Anda di halaman 1dari 4

“ Pahlawan Bela Negara Dalam Pembangunan Nasional “

(Dian Nova Kurniasari 2002401008)

Ki Hadjar Dewantara

Pahlawan ialah seorang pejuang yang gagah berani dan bentuk pengorbanannya yang
menonjol dalam membela kebenaran. Setiap yang disebut dengan pahlawan, mereka adalah
para pejuang yang sudah melakukan bela negara baik perjuangan untuk merdeka, saat saat
kemerdekaan dan setelah kemerdekaan untuk meningkatkan kemajuan bangsa Indonesia. Salah
satunya yaitu Ki Hadjar Dewantara, yang disebut dengan bapak pendidikan. Bela negara yang
dilakukan oleh beliau ialah pembangunan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa melalui
pendidikan. Pahlawan pembangunan nasional bukanlah hanya pahlawan yang membangun
gedung, rumah, sekolahan, rumah sakit atau alat-alat elektronik yang lain, tetapi mereka yang
telah mengajarkan ilmu, membela kebenaran untuk kemerdekaan dan pengorbanan yang luar
biasa juga merupakan pahlawan pembangunan. Yaitu pembangunan dalam memajukan
kemampuan baik akademis maupun non akademis, baik ilmu sains maupun akhlaq, baik yang
telah mengajarkan nilai-nilai luhur bangsa maupun yang mengajak rakyat menjadi warga
negara yang baik, itu semua juga bentuk bela negara dalam pembangunan nasional.

Raden Mas Soewardi Soerjaningrat, itulah nama lahir dari Ki Hadjar Dewantara. Beliau
lahir pada hari Kamis, tanggal 02 Mei 1889 dan wafat pada 26 April 1959. Tanggal
kelahirannya pun sekarang diperingati di Indonesia sebagai Hari Pendidikan Nasional. Bagian
dari semboyan ciptaannya yaitu “ tut wuri handayani “ yang sekarang
menjadi slogan Kementerian Pendidikan Nasional Indonesia. Namanya diabadikan di sebuah
nama kapal perang Indonesia yaitu KRI Ki Hadjar Dewantara. Potret beliau juga diabadikan
pada uang kertas pecahan 20.000 rupiah tahun edisi 1998.

Pahlawan kelahiran Yogyakarta ini berasal dari lingkungan keluarga Kadipaten


Pakualaman, putra dari GPH Soerjaningrat dan Nyi Sutartinah. Beliau merupakan cucu
dari Pakualam III. Beliau menamatkan pendidikan dasar di ELS (Sekolah Dasar
Eropa/Belanda). Kemudian beliau sempat melanjut ke STOVIA (Sekolah Dokter Bumiputera),
tetapi tidak sampai tamat karena sakit. Kemudian beliau bekerja sebagai penulis
dan wartawan di beberapa surat kabar, antara lain, Sediotomo, Midden Java, De
Expres, Oetoesan Hindbeliau, Kaoem Moeda, Tjahaja Timoer, dan Poesara. Pada masanya,
beliau tergolong penulis handal. Tulisan-tulisannya komunikatif dan tajam dengan semangat
antikolonial. Saat genap berusia 40 tahun, Raden Mas Soewardi Soeryaningrat berganti nama
menjadi Ki Hadjar Dewantara. Semenjak saat itu, Ki Hadjar Dewantara tidak lagi
menggunakan gelar kebangsawanan di depan namanya. Hal ini dimaksudkan supaya Ki Hadjar
Dewantara dapat bebas dekat dengan rakyat, baik secara fisik maupun hatinya.
Ki Hadjar Dewantara adalah pahlawan sebelum kemerdekaan dan sesudah
kemerdekaan. Beliau telah memberikan banyak jasa-jasa untuk bangsa Indonesia. Diantaranya
akan diulas dalam bentuk poin-poin.

