Ki Hadjar Dewantara
Pahlawan ialah seorang pejuang yang gagah berani dan bentuk pengorbanannya yang
menonjol dalam membela kebenaran. Setiap yang disebut dengan pahlawan, mereka adalah
para pejuang yang sudah melakukan bela negara baik perjuangan untuk merdeka, saat saat
kemerdekaan dan setelah kemerdekaan untuk meningkatkan kemajuan bangsa Indonesia. Salah
satunya yaitu Ki Hadjar Dewantara, yang disebut dengan bapak pendidikan. Bela negara yang
dilakukan oleh beliau ialah pembangunan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa melalui
pendidikan. Pahlawan pembangunan nasional bukanlah hanya pahlawan yang membangun
gedung, rumah, sekolahan, rumah sakit atau alat-alat elektronik yang lain, tetapi mereka yang
telah mengajarkan ilmu, membela kebenaran untuk kemerdekaan dan pengorbanan yang luar
biasa juga merupakan pahlawan pembangunan. Yaitu pembangunan dalam memajukan
kemampuan baik akademis maupun non akademis, baik ilmu sains maupun akhlaq, baik yang
telah mengajarkan nilai-nilai luhur bangsa maupun yang mengajak rakyat menjadi warga
negara yang baik, itu semua juga bentuk bela negara dalam pembangunan nasional.
Raden Mas Soewardi Soerjaningrat, itulah nama lahir dari Ki Hadjar Dewantara. Beliau
lahir pada hari Kamis, tanggal 02 Mei 1889 dan wafat pada 26 April 1959. Tanggal
kelahirannya pun sekarang diperingati di Indonesia sebagai Hari Pendidikan Nasional. Bagian
dari semboyan ciptaannya yaitu “ tut wuri handayani “ yang sekarang
menjadi slogan Kementerian Pendidikan Nasional Indonesia. Namanya diabadikan di sebuah
nama kapal perang Indonesia yaitu KRI Ki Hadjar Dewantara. Potret beliau juga diabadikan
pada uang kertas pecahan 20.000 rupiah tahun edisi 1998.
Pengabdian Ki Hadjar Dewantara pada masa Indonesia merdeka. Pada Tanggal 17 Agustus
1946 Ki Hadjar Dewantara ditetapkan sebagai Maha Guru pada Sekolah Polisi Republik
Indonesia bagian Tinggi di Mertoyudan Magelang, oleh P.J.M. Presiden Republik Indonesia.
Dalam kabinet pertama Republik Indonesia, beliau diangkat menjadi Menteri Pengajaran
Indonesia yang posnya disebut sebagai Menteri Pendidikan, Pengajaran. Pada tahun 1957 ia
mendapat gelar doktor kehormatan (doctor honoris causa, Dr.H.C.) dari universitas tertua
Indonesia yaitu Universitas Gadjah Mada. Atas jasa-jasanya dalam merintis pendidikan umum,
ia dinyatakan sebagai Bapak Pendidikan Nasional Indonesia dan hari kelahirannya dijadikan
Hari Pendidikan Nasional (Surat Keputusan Presiden RI no. 305 tahun 1959, tanggal 28
November 1959).