Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

Profesi Guru dalam Proses Pendidikan Transformatif dan


Konsep Mutu Pendidikan dan Berbagai upaya Peningkatannya

Diajukan untuk Memenuhi


Tugas Mata Kuliah Landasan Pendidikan PGPAUD
Dosen Pengempu : Rukmaryadi, M.Pd

Disusun Oleh :

Intan sri wulan rahma : 2286207015


Diva Viona Ariasti Br Manik : 2286207012
Rahmi Ramadhani : 2286207025

UNIVERSITAS PAHLAWAN TUANKU TAMBUSAI


JURUSAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
TAHUN 2022/2023
Kata Pengantar
Assalamualaikum wr.wb

Alhamdulillah. Puji syukur kehadirat Allah SWT senantiasa kita ucapkan. Atas karunia-Nya berupa
nikmat iman dan kesehatan ini akhirnya kami bisa menyelesaikan makalah berjudul Profesi Guru dalam
Proses Pendidikan Transformatif dan Konsep Mutu Pendidikan dan Berbagai upaya
Peningkatannya. Shawalat serta salam tercurahkan bagi Baginda Rasulullah SAW yang syafaatnya akan
kita nantikan kelak.
Makalah berjudul “Profesi Guru dalam Proses Pendidikan Transformatif dan Konsep Mutu
Pendidikan dan Berbagai upaya Peningkatannya” merupakan sedikit contoh dalam psikologi
perkembangan dapat menjelaskan adanya kemampuan untuk menjelaskan mengenai bagaimana
dan apa saja yang bisa kita dapatkan dalam melihat pola perilaku dan tingkah laku yang terjadi.
Dengan kerendahan hati, kami memohon maaf apabila ada ketidaksesuaian kalimat dan
kesalahan,dan menerima kritik maupun saran.

Wassalamualaikum wr.wb

Bangkinang, September 2022

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar..................................................................................................... i
Daftar Isi.............................................................................................................. ii

Bab I Pendahuluan
1.1     Latar Belakang ...................................................................................... 1
1.2     Rumusan Masalah ................................................................................. 2
1.3 Tujuan Masalah

Bab II Pembahasan Masalah


2.1. Pembahasan profesi guru........................................................................ 3
2.2. Konsep Mutu Pendidikan …………….…………………………………
2.3. Berbagai upaya peningkatannya…..………………………………………4
2.4.

Bab III Penutup


a.       Kesimpulan...............................................................................................
b.      Saran.........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Kehidupan manusia dalam abad ke 21 mengalami perubahan dahsyat seperti
yangdialami masyarakat dan budaya manusia dalam revolusi industri abad ke 18. Pada
abad ke 21revolusi yang terjadi terutama disebabkan oleh kemajuan teknologi komunikasi
sertakemajuan teknologi informasi yang telah mengubah dimensi waktu dan tempat
kehidupanmanusia. Bukan saja dimensi-dimensi itu berubah, tetapi juga tata cara
kehidupan manusiaseperti dalam hubungan negara-negara ikut berubah. Manusia dewasa
ini hidup di dalamdunia tanpa batas, menghilangnya kebiwaan negara tradisional,
terbukanya dunia
untuk perdagangan bebas dengan mengalirnya dana secara internasional ditopang oleh kem
ajuanilmu pengetahuan yang sangat cepat, menghasilkan apa yang disebut arus globalisasi
yangmenerjang kehidupan umat manusia tanpa ampun.Pendidikan Transformatif memiliki
visi mengubah masyarakat tradisional menujumasyarakat modern. Sebagaimana
dimaklumi saat ini masyarakat Indonesia merupakanmasyarakat agraris dengan etika,
estetika dan kepribadian agraris yang belum sepenuhnyafamiliar dengan ilmu pengetahuan
dan teknologi beserta perkembangannya. Tugas
pendidikan adalah mengubah peradaban masyarakat, khususnya dalam “menanamkan” dan
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta etika, estetika dan perubahan’ ke
dalam sistem sosial masyarakat Indonesia sesuai dengan tuntutan perkembangan
jaman tanpaharus kehilangan jati diri sebagai bangsa. Pendidikan diharapkan
menghantarkan masyarakatIndonesia menjadi masyarakat modern yang sarat dengan
IPTEK, etika, estetika dankepribadian yang unggul untuk mencapai tujuan kehidupan
berbangsa dan bernegara.Prosestersebut sudah barang tentu perlu ditunjang oleh investasi
berupa pernyataan teknologidengan modul ke dalam sistem sosial masyarakat. Sementara
itu, masyarakat yang
secara bertahap berubah menjadi berperadaban modern (sarat IPTEK, etika, estetika, danke
pribadian yang unggul) dapat menjadi umpan balik bagi pengembangan sistem
pendidikannasional yang bermutu.Dalam penulisan makalah ini, banyak teori-teori yang
berorientasi pada modelmengembangkan pendidikan. Sehingga makalah ini di tulis dengan
menggunakan referensi yang terkait dan di susun dengan metode sederhana dengan
memaparkan berbagai macam perubahan yang terjadi pada wilayah pendidikan yang di
sebut, pendidikan transformatif.
Pendidikan bukanlah hal yang asing terdengar bagi masayarakat. Juga semua telah
sepakat bahwa pendidikan dibutuhkan oleh semua orang. Tapi dalam kenyataan kita sering
lupa bahwa pendidikan saat ini khususnya dari kualitasnya tidak sebagus negara-negara
lain. Untuk mengantisipasi perubahan-perubahan dan tantangan yang semakin besar. Maka
lembaga pendidikan mengupayakan beberapa cara untuk meningkatkan lulusan yang
berkualitas. Segala keberhasilan pun tidak lepas dari segala kondisi.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang kita dapat dari profesi guru dalam proses pendidikan transformatif
menurut Perspektif Al-Ghazali
2. Apa yang dimaksud dengan konsep mutu pendidikan
3. Apa yang dimaksud dengan berbagai upaya peningkatannya

