Anda di halaman 1dari 11

TUGAS KELOMPOK

ANALISIS 3 TOKOH BANGSA DALAM KONTEKS NILAI-NILAI BERAKHLAK

AGENDA II LATSAR CPNS 2022

OLEH :

dr. Noermawati Dewi

Fityatun Khasanah, S.Tr. Keb

Agil Dwi Setiaji, S.H.

Anas Makhfud, SKM

Novi Indra Setiawan, S.Kom

ANGKATAN 10

KELOMPOK 3
Analisis 3 Tokoh Bangsa Dalam Konteks Nilai-Nilai BerAKHLAK

1. Ki Hajar Dewantara (Tokoh Bangsa Sebelum Kemerdekaan)

Ki Hajar Dewantara dikenal sebagai tokoh nasionalis yang memperjuangkan bangsa


Indonesia, khususnya dalam bidang pendidikan. Peran pemilik nama asli Raden Mas
Soewardi Soerjaningrat ini dimulai sejak sebelum kemerdekaan Indonesia. Bukti fisik
sejarah perjuangan Ki Hajar Dewantara dalam membela kepentingan bangsa dan
negara yang sampai sekarang masih ada adalah adanya sekolah Taman Siswa di
Yogyakarta. Berikut analisis nilai-nilai berAKHLAK yang dilakukan oleh Ki Hajar
Dewantara :

a. Berorientasi Pelayanan

Peran Ki Hajar Dewantara dimulai sebelum masa kemerdekaan Indonesia. Bergabung


dalam Budi Utomo Pada 20 Mei 1908, dibentuk organisasi sosial dan politik yang
bernama Budi Utomo. Organisasi ini bertujuan untuk menyadarkan masyarakat
Indonesia dan berusaha untuk meningkatkan kemajuan penghidupan bangsa dengan
cara mencerdaskan rakyatnya. Dalam organisasi Budi Utomo, Ki Hajar Dewantara
berperan sebagai tokoh propaganda untuk menyadarkan masyarakat pribumi
mengenai pentingnya semangat kebersamaan dan persatuan sebagai bangsa
Indonesia.

Salah satu tulisan beliau yaitu berjudul "Seandainya Aku Seorang Belanda" (judul asli:
"Als ik een Nederlander was"), dimuat dalam surat kabar De Expres pimpinan DD, 13
Juli 1913. Isi artikel ini terasa pedas sekali di kalangan pejabat Hindia Belanda. Kutipan
tulisan tersebut antara lain sebagai berikut.

"Sekiranya aku seorang Belanda, aku tidak akan menyelenggarakan pesta-pesta


kemerdekaan di negeri yang telah kita rampas sendiri kemerdekaannya. Sejajar
dengan jalan pikiran itu, bukan saja tidak adil, tetapi juga tidak pantas untuk menyuruh
si inlander memberikan sumbangan untuk dana perayaan itu. Ide untuk
menyelenggaraan perayaan itu saja sudah menghina mereka, dan sekarang kita keruk
pula kantongnya. Ayo teruskan saja penghinaan lahir dan batin itu! Kalau aku seorang
Belanda, hal yang terutama menyinggung perasaanku dan kawan-kawan sebangsaku
ialah kenyataan bahwa inlander diharuskan ikut mengongkosi suatu kegiatan yang
tidak ada kepentingan sedikit pun baginya".

Tulisan tersebut sangat kritis pada saat itu, mengubah paradigma orang Indonesia
kebanyakan yang hanya mengikuti saja perintah belanda. Gagasan beliau ini
membuka mata seua orang bahwasanya rakyat Indonesia adalah tuan rumah yang
sehaharusnya dihormati dan dilayani.

b. Akuntabel
Ki Hajar Dewantara mendirikan Indische Partij pada 25 Desember 1912, bersama
tokoh Tiga Serangkai lainnya yakni Douwes Dekker dan Tjipto Mangunkusumo. Ki
Hajar Dewantara menyadari bahwa jalan untuk melawan kolonialisme dimulai dari
pendidikan. Setelah Indische Partij dibentuk, Ki Hajar Dewantara, Douwes Dekker, dan
Tjipto Mangunkusumo melakukan pengajuan status badan hukum bagi organisasinya
kepada Belanda. Namun, Gubernur Belanda Jenderal Idenburg menolak pengajuan
status badan hukum tersebut karena dianggap dapat membangkitkan rasa
nasionalisme rakyat dan bergerak dalam satu-kesatuan untuk menentang Belanda.
Hal ini menunjukkan sikap akuntabel Ki Hajar Dewantara terhadap upaya
perjuangannya melegalkan Indische Partij untuk dapat memberikan pendidikan
kepada rakyat Indonesia.

c. Kompeten
Yakin bahwa jalan untuk melawan kolonialisme dimulai dari pendidikan, Ki Hajar
Dewantara terus mengupayakan bagaimana ia bisa turut mendidik rakyat Indonesia.
Ia pun mendirikan Perguruan Taman Siswa, suatu lembaga pendidikan yang
memberikan kesempatan bagi para pribumi untuk bisa memperoleh hak pendidikan
seperti halnya para priyayi maupun orang-orang Belanda pada tahun 1922.

