KI HAJAR DEWANTARA
Disusun Oleh:
KENDY RAHAYU
KELAS X
SMK IT KESEHATAN
Lahir dengan nama asli Raden Mas Soewardi Soerjaningrat, Ki Hajar Dewantara
terlahir dalam keluarga kraton Yogyakarta sebagai golongan ningrat.
Berikut ini biografi singkat Ki Hajar Dewantara, mulai dari pendidikannya hingga
perjuangannya untuk bangsa Indonesia.
Ia merupakan putra dari GPH Soerjaningrat dan cucu dari Paku Alam III.
Sekolah tersebut merupakan sekolah dasar khusus untuk anak-anak yang berasal
dari Eropa .
Ia pernah bekerja untuk surat kabar Sediotomo, Midden Java, De Expres, Oetoesan
Hindia, Kaoem Moeda, Tjahaja Timoer, dan Poesara.
Soewardi tergolong salah seorang penulis yang handal pada masanya. Gaya tulisannya
sendiri bersifat komunikatif dengan gagasan-gagasan yang antikolonial.
Salah satu tulisan Ki Hajar Dewantara yang terkenal yaitu, "Seandainya Aku Seorang
Belanda", yang memiliki judul asli Als ik een Nederlander was.
Tulisan tersebut dimuat dalam surat kabar de Express milik Dr. Douwes Dekker, tahun
1913.
Artikel tersebut ditulis sebagai protes atas rencana pemerintah Belanda untuk
mengumpulkan sumbangan dari Hindia Belanda (Indonesia), guna perayaan
kemerdekaan Belanda dari Perancis .
Selain dari menulis, bersama dengan rekannya, Cipto Mangunkusumo dan Douwes
Dekker, Ki Hajar Dewantara juga mendirikan Indische Partij.
Gerakan serta sindiran Ki Hajar Dewantara dalam tulisannya dan di beberapa tulisan
lainnya pada akhirnya menyulut kemarahan dari Belanda.
Namun, atas permintaan kedua rekannya yang juga dihukum dan diasingkan, yaitu dr.
Douwes Dekker dan dr. Cipto Mangoenkoesoemo, pengasingan mereka pun
dipindahkan ke Belanda.
Tidak hanya melalui pendirian Taman Siswa, perjuangan Ki Hajar Dewantara juga
melanjutkan menulis di berbagai surat kabar.
Bedanya, tulisannya kali ini tidak lagi bernuansa politik, melainkan lebih dalam
bidang pendidikan dan kebudayaan.
Hal tersebut bertujuan agar ia dapat dengan bebas lebih dekat, baik secara fisik
maupun hati dengan rakyat Indonesia.
Pada masa pendudukan Jepang, ia diangkat sebagai salah satu pimpinan pada
organisasi Putera, bersama dengan Ir. Soekarno, Drs. Mohammad Hatta, dan K.H. Mas
Mansur.
Berkat perjuangannya tersebut, tak heran jika ia dijadikan pahlawan nasional untuk
pendidikan di Indonesia, serta hari lahirnya, yaitu pada tanggal 2 Mei dijadikan
sebagai Hari Pendidikan Nasional.
Ki Hajar Dewantara meninggal dunia di Kota Yogyakarta pada tanggal 26 April 1959.
Lokasi wafatnya di Padepokan Ki Hadjar Dewantara.
Taman Wijaya Brata beralamat di Jl. Soga No.28, Tahunan, Kec. Umbulharjo, Kota
Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta .