Organisasi Budi Utomo menggelar kongres pertama pada Oktober 1908, di Yogyakarta. Tujuan didirikannya
organisasi Budi Utomo ini tercetus di dalam kongres pertama ini. Tujuannya adalah untuk menjadi kehidupan
sebagai bangsa yang terhormat. Fokus dari pergerakan organisasi ini dalam bidang pengajaran, pendidikan,
dan kebudayaan.
Pegerakan nasional yang muncul di Indonesia sejatinya dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor dalam dan
luar. Pengaruh dari dalam merupakan pengaruh langsung yang diwakili oleh kaum intelektual dan terpelajar.
Kelahiran Budi Utomo membawa dampak yang sangat luas. Organsasi ini bergerak di bidang pendidikan
yang kemudian menjadi pelopor kesadaran masyarakat dalam merintis perkembangan yang harmonis bagi
negeri dan bangsa Hindia Belanda. Budi Utomo juga memberikan penekanan pada pendidikan karena bidang
ini merupakan alat penting untuk memajukan suatu bangsa. Budi Utomo juga meminta kepada pemerintah
Hindia Belanda agar bisa memberikan bea siswa agar bisa belajar ke negeri Belanda.
B. Pergerakan R.A. Kartini
Tujuan pendidikan perempuan Kartini adalah menjadikan perempuan sebagai perempuan yang cakap
dan baik, yang sadar akan panggilan budinya, sanggup menjalankan kewajibannya yang besar
dalam masyarakat. Agar dalam masyarakat menjadi ibu yang baik, pendidik yang bijaksana,
pengatur rumah tangga yang mampu memegang keuangan, serta pembantu yang baik bagi
siapapun yang memerlukan bantuan.
C. Gerakan Kebudayaan Ki Hajar Dewantara di Belanda
Ki Hajar Dewantara pada saat itu bermaksud untuk menggantikan sistem pendidikan colonial
dengan sistem Among. Kata Among berasal dari bahasa jawa yang berarti seseorang yang
bertugas ngemong atau momong dan jiwanya penuh pengabdian. Sistem Among berarti
memberi kebebasan kepada anak untuk bergerak atau tumbuh dengan leluasa, tetapi tidak
membiarkannya begitu saja. Dengan adanya sistem among, maka bebaslah anak
mengembangkan bakatnya dan selalu berkarya tanpa menunggu perintah (Sudarto, 2008).
Ajaran Taman Siswa menjadi dasar bagi kaum pribumi Indonesia untuk melakukan perjuangan
kemerdekaan melawan kolonialisme Belanda. Sebagai sebuah organisasi pendidikan, terdapat tiga
semboyan Taman Siswa, yaitu:
Ing Ngarsa Sung Tuladha, yang berarti ‘di depan memberi contoh’, artinya seorang guru adalah
pendidik yang harus memberi teladan. Ia pantas digugu dan ditiru dalam perkataan dan
perbuatannya.
Ing Madya Mangun Karsa, yang berarti ‘di tengah membangun semangat’, artinya seorang guru
adalah pendidik yang selalu berada ditengah-tengah para muridnya dan terus membangun semangat
dan ide-ide mereka untuk berkarya.
Tut Wuri Handayani, yang berarti ‘di belakang memberikan dorongan’, artinya seorang guru adalah
pendidik yang terus menerus menuntun, menopang dan menunjuk arah yang benar bagi hidup dan
karya anak didiknya.
D. Perjalanan Pendidikan Indonesia Setelah Kemerdekaan sampai dengan Sekarang