Anda di halaman 1dari 3

FILSAFAT PENDIDIKAN

NAMA : INTAN SRI WULAN RAHMA

NIM : 2286207015

MATKUL : FILSAFAT PENDIDIKAN

DOSEN PENGEMPU : BAMBANG IRAWAN,S.Pd.Gd.Gr.d.Gr.,M.PM.Pd.

SEMESTER II

UNIVERSITAS PAHLAWAN TUANKU TAMBUSAI

1. Apa yang ananda ketahui tentang profil diri, pendidikan, pengalaman kerja, dan
pengalaman berorganisasi Ki Hajar Dewantara ?
2. Jelaskan 3 semboyan Ki Hajar Dewantara, berikan masing-masing contoh dalam dunia
pendidikan.

Jawab :

1. Ki Hajar Dewantara lahir dengan nama asli Raden Mas Soewadi Soerjaningrat pada
tanggal 2 Mei 1889 di Kadipaten Paku Alaman, Yogyakarta sebagai ningrat. Dia berasal
dari lingkungan tempat lahirnya, yang merupakan salah satu kerajaan pecahan Dinasti
Mataram selain Kesunaan Surakarta, Kesultanan Yogyakarta, Kedipaten Mangkunegaran.
Ki Hajar Dewantara berasal dari lingkungan keluarga bangsawan kedipaten Pekualangan.
Ia merupakan putra dari GPH Soerjaningrat dan cucu dari Paku Alam III.
Ki Hajar Dewantara menamatkan pendidikan dasar di Europesshe Lagere School.
Sekolah tersebut merupakan sekolah dasar khusus untuk anak-anak yang berasal dari
eropa. Setelah itu ia melanjutkan ke STOVIA mengambil pendidikan kedokteran, namun
dia berhenti karna kesehatan yang buruk.
Setelah berhenti sekolah dia tidak melanjutkan pendidikan lagi ia pun bekerja
sebagai penulis dan wartawan di beberapa surat kabar. Ia bernah bekarja untuk surat
kabar Sediotomo, Midden Java, De Expres, Oetosan Hindia, Kaoem Moeda, Tjahaja
Timoer dan Poesara. Salah satu tulisan Ki Hajar Dewantara yang terkenal adalah “
seandainya aku seorang belanda” yang memiliki judul asli Als ik een Nederlander was.
Tulisan itu di muat di surat kabar de Express milik Dr. Douwes Dekker, tahun 1913.
Selain menjadi penulis dan wartawan Ki Hajar Dewantara juga tergabung dengan
organisasi Boedi Oetomo (BO) tahun 1980. Ia tergabung dalam seksi propaganda untuk
menyosialisasikan dan mengunggah kesadaran masyarakat indonesia mengenai persatuan
dan kesatuan dalam berbangsa dan bernegara. Selain itu beliau juga mendirikan partai
pertama di indonesia yang didirikan pada 25 Desember 1912 yang bernama Indische
Partij. Partai ini didirikan bertujuan untuk mempersatukan hindia belanda dan
memperjuangkan kemerdekaan indonesia.
Setelah beliau di asing kan ke belanda dan mendapatkan Sertifikat Europessche Akte.
Pada 3 juli 1922, ia bersama rekan-rekannya mendirikan Nationaal Onderwijs Instituut
taman siswa atau yang sekarang lebih dikenal dengan nama perguruan nasional taman
siswa. Taman siswa merupakan sebuah perguruan yang bercorak nasional dengan
menekankan rasa kebangsaan dan cinta tanah air, serta semangat juang untuk
memperoleh kemerdekaan. Tidak hanya melalui pendirian taman siswa, perjuangan Ki
Hajar Dewantara juga melanjutkan menulis di berbagai surat kabar. Bedanya tulisannya
kali ini tidak lagi bernuansa politik tapi dalam bidang pendidikan dan kebudayaan.
Memasuki umur 40 tahun ia melepas gelar kebangsawanannya dan mengganti nama
aslinya dari Raden Mas Soewardi Soerjaningrat, menjadi Ki Hajar Dewantara sebagai
mana kita kenal sekarang. Hal tersebut bertujuan agar ia dapat lebih dekat, baik secara
fisik maupun hati rakyat indonesia. Pada masa penjajahan jepang, ia di angkat sebagai
salah satu pimpinan pada organisasi Putera, bersama dengan Ir. Soekarno, Drs.
Mohammad Hatta, dan K.H. Mas Masnur.
Dimasa kemerdekaan indonesia, Ki Hajar Dewantara pun diangkat menajadi menteri
pendidikan, pengajaran, dan kebudayaan yang pertama di tahun 1950. Setelah itu Ki
Hajar Dewantara juga mendapat gelar Doktor honoris causa dari Universitas Gajah Mada
(1959) serta di angkat sebagai pahlawan nasional pada tahun 1959. Bertugas sebagai
menteri pendidikan di indonesia yang pertama, ia melakukan berbagai macam pergerakan
dan dibahas pada buku Ki Hajar Dewantara “Putra Keraton Pahlawan Bangsa”
Ki Hajar Dewantara wafat di kota Yogyakarta pada tanggal 26 april 1959. Lokasi
wafatnya di padepokan Ki Hajar Dewantara. Jenazahnya di simpan di Pendapa Agung
Taman Siswa untuk kemudia dimakamkan di Taman Wijaya Brata pada tanggal 29 April
1959. Upacara pemakamannya dipimpin Soeharto yang bertindak sebagai inspektur
upacara saat itu.