Ki Hajar Dewantara mendapatkan pendidikan di lingkungan istana Paku Alam


Yogyakarta dan juga mendapatkan pendidikan formal antara lain:
- Europeesche Largere School (ELS)
- Kweek School (Sekolah Guru) di Yogyakarta
- School Tot Opleiding Van Indische Artsen (STOVIA) Sekolah Kedokteran di Jakarta
Berbagai penghargaan juga didapatkan oleh bapak pendidikan indonesia ini,
diantaranya:
-Doktor Honoris Causa dibidang Pendidikan (UGM, 1956)
-Gelar Pahlawan Kemerdekaan Nasional (1959)
-Gelar Perintis Peers Indonesia dari Dewan Pers (1976)

d. Harmonis
Dalam perjuangannya demi pendidikan pribumi Indonesia, Ki Hajar Dewantara tidak
pernah membeda-bedakan rakyat Indonesia. Hal ini juga sepadan dengan gelarnya
yang dijuluki Bapak Pendidikan Indonesia. dalam pergerakan politik dan
keorganisasiannya beliau banyak bekerjasama dengan tokoh-tokoh lain tanpa
memandang suku, ras maupun agamanya selama untuk memiliki tujuan yang sama
yaitu untuk memajukan bangsa Indonesia.

e. Loyal
Melalui berbagai macam tantangan, bahkan pernah di asingkan ke luar negeri oleh
colonial Belanda, Ki Hajar Dewantara kembali lagi ke Indonesia dan terus
memperjuangkan pendidikan bagi rakyat Indonesia dengan mendirikan organisasi dan
sekolah, diantaranya:
-Inische Partij (Partai pertama yang beraliran nasionalisme Indonesia)
-Komite Boemiputra
-Perguruan Nasional Taman Siswa

f. Adaptif
Ki Hajar Dewantara mendirikan sekolah bernama Taman Siswa di Yogyakarta pada 3
Juli 1922. Lewat Taman Siswa, ia berusaha memadupadankan pendidikan gaya Eropa
dengan Jawa tradisional. Di sekolah ini juga, Ki Hajar Dewantara menumbuhkan
kesadaran terhadap siswa akan hak-hak mereka untuk mendapat pendidikan. Selain
mendirikan sekolah, Ki Hajar Dewantara juga menciptakan semboyan pendidikan yang
disebut Tut Wuri Handayani, hingga saat ini semboyan tersebut masih digunakan
dalam pendidikan di Indonesia.

g. Kolaboratif
Dalam pengasingan di Belanda, Ki Hajar Dewantara aktif dalam organisasi para
pelajar asal Indonesia, Indische Vereeniging (Perhimpunan Hindia). Tahun 1913 dia
mendirikan Indonesisch Pers-bureau, “kantor berita Indonesia”. Ini adalah
penggunaan formal pertama dari istilah “Indonesia”, yang diciptakan tahun 1850
berkolaborasi dengan ahli bahasa asal Inggris George Windsor Earl dan pakar hukum
asal Skotlandia James Richardson Logan.
2. Ir. Soekarno (Tokoh Bangsa Pada Masa Kemerdekaan)

Ir. Soekarno nama lahir: Koesno Sosrodihardjo; 6 Juni 1901 adalah Presiden pertama
Republik Indonesia yang menjabat pada periode 1945–1967. Ia adalah seorang tokoh
perjuangan yang memainkan peranan penting dalam memerdekakan bangsa
Indonesia dari penjajahan Belanda. Ia adalah Proklamator Kemerdekaan Indonesia
(bersama dengan Mohammad Hatta) yang terjadi pada tanggal 17 Agustus 1945.
Soekarno adalah yang pertama kali mencetuskan konsep mengenai Pancasila
sebagai dasar negara Indonesia dan ia sendiri yang menamainya.

a. Berorientasi pelayanan
Soekarno mendirikan Algemeene Studie (ASC) di Bandung pada tahun 1926 yang
merupakan hasil inspirasi dari Dr. Soetomo di Indonesische Studie Club. Organisasi
ASC inilah yang menjadi cikal bakal berdirinya partai besar di Indonesia, Partai
Nasional Indonesia yang lahir tahun 1927. Dengan hadirnya PNI ini bertujuan
mewadahi dan menyatukan masyarakat indonesia untuk melakukan pergerakan
kemerdekaan, yang sesuai dengan prinsip berorientasi pelayanan.

Beliau juga merupakan sosok yang tegas, berwibawa dan memiliki tekad
kuat. Ia memperjuangkan kemerdekaan demi rakyat Indonesia baik melalui strategi
diplomatik maupun non-diplomatik. Ia aktif dalam usaha persiapan kemerdekaan
Indonesia.

b. Akuntabel
Beliau dalam perjuangan tetap berintergitas tinggi dan tidak goyah sedikitpun
walaupun dipenjara beberapa kali karena pergerakannya dianggap berbahaya oleh
pemerintah Hindia Belanda. Membuktikan bahwa beliau memmpunyai nilai akuntabel.

Ir. Soekarno ikut mempersiapkan diri menjelang Proklamasi kemerdekaan


Republik Indonesia. Setelah sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), Panitia Kecil yang terdiri dari delapan orang
(resmi), Panitia Sembilan (yang menghasilkan Piagam Jakarta) dan Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (PPKI), Soekarno-Hatta mendirikanNegara Indonesia
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Hal ini sebagai bentuk tanggungjawab atas
kepercayaan rakyat Indonesia yang telah diberikan kepadanya.

c. Kompeten
Semasa hidupnya Soekarno telah memperoleh banyak penghargaan dari gelar Doktor
Honoris Causa dari 26 universitas di dalam negeri dan luar negeri. Banyak
penghargaan yang Soekarno punya selama kiprahnya di dunia politik terutama
perjuangannya atas kenegaraan, diantaranya sebagai berikut:
1) Bintang Kelas satu The Order of the Supreme Companions Dari Presiden Afrika
Selatan, Thabo Mbeki
2) Lenin Star Dari Pemerintah Rusia
3) Grand Yugoslav Star Dari Pemerintah Yugoslavia
4) Grand Of The Order Of The Southern Cross Dari Pemerintah Brazillia
5) Grand Knight of The Order If Oats IX Dari Tahta Suci Vatikan
6) Satyalancana Perintis Kemerdekaan Dari Pemerintahan RI
7) White Lion Medal Dari Czechoslovakia
8) The Gold Medal Of The Consecration Dari Tahta Suci Vatikan
9) Collar Of The Order Of San Martin Dari Pemerintah Argentina
10) Medal Of The Order Of The Golden Spur Dari Tahta Suci Vatikan
11) The Medal Of The Highest Order Dari Pemerintahan Australia
12) Philippine Legion of Honor Dari Pemerintah Filipina
13) Medal of Resistance, First Class Dari Pemerintah Vietnam Utara
14) Order of The Condor of the Andes Dari Pemerintah Bolivia
15) Bintang Sewindu Angkatan Perang Indonesia (APRI) Dari Pemerintah RI tahun
1959
16) Bintang Republik Indonesia Adipura Dari Republik Indonesia tahun 1959
17) Bintang Gerilya Dari Republik Indonesia tahun 1959
18) Bintang Mahaputera Adipura Dari Republik Indonesia tahun 1959
19) Bintang Bhayangkara Utama Dari Republik Indonesia tahun 1959
20) Bintang Sakti Dari Republik Indonesia tahun 1959
21) Bintang Garuda Dari Republik Indonesia tahun 1959
22) Bintang Dharma Dari Republik Indonesia tahun 1959
23) Bintang Jasa Utama Dari Republik Indonesia tahun 1963
24) Pahlawan Proklamator Dari Republik Indonesia tahun 1983
25) Grand Cordon of the Supreme Order of the Chrysanthemum Dari Pemerintah
Jepang tahun 1961

