BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pendidikan merupakan satu hal yang sangat berkaitan langsung dengan
kehidupan umat manusia. Dengan pendidikan, manusia dapat
mengembangkan dirinya menuju ke arah yang lebih baik bagi nusa, bangsa,
dan agamanya. Dalam lingkup Indonesia, jauh sebelum kemerdekaan
Republik Indonesia, banyak tokoh Indonesia yang memiliki pemikiran maju
sampai saat ini, khususnya dalam bidang pendidikan. Salah satu tokoh
pendidikan di Indonesia adalah Ki Hadjar Dewantara. Disini, penulis akan
membahas lebih mendalam tentang sosok pemikir pendidikan di Indonesia
baik dari sisi biografi, pemikiran tentang pendidikan, dan juga berbagai karya
yang telah dihasilkan oleh Ki Hadjar Dewantara.
1.3. Tujuan
a. Mengetahui riwayat hidup Ki Hadjar Dewantara
b. Mengetahui pemikiran Ki Hadjar Dewantara tentang pendidikan
c. Mengetahui pengaruh Ki Hadjar Dewantara dalam Perkembangan
Pendidikan Nasional
d. Mengetahui karya-karya Ki Hadjar Dewantara dan penghargaan yang
diraihnya terutama dalam bidang pendidikan
Pemikiran Pendidikan Ki Hadjar Dewantara |2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Riwayat Hidup Ki Hadjar Dewantara
Ki Hadjar Dewantara dilahirkan di dunia fana’ ini di Yogyakarta pada
tanggal 2 Mei 1889 sebagai putra dari KPH. Suryaningrat dan cucu dari
Pakualam III. Nama asli beliau adalah Raden Mas Suwardi Suryaningrat. Beliau
berganti nama menjadi Ki Hadjar Dewantara pada umur 40 tahun. Tujuan Beliau
merubah namanya adalah supaya lebih bebas bergaul dengan rakyat jelata.
Beliau adalah tokoh yang sangat berjasa di bidang pendidikan, dan beliaulah
yang mendirikan Perguruan Nasional Taman Siswa pada tahun 1922.
Dikarenakan jasanya yang sangat besar tersebut, maka sampai sekarang hari
lahirnya yaitu 2 Mei diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional.
Ia menamatkan sekolah Dasar di ELS (Sekolah Dasar Belanda), dan sempat
melanjutkan studi di STOVIA (Sekolah Dokter Bumiputera), tapi tidak tamat. Ia
pernah bekerja sebagai wartawan di beberapa surat kabar seperti Sedyotomo,
Midden Java,De Exprees, Oetoesan Hindia, Kaoem Moeda, Tjahaja Timoer, dan
Poesara. Tulisannya sangat komunikatif, tajam dan patriotik sehingga mampu
membangkitkan semangat antikolonial bagi pembacanya.1
Sebelum berkecimpung dalam bidang pendidikan, Beliau bersama Dr.
Douwes Dekker (Dr. Setiabudhi) dan Dr. Cipto Mangunkusumo mendirikan
organisasi politik, lebih tepatnya partai politik bernama Indische Partij (IP) pada
tahun 1912. Kemudian, pada tahun yang sama, bersama Dr. Cipto
Mangunkusumo mendirikan Komite Bumiputera yang tujuannya adalah
melawan dan memprotes rencana perayaan kemerdekaan Belanda yang ke 100
tahun yang didukung oleh rakyat dan meminta rakyat untuk membiayainya.2
Ketidaksepahamannya diluncurkan dalam bentuk gugatan tulisan yang berjudul
1
Suparto Rahardjo. Biografi Singkat Ki Hajar Dewantoro. (Jogjakarta:Garasi House Of Book. 2010)
h. 5
2
Moh. Yamin, Menggugah Pendidikan Indonesia – Belajar dari Paulo Freire dan Ki Hajar
Dewantara. (Jogjakarta:AR-RUZZ MEDIA. 2009). h. 168
Pemikiran Pendidikan Ki Hadjar Dewantara |3
“Als ik eens Nederlander was” bila diartikan secara bebas berarti “Seandainya
aku seorang Belanda”.3
Ki Hadjar Dewantara memulai karir perjuangan melalui media tulis atau
jurnalistik. Di Jogjakarta, Beliau bekerja sebagai pembantu harian “Sedyo
Utomo” dan harian Belanda “Midden Java” di Semarang, dll. Karena berbagai
karya kontroversialnya terhadap penjajah Belanda Beliau bersama kedua
temannya, Dr. Setiabudhi dan Dr. Cipto Mangunkusumo diasingkan ke tempat
yang berbeda. Tetapi, karena keinginan mereka sendiri, mereka bertiga akhirnya
meminta untuk diasingkan ke Belanda. Selama pengasingan, beliau (Ki Hadjar
Dewantara) memperdalam berbagai ilmu, seperti ilmu pendidikan, jurnalistik,
dan drama. Di negeri Belanda, beliau bergabung dengan “Indische Vereebiging”
dan sempat membuat Kantor Berita di Den Hag dan memperkenalkan nama
Indonesia di mata dunia. Kantor Berita tersebut bernama “Indonesische
Persbureau”.
