jika, Anda memiliki modal yang besar, Anda bisa membuka sebuah
kafe atau restoran yang menargetkan kalangan menengah keatas atau sesuai
dengan tempat ruang lingkup Anda usaha.
3. Depo Isi Ulang Air Minum
Saat ini belum banyak depo isi ulang air minum, jadi usaha jenis ini masih besar
peluangnya untuk Anda kembangkan. Untuk memulai usaha ini memang
9

membutuhkan modal yang relatif besar karena untuk membeli peralatan filter
air. Selain itu, Anda juga harus siap selalu menjaga kebersihan peralatan atau
mesin sehingga Air tetap dalam keadaan yang bersih dan layak konsumsi.
4. Jasa Potong Rambut
Setiap harinya pasti ada orang yang akan memotong rambut, baik pegawai,
pelajar maupun anak anak . Dengan begitu, jasa potong rambut pasti akan tetap
berjalan. Untuk mendirikan potong rambut, Anda harus memiliki keahlian
memotong rambut terlebih dahulu. Ikuti gaya potong rambut terkini dan sedang
tren, apalagi kaula muda pasti ingin memiliki gaya rambut yang sedang ngetren.
Supaya potong rambut Anda sedikit berbeda dari yang lain, Anda bisa
menambah fasilitas yang bisa memanjakan para pelanggan.

B. Tujuan Kewirausahaan
Tujuan kewirausahaan kita bisa mencapai usaha baru, dan biasanya dalam memulai
usaha baru kita harus siap menghadapi resiko dan mampu mendapatkan serta
mewujudkan keberhasilan, (Fensi, 2018). Dalam kewirausahaan terdapat percaya diri,
dimana dapat kita artikan bahwa suatu kemandirian yang diawali dalam menjadi seorang
wirausaha,
keinginan pada produk yang dihasilkan meningkatkan opyimisme yang tinggi sehingga
apa yang dijalankan tanpa ada ragu sedikit pun, (Sugita, 2018). Agar seseorang ingin
mencapai atau memasarkan produknya, harus ada tujuan yang ingin ditempuh,
diantaranya menyempatkan kesempatan dalam wirausaha, menganalisis produk pasar,
lalu menentukan target pemasaran, serta harus merencanakan strategi pemasaran, (jamil
latief, 2017). Kewirausahaan ini dapat diliat dari hasil kreativitas nya seseorang serta
inovasi dalam menghadapi masalah dan dapat mewujudkan peluang baru dalam
keseharian atau usaha dan bisnis kerja, (Kurniawan, 2019).
Adapun beberapa tujuan yang harus dicapai sebagai berikut;
1. Berusaha untuk meningkatkan anggota wirausaha jujur dan bertanggung jawab.
2. Mewujudkan kemampuan agar tercapai yang diinginkan masyarakat.
3. Harus mengembangkan kesabaran dalam berwirausaha.
4. Selalu mempromosikan produk
5. Mengembangkan kreativitas seseorang dalam Kewirausahaan, (Firmansyah, 2019).
Analisis kelayakan usaha sangat penting untuk usaha kedepannya supaya Kewirausahaan
atau bisnis yang dijalankan tidak menjadi-jadi, tidak merugikan kerja keras, dan juga
tidak akan timbul masalah dalam suatu bisnis yang dijalankan atau yang akan dating.
Tujuan usaha ini untuk melihat hasil pemikiran sendiri dan layak untuk dipromosikan
dan melakukan peningkatan dan mencari ide baru, (Ananda, 2016).
Adapun beberapa fungsi kewirausahaan sebagai berikut;
1. Harus adanyanya pengakuan peluang yang artinya harus terkait dengan produk,
2. Eksplorasi peluang artinya, mereka yang mengarahkan sesuatu yang memiliki nilai
ekonomi dan juga proses implisi,
10

