Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

KEPRIBADIAN GURU DI ERA MILENIAL

Mata Kuliah : Psikologi Pendidikan

Dosen Pengampu : Taufiq, S.pd.,Mp.I

Disusun Oleh Kelmpok 9:

Tazria Mamonto / 22121021

Fatima Hakim / 22121035

PROGRAM PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

IAIN MANADO

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah


melimpahkan rahmat, serta hidayah-nya kepada kita khususnya bagi penulis
sehingga dapat menyusun makalah ini. Sholawat serta salam semoga tetap
tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah
menunjukan kita ke jalan benar.

Didalam penyusunan makalah ini kami mengucapkan banyak terimakasih


kepada Bpk Taufikq M.Pd selaku dosen pengampu pada mata kuliah Psikologi
Pendidikan , serta semua pihak yang relah membantu terselesaikannya makalah
ini.

Kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan dan kami
terima dengan tangan terbuka. kami berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca.

Manado , 10 Mei 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................1
C. Tujuan Masalah......................................................................................................1
BAB II...............................................................................................................................2
PEMBAHASAN................................................................................................................2
A. Pendidikan Karakter...............................................................................................2
B. Potret Guru di Era Modern....................................................................................3
C. Optimalisasi Peran Media......................................................................................5
BAB III..............................................................................................................................8
PENUTUP.........................................................................................................................8
A. Kesimpulan............................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................9

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menjadi guru merupakan panggilan hati yang membutuhkan kebulatan
hati dan tekad dalam menjalankan amanah yang diembannya. Hal ini terjadi
karena guru merupakan suri tauladan masyarakat dalam kesehariannya. Ini
terkait dengan akronim guru yaitu digugu dan ditiru.
Tingkah polah guru dalam kesehariannya sering dijadikan tolok ukur
mengidentifikasi nilai-nilai budaya dan sosial. Jika sebagian besar guru
berperilaku baik dan berkarakter positif maka kita bisa menyimpulkan nilai-
nilai budaya dan sosial yang berlaku di masyarakat juga masih baik, demikian
pula sebaliknya jika sebagian besar guru berperilaku negative maka kita juga
bisa menyimpulkan bahwa ada suatu kecendrungan menurunnya nilai-nilai
sosial dan budaya yang berlaku di masyarakat. Begitu besarnya peran seorang
guru sehingga profesi ini sangat membutuhkan kesabaran dan keikhlasan yang
luar biasa dalam menjalankan aktivitas profesinya.
Guru dan pendidikan merupakan dua sisi mata uang yang tidak bisa
terpisahkan. Dalam lingkungan pendidikanlah seorang guru mengembangkan
profesi yang dimilikinya.
Menurut UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
( Sisdiknas ) dinyatakan bahwa “ Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Pendidikan Karakter?
2. Bagaimana Potret Guru di Era Modern?

3. Bagaimana Optimalisasi Peran Media?

C. Tujuan Masalah
1. Menjelaskan pendidikan karakter
2. Menjelaskan potret guru di era milenial
3. Menjelaskan Optimalisasi peran media

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pendidikan Karekater
Kegemaran pada teknologi oleh generasi sekarang kerap memunculkan
kecemasan tentang pembinaan karakter. Kecemasan itu baik adanya. Tetapi guru
mestinya melihat tantangan ini sekaligus sebagai peluang.
Kaum peduli pendidikan, di dalamnya guru, orangtua, dan masyarakat,
berusaha masuk memengaruhi siswa melalui karya-karya berkualitas, seperti
karya fiksi pendidikan. Dan, yang tidak kalah menarik dalam pendidikan karakter
pada generasi milenial adalah penguatan pemikiran kritis. Dialog yang
dikembangkan selalu terdapat adu argumentasi. Tahapan masalah dan konflik
kerap dipenuhi adu argumentasi yang secara perlahan memperoleh pencerahan
pada tahapan penyelesaian.
Itu berarti, karya fiksi pendidikan mengambil peran menakjubkan dengan
menanamkan keterampilan berpikir tingkat tinggi. Itu juga berarti sejak awal
siswa sudah dibiasakan untuk menganalisis, mengevaluasi, dan pada gilirannya
diharapkan dapat muncul kreativitas sebagai alur tertinggi yang bisa diharapkan.
Mengutip Bloom Benjamin dan David R Krathwohl dalam Taxonomy of
Educational Objectives (1956), proses yang runtut yang masuk juga dalam proses
pendidikan akan jadi kontribusi besar dalam pendidikan karakter. Siswa tidak
sekadar diajarkan untuk bertindak, tetapi mereka masuk dalam konflik dan
berusaha menentukan jalan keluar berdasarkan fakta yang terjadi.
Sudah pasti, penyelesaian akan sangat variatif. Tidak ada pemaksaan. Setiap orang
menyadari, pola penyelesaian akan sangat berbeda. Model penanam karakter
seperti ini sangat sesuai dengan kebutuhan generasi milenial. Artinya, guru di era
milenial sukses menginkulkasi nilai yang diterima sebagai inspirasi dan bukan
sebagai pemaksaan.

3
Guru era milenial tidak berhenti di situ. Pemikiran kritis harus berujung
pada pemaknaan dan penemuan karya kreatif. Sebab, generasi milenial akan
berusaha menemukan terobosan baru dengan karya yang lebih sesuai dengan
tuntutan zaman.
Pada sisi ini, pengembangan kreativitas mestinya jadi dorongan bagi guru
dalam berinovasi. Guru era milenial yang gemar literasi akan menemukan ide-ide
kuat untuk membantu siswa menemukan karya orisinal dan sesuai zaman. Mereka
tidak mengandalkan pelatihan yang menjadikannya sekadar peniru metode usang,
tetapi mampu menghasilkan karya kreatif.
Pendidik PAUD sejati harus mampu menyatu dengan dunia anak. Ia tidak
menciptakan jarak antara pendidik dan murid. Sehingga ia bisa berbagi ilmu
kapan saja dan di mana saja. Karakter apa saja yang harus dimiliki oleh seorang
pendidik PAUD yang sejati?

B.Potret Guru di Era Modern

Melihat berbagai fenomena pendidikan di atas, guru sebagai salah satu


pihak yang bersinggungan langsung dengan pendidikan melalui interaksi dengan
siswa menuntut adanya cepat dan tanggap dalam merespon segala isu kekinian
tersebut. Posisi guru yang strategis meniscayakan adanya tantangan dan peluang
dalam setiap peristiwa yang berhubungan dengan pendidikan. Beberapa aspek
yang dapat dilihat berkenaan dengan hal tersebut antara lain: pertama, adanya
payung UU No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, melalui UU tersebut
sebagai bentuk pengaturan terhadap mekanisme, peningkatan mutu, dan hak serta
kewajiban pendidik, sehingga posisi guru diakui dan dilindungi oleh negara.
Adanya UU tersebut sebagai bentuk komitmen dan tanggung jawab guru sebagai
garda terdepan dalam mencerdaskan anak bangsa.
Kedua, filosofi Jawa guru yang bermakna digugu dan ditiru yang berarti
guru itu seyogyanya bisa dianut dan ditiru segala tingkah lakunya. Di era modern
ini, posisi guru sebagai modelling bagi anak sangat diperlukan di tengah
gempuran media dan tokoh superhero yang dimunculkan oleh media modern
seperti superman, batman, dan lainnya. Dalam posisi ini guru hendaknya menjaga
diri dan sikap ketika berinteraksi dengan siswa, karena apapun yang dikatakan dan

4
diperbuat akan direkam dan ditirukan oleh siswa. Namun apa daya, efek gerusan
globalisasi menjadikan beberapa oknum guru kalap dan melakukan hal yang
amoral dan tidak layak dicontoh, sehingga filosofi guru digugu dan ditiru berubah
menjadi wagu tur saru yang artinya tidak baik, tidak elok, dan cabul. Misalnya
kasus tindakan asusila yang dilakukan oknum guru MI di Karanganyar dan guru
SMP Bulukumba bulan Agustus 2017 lalu, kasus asusila yang menimpa siswa
MTs di Bantul bulan Juli 2017, dan deretan panjang kasus asusila lainnya.
Ketiga, perubahan paradigma tentang gaji guru. Tidak dipungkiri bahwa
jumlah guru Wiyata Bakti (WB) lebih banyak daripada guru yang telah PNS.
Padahal secara pengeluaran kebutuhan relatif sama, terdiri biaya rumah, sandang,
makan harian, listrik dan air, transport, pendidikan anak, dan kebutuhan lainnya.
Belum lagi kebutuhan tersier agar tidak ketinggalan jaman seperti gadget, laptop,
kendaraan bermotor, dan lainnya. Kecilnya gaji para guru WB inilah, meskipun
tidak bisa digeneralisir, yang disinyalir menjadikan guru seakan terkadang
setengah hati, mudah emosi, dan terkesan kurang serius, meskipun belum tentu
juga kinerja guru yang PNS lebih baik dari yang WB. Maka menjadi penting guru
di jaman now untuk mengubah paradigma tentang guru, bahwa profesi guru
adalah sebuah idealisme dan panggilan jiwa, apapun konsekuensi dari profesi guru
akan diterima dengan ikhlas dan sepenuh hati.
Keempat, melek teknologi. Era milenial meniscayakan guru untuk mampu
menyesuaikan diri dengan perubahan dan perkembangan jaman. Generasi
sekarang jauh berbeda dengan generasi 10-15 tahun yang lalu, apabila guru tidak
peka terhadap kondisi ini, maka pembelajaran akan berlangsung monoton dan
kaku dikarenakan tidak dikontekstualisasikan dengan kondisi sekarang.
Pembelajaran berbasis e-learning, media sosial, dan media lainnya menjadi hal
yang urgen untuk diterapkan. Guru perlu melek teknologi dengan menguasai
aplikasi dasar Ms. Office, pengoperasian komputer dan laptop, LCD, dan sarana
modern lainnya. Apabila guru jaman now tidak melakukan penyesuaian, maka
akan ketinggalan selangkah lebih maju dengan para siswanya. Di samping
teknologi menghasilkan efek negatif, sisi posiitifnya harus dimaksimalkan guru
melalui proses pendidikan.

5
Kelima, berbaur dan berkomunikasi dengan masyarakat. Sebagai bentuk
sinergitas tujuan pendidikan, guru jaman now hendaknya selalu berkomunikasi
dengan masyarakat. Komunikasi dengan masyarakat menjadi hal penting sebagai
bentuk evaluasi pelaksanaan pendidikan, hal-hal apa saja yang sudah mapan dan
perlu dipertahankan dan ditingkatkan, serta hal-hal apa yang belum tepat dan
perlu dibenahi. Melalui komunikasi yang baik dengan masyarakat sekitar sekolah
atau lembaga pendidikan akan mewujudkan pendidikan yang lebih humanis dan
sosial, jadi sekolah tidak menjadi bangunan tinggi yang acuh dengan masyarakat
sekitarnya.
Dari kelima aspek di atas, setidaknya sebagai acuan dan panduan agar
guru jaman now mampu memaksimalkan peluang di antara tantangan yang ada.
Sehingga guru mampu menempatkan diri sebagai profesi yang dilindungi oleh UU
dengan mampu menjadi modelling bagi siswa sesuai amanat UU Sisdiknas No. 20
tahun 2003 agar siswa memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa, dan negara. Kemudian menjadikan profesi guru sebagai
idealisme dan panggilan jiwa dengan memanfaatkan teknologi modern saat ini
sebagai penunjangnya. Terakhir perlu menjalin komunikasi yang intens dengan
masyarakat untuk menerima saran, kritikan, dan masukan untuk pendidikan yang
lebih holistik, humanis, dan sosial.
C.Optimalisasi Peran Media

Sebagai guru hendaknya mampu memanfaatkan segala saluran dan media yang
tersedia. Menurut Gerlach & Ely (dalam Arsyad, 2002), media dapat dipahami
secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun
kondisi, yang menyebabkan siswa mampu memperoleh pengetahuan,
keterampilan, atau sikap. Jadi menurut pengertian ini, guru, teman sebaya, buku
teks, lingkungan sekolah dan luar sekolah, bagi seorang siswa merupakan media.

Guru jaman now dalam kaitannya menyikapi dan menghadapi tantangan


dan peluang di era digital perlu mengoptimalkan segala media yang tersedia.
Buku-buku yang relevan tentang pendidikan anak di era digital, media
pembelajaran yang kekinian, penciptaan lingkungan belajar yang sesuai dan

6
mendukung tumbuh kembang anak di era digital, proses pembelajaran yang
menyenangkan, fasilitas dan sarana yang memadai, dan lainnya

Guru juga perlu memiliki jaringan media online untuk mengkampanyekan


dan mempromotori cara-cara mendampingi tumbuh kembang anak di era digital,
misalnya melalui akun media sosial (facebook, twitter, instagram, dan lainnya),
blog, dan media lainnya. Sehingga pemberitaan media online tidak dipenuhi
dengan berita-berita yang negatif tentang pendidikan, namun guru dapat
mengimbangi dengan hal yang positif, seperti tips belajar, metode belajar, prestasi
yang diraih siswa, kegiatan yang dilakukan sekolah, penemuan baru di bidang
pendidikan, dan hal positif lainnya.

Akhirnya, semoga para guru di jaman now mampu selalu mengobarkan


semangatnya untuk terus mengabdi tiada henti untuk negeri tercinta Indonesia,
engkau pahlawan bangsa, engkau pahlawan tanpa tanda jasa. Semua pihak baik
orang tua, pendidik, lembaga pemerintah, dan masyarakat pada umumnya
hendaknya bersinergi bersama guru, sehingga pada akhirnya sebagai wujud andil
bersama dalam menjalankan amanat Undang-undang, yaitu turut andil dalam
mencerdaskan kehidupan bangsa.

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Karakter pada generasi milenial adalah penguatan pemikiran kritis.
Dialog yang dikembangkan selalu terdapat adu argumentasi. Tahapan masalah
dan konflik kerap dipenuhi adu argumentasi yang secara perlahan memperoleh
pencerahan pada tahapan penyelesaian.
Posisi guru yang strategis meniscayakan adanya tantangan dan peluang
dalam setiap peristiwa yang berhubungan dengan pendidikan. Beberapa aspek
yang dapat dilihat berkenaan dengan hal tersebut antara lain: pertama, adanya
payung UU No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, melalui UU tersebut
sebagai bentuk pengaturan terhadap mekanisme, peningkatan mutu, dan hak
serta kewajiban pendidik, sehingga posisi guru diakui dan dilindungi oleh
negara.
Guru jaman now dalam kaitannya menyikapi dan menghadapi
tantangan dan peluang di era digital perlu mengoptimalkan segala media yang
tersedia. Buku-buku yang relevan tentang pendidikan anak di era digital,
media pembelajaran yang kekinian, penciptaan lingkungan belajar yang sesuai

8
dan mendukung tumbuh kembang anak di era digital, proses pembelajaran
yang menyenangkan, fasilitas dan sarana yang memadai, dan lainnya

DAFTAR PUSTAKA

Ahuja, Pramila dan Ahuja, G.C. (2010). Membaca Secara Efektif dan Efisien.
Bandung: PT Kiblat Buku Utama
Bafadal Ibrahim. (1991). Pengelolaan Perpustakaan Sekolah. Jakarta, Bumi
Aksara
Martoatmodjo Karmidi. (2010). Pelestarian Bahan pustaka. Jakarta:Multi wijaya
Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi. (2002). Pedoman Teknis Layanan
Perpustakaan dan Informasi. Jakarta: Perpustakaan Nasional RI
Sisilya Saman Madeten, Santi. (2018). “Startegi Pengembangan Minat Dan
Budaya Baca Perpustakaan Umum Kubu Raya”. Artikel Penelitian.
Program Studi Diploma 3 Perpustakaan Fkip Untan Pontianak
Wahib Jauhari Muhammad. (2019). Roro Isyawati Permata Ganggi. “Upaya
Menanamkan Budaya Membaca Pada Siswa Melalui Kegiatan Kunjungan
Jepara Satu Buku Di Sd Negeri 2 Tengguli” Program Studi S-1 Ilmu
Perpustakaan, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro

Anda mungkin juga menyukai