d. Harmonis
Ir. Soekarno sudah terjun ke dunia politik sejak usianya masih sangat muda. Soekarno
terkenal pertama kali pada tahun 1915 saat menjadi anggota Jong Java Cabang
Surabaya. Kebanyakan organisasi di Indonesia menurut Soekarno masihlah Jawa
Sentris yang hanya memikirkan kebudayaan saja. Ir. Soekarno ingin bahwa
mansyarakat Indonesia bersatu tanpa adanya perbedaan Suku, Ras, Agama dan
Antar Golongan. Soekarno juga tidak membeda-bedakan rakyatnya. Termasuk dalam
masa persiapan kemerdekaan, ia tetap menghormati dan menghargai setiap pendapat
golongan tua dan golongan muda.
Soekarno memiliki banyak andil dalam pemecahan masalah diberbagai wilayah,
membantu negara yang sedang konflik salah satunya dengan membentuk poros politik
dunia baru yaitu KTT Asia Afrika yang diadakan di Bandung, mencegah terjadinya
perpecahan di mesir dengan menyarankan Presiden mesir untuk tidak menutup
Universitas Al Azhar, kisah beliau meminta pemerintah Soviet menemukan makam
imam bukhori di Uzbekistan. Beliau juga akrab dengan berbagai pemimpin-pemimpin
negara. Di antaranya adalah Nikita Khruschev (Uni Soviet), JohnFitzgerald Kennedy
(Amerika Serikat), Fidel Castro (Kuba), Mao Tse Tung (Tiongkok), Kim Il Sung (kKorea
Utara), Gamal Abdel Nasser (Mesir).

e. Loyal
Beliau tetap loyal kepada Bangsa Indonesia untuk membuat gebrakan melalui
organisasi-organisasi yang beliau ikuti dalam rangka membuat Bangsa Indonesia
terbebas dari penjajahan Belanda, meskipun beliau harus di penjara karena dianggap
membahayakan pemerintah Belanda.
Ir. Soekarno lah yang mencetuskan dasar Negara Indonesia, dan juga ia yang
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia, mengesampingkan pendapatnya yang
merasa belum tepat, namun dengan dorongan rakyat Indonesia yang diwakili
golongan muda, Ir. Soekarno memproklamasikan Indonesia merdeka.
f. Adaptif
Dalam melaksanakan pergerakan kemerdekaan Indonesia beliau tidak lagi hanya
mengandalkan peperangan namun juga menunggakan alternatif lain yaitu dengan
membentuk organisasi yang bekerja sama dengan pihak luar seperti pemerintah
jepang untuk mendukung kemerdekaan Indonesia. Lobi-lobi beliau lakukan terhadap
sesama pejuang kemerdekaan menyatukan ide ide yanag berseberangan adalah
salah satu sikap adaptif beliau terhadatp keadaan pada masa itu, bahkan kemampuan
beliau melihat perubahan pola kekuatan peperangan pada saat itu menghasilkan
kebijakan geopolitik strategis yang menguntungkan Indonesia sebagai negara yang
baru.

g. Kolaboratif
Sejak masa penjajahan Jepang itulah banyak muncul organisasi, seperti Jawa
Hokokai, BPUPKI, Pusat Tenaga Rakyat (Putera) hingga PPKI dengan tokoh-tokoh
utama yakni Soekarno, K.H Mas Mansyur, Ki. Hajar Dewantara, dan tokoh lainnya
yang aktif di organisasi pergerakan nasional. Akhirnya tokoh-tokoh pergerakan
nasional tersebut melakukan buy clenbuterol bekerjasama dengan pemerintah jepang
untuk kemerdekaan Indonesia.
Guna menjalankan politik luar negeri yang bebas-aktif dalam dunia internasional,
Presiden Soekarno mengunjungi berbagai negara dan bertemu dengan pemimpin-
pemimpin negara. Di antaranya adalah Nikita Khruschev (Uni Soviet), JohnFitzgerald
Kennedy (Amerika Serikat), Fidel Castro (Kuba), Mao Tse Tung (Tiongkok).
3. Artidjo Alkostar (Tokoh Bangsa Saat Ini)

Dr. Artidjo Alkostar, SH, MH. (22 Mei 1948 – 28 Februari 2021) adalah seorang
pengacara, hakim, dan akademisi hukum Indonesia. Ia pernah menjabat sebagai
Hakim Agung dan Ketua Kamar Pidana Mahkamah Agung RI, di mana ia terkenal
karena vonisnya yang cenderung memperberat hukuman terhadap terpidana kasus
korupsi dan dissenting opinion yang ia keluarkan dalam beberapa perkara besar. Pada
akhir hayatnya, ia menjabat sebagai anggota Dewan Pengawas Komisi
Pemberantasan Korupsi periode 2019-2023.

a. Berorientasi pelayanan
Sebagai seorang mantan Hakim Agung sekaligus Ketua Kamar Pidana Mahkamah
Agung RI, beliau banyak sorotan atas keputusan dan dissenting opinion-nya terhadap
kasus-kasus besar dan juga saat memperberat vonis 4 tahun penjara menjadi 12
tahun penjara kepada politikus Angelina Sondakh dalam kasus korupsi, serta vonis 10
bulan kepada dokter Ayu dalam kasus malapraktik. Beliau sangat menjunjung tinggi
keadilan dan memperlakukan hukum tidak tumpul ke atas dan tetap berpihak kepada
masyarakat lemah.