3. Pengambilan resiko, artinya kewirausahaan berarti mengambil resiko ini, (mardia,


2021

Salah satu tujuan Kewirausahaan dapat menambah jumlah entrepreneur yang berkualitas
sehingga memiliki daya saing kuat. Dengan begitu seiring berjalannya waktu akan menambah
kualitas sumber daya manusia dalam bidang wirausaha. Kewirausahaan merupakan
kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat dan sumber daya untuk mencari
peluang menuju sukses dan juga proses mengidentifikasi, mengembangkan, dan membawa
visi ke dalam kehidupan. Visi ini bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik
dalam menjalankan sesuatu. Tujuan Kewirausahaan Meningkatkan Jumlah wirausaha yang
berkualitas Menyadarkan masyarakat atau memberikan kesadaran berwirausaha yang
tangguh. Membudayakan semangat sikap, perilaku, dan kemampuan kewirausahaan di
kalangan pelajar dan masyarakat yang mampu,handal, dan unggul
Bahan ajar mata diklat Kewirausahaan dapat diajarkan dan dikembangkandi Sekolah-
sekolah Dasar, Sekolah Menengah, Perguruan Tinggi, dan diberbagai kursus bisnis. Di dalam
pelajaran Kewirausahaan, para siswadiajari dan ditanamkan sikap-sikap perilaku untuk
membuka bisnis, agar mereka menjadi seorang wirausaha yang berbakat. Agar lebih jelas,
dibawah ini diuraikan tujuan dari Kewirausahaan, sebagai berikut:
1. Meningkatkan jumlah para wirausaha yang berkualitas.
2. Mewujudkan kemampuan dan kemantapan para wirausaha untuk menghasilkan
kemajuan dan kesejahteraan masyarakat.
3. Membudayakan semangat sikap, perilaku, dan kemampuankewirausahaan di
kalangan pelajar dan masyarakat yang mampu,handal, dan unggul.
4. Menumbuhkembangkan kesadaran dan'orientasi Kewirausahaanyang tangguh dan
kuat terhadap para siswa dan masyarakat.
 SEJARAH KONSEPSI PEMIKIRAN KEWIRAUSAHAANPada periode yang
sangat panjang yakni sejak runtuhnya Roma sekitar tahun 476 SM hingga abad
kedelapan belas (Th 1799), tidak terjadi kenaikan kekayaan percapita di dunia barat.
Munculnya kewirausahaan pada generasi selanjutnya berdampak pada pendapatan dan
kekayaan percapita di dunia barat sejumlah 20% ( pada tahun 1700an), 200% (pada
tahun 1800an) dan 740% (pada tahun 1900an) (Drayton, 2004).
Pemikiran tentang kewirausahaan dimaknai secara bergantian akibat adanya
perubahan yang tidak dapat di duga (seperti perdagangan internasional, permintaan,
persaingan sebagai mekanisme temuan, dan peluang). Perubahan ini memberikan
pemikiran konseptual baru tentang kewirausahaan.
1. Beberapa pandangan tentang kewirausahaan dikemukakan oleh para pakar
seperti :
2. Venkataraman (1997), mendefinisikan kewirausahaan sebagai penemuan, evaluasi
dan pemanfaatan barang dan jasa untuk keperluan masa depan.
3. Definisi ini masih bersifat umum dan banyak kalangan yang belum bisa menerima
definisi ini terutama golongan akademis.
4. Shane dan Venkataranam (2000), menjelaskan tentang bidang kewirausahaan
pada berbagai pandangan teori dan kerangka kerja. Pada masa ini makna
Pemikiran kewirausahaan sebagai sejarah.
Secara garis besar, pemikiran tentang kewirausahaan dapat dimulai dari masa pra
sejarah, kemudian masuk pada masa dimana pemikiran kewirausahaan
dipengaruhi oleh ekonomi (pada masa gerakan klasik, neoklasik dan proses pasar
11

Austria / Austrian Market Process (AMP)) hingga masa pemikiran kewirausahaan


berdasar pada multidispliner. Unsur-unsur konsepsi ditempatkan secara kronologis
dan digolongkan menurut 3 kategori basis yakni basis pra sejarah, basis ekonomi
dan basis multidisipliner. Mengingat sejarah bersifat kronologis, unsur-unsur
konseps lebih diutamakan dari pada temporal, hasilnya adalah pengertian tentang
bagaimana teori masa lalu dapat memberikan informasi pada teori selanjutnya.
Interpretasi kewirausahaan masa pra sejarah Abad 50 SM. Hebert dan Link (1988,
hal 15) mengatakan bahwa keberhasilan kewirausahaan di jaman pertengahan
tergantung dari cara mengatasi risiko dan hambatan kelembagaan.
Memperdagangkan sumber daya merupakan upaya untuk bertahan hidup.Abad 50
SM di Roma kuno, aktifitas kewirausahaan meliputi fungsi pengendalian sosial,
peraturan dan kelembagaan. Aktifitas perdagangan dipandang sebagai hal yang
dapat menurunkan martabat dan dianggap mengumpulkan modal untuk
kepentingan politik dan sosial. Memupuk kekayaan pribadi bisa diterima asal
tidak melibatkan partisipasi langsung dalam proses industri dan perdagangan.
Selain dari perdagangan dan industri, generasi yang tergolong kaya mendapatkan
kekayaan dari tiga sumber (1) Kepemilikan tanah ( disewakan kepada orang lain
berdasar sistem feodal pada masa itu). (2) Hasil riba (pendapatan dari hasil bunga
pinjaman). (3) Politial Payment (Uang dari harta rampasan atau bagian pajak yang
ditujukan kepada keuangan publik jatuh ke pihak swasta) Sekitar tahun 500 M.
Golongan kaya semakin rumit / dihadapkan dengan berbagai persoalan. Adanya
perselisihan antara hak untuk memiliki properti dan pengaruh gereja dalam
perekonomian agraria / pertanian di awal jaman pertengahan
Abad pertengahan 1300-1500 M. Baumol (1990) mengatakan hilangnya semangat
eksploitasi kewirausahaan dan penemuan juga terjadi di abad pertengahan (1300-
1500 M) di China, yang dilakukan dengan cara yang berbeda, yakni pada saat
kerajaan mengalami kesulitan keuangan, properti dari orang-orang kaya diambil
alih oleh kerajaan. Sehingga kedudukan sosial yang terhormat tidak bisa
dilakukan melalui kewirausahaan seperti di negara Roma. Kelompok orang- orang
yang mempunyai kekayaan dan martabat umumnya diperoleh dari penghargaan
kerajaaan sebagai hasil ujian yang diberikan kerajaan. Perubahan ini
menggambarkan bahwa kepemilikan properti dan status sosial menjadi kurang
permanen dan tidak dapat diandalkan, sehingga menghilangkan semangat untuk
memupuk kekayaan/properti.
Sekitar abad 500 –1000 M. DeRoover (1963), mengatakan pada abad pertengahan
(500-1000 M) ada pandangan baru yang radikal mengenai kewirausahaan di
Eropa, dimana kepemilikan properti dan status sosial tidak menjamin
keberhasilan, karena ada perubahan bahwa kekayaan / properti dapat diperoleh
dari aktivitas militer dan perang. Untuk para pengusaha yang hidup pada jaman
ini, peluang mendapatkan sumber daya melalui permusuhan merupakan bagian
dari aktivitas kewirausahaan.
Sekitar abad 1000 – 1500 M. Ketenangan dan pengaruh gereja mengurangi
perkembangan perang. Aktivitas kewirausahaan berubah dan mengarah pada
bidang arsitektur, teknik dan pertanian sebagai aktivitas yang menguntungkan
untuk menumpuk properti dan kekayaan. Bersamaan dengan perubahan tersebut,
gereja melarang adanya riba dan para pengusaha mulai mencari jalan lain untuk
memperoleh peluang menumpuk kekayaan. Perkembangan semacam ini, nampak
12

