Dosen Pengampu : Zenia Luthfi Kurniawat Kelompok 6
Faishal Fattah Ahmad Habibi Apri Prananda Saputra (2105016060) (2105016078) (2105016058)
Fikri Ridwan Effendi Khairunnisa Salsabila Rita Purbianti
(2105016054) Ramadhani (2105016057) (2105016075) Latar Belakang Ki hajar dewantara lahir pada tanggal 2 mey 1889 dari lingkungan keraton yogyakarta dengan nama radenmas Raden Mas Soewardi Soerjaningrat, sebagai golongan ningrt soerwardi mendapatkan hak untung mengenyam pendidikan yang layak oleh kolonial belanda, setelah menamatkan ELS yaitu sekolah dasar belanda soewardi meneruskan pendidikannya ke setovia, namun pendidikan tersebut tidak berhasil ia selesaikan akibat sakit. United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) merupakan organisasi internasional yang bergerak di bidang Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan yang berada dibawah United Nations (UN). UNESCO mempunyai visi membangun perdamaian dunia melalui kerja sama internasional dalam bidang Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Budaya. Riwayat pak Ki Hajar Dewantara Ki Hajar Dewantara adalah cucu dari Sri Paku Alam III dan putra dari GPH Soerjaningrat. Ia lahir di Yogyakarta pada 2 Mei 1889 dan diberi nama Raden Mas Soewardi Soerjaningrat. Riwayat pendidikan ki hajar dewantara Hidup menjadi bangsawan, Ki Hajar Dewantara bersekolah di Europeesche Lagere School (ELS) atau sekolah rendah untuk anak-anak Eropa. Selanjutnya, ia meneruskan pendidikan di School tot Opleiding voor Inlandsche Artsen (STOVIA) atau Sekolah Dokter Jawa. Sayangnya, karena kondisi kesehatannya yang tak baik, ia akhirnya Stovia (Sekolah Dokter Jawa) tidak bisa menyelesaikan studinya tersebut. Di kalangan keluarga dan masyarakat sekitar, ia dikenal sebagai sosok yang sederhana dan dekat dengan rakyat. Ia sangat menyukai belajar mengajar terutama budaya lokal sebagai cara untuk mencapai kesetaraan sosial-politik dalam masyarakat kolonial. Profesi Ki Hajar Dewantara selama hidupnya menggeluti profesi di dunia jurnalistik. Bahkan tulisannya sudah dimuat di beberapa surat kabar hingga majalah seperti Sediotomo, de Express, Oetoesan Hindia, Midden Java, Tjahaja Timoer, Kaoem Moeda, dan Poesara terkait pemikirannya mengenai hal-hal sosial-politik di tengah masyarakat dan penjajah. Kemudian ia pun mendirikan Perguruan Taman Siswa pada tahun 1992 sebagai sarana pendidikan masyarakat bumiputera. Tak hanya itu, ia juga aktif dalam berbagai organisasi sosial juga politik.Di tahun 1908 ia tercatat aktif di organisasi Boedi Oetomo untuk menyosialisasikan pentingnya kesatuan dan persatuan dalam bangsa juga negara Berikut ini daftar sekolah formal Ki Hajar Dewantara
Europeesche Lagere Kweek School (Sekolah School Tot Opleiding
School (ELS) atau Guru) di Yogyakarta. Van Indische Artsen Sekolah Belanda III. (STOVIA Medan Perjuangan: politik, jurnalistik, dan Pendidikan Ki Hajar Dewantara Di bidang pendidikan, prasaran Ki Hadjar Dewantara tentang Pendidikan Nasional dan penyelenggaraan/pembinaan perguruan nasional diterima oleh Kongres Perkumpulan Partaipartai Politik Kebangsaan Indonesia (PPKI) di Surabaya. Dalam kongres yang berlangsung 31 Agustus 1928 tsb., beliau mengemukakan perlunya pengajaran nasional sebelum bangsa Indonesia mempunyai Pemerintahan Nasional sendiri. Di bidang pers, bagi Ki Hadjar Dewantara majalah atau surat kabar merupakan wahana yang