Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Pendidikan merupakan kebutuhan manusia. Pendidik an selalu men galami p
erubahan, perkemban gan dan p erbaikan sesuai dengan p erkembangan di segala
bidan g keh idup an.
Berbicara tentang pendidikan pada umumnya, serta pendidikan islam pada
khususnya di Indonesia tidak dapat ditinggalkan pembicaraan terhadap tokoh dan
pejuang pendidikan Indonesia sejati yang bernama Ki Hajar Dewantara. Seorang
pakar yang berkecimpung atau mengonsentrasikan keahliannya dalam bidang
pendidikan, amatlah naif apabila tidak mengetahui dan memahami pemikiran
pendidikan Ki Hajar Dewantara. Hal yang demikian itu terjadi antara lain disebabkan
karena berbagai konsep strategis tentang pendidikan di Indonesia dalam hampir
seluruh aspeknya senantiasa merujuk pada pemikiran Ki Hajar Dewantara.
Taman siswa merupakan sebuah perguruan yang bercorak nasional yang
pertama kali berdiri di Indonesia, perguruan ini berdiri pada tanggal 3 juli 1922 dan
didirikan oleh Ki Hajar Dewantara. Tujuan taman siswa adalah membangun anank
didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada tuhan yang maha Esa,
merdeka lahir batin, luhur akal budinya,cerdas dan berketerampilan,serta sehat
jasmani dan rohaninya untuk menjadi anggota masyarakat yang mandiri dan
bertanggung jawab atas kesejahteraan rakyat ,bangsa,dan tanah air , serta manusia
pada umumnya .meskipun dengan susunan kalimat yang berbeda namun tujuan
pendidikan taman siswa ini sejalan dengan pendidikan nasional .

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah dan perkembangan Taman Siswa?
2. Bagaimana konsep pendidikan Taman Siswa?
3. Bagaimana pedoman yang diajarkan oleh Ki Hajar Dewantara?
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah dan Perkembangan Taman Siswa


Kelahiran Taman Siswa merupakan titik balik dari pergerakan Indonesia.
karena kaum revolusioner yang mencoba menggerakkan rakyat dengan semboyan-
semboyan asing dan falsafat Marxisme harus memberikan tempat untuk
pergerakkan baru yang benar-benaer berasas kebangsaan dan bersikap non
kooperatif dengan penjajah.bapak gerakan itu ialah Ki Hadjar Dewantara yang di
buang ke negeri Belanda (September 1913-Septeber 1919) bersama Douwes
Dekker dan Daokter Tjipto Mangunkusumo. Saat itu ia berhasil merumuskan
program pengajaran Indonesia. sekembalinya di Indonesia ia mendirikan Taman
Siswa, yang berarti pada saat itu mengesampingkan pendapat revolusioner.
Meskipun demikian Ki Hadjar berhasil mewujudkan keinginan bangsanya, karena
usaha untuk mendidik muda dalam jiwa kebangsaan Indonesia dan merupakan
dasar usaha meninggikan derajat rakyat.
Karena kelahirannya merupakan bagian pergerakan kebangsaan, maka sifat
dan bentuk isi dan cara melaksanakan usahanya Taman Siswa ikut berubah
dengan perkembangan masyarakat Indonesia. di dalam pelaksanaanya pendidikan
Taman Siswa akan mengikuti garis kebudayaan nasional dan berusaha mendidik
angkatan muda di dalam jiwa kebangsaan.secara langsung Taman Siswa tidak ikut
campur sdengan politik praktis tetapi cara perjuangannya berhasil secara
horisontal penghimpun segala golongan masyarakat di dalam lingkungan
pengaruhnya. Sedangkan beberapa gololngan masyarakat di dalam lingkungan
pengaruh tersebut berusaha untuk menghapus kan sistem kolonial dan
mendapatkan kemerdekaan bagi tanah air dan bangsa. Pad tanggal 3 Oktober Ki
Hadjar Dewantara mengirimkan maklumat kepada segenap pimpinan pergerakan
rakyat, yang menjelaskan lebih lanjut sikap yang di ambil Taman Siswa. Aksi
melawan ordonansi ini disokong oleh 27 organisasi. Perlawanan Taman Siswa
terhadap ordonasi Sekolah Liar merupakan masa gemilang bagi sejarahnya, yang
juga berarti mempertahankan hak menentukan diri sendiri bagi bangsa Indonesia.
pada akhir pemerintah Belanda jumlah cabang Taman Siswa ada 199 dengan 207
perguruan, tersebar di seluruh nusantara. Di Sumatera terdapat 49 cabang, Jawa
Barat 28, Jawa Tengah 42, Jawa Timur 70, Bali 4, Kalimantan 2, Sulawesi 2,
Ambon dan Ternate masing-masing 1 cabang. Jumlah murid seluruhnya 20.000
dan guru-gurunya 650. Kedatangan Jepang diangaap sebagaipembebas oleh
sebagian pemimpin Indonesia, demikian juga oleh sebagian kalangan Taman
Siswa sendiri.
Tepat pada tanggal 3 Juli 1922 bersama Soetatmo Soerjokoesoemo,
Pronowidigdo, Soejopoetro, dkk, Ki Hadjar memproklamasi berdirinya Nationaal
Onderwijs Instituut Tamansiswa atau Perguruan Nasional Tamansiswa di
Yogyakarta. Dari sini berkembanglah kemudian aneka satuan pendidikan di
Tamansiswa; Taman Indriya (TK), Taman Muda (SD), Taman Dewasa (SMP),
Taman Madya (SMA), Taman Karya Madya (SMK), Taman Guru (SPG), dan
Sarjanawiyata (PT).
B. Konsep Pendidikan Taman Siswa
Tamansiswa adalah badan perjuangan kebudayaan dan pembangunan
masyarakat yang menggunakan pendidikan dalam arti luas untuk mencapai cita-
citanya. Bagi Tamansiswa, pendidikan bukanlah tujuan tetapi media untuk
mencapai tujuan perjuangan, yaitu mewujudkan manusia Indonesia yang merdeka
lahir dan batinnya. Merdeka lahiriah artinya tidak dijajah secara fisik, ekonomi,
politik, dsb; sedangkan merdeka secara batiniah adalah mampu mengendalikan
keadaan.

