SARONTO
NIM 22102460019
Puji syukur penulis penjatkan kehadirat Alloh SWT, yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayat-Nya kepada kita semua sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan I yang berjudul Analisis Materi Berbasis Masalah yang berisi tentang
kegiatan yang pernah dilakukan di dalam pendidikan guru penggerak angkatan 4 di
kabupaten Ogan Komering Ilir tentu ini menjadi tugas dalam pendidikan Profesi
Guru (PPG) tahun 2023 di LPTK Universitas Negeri Yogyakarta (UNY).
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................................................. ii
DAFTAR ISI .............................................................................................. iii
RINGKASAN ........................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1
1.1 Latar belakang kegiatan yang telah dilakukan .......................... 1
1.2 Tujuan kegiatan ......................................................................... 2
1.3 Manfaat Kegiatan ..................................................................... 2
BAB II. PEMBAHASAN ......................................................................... 4
2.1 Refleksi Filosofi Pendidikan Nasional-Ki Hajar Dewantara .... 4
2.2 Nilai-nilai dan Peran Guru Penggerak ...................................... 5
2.3 Visi Guru Penggrak ................................................................... 6
2.4 Budaya Positif ........................................................................... 6
BAB III. PENUTUP ................................................................................. 9
3. 1 Refleksi ................................................................................... 9
3. 2 Tindak Lanjut .......................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 11
LAMPIRAN .............................................................................................. 12
Lampiran dokumen terkait kegiatan yang di laporkan ............................... 12
iii
RINGKASAN
iv
sebagai berbagai tradisi dan kebiasaan keseharian yang dibangun dalam jangka
waktu yang lama oleh guru, murid, orang. Budaya sekolah yang diterapkan harus
memperhatikan kodrat anak, terutama kodrat alam dan kodrat zaman dan harus
berpihak kepada murid.
v
BAB I. PENDAHULUAN
1
Menyusun visi yang menjadi tujuan dalam menjalankan tujuan pendidikan yang
nantinya bisa diterapkan disekolah dan tentu penulis sudah menerapkan merdeka
belajar yang di dalamnya terdapat budaya positif.
1.2 Tujuan kegiatan
Dalam mendorong tumbuh kembang murid secara holistik, aktif dan proaktif
dalam mengembangkan pendidikan dan mengimplementasikan pembelajaran
yang berpusat pada murid serta menjadi teladan dan agen transpormasi
ekosistem pendidikan untuk mewujudkan profil pelajar pancasila. Tujuan
kegiatan dalam program aksi nyata yang saya lakukan disekolah selama
mengikuti program guru penggerak antara lain sebagai berikut:
- Menyebarkan pemahaman tentang filosifi kihajar dewantara
- Menumbuhkan disiplin positif baik dikelas maupun di lingkungan sekolah
- Membangun komunitas belajar di sekolah
- Membangun motivasi belajar murid dengan pembelajaran yang bermakna
- Berkolaborasi dengan semua stikhorder sekolah
1.3 Manfaat Kegiatan
Manfaat bagi penulis sebagai guru :
1. Mengembangkan kompetensi diri
2. Mengubah pola pikir baru tentang mendidik
3. Dapat menciptakan pembelajaran yang menyenangkan, aman dan nyaman
di kelas dan lingkungan sekolah
4. Membentuk karakter kepemimpinan pembelajaran
5. Mampu berinovasi dan reflektif
6. Mempu merumuskan visi dan peran sebagai guru
Manfaat bagi murid
1. Pembelajaran lebih menyenangkan dan keperpihakan kepada murid
2. Murid lebih merdeka sesuai dengan kondratnya
3. Membangun karakter dan potensi murid
4. Meningkatkan kedisiplinan
2
Manfaat bagi sekolah dan lingkungan sekitar
1. Terbentuknya disiplin positif di lingkungan sekolah
2. Meningkatkan kompetensi rekan sejawat
3. Membentuk pola pikir baru rekan sejawat sesuai dengan Ki Hajar
Dewantara (KHD)
4. Berkolaborasi untuk memecahkan permasalahan
5. Wali murid senang dengan dampak yang di capai
Dari semua manfaat diatas tentunya berdasarkan tujuan pendidikan nasional dan
membentuk karakter yang sesuai dengan budaya bangsa.
3
BAB II. PEMBAHASAN
4
2.2. Nilai-nilai dan Peran Guru Penggerak
Nilai guru pengerak yang harus di kembangkan adalah mandiri, reflektif,
kolaboratif, inovatif, dan berpihak kepada murid.
Sangat jelas nilai guru penggerak Nilai pertama adalah mandiri Guru
Penggerak yang mandiri, berarti guru tersebut mampu memunculkan motivasi
dalam dirinya sendiri untuk membuat perubahan baik untuk lingkungan sekitarnya
ataupun pada dirinya sendiri. Prilaku yang bisa dilakukan guru adalah mau
melakukan refleksi dan instrospeksi terhadap kegiatan pembelajaran yang
dilakukan. Mau mendengar saran dan kritik dari pengawas, kepala sekolah, sesama
guru dan peserta didik.
Reflektif berarti seorang Guru Penggerak mampu senantiasa merefleksikan
dan memaknai pengalaman yang terjadi di sekelilingnya, baik yang terjadi pada diri
sendiri serta pihak lain. Guru Penggerak yang memiliki nilai reflektif mau membuka
diri terhadap pengalaman yang baru dilaluinya, lalu melakukan evaluasi terhadap
apa saja hal yang sudah baik, serta apa yang perlu dikembangkan. Guru penggerak
senantiasa terbuka untuk meminta dan menerima umpan balik dari orang-orang di
sekelilingnya.
Seorang Guru Penggerak mampu senantiasa membangun hubungan kerja
yang positif terhadap seluruh pihak pemangku kepentingan yang berada di
lingkungan sekolah ataupun di luar sekolah. Guru penggerak mampu membangun
rasa kepercayaan dan rasa hormat antara dirinya dengan lingkungan sekitarnya, serta
mengakui dan mengelola perbedaan peran yang diemban oleh masing-masing tiap
pemangku kepentingan sekolah dalam mencapai tujuan bersama. Berkolaborasi
dengan berbagai pihak dalam memajukan sekolah.
Inovatif berarti seorang Guru Penggerak mampu senantiasa memunculkan
gagasan-gagasan baru dan tepat guna terkait situasi tertentu ataupun permasalahan
tertentu. Dibutuhkan kejelian dari seorang Guru Penggerak untuk melihat
peluang/potensi yang ada di sekitarnya (baik dari guru lain, murid, kepala sekolah,
orang tua murid, komunitas lainnya) untuk mendukung ide orisinal demi
menguatkan pembelajaran murid.
5
Berpihak kepada murid disini penulis selalu memberikan pembelajaran
yang sesuai dengan minat dan bakat peserta didik dengan menuntun tumbuh
kembang dengan perilaku yang baik, menciptakan suasana kelas aman dan nyaman
untuk belajar. Memberikan nilai-nilai kebaikan dengan selalu memperhatikan
semua murid tanpa membeda-bedakan dan memperhatikan kesiapan belajar sesuai
dengan kondisi anak.
Sedangkan peran guru penggerak adalah sebagai pemimpin pembelajaran,
membangun komunitas praktisi, menjadi coach bagi guru lain, berkolaborasi dan
membangun kepemimpinan murid. Dalam peran guru penggerak ini penulis selalu
berbagi dan berkolaborasi dengan semua pihak.
6
kutipan tersebut mengisyaratkan kita sebagai guru perlu membangun komunitas di
sekolah untuk menyiapkan murid di masa depan agar menjadi manusia berdaya
tidak hanya untuk pribadi tapi berdampak pada masyarakat.
Membangun karakteristik seseorang bukanlah hal yang mudah, bahkan
sangat sulit. Akan tetapi, sebagai pendidik, kita diberikan tugas untuk dapat
membentuk calon-calon penerus bangsa yang memiliki karakter jujur, berkeadilan,
bertanggung jawab, peduli dan saling menghormati. Dengan adanya bekal dan
tanggung jawab, kita sebagai guru perlu merumuskan dengan jelas, strategi yang
diperlukan untuk dapat membentuk murid dengan karakter tersebut.
Seringkali permasalahan dengan murid berkaitan dengan komunikasi antara
murid dengan guru, terutama ketika murid melanggar suatu aturan dengan alasan
tidak mengetahui adanya aturan tersebut. Kurang adanya komunikasi ini
menyebabkan relasi murid dan guru menjadi kurang akur. Salah satu langkah dalam
menerapkan budaya disiplin positif adalah dengan membentuk lingkungan kelas
yang mendukung terciptanya budaya positif, yaitu dengan menyusun kesepakatan
kelas. Kesepakatan kelas yang efektif dapat membantu dalam pembentukan budaya
disiplin positif di kelas. Hal ini juga dapat membantu proses belajar mengajar yang
lebih mudah dan tidak menekan.
Disiplin Positif adalah sebuah program yang dirancang untuk mengajar
murid untuk menjadi pribadi dan anggota dari komunitas yang bertanggung jawab,
penuh hormat, dan kritis. Disiplin positif mengajarkan keterampilan sosial dan
kehidupan yang penting dengan cara yang sangat menghormati dan membesarkan
hati, tidak hanya bagi murid tetapi juga bagi orang dewasa (termasuk orangtua,
guru, penyedia penitipan anak, pekerja muda, dan lainnya).
Menerapkan pendekatan disiplin positif dapat membantu sekolah
memainkan peran penting dalam menciptakan masyarakat yang lebih adil dan
manusiawi. murid cenderung menjadikan orang dewasa sebagai model, jika murid
melihat orang dewasa menggunakan kekerasan fisik atau psikologis, mereka akan
belajar bahwa kekerasan dapat diterima sehingga ada kemungkinan mereka akan
menggunakan kekerasan terhadap orang lain. Sekolah memiliki peran penting
dalam membimbing, memperbaiki, dan menyosialisasikan kepada murid mengenai
7
perilaku yang sesuai. Menggunakan pendekatan positif daripada negatif untuk
mendidik murid, secara tidak langsung mengajarkan mereka untuk menghormati
hak asasi orang lain dan memberi mereka model perilaku yang positif. Disiplin
positif meningkatkan kontrol diri murid, mengajarkan tanggung jawab, dan
membantu mereka membuat pilihan yang bijaksana.
Keyakinan kelas sudah dilakukan di setiap kelas dan menjadi budaya positif
sekolah. Tentu ini menjadi nilai positif sekolah kami dan terus mempertahankan
nilai-nilai yang baik yang sudah dijalankan. Berkurangnya kekerasan antar teman,
murid selalu menjaga kebersihan, menghormati semua guru, menjaga katertiban
dan kenyamanan di kelas maupun di sekolah.
8
BAB III. PENUTUP
3.1. Refleksi
Pada modul 1.1 Filosofi Pendidikan Nasional Menurut Ki Hajar Dewantara,
seorang guru diibaratkan seorang petani yang hanya membantu tumbuh kembang
sesuai dengan kodrat yang dibawa sejak lahir. Guru hanya menuntun proses
perkembangan murid sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman. Jadi guru hanya
memperbaiki lakunya saja agar menjadi manusia yang bahagia dan bermasyarakat.
Jadi setelah mempelajari filosofi Ki Hajar Dewantara saya akhirnya memahami
bahwa pendidikan adalah suatu kegiatan yang sangat penting dalam kehidupan, kita
sebagai guru haruslah menjadikan murid atau generasi yang utuh lebih manusiawi
dan tau bagaimana arah sebenya guru dalam membimbing anak mengabdi kepada
anak dan menjadikan anak yang utuh agar mereka mampu mengembangkan ide,
minat dan bakanya.
Pada modul 1.2 nilai dan peran guru penggerak penulis selalu mencoba
memotivasi diri untuk membuat perubahan kearah yang lebih baik demi
menciptakan pembelajaran yang berpihak kepada murid. Membuat komunitas
belajar di sekolah maupun di luar sekolah yang memberikan dampak baik pada
pendidikan. Saling berbagi praktek baik yang sudah di lakukan supaya memberi
motivasi guru yang lain untuk belajar bersama dan berbagi.
Pada modul 1.3 disini penulis membuat visi yang merujuk ada profil pelajar
pancasila karena dengan visi tersebut pendidikan indonesia akan sesuai dengan
tujuan pendidikan nasional dan sesuai dengan filosifi Ki Hajar Dewantara (KHD).
Dari visi tersebut penulis selalu berusaha menjalankan apa yang menjadi visi
dengan berkolaborasi dengan seluruh elemen sekolah baik kepala sekolah, guru,
wali murid, murid dan stikholder sekolah.
Pada modul 1.4 budaya positif penulis sudah menjalankan budaya positif di
mulai dengan kesepakatan kelas dan di ikuti oleh seluruh kelas di SDN 1 Kali
Deras, kebetulan sekolah kami sekarang menjadi sekolah penggerak angkatan 2
tentu semakin mudah bagi penulis untuk merubah paradikma guru dalam
9
menjalankan budaya positif. Tentu budaya positif ini butuh proses yang panjang
dan berjenjang maka dari itu kami selalu memotifasi guru untuk selalu
merefleksikan dari hasil kesepakatan-kesepakantan yang sudah di sepakati dan
menyesuaikan kebutuhan.
10
DAFTAR PUSTAKA
Petrus R, Simon. 2020. Modul 1.1 Refleksi Filosofi Pendidikan Nasional. Jakarta:
Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Pendidik.
Dharma, Aditya. 2020. Modul 1.2 Nilai-nilai dan Peran Guru Penggerak. Jakarta
: Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Pendidik
Dharma, Aditya. 2020. Modul 1.3 Visi Guru Penggerak. Jakarta : Direktorat
Jendral Guru dan Tenaga Pendidik
Sekolah Penggerak Kemdikbud.go.id. Pendidikan Guru Penggerak.
https://sekolah.penggerak.kemdikbud.go.id/gurupenggerak/
Yuannita T, Patricia, Gunarti, Sri indah dan Tiasari, amalia jiandra. 2020. Modul
1.4 Visi Budaya Positif. Jakarta : Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Pendidik
Hanafi, Imam NA. 2022. Laporan 1 Analisis Berbasis Masalah. Medan:
Universitas Negeri Medan.
Rambe, Siska A. 2017. Pengaruh lingkungan terhadap pembentukan karakter.
Medan:. UIN Sumatera Utara.
Fadly Firmansyah Channel Youtube @AdhieMahesa Chanel 2022.
https://youtu.be/3-DbeE-33UQ
11
LAMPIRAN
12
Aksi Nyata Visi Guru Penggerak
https://youtu.be/kIyNnZIe1gY
13