bahwa kewirausahaan lebih bisa diterima masyarakat sebagai aktivitas ekonomi.


Mulailah perubahan kewirausahaan menuju pada aktivitas perdagangan. Ada tiga
kategori pedagang yang dianggap terhormat yakni para importir dan eksportir,
pemilik toko, produsen. Pada masa ini, banyak ahli agama terlibat menjadi pelaku
ekonomi, membantu menjauhkan monopoli, gadai, riba dan melindungi
masyarakat dari ekploitasi.
Sekitar abad tujuhbelas (Tahun 1600an M). Aktifitas kewirausahaan terus
berkembang selama abad keenam belas dan tujuh belas. Pengetahuan dan
pengalaman membantu dalam mengatasi ketidakefisienan atau dapat memberikan
solusi baru untuk penciptaan barang dan jasa layanan.
Aktivitas perdagangan sebagai kewirausahaan telah lama ada di wilayah Timur
Tengah dan Timur jauh saat orang Barat menggunakan pengetahuan dan
pengalaman untuk mencari peluang. Perdagangan sudah berkembang di negara-
negara Arab akibat dari meluasnya pengaruh kerajaan Islam, para khalifah
memperoleh status terhormat karena berdagang dalam sistem etika Islam (Russel,
1945: 422). Pada masa ini terjadi perdagangan internasional. Perdagangan
internasional menjadi alat bagi semua orang untuk keliling dunia dan mempererat
persaudaraan (Baldwin, 1959).
Kondisi pada sekitar abad tujuhbelas, kewirausahaan sudah diwarnai perdagangan.
Kewirausahaan sudah menjadi bagian dari pemikiran perekonomian Pemikiran
kewirausahaan berbasis pada aktivitas ekonomi
 Masa Klasik. ( Sekitar tahun 1700 hingga tahun 1800an). Cantillon (1755)
memperkenalkan konsep kewirausahaan dalam literatur perdagangan, ekonomi dan
bisnis. Hasil karyanya (Cantillon, 1755) yakni mendefinisikan ketidaksesuaian antara
persediaan dan permintaan, melegalkan untuk membeli barang dengan harga murah
dan menjual dengan harga yang tidak pasti serta mengalokasikan barang pada sistem
pasar. Pergerakan ekonomi klasik mengikuti pemikiran Cantillon, yakni adanya
penawaran, permintaan dan ekuilibrium. Para pelaku ekonomi / wirausaha yang
melakukan arbitrase (penjualan aktiva dinilai tinggi dan pembeli aktiva dinilai
rendah ) mengalami masalah ketidakpastian dan risiko.
Inovasi dan koordinasi menjadi penting pada aktivitas kewirausahaan, misalnya
aktivitas kewirausahaan yang dilakukan oleh kebanyakan para petani melakukan
ikatan kontrak dengan para tuan tanah untuk mengolah lahan mereka.
Teori klasik menjelaskan tentang adanya perdagangan bebas, spesialisasi dan
persaingan. (Ricardo, 1817 dan Smith, 1776). Pergerakan ekonomi yang
terpopuler yakni terjadi revolusi industri di Inggris (1700 hingga berakhir tahun
1830an), persaingan antar industri (misalnya kapas versus jagung) yang
menghambat aktivitas dinamika perekonomian sehingga para pengusaha sulit
menemukan celah dan peluang.
Aktivitas perekonomian masa klasik didominasi oleh tiga golongan yakni para
pemilik tanah (menghabiskan uang sewa untuk membeli barang mewah), kapitalis
(menyimpan keuntungan dan menginvestasikan ke bidang lain) dan para pekerja
( menggunakan gajinya untuk membeli kebutuhan sehari-hari). Kondisi ini sesuai
dengan pernyataan JB Say (1803) yakni pergerakan klasik menjelaskan peran
entrepreneur/ pengusaha melakukan proses produksi dan distribusi pada pasar
yang kompetitif. Kondisi pada masa itu, ada tiga faktor produksi yang dapat
dikelola yakni tanah, modal dan manusia (tenaga kerja ) dalam industri.
13