1.3 TUJUAN MASALAH


1. Kita dapat memahami tentang profesi guru dalam proses pendidikan transformatif
menurut perspektif Al-Ghazali
2. Kita dapak memahami tentang konsep mutu pendidikan
3. Kita dapat memahami berbagai upaya peningkatannya
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PEMBAHASAN PROFESI GURU


Guru merupakan profesi/jabatan yang membutuhkan keahlian khusussebagai
guru. Jenis pekerjaan ini tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang di luar
bidangkependidikan, walupunrealita yang ada masih banyak orang di luar kependidikan
yang ikut serta berkecimpung di dalamnya. Sedangkan yang dimaksud
guru dalam hal ini adalah sebagai tenaga pendidik danmerupakan sosok manusia
yang digugu dan dan ditiru dalam artian menjadi panutan bagi anak didik dan juga
merupakanpenentu arah bagi kemajuan suatu bangsa.
Dalam perspektif Islam seorang pendidik (guru) akan berhasil apabila mampu
menjalankan tugas dengan baik, memilki pemikiran kreatif, dan terpadu serta
mempunyai kompetensi profesionalisme yang religius. Dalam hal ini ada beberapa
tugas guru yaitu: a) Sebagai orang yang mampu mengkomunikasikan pengetahuan
terhadap peserta didik dengan baik, maka guru harus memiliki pengetahaun yang
mendalam tentang materi yang akan diajarkan. Seorang guru tidak boleh berhenti
belajar, karena pengetahuan yang akan diberikan terhadap anak didik terlebih dahulu
harus dipelajari. b) Guru sebagai role model, dalam bidang studi yang diajarkannya
merupakan sesuatu yang berguna dan diterapkan dalam kehidupannya sehari-hari.
Menurut Al-Ghazali, seorang pendidik merupakan unsur Ilmu Pendidikan dengan kata
lainmu’allim yang harus memiliki beberapa kepribadian yang
dibutuhkan dalam segi ilmu pendidikan seperti halnya, memiliki rasa tanggung
jawab, memiliki niat ikhlas dalam menjauhi perbuatan maksiat, mampu menjauhkan diri
dari kesenangan dunia, memiliki sifattawadlu’. Tidak mudah putus asa dalam
menuutut ilmu, berusaha menjauhkan diri dari pergaulan negatif, mampu
memprioritaskan ilmu akhirat, menjadi teladan yang baik, mampu memotivasi
peserta didik. Disamping itu harus diimbangi pula dengan sikap peserta didik yang
penuh dengan segala tanggung jawab dalam hal menuntut ilmu. Dengan beberapa
sifat yang harus dimiliki seorang pendidik maupun peserta didik maka diharapakan
terciptanya tujuan pendidikan yanga sangat dibutuhkan masyarakat pada zaman ini.
Karena ilmu jika tidak diselingi dengan sifat tawadlu’ maka akan menjadikan
manusia penuh dengan kesombongan atas ilmu yang telah didapatnya
Guru memiliki tanggung jawab penuh dalam lingkungan pendidikan,
mencurahkan segala kasih sayang seperti halnya menyayangi dan mencintai anaknya
sendiri. Hal ini sangat dibutuhkan karena banyak ditemukan diantara para pendidik
saat ini yang memperlakukan anak didiknya bukan seperti anaknya sendri. Padahal
Rasulullah Saw dalam mendidik dan mengajarkan para sahabat layaknya seorang
ayah yang mendidik anaknya senantiasa dengan kasih sayang, mencintai, bahkan
selalu mendokan mereka. Doa seorang guru terhadap muridnya bagaikan doa orang
tua yang dicurahkan kepada anaknya. Doa merupakan pilar dasar dalam
menumbuhkan rasa cinta terhadap peserta didik demi kebaikan dan kesejahteraan
masa depan. Bahkan Rasulullah tidak pernah mendoakan keburukan atas orang
orang musyrik yang telah melukai bahkan menyakiti beliau dengan melempari batu.
Rasulullah tetap mendoakan mereka dengan kebaikan-kebaikan.
Dalam konsep Islam guru professional harus didasari bahwa tugasnya
merupakan bentuk ibadah terhadap Allah. Karena itu, dalam melaksanakan
profesinya harus dilandasi dengan rasa keimanan, ketaqwaan, dan keikhlasan.
Kompetensi professional guru dalam Islam harus benar-benar menjadi sosok yang
berkualaitas dalam keilmuwan dan keinginan yang memadai guna menunjang tugas
jabatan profesinya. Dalam Al-Qur’an Surah Hud ayat 93 Allah berfirman: “dan (dia
berkata): "Hai kaumku, berbuatlah menurut kemampuanmu, Sesungguhnya akupun
berbuat (pula). kelak kamu akan mengetahui siapa yang akan ditimpa azab yang
menghinakannya dan siapa yang berdusta. dan tunggulah azab (Tuhan),
Sesungguhnya akupun menunggu bersama kamu."
Ayat di atas menjelaskan bahwa Allah mengistruksikan Rasulullah supaya
kaumnya bekerja, berbuat sesuai dengan kedudukan dan kemampuan yang mereka
miliki. Apapun yang telah menjadi pendirian dan kepercayaan mereka, dibalik apa
yang telah mereka kerjakan akan diketahui mana yang baik dan mana yang buruk.
Dalam pandangan Islam tenaga pendidik profesional adalah seorang pendidik
yang memiliki keahlian sebagaimana Nabi Muhammad bersabda: “Apabila suatu perkara