1. Berhasil membangkitkan semangat antikolonial. Ia merupakan penulis yang handal pada


masanya, sehingga melalui tulisan-tulisannya yang sangat komunikatif, mampu
membangkitkan semangat antikolonial bagi pembacanya.
2. Aktif dalam organisasi baik sosial maupun politik. Pada tahun 1908, Ki Hadjar Dewantara
aktif di seksi propaganda Boedi Utomo untuk mensosialisasikan dan mengunggah
kesadaran masyarakat Indonesia mengenai pentingnya persatuan dan kesatuan dalam
berbangsa dan bernegara.
3. Berhasil mendirikan Indische Partij. Yaitu partai politik pertama yang beraliran
nasionalisme Indonesia dan bertujuan untuk mencapai Indonesia merdeka bersama
Douwes Dekker dan Dr. Cipto Mangoenkoesoemo pada tanggal 25 Desember 1912.
4. Berhasil membentuk komite Bumipoetra. Setelah ditolaknya pendaftaran status hukum
Indische Partij karena kolonial belanda beralasan bahwa organisasi dianggap tidak
membangkitkan nasionalisme rakyat melainkan menggerakkan kesatuan untuk menentang
kolonial Belanda. Akhirnya pada November 1913, beliau ikut membentuk Komite
Bumipoetra.
5. Mendirikan sebuah perguruan yang bercorak nasional yaitu Taman Siswa. Setelah pulang
dari pengasingan bersama dengan rekan-rekan perjuannya, ia pun mendirikan sebuah
perguruan yang diberi nama National Onderwijs Institut Taman Siswa pada 03 Juli 1922.
Perguruan ini untuk menekankan Pendidikan rasa kebangsaan kepada peserta didik agar
mencintai bangsa dan tanah air dan berjuan untuk kemerdekaan.
6. Gigih dalam memperjuangkan hak. Tidak sedikit rintangan yang dihadapi dalam membina
Taman Siswa. Pemerintah kolonial Belanda berupaya merintanginya dengan
mengeluarkan Ordonasi Sekolah Liar pada 1 Oktober 1932. Tetapi dengan kegigihannya
dalam memperjuangkan hak, sehingga ordonansi tersebut akhirnya dicabut.
7. Membuat tulisan yang meletakkan dasar-dasar pendidikan nasional bagi bangsa Indonesia.
8. Membentuk Pusat Tenaga Rakyat (Putera). Pada zaman pendudukan jepang, kegiatan di
bidang politik dan pendidikan tetap berjalan. Waktu pemerintah jepang membentuk
Putera, Ki Hadjar duduk sebagai salah seorang pemimpin di samping Ir. Soekarno,
Muhammad Hatta, dan K.H. Mansur.
9. Ki Hadjar Dewantara menjabat sebagai Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan
pertama. Dalam menjalankan jabatannya, ia mewarisi sebuah pemikiran tentang tujuan
pendidikan yaitu memajukan bangsa secara keseluruhan tanpa membeda-bedakan agama,
suku, etnis, budaya, adat kebiasaan, status ekonomi sosial dan sebagainya serta harus
didasari pada nilai-nilai kemerdekaan yang asasi.
10. Melahirkan ajaran yaitu Ing Ngarsa Sung Tuladha (di depan memberi teladan). Ing Madya
Mangun Karsa (ditengah menciptakan peluang untuk berprakarsa) dan Tut Wuri
Handayani (dibelakang memberi dorongan).
11. Mendirikan perguruang dengan berciri Pancadharma. Yaitu (1) Kodrat Alam, (2)
Kemerdekaan, (3) Kebudayaan, (4) Kebangsaan, (5) Kemanusiaan Yang Berdasar
Pancasila.
12. Aktif dalam membuat karya tulis dan risalah penting dan surat-surat mengenai pendidikan
untuk memajukan pendidikan bangsa Indonesia.
13. Menciptakan Teori Trikon Ki Hadjar Dewantara dan Menciptakan Tri Sentra Pendidikan.

Pengabdian Ki Hadjar Dewantara pada masa Indonesia merdeka. Pada Tanggal 17 Agustus
1946 Ki Hadjar Dewantara ditetapkan sebagai Maha Guru pada Sekolah Polisi Republik
Indonesia bagian Tinggi di Mertoyudan Magelang, oleh P.J.M. Presiden Republik Indonesia.
Dalam kabinet pertama Republik Indonesia, beliau diangkat menjadi Menteri Pengajaran
Indonesia yang posnya disebut sebagai Menteri Pendidikan, Pengajaran. Pada tahun 1957 ia
mendapat gelar doktor kehormatan (doctor honoris causa, Dr.H.C.) dari universitas tertua
Indonesia yaitu Universitas Gadjah Mada. Atas jasa-jasanya dalam merintis pendidikan umum,
ia dinyatakan sebagai Bapak Pendidikan Nasional Indonesia dan hari kelahirannya dijadikan
Hari Pendidikan Nasional (Surat Keputusan Presiden RI no. 305 tahun 1959, tanggal 28
November 1959).

Anda mungkin juga menyukai