sangat penting bagi suatu lembaga untuk menyebarkan cita-citanya kepada masyarakat. Oleh karena itu, beliau menerbitkan brosur dan majalah. Majalah “Wasita” (tahun 1928- 1931),selanjutnya menerbitkan majalah “Pusara” (1931). Di samping kedua majalah tsb., Ki Hadjar Dewantara juga menerbitkan Majalah “Keluarga” dan “Keluarga Putera” (1936). Sedangkan di bidang kesenian, Ki Hadjar Dewantara mengarang buku methode/notasi nyanyian daerah Jawa “Sari Swara”, diterbitkan tahun 1930 oleh JB. Wolters. Dari buku tsb. Ki Hadjar Dewantara menerima royalty, untukmembeli mobil Sedan Chevrolet. Sebelumnya, beliau pada tahun 1926 menciptakan lagu/gendhing Asmaradana “Wasita Rini” Pengertian Pendidikan Menurut Ki Hajar Dewantara Menurut Ki Hajar Dewantara, pendidikan diartikan sebagai daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti kekuatan batin, karakter, pikiran intelek dan tubuh anak, dalam rangka kesempurnaan hidup dan keselarasan dengan dunianya. Pendidikan itu membentuk manusia yang berbudi pekerti, berpikiran pintar, cerdas dan bertubuh sehat. Pada dasarnya konsep yang di ajarkan Ki Hadjar Dewantara adalah mengedepankan prinsip kasih sayang, sebagai pola yang diterapakn oleh orang tua kepada anak-anaknya Unesco dan Sejarah Warisan Ki hajar Dewantara Setiap bangsa menginginkan kehidupan nasionalnya memiliki ciri khas nilai kebangsaan yang dimiliki, dihayati, dan dilestarikan sebagai pengikat kehidupan berbangsa dan bernegara serta mampu memberikan kontribusi yang signifikan bagi keberadaan kehidupan bangsa. Nilai-nilai kebangsaan yang dimiliki oleh setiap negara akan dijadikan rujukan untuk diinternalisasikan dan dipelihara karena erat kaitannya dengan mutu penyelenggaraan sistem pendidikan nasional. Dengan demikian adanya kehidupan bangsa ditentukan oleh kemampuan bangsa memandang pentingnya pendidikan dan mengelola pendidikan nasionalnya. Plato pernah menyatakan bahwa idealnya dalam suatu negara, pendidikan mesti mendapat tempat yang penting dan istimewakan, mengingat kontribusinya dalam pembangunan bangsa dan Negara
Perjuangan untuk pendidikan Ki Hajar Dewantara juga diwujudkan dalam pendirian
Perguruan Taman Siswa pada tanggal 3 Juli 1922 yang bertempat di Yogyakarta, dikarenakan pendidikan menurut beliau mampu menjadi alat mobilisasi politik yang beradab sekaligus sebagai penyejahtera umat manusia dengan meningkatkan kualitas sumber dayanya Perihal Dunia Pendidikan di Indonesia Dasar yang paling penting dalam pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara adalah adanya persamaan persepsi antara penegak atau pemimpin pendidikan tentang arti “mendidik” itu sendiri. Beliau menyatakan bahwa mendidik itu bersifat humanisasi, yakni mendidik adalah proses memanusiakan manusia dengan adanya pendidikan diharapkan derajat hidup manusia bisa bergerak vertikal ke atas ke taraf insani yang lebih baik dari sebelumnya. Dalam konsep pendidikan Ki Hajar Dewantara ada dua hal yang harus dibedakan yaitu, “Pengajaran” dan “Pendidikan” yang harus bersinergis satu sama lain. Adapun menurut beliau pengajaran bersifat memerdekakan manusia dari aspek hidup lahiriah (kemiskinan dan kebodohan). Sedangkan pendidikan mengarah pada memerdekakan manusia dari aspek hidup batin (otonomi berpikir dan mengambil keputusan, martabat, mentalitas demokratik). Adapun konsepsi bahwa Ki Hadjar Dewantara ingin; 1. menempatkan anak didik sebagai pusat pendidikan. 