diberikan kepada yang bukan ahlinya maka tunggulah akan kehancurannya”.
Dari petikan hadist di atas maka dapat disimpulkan, bahwa sesuatu apabila
diserahkan kepada yang bukan ahlinya atau bidangnya maka akan menimbulkan
kehancuran dan kebinasaan. Begitu pula dengan proses pembelajaran apabila guru
tidak memiliki keahlian maka akan menimbulkan kerusakan dan kemerosotan mutu
pendidikan
Ahmad Tafsir mengartikan sebagaimana dikutip Nurdin bahwa guru secara
umum memiliki tanggungjawab mendidik. Secara khusus, guru adalah orang yang
bertanggungjawab terhadap perkembangan murid dengan mengupayakan
perkembangan seluruh potensi murid, baik potensi afektif, kognitif, maupu
psikomotorik. Penampilan seorang guru sebagai pendidik harus terwujud
sedemikian rupa secara efektif, sehingga dapat menunjang dinamika dan
keefektifan pendidikan. Kinerja penampilan pendidik didukung sejumlah
kompetensi tertentu yang berlandaskan kualitas kepribadian. Agar hal ini dapat
terwujud maka seorang pendidik harus memahami hal-hal yang berkaitan
dengan penampilan kepribadian serta menguasai sejumlah kompetensi yang
melandasinya.
Berangkat dari perspektif idealistik profesi guru, al-Ghazali menegaskan
bahwa orang yang sibuk mengajar merupakan orang yang bergelut dengan
sesuatu yang amat penting, sehingga perlu menjaga etika dan kode etik profesinya.
Sejalan dengan pentingnya kiprah pendidikan Al-Ghazali meneyebutkan beberapa
kriteria ideal seorang guru, meliputi: guru harus mencintai muridnya bgaiakan anak
kandungnya sendiri; guru jangan menghararap upan sebagai jaminan pekerjaanya.
Upahnya terletak pada ilmu yang mampu dimalkan oleh peserta didik; guru harus
mengingatkan peserta didik bahwa, menuntut ilmu adalh realisasi bentuk ibadah
terhadap Allah Swt; guru harus mendorong peserta didik untuk mendapatkan ilmu
yang mafaat dan barokah baik di dunia maupun di akhirat; guru harus memberikan
teladan yang baik dengan kepribadian yang baik pula; guru harus mengajarkan
materi sesuai dengan kemampuan peserta didik; guru harus mampu menemkan
keimanan terhadap jiwa peserta didik; guru harus mampu menngamalkan ilmunya,
agar terdapat kesinambungan antara ucapan dan tindakan yang mampu diaplikasikan
dalam kehidupan sehari-hari. Jika tipe ideal guru yang telah disampakan oleh Al
Ghazali diterpkan, maka muncullah sosok guru yang akan menjadi figur sentral,
idola, bahkan menjadi kekuatan spiritual, dimana masa depan peserta didik bergantung
kepadanya.
Menurut Sulani sebagaimana dikutip Buhari Luneto mengatakan , agar tujuan
pendidikan tercapai, seorang guru harus memliki syarat-syarat pokok. Syarat pokok yang
dimaksud adalah: Pertama, Syarat Syahsiyah (memiliki kepribadian yang
mampu diandalkan); Kedua, Syarat lmiah (memiliki pengetahuan yang mumpuni);
Ketiga, Syarat Idofiyah (mengetahui, mengahayati, dan menyelami manusia yang
dihadapinya, sehingga dapat menyatukan dirinya untuk membawa anak didik menuju
tujuan yang ditetapkan).
Menelaah kembali profesi guru dalam ranah pendidikan transformatif, yang
mana guru cenderung bertumpu pada spesialisasi tenaga kerja yang memiliki
keahlian khusus akan mampu bertahan dan bersaing di abad mendatang. Di era
globalisasi sangat dibutuhkan seseorang yang memiliki kemampuan secara
motodologi untuk menerapkan keahliannya dalam kehidupan dunia nyata dan
selanjutnya, mampu merancang dan meneropong perkembangan bidang keahliannya
dari waktu ke waktu. Guru pada masa ini diharapkan menjadi figur yang mampu
mengelola program pembelajaran dengan merumuskan tujuan instruksional
menggunakan metode yang tepat, dan sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
Mampu menegelola kelas menjadi tempat belajar yang menyenangkan, sehingga
tercipta iklim pembelajaran yang kondusif. Guru harus cakap dalam mengajarkan
ilmunya. Guru tanpa ilmu yang dikuasainya tidak dapat dikatakan lagi sebagai guru.
Guru berkewajiban dalam menambah ilmu pengetahuannya. Yang dimaksud dengan
menguasai bidang yang ditekuni adalah seorang guru yang ahli dalam mata pelajaran
tertentu. Tidak menutup kemungkinan seorang guru mampu mengajar muridnya
sampai dua mata pelajaran, yang terpenting profesional dan menguasai keilmuannya.
2.2 KONSEP MUTU PENDIDIKAN
          Definisi
1. Upaya
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, upaya adalah ikhtiar atau untuk mencapai suatu
maksud, memecahkan persoalan, mencari jalan keluar dsb. Dengan demikian maka upaya
adalah usaha yang dilakukan dengan sungguh-sungguh untuk mencari solusi dari
permasalah yang sedang maupun akan dihadapi.

2. Peningkatan
Memiliki kata dasar tingkat ditambah dengan imbuhan pe-an, sehingga berubah menjadi
peningkatan yang berupa kata benda dengan arti proses, cara, perbuatan meningkatkan
(usaha, kegiatan dsb)

3. Mutu
Mutu adalah (ukuran) baik buruk suatu benda, kadar, taraf atau derajat (kepandaian,
kecerdasan dsb).

4. Pendidikan
Kegiatan pendidikan merupakan kegiatan sehari-hari yang kompleks dan musykil. Dalam
Pidato Landasan Pendidikan, Analisis Keilmuan, Teorisasi dan Praktek Pendidikan, Prof.
Dr. Mohammad Dimyati dalam Pidato Pengukuhan Guru Besar IKIP Malang 1996.

             Beberapa Tuntutan Pendidikan Bermutu


 UU nomor 22 tahun 2003 tentang SINDIKNAS.
Pasal 1 ayat 22: “Evaluasi Pndidikan adalah kegiatan pengendalian,penjaminan, dan
penetapan mutu pendidikan...dst sebagai bentuk pertanggung jawaban penyelenggaraan
pendidikan.”
Pasal 35 ayat 1: “Standar Nasional pendidikan terdiri standar isi,proses,kompetensi
lulusan... dst”
Pasal 50 ayat 2: “Pemerintah menentukan kebijakan nasional dan standar nasional
pendidikan untuk menjamin mutu...dst”
Pasal 51 ayat 2: “Pengelolaan satuan pendidikan tinggi dilaksanakan berdasarkan prinsip
otonomi ,akuntabilitas,jaminan mutu dan evaluasi yang transparan”

2.3 BERBAGAI UPAYA PENINGKATANNYA


   1.        Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan Oleh Pemerintah
Adalah usaha-usaha yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
Upaya peningkatan mutu ini menjadi penting dalam rangka menjawab berbagai tantangan
terutama globalisasi, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pergerakan tenaga
ahli yang sangat masif. Maka persaingan antarbangsa pun berlangsung sengit dan intensif
sehingga menuntut lembaga pendidikan untuk mampu melahirkan output pendidikan yang
berkualitas, memiliki keahlian dan kompetensi profesional yang siap menghadapi
kompetisi global.
Pada era teknologi informasi, guru bukanlah satu-satunya sumber informasi dan ilmu
pengetahuan.  Tapi peran guru telah berubah menjadi fasilitaor,motivator dan dimasitator
bagi peserta didik. Dalam kondisi seperti itu doharapkan guru  dapat memberikan peran
lebih besar. Dengan kata lain peran pendidik tidak dapat digantikan oleh siapa pin dan apa
pun serta era apa pun.  Untuk melaksanakan peran tersebut secara efektif  maka perlu
ditingkatkan scenario yang jelas.
1.     Langkah apakah yang dianggap penting.
2.     Langkah-langkah apakah yang harus dilakukan.
3.     Apa hubungan langkah satu dengan langkah lainnya.
Beberapa upaya peningkatan mutu pendidikan merupakan tantangan terbesar yang
harus segera dilakukan oleh pemerintah (kemendiknas). Upaya-upaya yang sedang
dilakukan pada saat ini adalah dengan melalui :

1. Sertifikasi
Sertifikasi guru adalah proses pemberian sertifikat pendidik kepada guru. Sertifikat
pendidik diberikan kepada guru yang telah memenuhi standar profesional guru. Guru
profesional merupakan syarat mutlak untuk menciptakan sistem dan praktik pendidikan
yang berkualitas. Sertifikat pendidik adalah sebuah sertifikat yang ditandatangani oleh
perguruan tinggi penyelenggara sertifikasi sebagai bukti formal pengakuan profesionalitas
guru yang diberikan kepada guru sebagai tenaga profesional.
Dalam Undang-undang Guru dan Dosen disebut sertifikat pendidik. Pendidik yang
dimaksud di sini adalah guru dan dosen. Proses pemberian sertifikat pendidik untuk guru
disebut sertifikasi guru dan untuk dosen disebut sertifikasi dosen.

a. Tujuan Sertifikasi :
1. Menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran
dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
2. Meningkatkan proses dan mutu hasil pendidikan
3. Meningkatkan martabat guru
4. Meningkatkan profesionalitas guru

b. Adapun manfaat sertifikasi :


1. Melindungi profesi guru dari praktik-praktik yang tidak kompeten yang dapat
merusak citra profesi guru
2. Melindungi masyarakat dari praktik-praktik pendidikan yang tidak berkualitas dan
tidak profesional
3. Meningkatkan kesejahteraan guru

c. Dasar pelaksanaan sertifikasi


Dasar utama pelaksanaan sertifikasi adalah Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005
tentang Guru dan Dosen (UUGD) yang disahkan tanggal 30 Desember 2005. Pasal yang
menyatakannya adalah Pasal 8: guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi,
sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Pasal lainnya adalah Pasal 11, ayat (1)
menyebutkan bahwa sertifikat pendidik sebagaimana dalam pasal 8 diberikan kepada guru
yang telah memenuhi persyaratan.

Landasan hukum lainnya adalah Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang


Sistem Pendidikan Nasional, dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 18 Tahun
2007 tentang Sertifikasi Bagi Guru Dalam Jabatan yang ditetapkan pada tanggal 4 Mei
2007.