b. Akuntabel
Beliau tidak takut pada ancaman fisik, tak risau dengan gertakan santet, tak mempan
dengan uang, dan tak peduli dengan persahabatan jika semua itu akan menodai
integritasnya sebagai penegak hukum. Beliau adalah salah satu contoh hakim yang
ideal dalam sejarah kekuasaan kehakiman di Indonesia. Sebagai Hakim Agung, ia
kerap memberi putusan kasasi dengan tambahan masa hukuman dalam kasus
korupsi. Oleh karena itu, koruptor rajin mencabut perkaranya ketika mengetahui Artidjo
yang akan menangani perkaranya.
Dalam biografinya beliau diceritakan selama 18 tahun mengemban jabatan hakim
agung. Selalu menolak mengambil cuti, Artidjo diketahui juga pernah menolak
mengambil 9 bulan gaji ketika beliau tidak bisa masuk kantor karena mendapat
beasiswa short course di Amerika Serikat selama 9 bulan.

c. Kompeten
Karir beliau dibidang hukum dimulai pada tahun 1976 dimana ia menjadi tenaga
pengajar di FH UII Yogyakarta. Lalu, pada tahun 1981 beliau menjadi wakil direktur
Lembaga Bantuan Hukum Yogyakarta hingga 1983, dilanjutkan dengan menjadi
direktur pada tahun 1983-1989. Di waktu yang sama, beliau bekerja selama dua tahun
di Human Right Watch divisi Asia di New York.

Setelah itu beliau mendirikan kantor hukum Artidjo Alkostar and Associates hingga
selanjutnya pada tahun 2000 beliau terpilih menjadi Hakim Agung Republik Indonesia.
Mengawali karirnya sebagai Hakim Agung di tahun 2000-an, beliau telah
menyelesaikan sebanyak 19.708 berkas perkara di Mahkamah Agung. Berbagai
kasus besar telah ia tangani, seperti kasus proyek pusat olahraga Hambalang, suap
impor daging, dan suap ketua Mahkamah Konstitusi.

d. Harmonis
Beliau menciptakan lingkungan kerja yang kondusif dan harmonis dengan menolak
apapun bentuk suap yang diberikan kepadanya sehingga beliau dapat bekerja sesuai
amanat rakyat untuk mencerahkan masa depan bangsa ini dan tidak ada toleransi
bagi para koruptor di negeri ini.

e. Loyal
Beliau merupakan sosok hakim yang selalu mengedepankan akal sehat, nurani, logika
hukum, dan rasa keadilan masyarakat. Putusan-putusan hukumnya seolah mewakili
hati nurani publik yang lama merindukan keadilan sehingga menjaga namanya
maupun Isntitusinya. Usulan pemiskinan, pencabutan hak politik, dan pemberatan
vonis hukum bagi terpidana korupsi yang selalu ia gaungkan adalah ‘horor’ bagi para
pengemplang uang rakyat.

f. Adaptif
Dalam berbagai keputusannya sebagai hakim, beliau memeberikan usulan yang
adaptif dan mewakili hari nurani masyarakat seperti: usulan pemiskinan, pencabutan
hak politik, dan pemberatan vonis hukum bagi terpidana korupsi. Beliau juga pernah
mengatakan bahwa seorang hakim harus lebih pintar dari pembuat Undang-Undang
dan koruptor.
g. Kolaboratif
Dalam memajukan dunia hukum di Indonesia agar lebih baik dan mewakili keadilan
bagi masyarakat belau pernah menjabat sebagai Hakim Agung dan Ketua Kamar
Pidana Mahkamah Agung RI dan juga sebagai anggota Dewan Pengawas KPK
sebagai bentuk belau bekerja sama dalam pemberantasan korupsi di Indonesia.

Sumber :

a) https://id.wikipedia.org/wiki/Ahmad_Dahlan
b) https://www.gramedia.com/literasi/profil-kh-ahmad-
dahlan/#:~:text=Ahmad%20Dahlan%20memiliki%20nama%20kecil,penyebar
an%20agama%20Islam%20di%20Jawa.
c) https://www.gramedia.com/literasi/ir-soekarno/
d) https://id.wikipedia.org/wiki/Soekarno#:~:text=Ir.%20H.%20Soekarno%20(ER,
bangsa%20Indonesia%20dari%20penjajahan%20Belanda.
e) https://heylawedu.id/blog/biografi-tokoh-artidjo-alkostar-dewan-pengawas-kpk
f) https://id.wikipedia.org/wiki/Artidjo_Alkostar

Anda mungkin juga menyukai