Disusun Oleh:
FAKULTAS TARBIYAH
PATI
2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Harun Nasution, Filsafat Agama, 1973, hal. 3.
2
Ibid., hlm. 4.
3
Ahmad Ghifari, Sofyan Sauri, dan Zaka Alfarisi, “Pemikiran Filsafat Pendidikan Ki
Hajar Dewantara”, Jurnal Tajdid Vol. XIV, No. 2, 2015, hal. 389 - 390.
2
kepentingan Belanda dapat menyebabkan kesenjangan yang besar
terhadap masyarakat Indonesia (Wiratmoko, 2011, p. 1).4
B. Rumusan Masalah
4
D. Wiratmoko. “Sistem Pendidikan Taman Siswa: Study Kasus Pemikiran Ki Hajar
Dewantara”, 2011, hal 1, link: https://jptam.org/index.php/jptam/article/view/395
5
Suparlan, “Filsafat Pendidikan Ki Hajar Dewantara dan Sumbangannya Bagi
Pendidikan Indonesia”, Jurnal Filsafat Vol. 25, Nomor 1, 2015, hal 60.
6
Wangid, M. N., “Sistem Among Pada Masa Kini: Kajian Konsep dan Praktik
Pendidikan”, Jurnal Pendidikan, Volume 39, 2009, hal 2.
3
1. Bagaimana definisi Pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara?
2. Apa saja Asas Pendidikan Ki Hajar Dewantara?
3. Bagaimana Konsepsi Pendidikan Ki Hajar Dewantara?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui definisi Pendidikan menurut Ki Hajar
Dewantara.
2. Untuk mengetahui Asas Pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara.
3. Untuk mengetahui konsepsi Pendidikan Ki Hajar Dewantara.
BAB II
4
PEMBAHASAN
7
I Putu Ayub Darmawan, “Pandangan dan Konsep Pendidikan Ki Hajar Dewantara”,
Prosiding Seminar Nasional dan Bedah Buku FKIP UKSW, 24 Mei 2018, hal. 121.
8
Moch. Tauchid, Soeratman, Sajoga, Ratih S. Lahade, Soendoro, Abdurrachman
Surjoamihardjo. 1962. Karya K.H. Dewantara, Bagian Pertama: Pendidikan. Jogjakarta: Madjelis
Luhur Persatuan Taman Siswa., hal. 122.
9
Ki Hajar Dewantara, Masalah Kebudajayaan, Jogjakarta: Madjelis Luhur Persatuan
Taman Siswa. Hal 42 - 43.
5
Taman Siswa memiliki asas-asas yang digunakan sebagai pedoman
gerak dan langkahnya. Dalam asas-asas ini mengandung petunjuk tentang
corak dan metode pendidikan yang dicita - citakan oleh Ki Hadjar
Dewantara.
1. Kebangsaan
2. Kebudayaan
3. Kemanusiaan
6
kesucian hati serta rasa cinta kasih kepada sesama manusia dan
seluruh ciptaan tuhan.
4. Kemerdekaan
5. Kodrat Alam
7
Tri Pusat Pendidikan yang pertama adalah pendidikan
keluarga. Ki Hadjar Dewantara menempatkan keluarga sebagai
tempat yang istimewa. Keluarga merupakan lingkungan yang kecil,
namun keluarga merupakan tempat yang suci dan murni dalam
dasar - dasar sosial. Dalam sudut pandang sosiologi, keluarga
merupakan kelompok sosil pertama dimana manusia pertama kali
memperhatikan keinginan orng lain seperti bekerja sama, belajar
dan membantu orang lain. Interaksi dalam keluarga akan
menentukan tingkah laku dalam kehidupan social di luar keluaraga
(Rustina, 2014, p. 292).12 Tauchid menyebutkan bahwa keluarga
penting dijadikan pusat pendidikan dikarenakan keluarga bukan
sekadar ajang pelaksanaan Pendidikan individual dan social,
namun juga menjadi peluang bagi orang tua untuk menanamkan
benih nurani dalam jiwa anak.13
12
Rustina, “Keluarga dalam Kajian Sosiologi”, MUSAWA, Vol. 6 No. 2 Desember 2014,
hal. 292.
13
Moch. Tauchid, et all, Op. Cit., hal 71 - 72.
8
pekerti, hingga akhirnya muncullah konsep ini. Kemudian Ki
Hadjar Dewantara memasukkan pergerakan pemuda sebagai pusat
Pendidikan. Pergerakan pemuda adalah dorongan yang agung bagi
Pendidikan, untuk menuju kecerdasan jiwa dan budi pekerti, serta
perilaku sosial, inilah alasan perlunya pergrakan pemuda
dimasukkan sebagai pusat pendidikan. Pendidikan pemuda
mempunyai kesamaan dasar pada kemerdekaan yang memberikan
kemerdekaan dalam batas tertentu. Orang tua hendaknya cukup
berperan menjadi penasihat yang memberi kemerdekaan terbatas,
dan mengawasi. Ketika ada bahaya yang tidak dapat terhindar baru
orang tua bertindak.
9
kepada murid untuk mencapai tujuan pendidikan. Guru harus
berperan sebagai penuntun dalam murid mencari kebutuhan ilmu
secara lahir dan batin.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
15
Tri Ananda Putri, dan Mhd. Ihsan Syahaf Nasution, “Implementasi Trilogi Pendidikan
Ki Hajar Dewantara Pada Smk Tamansiswa di Kota Tebing Tinggi”, Puteri Hijau: Jurnal
Pendidikan Sejarah, Vol. 5 No. 1 Januari 2020, hal. 86.
10
Budaya kita adalah budaya timur. Dimana moral dan kesopanan
digunakan dalam pedoman kehidupan sehari-hari. Sistem pendidikan barat
tidak sesuai dengan identitas bangsa kita. Untuk itu Ki Hadjar Dewantara
mencetuskan id - ide sistem pendidikan yang disesuaikan dengan identitas
bangsa yaitu menghadirkan bukan hanya pengetahuan tetapi juga nilai
moral dalam pelaksanaan pendidikan kita. Gagasan Ki Hadjar Dewantara
menjadi pelopor inovasi pendidikan di Indonesia, yaitu meliputi Tri Pusat
Pendidikan, Sistem Pendidikan Among, dan Kultur Positif Seorang
Pendidik.
B. Saran
11
DAFTAR PUSTAKA
12
https://www.researchgate.net/publication/320322205_Pandangan_dan_Ko
nsep_Pendidikan_Ki_Hadjar_Dewantara
Ghifari, Ahmad., Sofyan Sauri, dan Zaka Alfarisi, “Pemikiran Filsafat Pendidikan
Ki Hadjar Dewantara”. Jurnal Tajdid Vol. XIV, No. 2, hlm. 389 – 390.
2015.
Rustina, “Keluarga dalam Kajian Sosiologi”. MUSAWA, Vol. 6, hal. 292, 2014.
Wangid, M. N., “Sistem Among Pada Masa Kini: Kajian Konsep dan Praktik
Pendidikan”. Jurnal Pendidikan, Volume 39, Nomor 2, hal. 2, 2009.
Link: https://jptam.org/index.php/jptam/article/view/395
13