2. Akreditasi
Akreditasi sekolah kegiatan penilaian yang dilakukan oleh pemerintah dan atau
lembaga mandiri yang berwenang untuk menentukan kelayakan program dan atau satuan
pendidikan pada jalur pendidikan formal dan non-formal pada setiap jenjang dan jenis
pendidikan., berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, sebagai bentuk akuntabilitas publik
yang dilakukan dilakukan secara obyektif, adil, transparan, dan komprehensif dengan
menggunakan instrumen dan kriteria yang mengacu kepada Standar Nasional Pendidikan.
Alasan kebijakan akreditasi sekolah di Indonesia adalah bahwa setiap warga negara
berhak memperoleh pendidikan yang bermutu. Untuk dapat menyelenggarakan pendidikan
yang bermutu, maka setiap satuan atau program pendidikan harus memenuhi atau
melampaui standar yang dilakukan melalui kegiatan akreditasi terhadap kelayakan setiap
satuan/program pendidikan.

a. Dasar Hukum Akreditasi Sekolah


Dasar hukum akreditasi sekolah utama adalah : Undang Undang No. 20 Tahun 2003
Pasal 60, Peraturana Pemerintah No. 19 Tahun 2005 Pasal 86 & 87 dan Surat Keputusan
Mendiknas No. 87/U/2002.

b. Tujuan Akreditasi Sekolah: 


1. Memberikan informasi tentang kelayakan Sekolah/Madrasah atau program yang
dilaksanakannya berdasarkan Standar Nasional Pendidikan.
2. Memberikan pengakuan peringkat kelayakan.
3. Memberikan rekomendasi tentang penjaminan mutu pendidikan kepada program
dan/atau satuan pendidikan yang diakreditasi dan pihak terkait.

c. Manfaat Akreditasi Sekolah


1. Dapat dijadikan sebagai acuan dalam upaya peningkatan mutu Sekolah/Madrasah
dan rencana pengembangan Sekolah/Madrasah.
2. Dapat dijadikan sebagai motivator agar Sekolah/Madrasah terus meningkatkan mutu
pendidikan secara bertahap, terencana, dan kompetitif baik di tingkat kabupaten/kota,
provinsi, nasional bahkan regional dan internasional.
3. Dapat dijadikan umpan balik dalam usaha pemberdayaan dan pengembangan
kinerja warga Sekolah/Madrasah dalam rangka menerapkan visi, misi, tujuan, sasaran,
strategi, dan program Sekolah/Madrasah.
4. Membantu mengidentifikasi Sekolah/Madrasah dan program dalam rangka
pemberian bantuan pemerintah, investasi dana swasta dan donatur atau bentuk bantuan
lainnya.
5. Bahan informasi bagi Sekolah/Madrasah sebagai masyarakat belajar untuk
meningkatkan dukungan dari pemerintah, masy, maupun sektor swasta dalam hal
profesionalisme, moral, tenaga, dan dana.
6. Membantu Sekolah/Madrasah dalam menentukan dan mempermudah kepindahan
peserta didik dari satu sekolah ke sekolah lain, pertukaran guru, dan kerjasama yang saling
menguntungkan.

d. Persyaratan mengikuti Akreditasi Sekolah


Sekolah/Madrasah dapat mengikuti kegiatan akreditasi, apabila memenuhi persyaratan
berikut:
1. Memiliki Surat Keputusan Pendirian/ Operasional Sekolah/Madrasah.
2. Memiliki peserta didik pada semua tingkatan kelas.
3. Memiliki sarana dan prasarana pendidikan.
4. Memiliki pendidik dan tenaga kependidikan.
5. Melaksanakan kurikulum yang berlaku, dan
6. Telah menamatkan peserta didik.

3. Standarisasi
Standar Nasional Pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di
seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. Standar Nasional
Pendidikan terdiri dari :
• Standar Kompetensi Lulusan
• Standar Isi
• Standar Proses
• Standar Pendidikan dan Tenaga Kependidikan
• Standar Sarana dan Prasarana
• Standar Pengelolaan
• Standar Pembiayaan Pendidikan
• Standar Penilaian Pendidikan

a. Fungsi dan Tujuan Standar :


• Standar Nasional Pendidikan berfungsi sebagai dasar dalam perencanaan,
pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional
yang bermutu
• Standar Nasional Pendidikan bertujuan menjamin mutu pendidikan nasional dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat.
• Standar Nasional Pendidikan disempurnakan secara terencana, terarah, dan
berkelanjutan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global.

4.Peningkatan Gaji dan Kesejahteraan Guru


Muhammad Surya (ketua umum pengurus PGRI), menyatakan dengan tegas “semua
keberhasilan Agenda reformasi pendidikan pada akhirnya ditentukan oleh unsur yang ada
di front terdepan,yaitu guru. Hak-hak guru sebagai pribadi, pemangku profesi keguruan,
anggota masyarakat dan warga negara yang selama ini terabaikan, perlu mendapat prioritas
dalam reformasi”. Hak utama pendidik yang harus memperoleh perhatian dalam kebijakan
pemerintah adalah hak untuk memperoleh penghasilan dan kesejahteraan dengan standar
upah yang layak.
5.Alih Tugas Profesi dan Rekrutmen Guru Untuk Menggantikan Guru atau Pendidik
yang Dialaih Tugaskan ke Prfesi Lain.
Upaya ini merupakan konsekuensi bagi para pendidik yang tidak memenuhi standar
kompetensi yang harus dialih tugaskan kee profesi lain. Pengalihan tersebut dengan syarat:
·                 Mereka telah diberi kesempatan untuk mengikuti diklat dan pembinaan
secara intensif tapi menunjukkan perubahan yng signitifikan.
·                 Guru tersebut memang tidak menunjukkan adanya perubahan kompetensi
dan juga tidak ada indikasi positif untuk meningkatkan kompetensinya.
Jika syarat telah dilakukan, maka mereka harus rela dan pantas untuk dialih tugaskan
ke tugas yang lain dan sesuai, semisal tenaga administrasi, atau kalau perlu dipensiun
dinikan.

    2.   UPAYA PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN OLEH GURU


            Guru yang baik selalu mengetahui bahwa ukuran tunggal tidak cocok utuk
semuanya,dan bahkan mereka sering dipaksa menggunakan strategi-strategi mendidik yang
hanya mencakup suatu lingkup sempit atas tinkat-tingkat kemampuan, minat dan kesiapan
para siswa mereka. Pendekatan mengajar terkadang mengabaikan antusisme para siswa
yang cerdas dan menyebabkan frustasi para siswa untuk belajar dan yang membutuhkan
perhatian khusus. Tenaga pendidik yang luar biasa akan memberikan strategi-strateginya
sendiri dalam proses belajar mengajar dengan teknik-teknik yang membri inspirasi kepada
pelajar yang berbakat. Strategi dan teknik tersebut diantaranya adalah mengembangkan
profil siswa dengan cara :