Beberapa pemikiran yang berhubungan dengan prinsip kewirausahaan pada


periode ini dapat didiskripsikan secara diringkas sebagai berikut :
1. Industri dapat digolongkan menurut tenaga kerja, produksi dan aktifitas
kewirausahan
2. Gambaran makro tentang aktifitas ekonomi memberikan penilaian obyektif
bagi fenomena pasar
3. Perbandingan spesialisasi produksi ditingkat nasional yang menunjukkan
adanya peluang arbitrage
4. Keuntungan berupa kekayaan atas kepemilikan sumberdaya terus berkembang.
 Masa Neoklasik. Masa ini dimulai pada akhir tahun 1800an. Ditandai dengan adanya
munculnya konsep diminishing marginal utility untuk menjelaskan kegiatan ekonomi
dan membuka cara pandang berbeda dalam menyikapi hubungan antar individu
(Menger, 1971). Hasilnya fenomena pasar dipengaruhi oleh kondisi sosial, politik dan
budaya. Aktivitas kewirausahaan menjadi unik dan dipandang sebagai masa transisi/
perubahan ilmu pengetahuan, yang mana aktivitas kewirausahaan berusaha
mengubah/mentransformasi sumberdaya dari produk menuju layanan/jasa. Hal ini
sulit untuk diprediksi karena kondisi ketidakpastian.
Pemikiran ekonomi semakin canggih selama pergerakan neoklasik. Pada masa ini para
pengusaha lebih cenderung pada alokasi sumberdaya dari pada mengakumulasi modal
(Schumpeter, 1934). Dari kecenderungan ini maka aktivitas kewirausahaan akan
memperkenalkan produk baru, model produksi, penciptaan pasar serta bentuk organisasi
baru. Kewirausahaan melibatkan inovasi untuk mendorong kreasi dan menemukan
sesuatu yang baru. Schumpeter menjelaskan aspek inovasi yang dilakukan oleh para
pengusaha sebagai hal pengrusakan kreatif, namun hal ini dapat dipulihkan oleh pelaku
pasar lain yang mencoba menyeimbangkan sistem pasar.
1. Diskripsi perkiraan kejadian masa neoklasik :
2. Alokasi sumberdaya dan keputusan lainnya adalah pilihan berdasar pada
keputusan yang bersifat subyektif
3. Diminishing marginal utility dapat membimbing para entrepeneur / pengusaha
dalam pengambilan keputusan
4. Perbedaan harga dalam sistem pasar membuka peluang arbitrage
5. Kewirausahaan meliputi hal-hal baru yang berhubungan dengan metode produksi,
pasar, bahan baku dan organisasi
6. Pengusaha menciptakan perubahan lingkungan dan merespon lingkungan tersebut.
 Masa proses pasar Austria (AMP/Austia Market Process).Dari pemikiran pada masa
neoklasik bahwa untuk mengetahui fenomena ekonomi (dalam rangka mencari
peluang) tidak perlu mencari semua informasi yang berkaitan dengan sistem ekonomi.
Namun, jika ini dilakukan maka merupakan pekerjaan yang tidak praktis. Tentunya
dibutuhkan pengetahuan khusus pengusaha untuk mencari peluang dan membuat
keputusan dengan tepat. Jika pengusaha tahu bagaimana cara untuk menciptakan
barang atau layanan melaui inovasi atau mengetahui cara yang lebih tepat untuk
melakukannya, maka keuntungan bisa didapatkan melalui pengetahuan ini. Lebih
baik, pengusaha didorong untuk menggunakan pengetahuan untuk memperoleh nilai.
Pada masa AMP ini para pengusaha berkonsentrasi untuk mencari informasi dengan
segala pengetahuan yang mereka miliki untuk mencari dan menjalankan peluang serta
mengambil keputusan dengan tepat. Berdasar pada ide-ide neoklasik (Scumpeter,
14

1934), AMP menjadi bagian kewirausahaan yang menggerakan sistem berbasis pada
pasar.
Perkiraan yang berhubungan dengan kewirausahaan pada pergerakan AMP meliputi :
1.Aktivitas dan keputusan pengusaha (entrepreneur) berbasis pada fenomena dalam sist pasar.
2. Kesalahan dan ketidakefisienan menciptakan kesempatan penemuan (peluang) bagi
pengusaha.
3.Pengusaha menghadapi ketidakpastian
4.Informasi dan koordinasi adalah bahan dasar kewirausahaan
Sangkalan dari pergerakan AMP didiskripsikan secara ringkas sebagai berikut :
1.Sistem pasar tidak melibatkan kompetisi antar pengusaha tetapi pengusaha boleh
melakukan kerjasama (koperatif)
2.Monopoli sumberdaya dapat menghalangi persaingan dan aktivitas
kewirausahaan
3.Pajak dapat memberikan kontribusi pada aktifitas sistem pasar

C. Ciri – ciri dan sifat kewirausahaan


Untuk dapat mencapai tujuan yang diharapkan, maka setiap orang memerlukan ciri-
ciri dan juga memiliki sifat-sifat dalam kewirausahaan. Ciri-ciri seorang wirausaha
adalah:
 Memiliki visi dan tujuan yang jelas. Hal ini berfungsi untuk menebak ke mana
langkah dan arah yang dituju sehingga dapat diketahui langkah yang harus dilakukan
oleh pengusaha tersebut
 Inisiatif dan selalu proaktif. Ini merupakan ciri mendasar di mana pengusaha tidak
hanya menunggu sesuatu terjadi, tetapi terlebih dahulu memulai dan mencari peluang
sebagai pelopor dalam berbagai kegiatan.
 Berorientasi pada prestasi. Pengusaha yang sukses selalu mengejar prestasi yang lebih
baik daripada prestasi sebelumnya. Mutu produk, pelayanan yang diberikan, serta
kepuasan pelanggan menjadi perhatian utama. Setiap waktu segala aktifitas usaha
yang dijalankan selalu dievaluasi dan harus lebih baik dibanding sebelumnya.
 Berani mengambil risiko. Hal ini merupakan sifat yang harus dimiliki seorang
pengusaha kapanpun dan dimanapun, baik dalam bentuk uang maupun waktu.
 Kerja keras. Jam kerja pengusaha tidak terbatas pada waktu, di mana ada peluang di
situ dia datang. Kadang-kadang seorang pengusaha sulit untuk mengatur waktu
kerjanya. Benaknya selalu memikirkan kemajuan usahanya. Ide-ide baru selalu
mendorongnya untuk bekerja kerjas merealisasikannya. Tidak ada kata sulit dan tidak
ada masalah yang tidak dapat diselesaikan.
 Bertanggungjawab terhadap segala aktifitas yang dijalankannya, baik sekarang
maupun yang akan datang. Tanggungjawab seorang pengusaha tidak hanya pada segi
material, tetapi juga moral kepada berbagai pihak.
 Komitmen pada berbagai pihak merupakan ciri yang harus dipegang teguh dan harus
ditepati. Komitmen untuk melakukan sesuatu memang merupakan kewajiban untuk
segera ditepati dana direalisasikan.
 Mengembangkan dan memelihara hubungan baik dengan berbagai pihak, baik yang
berhubungan langsung dengan usaha yang dijalankan maupun tidak. Hubungan baik
15

