Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH AIK

“GURU SEBAGAI AGEN PERUBAHAN”

KELOMPOK 3 :

1. DITA AMELIA AZMI (105401118419)


2. MUFLHIHA MUSTARI (105401116819)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2022

KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi Rabbil’Alamin, segala puji bagi Allah Subhana Wa Ta’ala,
Rabb dan sesembahan sekalian alam, yang rizki dan karuniaNya kepada makhluk
tak terhingga dan tak pernah putus sepanjang zaman,atas segala limpahan rahmat
dan petunjuk-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat
dan salam senantiasa tercurah kepada Rasulullah Muhammad Sallallahu Alaihi
Wassalam , Sang Murabbi segala zaman, dan para sahabatnya, tabi’in dan tabi’ut
tabi’in serta orang-orang yang senantiasa berpegang teguh di jalan-Nya.

Segala usaha dan upaya telah dilakukan oleh penulis dalam rangka
menyelesaikan makalah ini dengan semaksimal mungkin. Namun, sebagai
manusia biasa penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini tidak luput dari
berbagai kekurangan

Akhirnya, dengan segala kerendahan hati penulis sangat mengharapkan


kritikan dan saran berbagai pihak, selama saran dan kritikan tersebut sifatnya
menbangun karena penulis yakin bahwa suatu persoalan tiada akan berarti tanpa
adanya kritikan mudah-mudahan dapat memberi manfaat bagi para pembaca
terutama bagi diri pribadi penulis. Aamiinn.

Makassar, 01 November 2022

Kelompok 3

DAFTAR ISI

SAMPUL.........................................................................................................i
KATA PENGANTAR....................................................................................ii

DAFTAR ISI.................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................4

A. Latar Belakang....................................................................................4
B. Rumusan Masalah...............................................................................4
C. Tujuan Penulisan................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN................................................................................5
A. Alquran sumber ilmu pengetahuan.....................................................5
B. Al-quran, Ilmu pengetahuan, dan Agama...........................................5
C. Motivasi Islam dalam Mengembangkan Ilmu Pengetahuan...............6
BAB III PENUTUP........................................................................................9
A. Kesimpulan.........................................................................................9
B. Saran...................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................10

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perubahan zaman yang sangat cepat menghadirkan tantangan dalam dunia
pendidikan. Proses perubahan tersebut perlu disikapi secara bijak oleh para
praktisi pendidikan, guru khususnya. Guru memiliki peran strategis dalam
menuntun ke arah mana pendidikan akan dibawa dan memegang peranan
penting dalam menyiapkan generasi muda yang mampu menghadapi berbagai
tantangan zaman. Di pundak guru lah kualitas Pendidikan dipertaruhkan.
Peran sebagai manajer yang mendesain pembelajaran,
mengimplementasikannya dalam kelas, melakukan pengontrolan atas
kompetensi siswa, hingga menciptakan lulusan qualified, adalah bagian
integral yang tidak dapat dipisahkan dari sosok guru.
Dalam upaya mengimplementasikan paradigma pendidikan masa depan,
peran guru sebagai pilar utama peningkatan mutu pendidikan jelas tidak boleh
dipandang sebelah mata. Sudah saatnya guru diberi kebebasan dan keleluasaan
untuk mengelola proses pembelajaran secara kreatif, “liar”, dan
mencerdaskan, sehingga pembelajaran berlangsung efektif, menarik, dan
menyenangkan. Profesi guru bukan sembarangan, melainkan penting dan
menentukan masa depan bangsa. Dengan demikian guru harus menjadi orang
yang memiliki jati diri kuat, senantiasa menjadi tauladan dan merencanakan,
melaksanakan pembelajaran dengan serius sepenuh hati. Siswa juga harus
memiliki cara pandang baru, yakni, sekolah bukan merupakan keharusan
melainkan kebutuhan; siswa bukan peserta pasif, melainkan peserta aktif,
siswa bukan tidak berdaya, melainkan memiliki kekuatan untuk merealisir apa
yang dinginkan; apa saya bisa mengerjakan,
Perubahan adalah sesuatu yang niscaya dalam kehidupan dan terjadi dari
waktu ke waktu. Perubahan terjadi di semua aspek kehidupan baik ekonomi,
politik, budaya maupun pendidikan. Disadari atau tidak, perubahan dapat
terjadi begitu saja pada diri kita maupun di sekeliling kita dan erat kaitannya
dengan dinamika lingkungan yang dinamis Dengan demikian siswa menjadi
individu yang memiliki cita - cita yang tinggi, semangat belajar keras dan
yakin bahwa yang bersangkutan mampu. Dalam Undang - undang Nomor
20/2003 tentang Sisdiknas (pasal 40 ayat 2) jelas dinyatakan bahwa pendidik
dan tenaga kependidikan berkewajiban: (1) menciptakan suasana pendidikan
yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis; (2) mempunyai
komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan; dan
(3)memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan
sesuai dengankepercayaan yang diberikan kepadanya. Ini artinya, guru tidak
lagi berperan sebagai “piranti negara” yang semata - mata mengabdi untuk
kepentingan penguasa, tetapi sebagai “hamba kemanusiaan” yang
mengabdikan diri untuk “memanusiakan” generasi bangsa secara “utuh” dan
“paripurna” (cerdas secara intelektual, emosional, dan spiritual) sesuai dengan
tuntutan zaman.

B. Rumusan Masalah
Dari uraian tersebut, dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah peran guru penggerak sebagai agen perubahan?
2. Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan agen pembaharu
dalam proses inovasi pendidikan?
3. Bagaimana strategi meningkatkan peran guru sebagai agen pembaharu?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui peran guru penggerak sebagai agen perubahan.
2. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi keberhasilan agen pembaharu
dalam proses inovasi pendidikan.
3. Untuk mengetahui strategi meningkatkan peran guru sebagai agen pembaharu.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Peran Guru Penggerak sebagai Agen Perubahan


Sebagai agen perubahan, guru harus mampu menjadi pendorong
perubahan dalam dunia pendidikan. Perkembangan teknologi seiring dengan
tuntutan jaman, diperlukan adanya inovasi-inovasi yang mampu
menggerakkan potensi-potensi di sekolah. Dengan cara  berkolaborasi, guru
bisa lebih mudah dalam membuat program pengembangan yang merefleksikan
adanya kebersamaan, kekompakan dan keseimbangan komunitas sekolah.
Untuk itu diperlukan adanya koordinasi antara semua unsur pemangku
kepentingan (stake holder) sehingga tercipta program yang berdaya guna dan
berhasil guna. Dan ujung dari pelaksanaan program sekolah adalah adanya
pelaksanaan program yang berdampak pada murid (student wellbeing).