v Menyesuaikan pengajaran dengan kebutuhan individual


Bila siswa tidak belajar dari cara yang kita ajarkan, maka kita perlu megajar mereka
dengan cara yang mereka pelajari. Martha Kaufeldt (Dalam Forsten, Grant and Hollas
2002,vii)
Masing-masing murid meempunyai keanekaragaman tersendiri lahir dengan
kecenderungan dan kemampuan yang berbeda-beda maka oleh itu kita bisa memahi
mereka terlebih dahulu.
v Tentukan Kecerdasan yang Beragam, Gaya Belajar, Pengetahuan awal, dan Minat masing-
masing Siswa.
v Mengenali Tahap-tahap perkembangan,Kesiapan, daerah-daerah tantangan, dan
Keterbatasan.
Selain mengembangkan profil siswa kita sebagai guru dapat menganekaragamkan
penyajian saat mengajar, antara lain:
ÿ Kaitlah Minat Para Siswa
ÿ Pakailah Hal-hal baru dan Humor
Mendapatkan perhatian anak-anak selalu menjadi tujuan utama para pendidik. Menurut
sylwester (Dalam Martha Keufeldt,2008) Empat kemampuan yang harus dimiliki oleh
sistem perhatian yang efektif,yaitu harus 1. Mengenal dengan cepat dan fokus pada item
yang paling penting. 2. Mendukung perhatian pada fokusnya sambil memantau informasi
terkait. 3. Memasuki ingatan-ingatan yang sedang tidak aktif, tapi bisa menjadi relevan
dengan fokus sekarang. 4. Mengalihkan dengan cepat ketika informasi datang.
ÿ Hubungkan Konsep dan Keterampilan Baru dengan Yang Disini dan Sekarang
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan dari pembahasan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa guru
merupakan komponen terpenting dalam dunia pendidikan. Ruh pendidikan
sesungguhnya terletak dipundak para guru. Bahkan, baik buruknya suatu pendidikan
hakikatnya ada ditangan guru. Sebab, sosok guru memiliki peranan strategis dalam
“mengukir” peserta didik menjadi seorang yang pandai, cerdas, terampil, bermoral,
dan berpengetahuan luas. Guru yang memiliki peran sebagai pendidik profesional
yang mengemban tugas utama dalam mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik merupakan suatu
profesi, terdapat sejumlah kompetensi yan dimiliki oleh figur seorang guru yaitu meliputi
kompetensi sebagai berikut: kompotensi pribadi, kompetensi profesional,
dan kompetensi sosial kemasyarakatan.
Dari makalah diatas kita dapat mengupayakan apa saja yang harus dilakukan oleh
pemerintah diantanya diadakan Sertifikasi,akreditasi, peningkatan gaji untuk para guru,dan
masih banyak lainnya.  Namun upaya yang dilakukan oleh guru pun tidak kalah pentingnya
karena upaya tenaga pendidik itulah yang mampu membangun motivasi seorang anak didik.
B.   Saran
Dengan semakin majunya ilmu pengetahuan dan teknologi di zaman yang semakin
modern ini di harapkan kita sebagai tenaga pendidik mampu berbuat sesuatu untuk