yang perlu dlijalankan, antara lain kepada : para pelanggan, pemerintah, pemasok,
serta masyarakat luas.
Dari analisis pengalaman di lapangan, ciri-ciri wirausaha yang pokok untuk dapat berhasil
dapat dirangkum dalam tiga sikap, yaitu :
 Jujur, dalam arti berani untuk mengemukakan kondisi sebenarnya dari usaha yang
dijalankan, dan mau melaksanakan kegiatan usahanya sesuai dengan kemampuannya.
Hal ini diperlukan karena dengan sikap tersebut cenderung akan membuat pembeli
mempunyai kepercayaan yang tinggi kepada pengusaha sehingga mau dengan rela
untuk menjadi pelanggan dalam jangka waktu panjang ke depan
 Mempunyai tujuan jangka panjang, dalam arti mempunyai gambaran yang jelas
mengenai perkembangan akhir dari usaha yang dilaksanakan. Hal ini untuk dapat
memberikan motivasi yang besar kepada pelaku wirausaha untuk dapat melakukan
kerja walaupun pada saat yang bersamaan hasil yang diharapkan masih juga belum
dapat diperoleh.
 Selalu taat berdoa, yang merupakan penyerahan diri kepada Tuhan untuk meminta apa
yang diinginkan dan menerima apapun hasil yang diperoleh. Dalam bahasa lain, dapat
dikemukakan bahwa ”manusia yang berusaha, tetapi Tuhan-lah yang menentukan !”
dengan demikian berdoa merupakan salah satu terapi bagi pemeliharaan usaha untuk
mencapai cita-cita.
Sifat-sifat seorang wirausaha adalah:
 Memiliki sifat keyakinan, kemandirian, individualitas, optimisme.
 Selalu berusaha untuk berprestasi, berorientasi pada laba, memiliki ketekunan dan
ketabahan, memiliki tekad yang kuat, suka bekerja keras, energik dan memiliki
inisiatif.
 Memiliki kemampuan mengambil risiko dan suka pada tantangan.
 Bertingkah laku sebagai pemimpin, dapat bergaul dengan orang lain dan suka
terhadap saran dan kritik yang membangun.
 Memiliki inovasi dan kreativitas tinggi, fleksibel, serba bisa dan memiliki jaringan
bisnis yang luas.
 Memiliki persepsi dan cara pandang yang berorientasi pada masa depan.
 Memiliki keyakinan bahwa hidup itu sama dengan kerja keras.
16

D. Perbedaan istilah wirausaha dan kewirauasahaan dengan wiraswasta


Definisi wirausaha antaralain adalah seseorang yang dapat mendobrak sistem ekonomi
yang ada dengan memperkenalkan barang dan jasa yang baru, dengan menciptakan
bentuk organisasi baru atau mengolah bahan baku baru. Orang yang berani menanggung
resiko atas bisnis yang ia tekuni. Orang tersebut juga melihat bahwa terdapat suatu
peluang luar biasa dalam suatu bidang. Seseorang yang mengorganisir dan menanggung
resiko sebuah bisnis atau usaha. Kewirausahaan: Pengertian, Karakteristik, dan Aspek
Penting
Kewirausahaan
Kewirausahaan adalah suatu proses menciptakan, mengelola, dan mengembangkan usaha
atau bisnis dengan menghadapi risiko guna mencapai tujuan tertentu. Ini melibatkan
kreativitas, inovasi, dan kemampuan mengidentifikasi peluang dalam lingkungan bisnis.
Sedangkan pengertian wiraswasta adalah orang yang berani bersikap, berfikir dan
bertindak menurut kemampuan dan keberanian untuk menciptakan pekerjaan sendiri,
mencari nafkah dan berkarir dengan sikap mandiri. Seseorang yang memiliki dorongan
untuk menciptakan sesuatu yang lain dengan menggunakan waktu dan kegiatan, disertai
modal dan resiko, serta menerima balas jasa dan kepuasan serta kebebasan pribadi atas
usahanya tersebut.
Jadi perbedaan antara wirausaha dan wiraswasta terletak pada sikap mental dan suatu
bentuk gerak usaha dari perwujudan sikap itu sendiri. Jelas bahwa wirausaha merupakan
suatu bentuk usaha sendiri. Artinya, orang yang berwirausaha pasti bekerja sendiri,
bukan bekerja pada orang lain. Sedangkan wiraswata merupakan suatu sikap mental yang
berani berdiri diatas kekuatan sendiri. Sikap ini bisa digunakan bagi seorang karyawan
yang bekerja ‘ikut orang’ atau bagi yang punya usaha sendiri.
Sebagian ahli mambedakan kedua istilah wirausaha dengan wiraswasta, tetapi
perbedaan itu dinilai tidaklah terlalu signifikan. Sehingga dalam banyak literatur, antara
istilah wiraswasta dan wirausaha sering berganti tempat alias artinya dianggap sama.
Bahkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kedua istilah tersebut tidak dibedakan
artinya atau dianggap sama. Perbedaan lain yang hampir mirip dengan contoh diatas
adalah kewirausahaan, wirausahawan, pengusaha dan swasta.
17