Ada banyak hal yang harus dipertimbangkan untuk melaksanakan program


sekolah. Pertama, mengedepankan adanya penciptaan budaya positif. Hal ini
bisa tercipta dengan keteladanan dari berbagai pihak, baik dari guru, komite
ataupun warga sekolah yang lain. Kearifan lokal yang menjunjung tinggi nilai-
nilai baik dan karakter positif harus menjadi bagian yang diperhatikan. Kedua,
manajemen resiko. Dalam pelaksanaan program harus memperhatikan resiko
yang mungkin timbul. Hal-hal yang tidak diinginkan bisa saja terjadi di luar
perencanaan. Untuk itu perlu adanya perencanaan yang matang dan
kolaboratif sehingga resiko yang mungkin bisa ditekan seminimal mungkin.
Ketiga, adanya transparansi dan tindak lanjut. Kejelasan program diperlukan
untuk memudahkan dalam pemahaman dan evaluasi keberhasilan. Program-
program yang keterlaksanaannya optimal akan mampu memotivasi baik
kepada pihak internal maupun eksternal sekolah sehingga tindak lanjut ke
depan menjadi lebih terencana dan meyakinkan.
B. Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Agen Pembaharu
dalam Proses Inovasi Pendidikan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan agen pembaharu dalam
proses inovasi pendidikan Menurut Rogers, faktor-faktor yang mempengaruhi
keberhasilan agen pembaharu, berkenaan dengan hal-hal sebagai berikut:
1. Usaha dari agen perubahan itu sendiri Satu faktor dalam kesuksesan agen
perubahan adalah dari banyaknya waktu yang dihabiskan dalam aktivitas
komunikasi dengan klien. Kesuksesan agen perubahan dalam menjaga
adopsi inovasi oleh klien merupakan sesuatu yang positif berhubungan
dengan usaha agen dalam menghubungi/melakukan mengkontak dengan
klien.
2. Orientasi klien Posisi agen perubahan sosial adalah pertengahan antara
agensi perubahan dan sistem klien. Agen perubahan adalah subjek
kebutuhan untuk peran persaingan, seorang agen perubahan sering
diharapkan untuk menjanjikan dalam perilaku pasti oleh agensi perubahan,
dan pada waktu yang sama klien mengharapkan agen perubahan untuk
mewujudkan tindakan-tindakan yang benar-benar berbeda. Kesuksesan
agen perubahan dalam menjamin adopsi inovasi dari klien secara positif
berhubungan untuk orientasi seorang klien lebih daripada orientasi agensi
perubahan.
3. Kesesuaian inovasi dengan kebutuhan klien Sebuah peranan penting dan
sulit untuk agen perubahan untuk mendiagnosis kebutuhan para klien.
Kesuksesan Agen perubahan dalam menjamin adopsi inovasi dari klien
secara positif berhubungan untuk derajat dimana sebuah program difusi
sesuai dengan kebutuhan para klien.
4. Empati dari agen perubahan Empati dapat diartikan sebagai derajat untuk
individu yang dapat meletakan dirinya sendiri ke dalam peran dari orang
lain. Empati dari agen perubahan dengan klien adalah ketika klien
mengalami kesulitan secara ekstrim yang berbeda dari agen perubahan,
diharapkan agen perubahan lebih sukses jika mereka mendapatkan empati
dengan klien mereka. Kesuksesan agen perubahan dalam menjamin adopsi
inovasi secara positif berhubungan untuk empati dengan para klien.
5. Homofilitasnya dengan klien Homophily adalah interaksi yang terjadi
antara individu yang memiliki kesamaan pada pandangan, pengetahuan
dan lainnya. Sedangkan heterophily adalah kebalikan dari homophily yaitu
merupakan interaksi antar individu yang memiliki perbedaan. Agen
perubahan memiliki banyak perbedaan dalam banyak hal dari kliennya dan
mereka memiliki kontak dengan kilen yang memiliki lebih banyak
kesamaan pada diri mereka.
6. Kredibilitas agen perubahan Meskipun asisten agen perubahan kurang
memiliki kredibilitas kompetensi, yang didefinisikan sebagai sejauh mana
sumber komunikasi atau saluran dianggap berpengetahuan dan ahli,
mereka memiliki keuntungan khusus yaitu kredibilitas keamanan, sejauh
mana sumber komunikasi atau saluran dianggap sebagai dipercaya.
Sumber heterophilous/saluran (seperti agen perubahan profesional)
dianggap memiliki kredibilitas kompetensi, sedangkan sumber
homophilous/saluran (seperti asisten) dianggap memiliki kredibilitas
keamanan. Seorang agen perubahan yang ideal akan memiliki
keseimbangan antara kompetensi dan kredibilitas keamanan.
7. Sejalan dengan pemimpin opini Pemimpin opini adalah sejauh mana
seorang individu dapat mempengaruhi individu lain secara informal.
Kampanye difusi akan lebih berhasil jika agen perubahan mengidentifikasi
dan memobilisasi para pemimpin opini. Waktu dan energi dari agen
perubahan adalah sumber daya yang langka. Dengan memfokuskan
kegiatan komunikasi pada pemimpin opini dalam suatu sistem sosial, agen
perubahan dapat memanfaatkan sumber daya yang langka ini dan
mempercepat laju difusi suatu inovasi di antara klien.
8. Kemampuan evaluasi klien Salah satu masukan unik agen perubahan
untuk proses difusi kompetensi teknis. Tetapi jika agen perubahan
membutuhkan pendekatan jangka panjang untuk melakukan perubahan, ia
harus berusaha untuk meningkatkan kompetensi teknis klien dan
kemampuan klien untuk mengevaluasi potensi inovasi sendiri. Sayangnya,
seringkali agen perubahan lebih peduli dengan tujuan-tujuan jangka
pendek seperti peningkatan laju adopsi inovasi. Sebaliknya, dalam banyak
kasus, kemandirian klien harus menjadi tujuan utama dari agen perubahan,
sehingga dapat menghentikan ketergantungan klien terhadap agen
perubahan. Tujuan ini, jarang dicapai oleh sebagian besar agen-agen
perubahan, mereka biasanya lebih mementingkan untuk mempromosikan
adopsi inovasi, daripada mencari klien untuk diajarkan keterampilan dasar
tentang bagaimana untuk mengevaluasi inovasi bagi diri mereka sendiri.

C. Strategi Meningkatkan Peran Guru sebagai Agen Pembaharu


Strategi Meningkatkan Peran Guru Sebagai Agen Pembaharu
Keberhasilan pembaharuan pendidikan sesungguhnya sangat tergantung apa
yang dipikirkan dan diperbuat oleh guru. Hal ini sejalan dengan pendapat
Fullan dalam Zakso (2010:15) yang menyatakan bahwa improvements in
schools will not occur without changes in the qualities of learning experiences
on the part of those who run the schools. Beberapa langkah strategis yang
dapat dilakukan dalam meningkatkan peran guru sebagai agen perubahan
(agent of change) antara lain:
a. Membangun kualitas mentalitas positif guru Hal ini dapat dilakukan
melalui kegiatan pelatihan ’motivasi berprestasi’ dan sejenisnya secara
periodik, misalnya pembinaan dan pelatihan ESQ. Meskipun setiap guru
secara teoritik telah mengetahui sebagian teori-teori psikologi
pembelajaran, namun tetap memerlukan penyegaran orientasi dan
wawasan hidup prospektif dari para pakar psikologi atau para motivator
dalam menghadapi beragam persoalan pekerjaan sebagai pendidik. Dalam
hal ini fokus pelatihan lebih ditekankan pada upaya membangun
konsistensi diri sebagai pendidik sepanjang karir profesinya untuk
mengembangkan tentang: (a) prinsip selalu belajar (learning principle); (b)
prinsip kebutuhan untuk berprestasi (need achievement principle); (c)
prinsip kepemimpinan (leadership principle); (d) prinsip orientasi hidup ke
depan (vision principle); dan prinsip menjadi pencerah dalam kehidupan
kelompok (well organized principle) (Seligman, 2005).
b. Mendorong akselerasi pemahaman inovasi pembelajaran dan pemanfaatan
TIK. Menyikapi kondisi guru yang masih belum memahami beragam
inovasi pembelajaran dan arti pentingnya pemanfaatan kemajuan teknologi
pembelajaran, maka strategi yang dapat dilakukan adalah setiap satuan
pendidikan harus mempunyai ’tim ahli inovasi pembelajaran’. Beberapa
aktivitas yang dapat dilakukan oleh tim ahli inovasi pembelajaran dalam
meningkatkan kualitas guru adalah: (a) melakukan diskusi kolegial tentang
pengembangan penguasaan konsep-konsep keilmuan dan perkembangan
teknologi terkini; (b) melakukan penyusunan bahan ajar atau modul dan
melakukan pelatihan penggunaan multi media berbasis IT; (c) melakukan
kegiatan penelitian tindakan kelas; (d) melibatkan guru dalam proses
evaluasi diri sekolah (school self evaluation); dan (e) memberikan
masukan tentang penerapan metode pembelajaran yang menegakkan pilar-
pilar pembelajaran, yaitu: learning to know, learning to do, learning
together, dan learning to be.
c. Membangun mentalitas kerjasama sebagai team work yang kokoh. Semua
guru pada satuan pendidikan dalam proses layanan pendidikan harus
menyatu bagaikan satu bangunan kokoh (kesatuan sistem). Proses
interaksi dissosiatif sesama pendidik dalam pemberian layanan pendidikan
harus diminimalisir. Oleh karena itu, dalam konteks pemberian layanan
pembelajaran di satuan pendidikan yang berkualitas, seharunya setiap guru
senantiasa belajar untuk memajukan satuan pendidikannya melalui enam
konsep yaitu: (a) system thinking; (b) mental models; (c) personal
mastery; (d) team learning and teaching; (e) shared vision; dan (f) dialog.
d. Pemantauan dan pembinaan terhadap kinerja guru. Dinas Pendidikan Kota
atau Kabupaten, melalui pengawas sekolah terus melakukan
pemantauan atau pembinaan terhadap kinerja guru dalam
mengimplementasikan empat kompetensi dasar guru profesional.
Beberapa persyaratan yang harus dimiliki oleh pengawas dalam proses
pembinaan guru agar mampu menjadi salah satu agent of change
pembelajaran di sekolah, yaitu sosok pribadi seorang pengawas sebagai
pembina kinerja guru profesional harus betulbetul berkualitas, antara lain:
(a) memahami secara teoritis dan aplikatif tentang beragam teori psikologi
pembelajaran; (b) berwawasan integral, demokratik, visioner dan
mempunyai keunggulan IESQ; (c) memiliki kemampuan multi, baik
menyangkut disiplin keilmuan tertentu, managerial,
komunikator/motivator, dan humanis; (d) menguasai secara konseptual
dan aplikatif tentang penelitian pendidikan dengan beragam strategi atau
pendekatan pembelajaran.
e. Dalam rangka memudahkan aktivitas guru untuk mewujudkan beragam
kompetensi profesinya, maka pemerintah dan warga masyarakat harus
tetap punya komitmen dalam penyediaan sarana dan prasarana
pembelajaran dengan baik, karena ketersediaan sarana dan prasarana
pembelajaran secara baik akan mampu meningkatkan kualitas proses
pembelajaran siswa di sekolah. Ketika sarana dan prasarana pembelajaran
tersedia dengan baik, kesejahteraan guru terjamin dan diikuti dengan
tumbuhnya sikap mental positif pada diri setiap guru sebagaimana yang
telah diuraikan di atas, maka diasumsikan guru akan mampu
meningkatkan kualitas profesionalnya sehingga guru akan mampu
berperan sebagai agen perubahan (agent of change) pembelajaran siswa di
sekolah.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Langkah strategis dalam meningkatkan peran guru sebagai salah
satu agent of change di sekolah adalah: a) membangun kualitas
mentalitas positif setiap guru; b) melalui ’tim inovasi pembelajaran’ di
setiap satuan pendidikan, guru dilibatkan secara aktif-kreatif dalam
mengembangkan kemampuan prefesionalnya; c) membangun
kerjasama sebagai team work dalam memajukan satuan pendidikan
melalui enam konsep; d) pengawas sekolah melakukan pembinaan
secara intens dan sistematis tentang pengembangan kualitas
profesional guru; dan e) meningkatkan kualitas sarana parasarana
pembelajaran di sekolah dan meningkatkan kesejahteraan guru. 3.
Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan agen pembaharu
antara lain: usaha agen pembaharu, orientasi pada klien, sesuai dengan
kebutuhan klien, empati, homophily, kontak agen pembaharu dengan
klien yang berstatus lebih rendah, pembantu para-profesional,
kepercayaan klien terhadap agen pembaharu (credibility), profesional
semu, pemuka pendapat dan kemampuan klien untuk menilai inovasi.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kurangnya,
oleh karena itu penulis berharap para pembaca dapat memberikan
saran dan masukannya.
DAFTAR PUSTAKA

Nalurita, N. (2020). Guru Sebagai Agen Perubahan. Jurnal Sudut Pandang, 1(1), 8-10.

https://adoc.pub/bab-i-pendahuluan-a-latar-
belakang96281992c0f0aba2d410797fa8f5dab755847.html

https://ayoguruberbagi.kemdikbud.go.id/cerita/menjadi-guru-penggerak-sebagai-agen-
perubahan/

Anda mungkin juga menyukai