memajukan khususnya di bidang pendidikan. Karena tidak hanya persaingan dalam negeri
saja tapi persaingan pendidikan luar negeri pun juga ikut bersaing. Semoga dengan adanya
makalah ini kita mampu membuat kualitas dan kauntitas pendidikan dalam  negeri ini
semakin maju.
DAFTAR PUSTAKA
Mursalin, Sulaiman, Nurmasyitah. “Peran Guru Dalam Pelaksanaan Manajemen Kelas Di Gugus
Bungong Seulonga Kecamatan Syiah Kuala Kota Banda Aceh.” Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru
Sekolah Dasar 2, no. 1 (2017).
Musbikin, Imam. Guru Yang Menakjubkan. Jogjakarta: Buku Biru, 2010.
Mustafa, Jejen. Peningkatan Kompetensi Guru. Jakarta: Kencana Prenda Media Group, 2012.
Nata, Abuddin. Manajemen Pendidikan Mengatasi Kelemahan Pendidikan Islam Indonesia.
Jakarta: Prenada Media, 2003.
Nawawi, Hadari. Metode Penelitian Bidang Kepribadian. Yogyakarta: Gajah Mada University
Press, 1993.
Nurdin. “Guru Profesional Dalam Perspektif Al-Ghazali (Studi Analisis Kitab Ayyuhal Walad).”
Jurnal Pendidikan Iqra' 2, no. 2 (2014).
Penyusun, Tim. Undang-Undang Guru Dan Dosen. Bandung: Fokus Media, 2011.
Purna, Catur Adhy. “Kompetensi Guru Pendidikan Kewarganegaraan Sekolah Menengah Atas
Negeri Se-Kecamatan Bantul.” Jurnal Citizenship 1, no. 1 (Juli 2011).
Rozikan, Muhamad. “Menggagas Pendidikan Transformatif Berbasis Kearifan Lokal (Sebuah
Ekspektasi Pada Kurikulum 2013).” Jurnal Peranan Kepala Sekolah, Guru, dan Guru
Pembimbing , 2013.
Shabir. “Kedudukan Guru Sebagai Pendidik: (Tugas dan Tanggung Jawab, Hak dan Kewajiban,
dan Kompetensi Guru).” Jurnal Auladuna 2, no. 2 (2015).
Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT Raja. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada, 2006.
Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT Remaja Rosda
Karya, 2004.
Syahrul. “Pengembangan Profesi Dan Kompetensi Guru Berbasis Moral Dan Kultur,.” Jurnal
Medtek 1, no. 1 (April 2009).
Syaikhu, Ach. “Sejarah Pendidikan Islam (Telaah Kritis Dinamika Pendidikan Islam).” Jurnal
Falasifa 2, no. 2 (September 2011).
Tilaar. Manifesto Pendidikan Nasiona. Jakarta: Buku Kompas, 2005.
Tohirin, (Jakarta: Rajawali Pres,. Metode Penelitian Kualitatif,.Jakarta : Rajawali Press, 2012.
Wizar, Al. “Pemikiran Pendidikan Al-Ghazali.” Jurnal Potensia 14, no. 1 (2015).

Fauziddin,Moh.2012.Buku Ajar Pengantar Pendidikan:Kediri


Suryana.2009.Strategi Peningkatan Mutu Pendidikan Berkelanjutan:Cilacap
Karsidi,Ravik.2005.Peningkatan Mutu Pendidikan Melalui Penerapan Teknologi Belajar Jarak
Jauh:Solo
Kaufeld,Martha.2008.Wahai Para Guru Ubahlah Cara Mengajarmu!.Jakart:Indeks
http://lukmancoroners.blogspot.com/2010/05/upaya-peningkatan-mutu-pendidikan.html

Anda mungkin juga menyukai