E. Faktor-faktor Pemicu Kewirausahaan

David C. McClelland (1961:207) mengemukakan bahwa kewirausahaan ditentukan oleh


motif berprestasi (achievement), optimisme (optimism), sikap nilai (value attitude), dan status
kewirausahaan atau keberhasilan (enterpreneurial status).Perilaku kewirausahaan dipengaruhi
oleh faktor internal dan eksternal. Faktor-faktor internal meliputi :
a. Hak kepemilikan (property right-PR), seseorang akan berusaha sebaik-baiknya pada
usaha yang menjadi miliknya.
b. Kemampuan/kompetisi (ability/competency-C), orang yang mempunyai kompetensi
dalam mengerjakan segala sesuatu menjadi lebih mudah dan menarik serta mampu
menyelesaikan semua pekerjaan dengan hasil terbaik. Seorang wirausahawan yang
mempunyai kompetensi mestinya selalu memperoleh keberhasilan dalam setiap
usahanya.
c. Insentif (incentive-I), harapan memperoleh insentif yang lebih besar menjadi
pendorong perilaku seorang wirausaha untuk bekerja keras dan penuh kedisiplinan.
18

Faktor eksternal meliputi lingkungan (environtment-E), lingkungan dapat menjadi pemicu


seseorang berwirausaha, seperti ketidakpuasan dalam bekerja pada perusahaan orang lain
sehingga memilih membuka usaha sendiri, peluang usaha yang terbuka lebar, pemutusan
hubungan kerja (PHK).
Menurut Ibnoe Soedjono, karena kemampuan efektif mencakup sikap, nilai, aspirasi,
perasaan, dan emosi yang semuanya sangat bergantung pada kondisi lingkungan yang ada,
maka dimensi kemampuan efektif dan kemampuan kognitif merupakan bagian dari
pendekatan kemampuan kewirausahaan. Jadi, kemampuan berwirausaha merupakan fungsi
dari perilaku kewirausahaan dalam menombinasikan kreativitas, inovasi, kerja keras, dan
keberanian menghadapi risiko untuk memperoleh peluang

 Faktor yang Mampu Menciptakan Kreatifitas Dan Inovasi Untuk


BerwirausahaMenurut A. Roe dalam Frinces (2004) kreatif adalah keterbukaan
terhadap pengalaman, pengamatan melihat dengan cara yang biasa, keinginan,
kemandirian dalam pikiran dan tindakan, memerlukan dan menerima
otonomi,terhadap diri sendiri, ketersediaan untuk mengambil resiko yang
diperhitungkan. Selain itu, dalam berwirausaha seorang wirausaha perlu adanya
sebuah inovasi. Kemampuan berinovasi seorang wirausahawan yaitu dengan
pemanfaatan peluang yang ada maka perlu sebuah inovasi. Dari hasil pengamatan di
lingkungan perkuliahan mahasiswa yang sudah memulai berwirausaha terlihat bahwa
kreatif dan inovasi belum muncul. Berwirausaha tidak hanya sekedar menciptakan
produk baru yang berbeda namun juga harus dapat memenuhi kebutuhan dan
keinginan konsumen. Menciptakan suatu kreativitas dan inovasi diperlukan
keterbukaan terhadap pengalaman seperti memperhatikan keingan konsumen dan
adanya perkembangan tren yang terjadi. Hasil penelitian ini mendukung penelitian
Ernani Hadiyati (2011) yang berjudul “Kreativitas dan Inovasi Berpengaruh Terhadap
Kewirausahaan Usaha Kecil”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kreativitas dapat
tercipta karena terbuka terhadap pengalaman, kesungguhan, menerima, berpikir dan
bertindak, percaya diri, rela mengambil resiko yang diperhitungkan, gigih, motivasi,
bebas dari rasa takut gagal, berpikir dalam imajinasi, selektif. Inovasi tercipta meliputi
menganalisis peluang, apa yang harus dilakukan untuk memuaskan peluang,sederhana
dan terarah dimulai dari yang kecil. Kemampuan berinovasi seorang wirausahawan
yaitu dengan pemanfaatan peluang yang ada maka perlu sebuah inovasi. Hal ini
disebabkan kebutuhan, keinginan, dan permintaan pelanggan berbah-ubah. Pelanggan
tidak selamanya akan mengkonsumsi produk yang sama. Untuk itulah diperlukan
adanya inovasi terus menerus jika perusahaan akan berlangsung lebih lanjut dan tetap
berdiri dengan usahanya.Perbedaan usaha atau bisnis dari masing-masing wirausah
menjadikan persaingan. Setiap wirausaha berusaha untuk menciptakan sua produk
yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Wirausahawan yang telah
berpengalaman juga berusaha untuk dapat menciptakan suatu kreasi produk baru.
Menciptakan suatu produk yang dapat memenuhi kebutuhan individu setiap
konsumen menuntut wirausaha untuk
berkreativitas.
 Cara Mahasiswa Menumbuhkan Minat Berwirausaha Memulai wirausaha dibutuhkan
minat yang kuat. Keinginan untuk berwirausaha dimulai dari tekad dalam diri
seseorang untuk memulai menjalankan suatu bentuk usaha. Minat kewirausahaan
19