Setelah kembalinya ke Indonesia pada tangga; 6 September 1919 beliau
diangkat menjadi sekretaris di partainya sendiri (IP) kemudian diangkat menjadi
Ketua Pengurus Besar IP yang mana nama IP berubah menjadi Nationaal
Indische Partij. Karir jurnalstiknya masih terus dihelutinya sampai Beliau sempat
diasingkan dua kali di Semarang dan akhirnya kembali ke Jogjakarta, bergabung
dengan Perkumpulan Kebatinan “Slasa Kliwon”. Dari sana, Beliau belajar
tentang cara-cara memperjuangkan nasib bangsa Indonesia ke depannya, salah
satunya melalui jalur pendidikan, pendidikan dasar lebih khususnya.
Beliau kemudian mendirikan Taman Siswa setelah mendapat banyak
pengalaman dari perguruan “Adhidarmo” milik R.M. Suryopranoto, kakaknya
yang dikenal sebagai raja pemogokan. Setelah Taman Siswa berdiri, Beliau
harus melawan Ordonansi Sekolah Liar sampai akhirnya kebijakan tersebut
dicabut.4 Selain Ordonandi Sekolah Liar tersebut, rintangan lainnya adalah
larangan mengajar pada tahun 1934-1936 yang menyebabkan sebanyak 60 guru
3
Redja Mudyahardjo. Pengantar Pendidikan. (Jakarta:PT RajaGrafindo Persada. 2006) h. 289
4
Ibid. h. 293-294
Pemikiran Pendidikan Ki Hadjar Dewantara |4
guru tidak dapat mengajar dan juga terdapat beberapa cabang Taman Siswa yang
harus tutup alias tidak beroperasi disebabkan adanya kebijakan kolonial
tersebut.5 Beliau meninggal dunia di Jogjakarta pada 28 April 1959.
5
Moh. Yamin. Op. Cit. h. 170
6
M. Sukardjo. Landasan Pendidikan Konsep & Aplikasinya. (Jakarta:PT RajaGrafindo Persada. 2009)
h. 96
Pemikiran Pendidikan Ki Hadjar Dewantara |5
10
M. Sukardjo. Op.Cit. h. 99
11
Hasbullah. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. (Jakarta:PT RajaGrafindo Persada. 2001) h. 264
Pemikiran Pendidikan Ki Hadjar Dewantara |7
12
Redja Mudyahardjo. Op. Cit. h. 306
Pemikiran Pendidikan Ki Hadjar Dewantara |8
13
Moh. Yamin. Op. Cit. h. 180-181
14
Redja Mudyahardjo. Op. Cit. h. 308-310
Pemikiran Pendidikan Ki Hadjar Dewantara |9
c. Tut wuri andayani yang berarti mengikuti dari belakang memberi pengaruh.
Dalam artian membiarkan peserta didik mencari jalannya sendiri, bila terjadi
kekeliruan di tengah jalan, barulah pamong (guru) mengarahkannya ke jalan
yang benar.
d. Bibit, bebet, bobot artinya faktor terpenting dalam pendidikan adalah
keturunan
e. Senyari bumi sedumuk batuk den lakoni taker pati yang berarti bahwa
pendidikan adalah proses pembudayaan insting kelanggengan
hidup/mempertahankan keturunan, dan insting kelanggengan
penghidupan/kekuatan jasmani.
f. Kita berhamba pada Sang Anak dalam artian seorang guru dengan ikhlas
mengajar anak didiknya.
g. Lebih baik mati terhormat daripada hidup nista. Semboyan ini digunakan
untuk melawan kebijakan kolonial zaman dahulu.
h. Syari’at tanpa hakikat adalah kosong, hakikat tanpa syari’at pasti batal.