2. memandang pendidikan sebagai suatu proses yang dengan demikian bersifat dinamis. 3. mengutamakan keseimbangan antar cipta, rasa, dan karsa dalam diri anak. Dengan demikian pendidikan yang dimaksud oleh Ki Hadjar Dewantara memperhatikan keseimbangan cipta, rasa, dan karsa tidak hanya sekedar proses alih ilmu pengetahuan saja atau transfer of knowledge, tetapi sekaligus pendidikan juga sebagai proses transformasi nilai (transformation of value). Dengan kata lain pendidikan adalah proses pembetukan karakter manusia agar menjadi sebenar-benar manusia. Taman siswa dan tujuannya Berdiri pada tanggal 3 Juli 1922 di Yogyakarta dengan tokoh pendirinya adalah Soewardi Soerjaningrat atau Ki Hajar Dewantoro (tokoh Indische Partij yang sudah pulang dari pembuangannya di Belanda). Sekolah Taman Siswa dijadikan sebagai alat untuk menyampaikan paham ideologi, yaitu nasionalisme kebudayaan, menyampaikan perkembangan politik, dan juga digunakan untuk mendidik calon-calon pemimpin bangsa yang akan datang yang mempunyai wawasan kebangsaan luas. Ki Hajar Dewantara meraih gelar Doktor Honoris Causa dari Universitas Gadjah Mada (UGM) karena mewarkan tiga ajaran seperti 'Ing ngarsa sung tulodo, ing madya mangun karsa dan tut wuri handayani.' Konsep ini bermakna, 'Di depan memberi teladan, di tengah memberi semangat, dan di belakang memberi dorongan.'Ia juga mengeluarkan konsep belajar tiga dinding. Filosofi ini menjelaskan tidak ada batas atau jarak antara dunia pendidikan di dalam kelas dengan realitas di luarnya. Maksudnya sebaiknya sekolah tidak hanya mengajarkan teori, tetapi juga kemampuan lainnya. Ki Hadjar juga mengajarkan pendidikan bersifat memerdekakan manusia. Maksudnya dengan pendidikan manusia diajarkan untuk memiliki otonomi berpikir dalam mengambil keputusan, bermartabat serta memiliki mentalitas demokratik. Selain itu, pendidikan harus Indische Partij dimulai dari pemahaman mengenai konsep mendidik itu sendiri, melalui konsep penguasaan diri. Jika peserta didik mampu menguasai dirinya, maka mereka juga akan mampu menentukan sikapnya sebagai pribadi yang mandiri dan dewasa Asas-asas pendidikan di taman siswa Asas taman siswa terbagi atas 2 asas yaitu asas taman siswa 1922 dan asas panca darma Asas taman siswa terdiri atas : asas panca darma terdiri atas : Pasal I-VII, dan Azas 1922, Azas Kodrat, Azas yaitu azas perjuangan atau strijd Kemerdekaan, Azas program dalam pemeliharaan Kebudayaan, Azas Kebangsaan, cita-cita revolusioner di bidang Azas Kemanusiaan pendidikan Konsep Pendidikan Perguruan Taman Siswa Bangsa ini perlu mewarisi buah pemikiran Ki Hadjar Dewantara. Dalam pandangannya, tujuan pendidikan adalah memajukan bangsa secara keseluruhan tanpa membeda-bedakan agama, etnis, suku, budaya, adat, kebiasaan, status ekonomi, status sosial serta didasarkan kepada nilai-nilai kemerdekaan yang asasi. Dasar-dasar pendidikan barat dirasakan Ki Hadjar tidak tepat dan tidak cocok untuk mendidik generasi muda Indonesia karena pendidikan barat bersifat regering, tucht, orde (perintah, hukuman dan ketertiban). Karakter pendidikan semacam ini dalam prakteknya merupakan suatu perkosaan atas kehidupan batin anak-anak. Akibatnya, anak-anak rusak budi pekertinya karena selalu hidup di bawah paksaan/tekanan. Menurut Ki Hadjar, cara mendidik semacam itu tidak akan bisa membentuk seseorang hingga memiliki “kepribadian”. Menurut Ki Hadjar Dewantara pendidikan adalah daya-upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intelek) dan tubuh anak, dalam rangka kesempurnaan hidup dan keselarasan dengan dunianya. Pendidikan itu membentuk manusia yang berbudi pekerti, berpikiran (pintar, cerdas) dan bertubuh sehat Konsep pendidikan serta metode menurut ki hajar dewantara Ki Hajar Dewantara memang tersohor sebagai pahlawan pendidikanIndonesia, bahkan ia mendapat julukan sebagai Bapak Pendidikan. Melalui buah pemikirannya, Ki Hajar Dewantara berpendapat jika pendidikan adalah serangkaian proses untuk memanusiakan manusia. Konsep pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara didasarkan pada asas kemerdekaan, memiliki arti bahwa manusia diberi kebebasan dari Tuhan yang Maha Esa untuk mengatur kehidupannya dengan tetap sejalan dengan aturan yang ada di masyarakat. Maka dari hal itu, diharapkan seorang peserta didik harus memiliki jiwa merdeka dalam artian merdeka secara lahir dan batin serta tenaganya. Jiwa yang merdeka sangat diperlukan sepanjang zaman agar bangsa Indonesia tidak didikte oleh negara lain. Ki Hadjar Dewantara memiliki istilah sistem among, yakni melarang adanya hukuman dan paksaan kepada anak didik karena akan mematikan jiwa merdeka serta mematikan kreativitasnya.Melihat berbagai hal tersebut tentunya sesuai dengan program pendidikan yang diusung Indonesia saat ini, yakni sebuah program kebijakan Merdeka Belajar. Merdeka Belajar adalah program kebijakan baru Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud RI) yang dicanangkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Anwar Makarim. Ki Hadjar Dewantara membagi empat tingkatan dalam proses belajar, yaitu sebagai berikut. 1. Taman Indria dan Taman Anak (5-8 tahun) 2. Taman Muda (umur 9-12 tahun) 3. Taman Dewasa (umur 14-16 tahun) 4. Taman Madya dan Taman Guru (umur 17-20) Sistem Among Sistem Among Ki Hadjar Dewantara merupakan metode yang sesuai untuk pendidikan karena merupakan metode pengajaran dan pendidikan yang berdasarkan pada asih, asah dan asuh (care and dedication based on love). Pendidikan sistem Among bersendikan pada dua hal yaitu: kodrat alam sebagai syarat untuk menghidupkan dan mencapai kemajuan dengan secepat- cepatnya dan kemerdekaan sebagai syarat untuk menghidupkan dan menggerakkan kekuatan lahir dan batin anak hingga dapat hidup mandiri. Sistem Among sering dikaitkan dengan asas yang berbunyi: Tut Wuri Handayani, Ing madya mangun karsa, Ing ngarso sung tuladha. Asas ini telah banyak dikenal oleh masyarakat daripada Sistem Among sendiri, karena banyak dari anggota masyarakat yang belum memahaminya. Sistem Among berasal dari bahasa Jawa yaitu mong atau momong, yang artinya mengasuh anak. Para guru atau dosen disebut pamong yang bertugas untuk mendidik dan mengajar anak sepanjang waktu dengan kasih sayang Penutup • Kesimpulan
Kesimpulannya ialah Ki Hajar Dewantara, memiliki banyak
gagasan menarik semasa hidupnya. Pria yang juga dikenal dengan nama RM Soewardi Suryaningrat ini menjadi penggagas di dunia pendidikan bagi masyarakat Indonesia pada masa kolonialisme Belanda menurutnya tujuan pendidikan adalah memajukan bangsa secara keseluruhan tanpa membeda-bedakan agama, etnis, suku, budaya, adat, kebiasaan, status ekonomi, status sosial serta didasarkan kepada nilai-nilai kemerdekaan yang asasi. Terima Kasih