merupakan langkah awal dari suatu proses pendirian usaha. Oleh karena itu,
diperlukan faktor pendorong dalam diri individu terhadap wirausaha untuk mencapai
tujuan yang diharapkan. Pada dasarnya minat itu tumbuh dari dalam diri individu,
apabila minat tersebut belum timbul dapat diciptakan melalui berbagai cara.
Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber minat atau keinginan berwirausaha
dapat tumbuh karena ingin mencoba berwirausaha. Pengalaman ingin mencoba hal
baru sangat berpengaruh untuk kedepannya. Apabila sudah mencoba dan memiliki
pengalaman untuk berwirausaha akan mulai terbiasa. Selain itu, jiwa berwirausaha
akan mulai terbentuk dari yang awalnya belum memiliki atau masih minim. Dimulai
dari kemauan mencoba hal baru akan menentukan proses kedepannya. Menciptakan
suatu wirausaha utamanya memang harus ada minat, akan tetapi dalam
menumbuhkan minat tidak terlepas dari keadaan lingkungan disekitar. Segala sesuatu
dapat tercipta apabila keadaan lingkungan disekitar kita mendukung Berdasarkan
hasil wawancara yang dilakukan dengan beberapa narasumber minat berwirausaha
sangat tergantung pada berbagai faktor yang mempengaruhinya. Salah satu cara
minat berwirausaha dapat tumbuh dalam diri individu yaitu keadaan lingkungan
disekitarnya. Minat wirausaha pada diri mahasiswa adalah cikal bakal berdirinya
suatu usaha baru yang akan terus berkembang. Minat kewirausahaan dalam diri
mahasiswa dapat muncul dengan
cara karena pengaruh dari keadaan lingkungan disekitar:
1) Keadaan yang mengharuskan untuk berwirausaha,
2) Faktor kepribadian ingin sukses,
3) Faktor keterampilan wirausaha dari keluarga.
Penelitian ini mendukung penelitian Leili Suharti dan Hani Sirine (2011) yang berjudul
“Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Niat Kewirausahaan: Studi Terhadap
Mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga”. Hasil penelitian menunjukkan niat
kewirausahaan pada mahasiswa di Universitas Kristen Satya Wacana dipengaruhi oleh faktor
sosio demografi orang tua sebagai wirausahawan dan pengalaman dalam keluarga sebagai
wirausahawan sangat berpengaruh terhadap niat kewirausahaan mahasiswa. Dan pada faktor
sikap yaitu dalam mempengaruhi minat berwirausaha mahasiswa. Seiring perkembangan
zaman saat ini sudah semakin banyak usaha-usaha yang berkembang. Hal ini yang
menyebabkan kreativitas dan inovasi juga dipengaruhi oleh perkembangan tren. Para
wirausahawan juga saling bersaing untuk bisa mengikuti perkembangan tren yang terjadi.
Persaingan yang kuat menjadi salah satu pemicu untuk berkreativitas dan berinovasi.
Karakter setiap konsumen berbeda-beda. Konsumen yang gemar mengikuti perkembangan
tren menandakan bahwa adanya rasa bosan terhadap produk lama. Jadi sesuai dari penelitian
tersebut mengerti permintaan konsumen, perkembangan tren, kejenuhan dan kepuasaan
konsumen termasuk dalam keterbukaan terhadap pengalaman. Pengamatan melihat dengan
cara yang biasa artinya dengan pengamatan yang dilakukan wirausahawan dapat mengetahui
hal yang paling banyak diminati pelanggan. Minat kewirausahaan merupakan langkah awal
dari suatu proses pendirian usaha. Oleh karena itu, diperlukan faktor pendorong dalam diri
individu terhadap wirausaha untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Berdasarkan hasil
wawancara dengan narasumber minat atau
keinginan berwirausaha dapat tumbuh karena ingin mencoba berwirausaha.
 Cara Yang Dilakukan Mahasiswa Untuk Meningkatkan Kreatifitas Dan
20

Inovasi Dalam Berwirausaha Kreatifitas adalah kemampuan seseorang dalam menciptakan


