Anda di halaman 1dari 6

BIOGRAFI KI HAJAR DEWANTARA

1. Biodata

Nama Asli : Raden Mas Soewardi Soerjaningrat


Tempat Tanggal Lahir : Yogyakarta, 2 Mei 1889
Peran : Bapak Pendidikan Indonesia

2. Latar Belakang

Ki Hajar Dewantara adalah keluarga bangsawan. Beliau menjalani pendidikan


dasar di Europeesche Lagere School. Sekolah dasar khusus untuk anak-anak
yang berasal dari Eropa. Beliau juga melanjutkan studi kedokteranya di
STOVIA tapi ia tak melanjutkanya karena kondisi badan yang buruk. Beliau
kemudian menggeluti dunia jurnalisme. Beberapa majalah dan surat kabar waktu
itu seperti de Express, Sediotomo, Tjahaja Timoer, Oetoesan Hindia, Midden
Java, Poesara dan Kaoem Muda. yang memberikan kritik sosial-politik kaum
bumiputera kepada penjajah.
3. Mendirikan Inische Partij

Bersama dengan Danudirdja Setyabudhi alias yang diketahui dengan Douwes


Dekker serta Cipto Mangoenkoesoemo, Ki Hajar Dewantara mendirikan
Indische Partij( partai politik awal yang beraliran nasionalisme di Indonesia)
pada 25 Desember 1912 dengan tujuan buat kemerdekaan Indonesia, setelah itu
ditolak oleh Belanda sebab dikira bisa meningkatkan rasa nasionalisme rakyat.

Sehabis registrasi status tubuh hukum Indische Partij ditolak, Ki Hajar


Dewantara turut membentuk Komite Boemipoetra pada November 1913.
Komite ini sekalian selaku komite tandingan dari Komite Perayaan Seratus
Tahun Kemerdekaan Bangsa.

Komite Boemipoetra melancarkan kritik kepada pemerintah kolonial Belanda


yang bermaksud memperingati seratus tahun bebasnya negara Belanda dari
penjajahan Prancis dengan menarik duit dari rakyat jajahannya buat membiayai
acara perayaan tersebut.

Berhubungan dengan rencana perayaan tersebut, Ki Hajar Dewantara mengkritik


lewat tulisannya yang bertajuk Een voor Allen maar Ook Allen voor Een yang
maksudnya( Satu buat seluruh, namun seluruh buat satu pula) serta Als Ik Eens
Nederlander Was ( Seandainya Saya Seseorang Belanda ).

4. Mendirikan Akademi Nasional Halaman Siswa


Selekas kembali dari pengasingan bersama dengan sahabatnya, Ki Hajar
Dewantara mendirikan suatu akademi yang bercorak nasional, National
Onderwijs Instituut Halaman Siswa( Akademi Nasional Halaman Siswa) pada
Juli 1922, lembaga pembelajaran yang membagikan peluang untuk para pribumi
kelas dasar buat dapat mendapatkan hak pembelajaran semacam halnya para
priyayi ataupun orang- orang Belanda.

Akademi ini mengganti tata cara pengajaran kolonial ialah dari sistem
pembelajaran“ perintah serta sanksi” kependidikan pamong yang sangat
menekankan pembelajaran menimpa berartinya rasa kebangsaan kepada
partisipan didik supaya mereka menyayangi bangsa serta tanah air serta berjuang
buat mendapatkan kemerdekaan.

Dalam membangun Halaman Siswa, banyak rintangan yang dialami Ki Hajar


Dewantara. Pemerintah kolonial Belanda berupaya menghalangi dengan
menghasilkan ordonansi sekolah liar pada 1 Oktober 1932.

Di Indonesia, Ki Hajar Dewantara mencurahkan atensi di bidang Pembelajaran


selaku bagian dari perlengkapan perjuangan mencapai kemerdekaan. Akademi
Halaman Siswa sangat menekankan pembelajaran rasa kebangsaan kepada
partisipan didik supaya mereka menyayangi tanah air serta berjuang buat
mendapatkan kemerdekaan.

Di tengah keseriusannya di bidang pembelajaran, Ki Hajar Dewantara senantiasa


giat berkarya dengan menulis. Tema tulisannya setelah itu bergeser dari nuansa
politik ke pembelajaran serta kebudayaan berwawasan kebangsaan. Lewat
tulisan- tulisannya seperti itu Ki Hajar Dewantara sukses meletakkan dasar-
dasar pembelajaran nasional untuk negara Indonesia.

5. Kelahiranya Diperingati Sebagai Hari Pendidikan Nasional


Tanggal kelahirannya sekarang diperingati di Indonesia sebagai Hari Pendidikan
Nasional. Bagian dari semboyan ciptaannya, tut wuri handayani yang menjadi
slogan Kementerian Pendidikan.
Ki Hajar Dewantara dikukuhkan selaku pahlawan nasional yang kedua oleh
Presiden Soekarno pada 28 November 1959 bersumber pada Pesan Keputusan
Presiden Republik Indonesia Nomor. 305 Tahun 1959, 28 November 1959).
Buat mengingat jasa- jasa Ki Hajar Dewantara, didirikanlah Museum Dewantara
Kirti Griya di Yogyakarta.

6. Wafat

Ki Hadjar Dewantara wafat dunia di Kota Yogyakarta pada bertepatan pada 26


April 1959. Posisi wafatnya di Padepokan Ki Hadjar Dewantara. Jenazahnya
setelah itu ditaruh di Pendapa Agung Halaman Siswa buat setelah itu
dimakamkan di Halaman Wijaya Brata pada bertepatan pada 29 April 1959.
Upacara pemakamannya dipandu oleh Soeharto yang berperan selaku inspektur
upacara.

7. Alasan memilih Tokoh


Saya sangat memfavoritkan Ki Hajar Dewantara sebagai tokoh pahlawan
pergerakan nasional. Kisahnya sangat menginspirasi kita untuk terus aktif dan
berguna bagi bangsa ini.

8. Trilogi Ki Hajar Dewantara

1. Ing Ngarsa Sung Tuladha

Ing Ngarsa Sung Tuladha berarti kalau pendidik yang terletak di depan
hendaknya jadi contoh. Sung dalam bahasa Jawa berarti berikan, berasal dari
kata asung. Sebaliknya sung berarti jadi, sebab antara berikan serta jadi
mempunyai arti yang berbeda.
Ajaran Ki Hajar Dewantara yang awal ini menggambarkan suasana di mana
seseorang pendidik bukan cuma selaku orang yang berjalan di depan namun pula
wajib jadi teladan untuk seluruh orang yang mengikutinya. Tidak hanya
mendidik serta transfer ilmu, pendidik pula wajib membagikan contoh kepada
partisipan didik paling tidak menimpa perihal yang diajarkannya.

Kata Ing Ngarsa tidak bisa berdiri sendiri bila tidak memperoleh kalimat
penjelas di belakangnya. Maksudnya seseorang yang terletak di depan bila
belum jadi teladan hingga belum pantas menyandang gelar pendidik.

Ing Ngarsa Sung Tuladha menekankan pada ranah afektif yang berkaitan dengan
perilaku, sikap, emosi, serta nilai. Ranah ini menimpa perilaku- perilaku
pendidik yang hendak jadi teladan untuk partisipan didik sebab sejatinya tiap
apapun yang dicoba pendidik hendak menarik atensi serta contoh untuk
partisipan didik. Pendidik tidak dapat memerintahkan partisipan didik buat
melaksanakan hal- hal yang pendidik sendiri belum membagikan contoh kepada
partisipan didik.

2. Ing Madya Mangun Karsa

Ing Madya maksudnya di tengah- tengah. Mangun mempunyai makna


membangkitkan ataupun menggugah serta Karsa maksudnya wujud keinginan
ataupun hasrat. Arti dari Ing Madya Mangun Karsa yakni seorang di tengah
wajib pula sanggup mengaitkan diri membangkitkan ataupun menggugah
semangat.

Ing Madya Mangun Karsa berarti seseorang pendidik bila terletak di tengah-
tengah partisipan didiknya wajib sanggup ikut serta dalam tiap pendidikan yang
dicoba siswa supaya seluruh dapat mempersatukan seluruh gerak serta sikap
secara serentak buat menggapai tujuan Bersama.
Ajaran Ing Madya Mangun Karsa ini erat kaitannya dengan kebersamaan,
kekompakan, serta kerjasama. Seseorang pendidik tidak cuma memandang
kepada orang yang didiknya, namun pula wajib terletak di tengah- tengah orang
yang dididiknya.

Pendidik wajib berikan pengetahuan pengetahuan kepada partisipan didik.


Sebisa bisa jadi pendidik menanamkan pembelajaran karakter kepada siswa
walaupun tidak secara langsung. Pendidik yang bisa berkolaborasi dengan
partisipan didiknya yang terletak di tengah- tengah kelompoknya serta secara
kooperatif berupaya Bersama sambal menolong partisipan didik.

3. Tut Wuri Handayani

Tut Wuri maksudnya menjajaki dari balik serta handayani berarti membagikan
dorongan moral ataupun dorongan semangat sehingga mempunyai makna
seorang wajib membagikan dorongan moral serta semangat kerja dari balik.
Pendidik wajib sanggup berikan kemerdekaan kepada partisipan didik dengan
atensi seluruhnya buat membagikan petunjuk serta pengarahan.

Kemerdekaan pembelajaran diberikan pendidik lewat tanggung jawab kepada


partisipan didik buat memperlihatkan kemampuannya serta selaku pendidik dia
berdiri di balik tentang gimana para pendidik dapat meningkatkan serta memicu
dan memusatkan tiap kemampuan yang dipunyai partisipan didik, ialah perihal
yang wajib dipikirkan.

Anda mungkin juga menyukai