Artinya adalah kesucian lahir dan batin harus seimbang dalam mencapai
keberhasilan hidup.
i. Rawe-rawe rantas, malang-malang putung, artinya kita menganjurkan
untuk mencurahkan segala upaya dan tenaganya secara totalitas.
j. Neng – Ning – Nung – Nang. Artinya tenteran (meneng) diperlukan supaya
pikiran jernih (wening) yang menimbulkan kekuasaan batin (nung) yang
membawa pada kemenangan (wenang).
k. Dari Natur ke arah Kultur artinya pendidikan bergerak dari manusia yang
membawa kodrat alam menjadi manusia yang beradab.
Konsep Kepemimpinan Ki Hadjar Dewantara
Ajaran kepemimpinan Ki Hadjar Dewantara sudah begitu popular di telinga
kita.15 Yaitu ajaran Ing ngarso Sun Tulodo, Ing Madyo Mbangun Karso, Tut
Wuri Handayani. Konsep Ing Ngarso Sun Tulodo bermakna menjadi seorang
pemimpin harus mampu memberikan suri tauladan bagi bawahan atau anak
15
Moh. Yamin. Op. Cit. h. 193-195
P e m i k i r a n P e n d i d i k a n K i H a d j a r D e w a n t a r a | 10
16
Ibid. h. 311-313
P e m i k i r a n P e n d i d i k a n K i H a d j a r D e w a n t a r a | 11
17
Moh. Yamin. Op. Cit. h. 182-183
P e m i k i r a n P e n d i d i k a n K i H a d j a r D e w a n t a r a | 12
sebagai hari Pendidikan Nasional pada 2 Mei. Selain sebagai tokoh pendidikan,
Ki Hadjar Dewantara juga dikenal sebagai tokoh kebudayaan nasional, perintis
politik nasional dan juga sebagai pahlawan nasional.
18
Redja Mudyahardjo. Op. Cit. h. 294
P e m i k i r a n P e n d i d i k a n K i H a d j a r D e w a n t a r a | 13
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dari uraian panjang lebar diatas dapat diambil beberapa simpulan sebagai
berikut:
1. Ki Hadjar Dewantara memperjuangkan pendidikan melalui perguruan
taman siswa yang berasaskan nasionalisme kedaerahan.
2. Dengan prinsip Panca Dharma dan Tut Wuri Handayani, Ki Hadjar
Dewantara mengaplikasikan pemikirannya dalam Perguruan Taman Siswa
3. Konsep pendidikan yang diusung Ki Hadjar Dewantara sangat relevan bila
diaplikasikan dalam model pendidikan saat ini dan diharapkan mampu
menjadi dasar yang kuat demi menciptakan generasi penerus yang baik untuk
bangsa ini karena sesungguhnya anak adalah jantung kehidupan bangsa
4. Karena jasanya yang begitu besar, Beliau mendapatkan banyak
penghargaan dari bangsa ini baik dalam bidang politik maupun pendidikan.
P e m i k i r a n P e n d i d i k a n K i H a d j a r D e w a n t a r a | 14
DAFTAR PUSTAKA
Suparto Rahardjo. Biografi Singkat Ki Hajar Dewantoro. (Jogjakarta:Garasi House
Of Book. 2010)
Yamin, Moh. Menggugat Pendidikan Indonesia – Belajar dari Paulo Freire dan Ki
Hajar Dewantara. (Jogjakarta:AR-RUZZ MEDIA. 2009)
Redja Mudyahardjo. Pengantar Pendidikan. (Jakarta:PT RajaGrafindo Persada.
2006)
M. Sukardjo. Landasan Pendidikan Konsep & Aplikasinya. (Jakarta:PT RajaGrafindo
Persada. 2009)
Hasbullah. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. (Jakarta:PT RajaGrafindo Persada. 2001)
http://id.wikipedia.org/wiki/Ki_Hadjar_Dewantara