suatu gagasan baru yang belum pernah ditemukan sebelumnya. Kreatifitas sebagai proses
aktivitas kogntif yang menghasilkan suatu pandangan yang baru mengenai suatu bentuk
permasalahan. Inovasi adalah pengetahuan mengenai produk, proses, dan jasa baru tindakan
menggunaan sesuatu yang baru. Inovasi merupakan eksploitasi yang berhasil dari suatu
gagasan baru untuk menciptakan produk, proses dan jasa baru. Hasil wawancara
menunjukkan bahwa mencari referensi tren-tren saat ini menjadi hal yang paling banyak
dilakukan. Dengan mengetahui tren yang ada saat ini dapat membuat pengusaha berpikir
tentang produk baru. Sehingga hal tersebut menjadi salah satu yang dapat meningkatkan
suatu kreativitas dan inovas
seorang wirausahawan. Berwirausaha merupakan melakukan sesuatu yang tidak mudah,
karena seorag wirausaha harus mampu bersaing. Menghadapi seorang pesaing di dunia usaha
sangat sulit. Diperlukan berbagai upaya untuk bertahan dalam persaingan. Selain melihat
pesaing yang terus berkreativitas dan berinovasi. Seorang wirausahawan juga perlu merima
kritik dan saran dari konsumen. Agar pengusaha mengetahui apa yang perlu diperbaiki dan
ditingkatkan lagi dari hasil dari kreativitasnya tersebut. Dengan cara yang dapat dilakukan
agar para wirausahawan tetap terus mengetahui perubahan yang terjadi dapat mengikuti
berbagai seminar tentang kewirausahaan. Kegiatan di lingkungan mahasiswa yang sering
muncul berkaitan dengan kewirausahaan yaitu adanya seminar- seminar Menjadi seorang
wirausahawan diperlukan suatu keinginan dan tekad. Adanya keterampilan berwirausaha
tidak cukup jika tidak ada kemauan untuk terus dilatih. Wirausahawan yang sukses adalah
seorang wirausahawan yang terus mengasah kemapuannya dalam berbisnis. Mengacu pada
penelitian ini mendukung penelitian Megawati dan Lea Emilia Farida (2018) yang berjudul
“Strategi Menumbuhkan Jiwa Kewirausahaan Yang Kreatif dan Inovatif”. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa dalam meniti dunia usaha harus ditumbuhkan dan dikembangkan
kompetensi kewirausahaan. Cara yang dapat dilakukan untuk menjadi wirausahawan kreatif
dan inovatif diantaranya, adalah melalui pendidikan secara formal yaitu sekolah atau
perguruan tinggi yang menyajikan program atau mata kuliah kewirausahaan, melalui
seminar-seminar
kewirausahaan, melalui pelatihan dan secara otodidak. Hasil wawancara menunjukkan bahwa
peningkatan kreativitas dan inovasi perlu dilatih. Selain untuk meningkatkan kreativitas dan
inovasi juga melatih dalam penciptaan produk baru. berkreativitas dan inovasi dalam
memadukan suatu produk menjadi sesuatu yang baru dan bernilai. Berlatih dalam upaya
peningkatan kreativitas dan inovasi dalam mencoba hal-hal baru. Sehingga suatu usaha dapat
terus berkembang dan maju. Cara untuk melakukan peningkatan terhadap kreativitas dan
inovasi pada mahasiswa dapat dipengaruhi dengan berbagai cara. Hasil dari wawancara
secara garis besar mendukung penelitian terdahulu yang mengatakan bahwa kreativitas dan
inovasi meningkat melalui pendidikan formal di perguruan tinggi, melalui seminar, maupun
melalui berbagai latihan. Berbagai pendapat dari narasumber yang telah melakukan
wawancara mengatakan ada faktor lainnya yang dapat meningkatkan kreativitas dan inovasi
21

BAB III
PENUTUP

A,kesimpulan
Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa kewirausahaan yaitu proses menciptakan
sesuatu dari yang tidak ada menjadi ada, dengan mengorbankan waktu, tenaga maupun
kesempatan dalam berwirausaha, yang harus adanya pengeluaran dan resiko yang dapat
menerima balas jasa serta kebebasan pribadi, Kewirausahaan juga dapat dikelompokkan di
suatu, sikap, serta harus adanya pola pikir seseorang wirausaha serta dapat dipercaya dan
selalu berorientasi kepada pembeli nya. Dalam berwirausaha juga harus memiliki
kemampuan untuk menciptakan hal-hal dan keinginan baru serta inovatif dalam
menciptakan bisnis baru dalam berwirausaha, dan untuk memenuhi target pasar.
Dalam menciptakan bisnis baru yaitu tentunya kita memiliki sikap rasa ingin tahu
yang tinggi dan harus bekerja keras dalam membangun suatu bisnis tersebut.

B.Saran
Disarankan bagi mahasiswa yang nantinya akan memulai berwirausaha untuk
meneladani dan dapat mencontoh sikap, karakteristik, dan sebagainya dari apa yang tertulis di
Bab Pembahasan di atas. Seorang wirausaha memang perlu untuk menghadapi sebuah risiko,
karena dari proses risiko itu sendiri nantinya akan membawa sesuatu yang besar. Dan juga
semangat, kerja keras, ulet, serta tidak putus asa sikap yang sangat dibutuhkan oleh seorang
wirausaha agar terus berkarya dengan usaha yang di jalankannya.
22

DAFTAR PUSTAKA
Ananda, R. (2016). pengantar kewirausahaan.

Awaru. (2019). Mahasiswa Wirausaha Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri

Makassar. Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM, 6(2), 36–40.

Awaru, A. O. T. (2018). Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM Aan

frizal. 2016. Metode Penelitian Kualitatif: Sebuah Upaya Mendukung

Penggunaan Penelitian Kualitatif Dalam Berbagai Disiplin Ilmu. Jakarta:

PT. Raja Grafindo Persada.

Baldacchino, L. 2009. Entrepreneurial creativity and innovation. The First

International Conference on Strategic Innovation and Future Creation,

University of Malta, 1-15.

Agassi, J. (1963), Towards an Historiography of Science, History and Theory, Wesleyan


University Press, Middletown, CT.

Baumol, W. (1968), “Entrepreneurship in economic theory”, American Economic Review,


May issue, pp. 64-71.

Bull, I. and Willard, G.E. (1993), “Towards a theory of entrepreneurship”, Journal of


Business Venturing, Vol. 8, pp. 183-95.

Anda mungkin juga menyukai