2. – Ing Ngarsa Sung Tuladha yang artinya di depan. Maksud di depan adalah seseorang
harus bisamemberi teladan atau contoh. Teladan menjadi kata kunci kesuksesan dalam
pembelajaran, sehingga ketika pembelajaran berlangsung seorang pendidik harus
membimbing dan mengarahkan agar tujuan pembelajaran yang dipelajari siswa benar dan
tepat. Selama proses pembelajaran guru tanpa sadar menjadi panutan bagi siswa baik dari
kata maupun perbuatan. Oleh karna itu pendidik selain menguasai pengetahuan dia juga
harus mempunyai pribadi yang dapat dicontoh.
Contoh : penerapan semboyan ini adalah melalui kegiatan ekstrakurikuler yang beragam,
seperti klub seni, klub olahraga, atau kelompok studi tertentu, yang membantu siswa
mengembangkan minat dan bakat mereka di luar kegiatan akademik utama.
- Ing Madya Mangun Karsa yang artinya ditegah-tengah atau diantara seseorang bisa
menciptakan prakarsa dan ide. Guruu memiliki peranan penting untuk menstimulus agar
terciptanya prakarsa dan ide di dalam proses pembelajaran. Kehadiran guru dapat
menfasilitasi dengan beragam metode dan strategi agar tujuan pembelajaran dapat
tercapai. Selain itu, petensi yang dimiliki oleh siswa dapat berkembang dengan baik.
Contoh :berarti bila guru berada di antara siswanya maka guru tersebut harus mampu
memberikan inspirasi dan motivasi bagi siswanya, sehinggga siswa diharapkan bisa lebih
maju dalam belajar. Jika guru selalu memberikan semangat kepada siswanya, maka siswa
akan lebih giat karena merasa diperhatikan dan selalu mendapat pikiran – pikiran positif
dari gurunya sehingga anak selalu memandang ke depan dan tidak terpaku pada
kondisinya saat ini. Semboyan ini dapat diwujudkan dengan cara diskusi, namun syarat
yang harus dipenuhi adalah semua siswa atau mayoritas siswa harus paham atau
menguasai materi diskusi. Jika siswa tidak menguasai maka diskusi tidak akan
berlangsung, karena hanya akan berlaku semboyan pertama yaitu ing ngarso sung
tuladha,yang didepan memberi contoh.
- Tut Wuri Hendayani yang artinya dari belakang seorang pendidik harus bisa
memberikan dorongan dan arahan. Pada pengertian itu seseorang harus dapat mendorong
orang yang dalam tanggung jawabnya untuk mencapai tujuan secara berkelanjutan dalam
pekerjaannya.
Contoh : penerapan semboyan ini adalah melalui program pengabdian masyarakat atau
kegiatan sosial dalam sekolah, di mana siswa terlibat dalam proyek-proyek yang
bermanfaat bagi komunitas sekitar mereka. Selain itu, pendekatan pembelajaran
kolaboratif juga dapat digunakan di kelas untuk mengajarkan siswa bekerja sama, saling
membantu, dan membangun tim.

Anda mungkin juga menyukai