C. Pedoman Taman Siswa


Ki Hajar Dewantara juga pernah melontarkan konsep belajar 3 dinding. Yang
dimaksud belajar dengan 3 dinding bukanlah belajar dikelas dengan jumlah
dinding 3 buah ( salah satu dari 4 sisi dinding tidak ada ), tetapi konsep tersebut
mencerminkan tidak ada batas atau jarak antara di dalam kelas dengan realita di
luar. Belajar bukan sekedar teori dan praktek disekolah, tetapi juga belajar
menghadapi realitas dunia. Sekolah dan Dunia menurut konsep ini berarti tidak
terpisah. Dengan itu diharapkan para guru mengajarkan ilmu teori serta praktek di
dunia dan juga kepada siswa jika tidak sungkan-sungkan menanyakan apa saja hal
yang tidak diketahuinya tentang dunia kepada guru mereka masing-masing.
Tujuan dari konsep ini, agar para lulusan sekolah dapat mampu hidup dan bisa
berbuat banyak setelah lulus dari sekolah.
Pendidikan Tamansiswa berciri khas Pancadarma, yaitu Kodrat Alam
(memperhatikan sunatullah) Sebagai perwujudan kekuasaan Tuhan YME
mengandung arti bahwa hakekat umat manusia adalah menyatu dengan alam
semesta dan tidak dapat lepas dari hukum kodrat alam. Manusia akan bahagia bila
menyelaraskan diri dengan kodrat alam yang mengandung segala hukum
kemajuan, lalu Kebudayaan (menerapkan teori Trikon), Kemerdekaan
(memperhatikan potensi dan minat maing-masing indi-vidu dan kelompok),
Kebangsaan (berorientasi pada keutuhan bangsa dengan berbagai ragam suku),
dan Kemanusiaan (menjunjung harkat dan martabat setiap orang).

Adapun TRIKON itu sendiri yaitu :

a. KONTINYU : Mengolah budaya bangsa secara berkesi nambungan dari


masa lalu, masa kini dan masa datang. Dari generasi ke generasi menjalin
rangkaian kemajuan budaya bangsa terus menerus tiada terputus.
b. KONVERGEN : Tidak menutup diri dengan perkem bangan kebudayaan
dunia. Dengan adaptif memilah dan memilih budaya universal yang
bermanfaat bagi memperkaya perkembangan budaya bangsa sendiri.
c. KONSENTRIS : Dalam mengarungi dan menyatu dengan arus budaya
universal, berpegang teguh kepada budaya sendiri memperkuat
kepribadian nasional. Bangsa yang besar selalu mempunyai ciri karakter
budaya bangsanya.

Tujuan pendidikan Tamansiswa adalah membangun anak didik menjadi


manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, merdeka
lahir batin, luhur akal budinya, cerdas dan berketerampilan, serta sehat jasmani
dan rohaninya untuk menjadi anggota masyarakat yang mandiri dan bertanggung
jawab atas kesejahteraan bangsa, tanah air, serta manusia pada umumnya.
Meskipun dengan susunan kalimat yang berbeda namun tujuan pendidikan
Tamansiswa ini sejalan dengan tujuan pendidikan nasional.

Adapun ajaran kepemimpinan Ki Hajar Dewantara yaitu :

A. Ing Ngarso Sung Tulodho


Yaitu memiliki arti Ing ngarso itu didepan / dimuka, Sun berasal dari kata
Ingsun yang artinya saya, Tulodo berarti tauladan. Jadi makna Ing Ngarso Sun
Tulodo adalah menjadi seorang pemimpin harus mampu memberikan suri
tauladan bagi orang - orang disekitarnya. Sehingga yang harus dipegang teguh
oleh seseorang adalah kata suri tauladan.
B. Ing Madyo Mangun Karso
Ing Madyo artinya di tengah-tengah, Mangun berarti membangkitan atau
menggugah dan Karso diartikan sebagai bentuk kemauan atau niat. Jadi makna
dari kata itu adalah seseorang ditengah kesibukannya harus juga mampu
membangkitkan atau menggugah semangat . Karena itu seseorang juga harus
mampu memberikan inovasi-inovasi dilingkungannya dengan menciptakan
suasana yang lebih kodusif untuk keamanan dan kenyamanan.
C. Tut Wuri Handayani
Tut Wuri artinya mengikuti dari belakang dan handayani berati memberikan
dorongan moral atau dorongan semangat. Sehingga artinya Tut Wuri
Handayani ialah seseorang harus memberikan dorongan moral dan semangat
kerja dari belakang. Dorongan moral ini sangat dibutuhkan oleh orang - orang
disekitar kita menumbuhkan motivasi dan semangat.
Jadi secara tersirat Ing Ngarso Sun Tulodo, Ing Madyo Mbangun
Karso, Tut Wuri Handayani berarti figur seseorang yang baik adalah
disamping menjadi suri tauladan atau panutan, tetapi juga harus mampu
menggugah semangat dan memberikan dorongan moral dari belakang agar
orang - orang disekitarnya dapat merasa situasi yang baik dan bersahabat .
Sehingga kita dapat menjadi manusia yang bermanfaat di masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai