Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN 1

ANALISIS MATERI BERBASIS MASALAH

SARONTO

NIM 22102460019

PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

PENDIDIKAN PROFESI GURU (PPG)


FAKULTAS ILMU SOSIAL, HUKUM, DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
MEI 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis penjatkan kehadirat Alloh SWT, yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayat-Nya kepada kita semua sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan I yang berjudul Analisis Materi Berbasis Masalah yang berisi tentang
kegiatan yang pernah dilakukan di dalam pendidikan guru penggerak angkatan 4 di
kabupaten Ogan Komering Ilir tentu ini menjadi tugas dalam pendidikan Profesi
Guru (PPG) tahun 2023 di LPTK Universitas Negeri Yogyakarta (UNY).

Penulis tentu melakukan penyusunan laporan ini dengan sebaik-baiknya dan


semaksimal mungkin demi mendapat pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca. Selama mengikuti pendidikan guru penggerak angkata 4 kabupaten Ogan
Komering Ilir sangat banyak sekali ilmu yang penulis dapatkan tentunya
pembelajaran yang berpihak kepada murid.
Dalam laporan I ini penulis menuangkan materi-materi yang pernah di pelajari dan
dilakukan selama melaksanakan program pendidikan Guru Penggerak.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih banyak kepada semua
pihak yang telah membantu dan membimbing dalam penyusunan laporan ini.
Semoga Alloh SWT senantiasa membalas semua kebaikannya. Amin
Ogan Komering Ilir, 30 Mei 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................................................. ii
DAFTAR ISI .............................................................................................. iii
RINGKASAN ........................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1
1.1 Latar belakang kegiatan yang telah dilakukan .......................... 1
1.2 Tujuan kegiatan ......................................................................... 2
1.3 Manfaat Kegiatan ..................................................................... 2
BAB II. PEMBAHASAN ......................................................................... 4
2.1 Refleksi Filosofi Pendidikan Nasional-Ki Hajar Dewantara .... 4
2.2 Nilai-nilai dan Peran Guru Penggerak ...................................... 5
2.3 Visi Guru Penggrak ................................................................... 6
2.4 Budaya Positif ........................................................................... 6
BAB III. PENUTUP ................................................................................. 9
3. 1 Refleksi ................................................................................... 9
3. 2 Tindak Lanjut .......................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 11
LAMPIRAN .............................................................................................. 12
Lampiran dokumen terkait kegiatan yang di laporkan ............................... 12

iii
RINGKASAN

Guru Penggerak adalah pemimpin dalam proses belajar-mengajar yang


membantu pertumbuhan dan perkembangan murid secara menyeluruh, aktif, dan
proaktif, ia juga memotivasi guru lain untuk menerapkan pendekatan belajar yang
berfokus pada murid dan menjadi contoh dan agen perubahan dalam ekosistem
pendidikan untuk mewujudkan profil pelajar pancasila.
Di dalam proses pelaksanaan calon guru penggerak akan sering diajak untuk
merefleksikan praktik pembelajaran yang sudah dijalankan serta berdiskusi dan
berkolaborasi dengan sesama CGP maupun komunitas di sekitarnya. Keseluruhan
pengalaman belajar itu diramu dalam siklus MERRDEKA, yang diawali dengan
Mulai dari Diri, Eksplorasi Konsep, Ruang Kolaborasi, Refleksi Terbimbing,
Demonstrasi Kontekstual, Elaborasi Pemahaman, Koneksi Antarmateri, dan ditutup
dengan Aksi Nyata. Diharapkan model pembelajaran yang berbasis pengalaman
seperti ini dapat mewujudkan guru dan murid merdeka yang menjadi pembelajar
sepanjang hayat.
Nilai yang harus dimiiki oleh guru penggerak, yaitu berpihak pada
murid, mandiri, kolaboratif, inovatif dan reflektif. Berpihak pada murid yaitu guru
dalam melakukan pembelajaran harus berpihak pada murid, desain atau rancangan
pembelajaran diharapkan sesuai dengan kebutuhan murid. Visi Guru Penggerak
adalah tujuan perubahan dasar yang dilakukan secara konsisten. Perubahan dasar
yang dimaksud adalah budaya sekolah yang terbentuk dari kebiasaan warga
sekolah. Perubahan itu sendiri perlu diprakarsai oleh seseorang atau sekelompok
orang. Dalam hal ini sepatutnya guru menjadi pemimpin perubahan itu sendiri.
Konsep Trilogi kepemimpinan Ki Hadjar Dewantara wajib sebagai dasar guru
melakukan perubahan. Ing Ngarso Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut
Wuri Handayani.

Budaya Positif di sekolah ialah nilai-nilai, keyakinan, dan kebiasaan di sekolah


yang berpihak pada murid agar murid dapat berkembang menjadi pribadi yang
kritis, penuh hormat dan bertanggung jawab. Mendefinisikan budaya sekolah

iv
sebagai berbagai tradisi dan kebiasaan keseharian yang dibangun dalam jangka
waktu yang lama oleh guru, murid, orang. Budaya sekolah yang diterapkan harus
memperhatikan kodrat anak, terutama kodrat alam dan kodrat zaman dan harus
berpihak kepada murid.

v
BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang kegiatan yang telah dilakukan


Manusia tidak akan pernah lepas dari proses pendidikan, karena pendidikanlah
yang membuat manusia itu menjadi dewasa. Pendidikan mengarahkan kepada
pengembangan kepribadian seseorang. Menurut Ki Hajar Dewantara dalam buku
Ahmad Tafsir “Pendidikan atau mendidik tidak sama dengan mengajar”. Adapun
arti mendidik itu adalah bertujuan mengembangkan aspek kepribadian terutama
dalam membentuk karakter kepribadian . Pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.
Tentu untuk mencapai beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara
yang demokratis serta bertanggung jawab pendidikan karekater adalah hal yang
utama yang perlu ditekan di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.
Membentuk karakter yang di inginkan tentu membutuhkan proses lama dan
berjenjang. Untuk membentuk karekter peserta didik tentu guru harus berkolaborasi
dengan guru, wali murid dan murid untuk menentukan nilai-nilai yang diyakini
bersama.
Dalam kegiatan pendidikan guru penggerak penulis sudah melakukan berbagai
kegiatan yang tentu menjalan tujuan pendidikan sesuai dengan filosofi Ki Hajar
Dewantara (KHD) dengan selalu memperhatikan tumbuh kembang murid
menjadikan murid satu-satunya tujuan utama dalam pendidikan karakter
menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dan berpihak kepada murid.
Penulis juga menjalankan nilai sebagai guru penggerak yaitu mandiri, reflektif,
kolaboratif, inovatif dan pembelajaran yang berpihak kepada murid dan
menjalankan peran sebagai guru yang bisa bedampak kepada guru maupun sekolah.

1
Menyusun visi yang menjadi tujuan dalam menjalankan tujuan pendidikan yang
nantinya bisa diterapkan disekolah dan tentu penulis sudah menerapkan merdeka
belajar yang di dalamnya terdapat budaya positif.
1.2 Tujuan kegiatan
Dalam mendorong tumbuh kembang murid secara holistik, aktif dan proaktif
dalam mengembangkan pendidikan dan mengimplementasikan pembelajaran
yang berpusat pada murid serta menjadi teladan dan agen transpormasi
ekosistem pendidikan untuk mewujudkan profil pelajar pancasila. Tujuan
kegiatan dalam program aksi nyata yang saya lakukan disekolah selama
mengikuti program guru penggerak antara lain sebagai berikut:
- Menyebarkan pemahaman tentang filosifi kihajar dewantara
- Menumbuhkan disiplin positif baik dikelas maupun di lingkungan sekolah
- Membangun komunitas belajar di sekolah
- Membangun motivasi belajar murid dengan pembelajaran yang bermakna
- Berkolaborasi dengan semua stikhorder sekolah
1.3 Manfaat Kegiatan
Manfaat bagi penulis sebagai guru :
1. Mengembangkan kompetensi diri
2. Mengubah pola pikir baru tentang mendidik
3. Dapat menciptakan pembelajaran yang menyenangkan, aman dan nyaman
di kelas dan lingkungan sekolah
4. Membentuk karakter kepemimpinan pembelajaran
5. Mampu berinovasi dan reflektif
6. Mempu merumuskan visi dan peran sebagai guru
Manfaat bagi murid
1. Pembelajaran lebih menyenangkan dan keperpihakan kepada murid
2. Murid lebih merdeka sesuai dengan kondratnya
3. Membangun karakter dan potensi murid
4. Meningkatkan kedisiplinan

2
Manfaat bagi sekolah dan lingkungan sekitar
1. Terbentuknya disiplin positif di lingkungan sekolah
2. Meningkatkan kompetensi rekan sejawat
3. Membentuk pola pikir baru rekan sejawat sesuai dengan Ki Hajar
Dewantara (KHD)
4. Berkolaborasi untuk memecahkan permasalahan
5. Wali murid senang dengan dampak yang di capai
Dari semua manfaat diatas tentunya berdasarkan tujuan pendidikan nasional dan
membentuk karakter yang sesuai dengan budaya bangsa.

3
BAB II. PEMBAHASAN

2.1. Refleksi filosofi pendidikan nasional Ki Hadjar Dewantara


Pendidikan adalah tempat persemaian benih-benih kebudayaan dalam
masyarakat. Ki Hadjar Dewantara (KHD) memiliki keyakinan bahwa untuk
menciptakan manusia Indonesia yang beradab maka pendidikan menjadi salah satu
kunci utama untuk mencapainya. Pendidikan dapat menjadi ruang berlatih dan
bertumbuhnya nilai-nilai kemanusiaan yang dapat diteruskan atau diwariskan.
Ki Hadjar Dewantara menjelaskan bahwa tujuan pendidikan yaitu:
menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai
keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia
maupun sebagai anggota masyarakat. Oleh sebab itu, pendidik itu hanya dapat
menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar
dapat memperbaiki lakunya (bukan dasarnya) hidup dan tumbuhnya kekuatan
kodrat anak”
Dalam hal ini tentu kita sadar bahwa pendidikan adalah kunci utama untuk
menciptakan manusia indonesia yang beradab sesuai dengan budaya bangsa dengan
begitu maka akan tercapai cita-cita bangsa, KHD menjelaskan bahwa tujuan
pendidikan guru hanya menuntun tumbuh kembang anak sesuai dengan kodrat alam
atau kodrat yang telah di berikan Tuhan kepada manusia semenjak lahir dan kondrat
zaman yaitu memberikan pembelajaran sesuai dengan tuntutan zaman. Tentu
penulis memberikan pembelajaran yang sesuai dengan kodrat alam atau minat bakat
peserta didik dengan tidak membeda-bedakan setiap murid karena setiap murid
sudah memiliki potensi masing-masing, tugas guru tentu hanya menuntun dan
merubah laku peserta didik sesuai dengan budaya bangsa.
Masih banyaknya guru yang belum memahami tujuan pendidikan yang
diharapkan maka dalam aksi nyata penulis menyebarkan pemikiran kritis KHD
dengan memberikan sosialisasi kepada seluruh dewan guru di SDN 1 Kali Deras
dan komunitas kelompok kerja guru (KKG).

4
2.2. Nilai-nilai dan Peran Guru Penggerak
Nilai guru pengerak yang harus di kembangkan adalah mandiri, reflektif,
kolaboratif, inovatif, dan berpihak kepada murid.
Sangat jelas nilai guru penggerak Nilai pertama adalah mandiri Guru
Penggerak yang mandiri, berarti guru tersebut mampu memunculkan motivasi
dalam dirinya sendiri untuk membuat perubahan baik untuk lingkungan sekitarnya
ataupun pada dirinya sendiri. Prilaku yang bisa dilakukan guru adalah mau
melakukan refleksi dan instrospeksi terhadap kegiatan pembelajaran yang
dilakukan. Mau mendengar saran dan kritik dari pengawas, kepala sekolah, sesama
guru dan peserta didik.
Reflektif berarti seorang Guru Penggerak mampu senantiasa merefleksikan
dan memaknai pengalaman yang terjadi di sekelilingnya, baik yang terjadi pada diri
sendiri serta pihak lain. Guru Penggerak yang memiliki nilai reflektif mau membuka
diri terhadap pengalaman yang baru dilaluinya, lalu melakukan evaluasi terhadap
apa saja hal yang sudah baik, serta apa yang perlu dikembangkan. Guru penggerak
senantiasa terbuka untuk meminta dan menerima umpan balik dari orang-orang di
sekelilingnya.
Seorang Guru Penggerak mampu senantiasa membangun hubungan kerja
yang positif terhadap seluruh pihak pemangku kepentingan yang berada di
lingkungan sekolah ataupun di luar sekolah. Guru penggerak mampu membangun
rasa kepercayaan dan rasa hormat antara dirinya dengan lingkungan sekitarnya, serta
mengakui dan mengelola perbedaan peran yang diemban oleh masing-masing tiap
pemangku kepentingan sekolah dalam mencapai tujuan bersama. Berkolaborasi
dengan berbagai pihak dalam memajukan sekolah.
Inovatif berarti seorang Guru Penggerak mampu senantiasa memunculkan
gagasan-gagasan baru dan tepat guna terkait situasi tertentu ataupun permasalahan
tertentu. Dibutuhkan kejelian dari seorang Guru Penggerak untuk melihat
peluang/potensi yang ada di sekitarnya (baik dari guru lain, murid, kepala sekolah,
orang tua murid, komunitas lainnya) untuk mendukung ide orisinal demi
menguatkan pembelajaran murid.

5
Berpihak kepada murid disini penulis selalu memberikan pembelajaran
yang sesuai dengan minat dan bakat peserta didik dengan menuntun tumbuh
kembang dengan perilaku yang baik, menciptakan suasana kelas aman dan nyaman
untuk belajar. Memberikan nilai-nilai kebaikan dengan selalu memperhatikan
semua murid tanpa membeda-bedakan dan memperhatikan kesiapan belajar sesuai
dengan kondisi anak.
Sedangkan peran guru penggerak adalah sebagai pemimpin pembelajaran,
membangun komunitas praktisi, menjadi coach bagi guru lain, berkolaborasi dan
membangun kepemimpinan murid. Dalam peran guru penggerak ini penulis selalu
berbagi dan berkolaborasi dengan semua pihak.

2.3. Visi Guru Penggerak


Sebagai guru, kita memerlukan sebuah visi yang jelas menggambarkan
seperti apa layanan dan lingkungan pembelajaran yang perlu kita berikan pada
murid kita. Keyakinan kita atas visi itulah yang akan terus membuat kita terpacu
untuk melakukan peningkatan kualitas diri serta menguatkan kolaborasi di
lingkungan sekolah sehingga menjadi upaya perbaikan yang berkesinambungan.
Pemetaan kekuatan sekolah juga menjadi hal penting kita untuk memetakan
hal yang menjadi kekuatan, hal-hal baik yang sudah dilakukan dan hal-hal baik
yang belum dilakukan barulah kita dapat merumuskan visi sesuai dengan kekuatan
dan kelemahan.
Dari sinilah penulis mencoba membuat visi guru penggerak dengan mewujudkan
profil pelajar pancasila, beriman, betakwa kepada tuhan YME dan beraklak mulia,
mandri, Bernalar kritis, Kreatif, Gotong royong, dan berkebinekaan globa.

2.4. Budaya Positif


Ketika kita berbicara sekolah sebagai institusi pembentukan karakter. Mari
kita ingat kembali makna pendidikan sendiri dari Bapak Pendidikan kita, Ki Hajar
Dewantara: “Adapun maksud pendidikan yaitu: menuntun segala kekuatan kodrat
yang ada pada anak-anak itu agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota
masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya” Dari

6
kutipan tersebut mengisyaratkan kita sebagai guru perlu membangun komunitas di
sekolah untuk menyiapkan murid di masa depan agar menjadi manusia berdaya
tidak hanya untuk pribadi tapi berdampak pada masyarakat.
Membangun karakteristik seseorang bukanlah hal yang mudah, bahkan
sangat sulit. Akan tetapi, sebagai pendidik, kita diberikan tugas untuk dapat
membentuk calon-calon penerus bangsa yang memiliki karakter jujur, berkeadilan,
bertanggung jawab, peduli dan saling menghormati. Dengan adanya bekal dan
tanggung jawab, kita sebagai guru perlu merumuskan dengan jelas, strategi yang
diperlukan untuk dapat membentuk murid dengan karakter tersebut.
Seringkali permasalahan dengan murid berkaitan dengan komunikasi antara
murid dengan guru, terutama ketika murid melanggar suatu aturan dengan alasan
tidak mengetahui adanya aturan tersebut. Kurang adanya komunikasi ini
menyebabkan relasi murid dan guru menjadi kurang akur. Salah satu langkah dalam
menerapkan budaya disiplin positif adalah dengan membentuk lingkungan kelas
yang mendukung terciptanya budaya positif, yaitu dengan menyusun kesepakatan
kelas. Kesepakatan kelas yang efektif dapat membantu dalam pembentukan budaya
disiplin positif di kelas. Hal ini juga dapat membantu proses belajar mengajar yang
lebih mudah dan tidak menekan.
Disiplin Positif adalah sebuah program yang dirancang untuk mengajar
murid untuk menjadi pribadi dan anggota dari komunitas yang bertanggung jawab,
penuh hormat, dan kritis. Disiplin positif mengajarkan keterampilan sosial dan
kehidupan yang penting dengan cara yang sangat menghormati dan membesarkan
hati, tidak hanya bagi murid tetapi juga bagi orang dewasa (termasuk orangtua,
guru, penyedia penitipan anak, pekerja muda, dan lainnya).
Menerapkan pendekatan disiplin positif dapat membantu sekolah
memainkan peran penting dalam menciptakan masyarakat yang lebih adil dan
manusiawi. murid cenderung menjadikan orang dewasa sebagai model, jika murid
melihat orang dewasa menggunakan kekerasan fisik atau psikologis, mereka akan
belajar bahwa kekerasan dapat diterima sehingga ada kemungkinan mereka akan
menggunakan kekerasan terhadap orang lain. Sekolah memiliki peran penting
dalam membimbing, memperbaiki, dan menyosialisasikan kepada murid mengenai

7
perilaku yang sesuai. Menggunakan pendekatan positif daripada negatif untuk
mendidik murid, secara tidak langsung mengajarkan mereka untuk menghormati
hak asasi orang lain dan memberi mereka model perilaku yang positif. Disiplin
positif meningkatkan kontrol diri murid, mengajarkan tanggung jawab, dan
membantu mereka membuat pilihan yang bijaksana.

Dalam aksi nyata penulis menerapkan disiplin positif di kelas memalui


kesepakatan kelas yang secara langsung disepakati oleh semua murid, dengan
begitu kelas akan menjadi nyaman karena melalui kesepakatan tersebut mereka
akan bertanggung jawab atas kesepakatan yang telah disepakati. Disini penulis juga
berkolaborasi dengan rekan guru yang lain karena dengan menerapkan disiplin
positif hanya dikelas dan dilakukan oleh guru penggerak sendiri tentu tidak akan
terwujud. Disinilah pentingnya kolaborasi dengan guru atau seluruh warga sekolah
untuk menerapkan kesepakatan kelas yang nantinya supaya menjadi budaya positif
disekolah. Dalam penerapan budaya positif tentu tidak mudah guru sebagai posisi
kontrol harus selalu mengingatkan kepada murid tentang hal-hal yang sudah
menjadi kesepakatan. semangat penulis dan dukungan dari rekan guru menjadi
kunci keberhasilan membentuk karekter murid.

Keyakinan kelas sudah dilakukan di setiap kelas dan menjadi budaya positif
sekolah. Tentu ini menjadi nilai positif sekolah kami dan terus mempertahankan
nilai-nilai yang baik yang sudah dijalankan. Berkurangnya kekerasan antar teman,
murid selalu menjaga kebersihan, menghormati semua guru, menjaga katertiban
dan kenyamanan di kelas maupun di sekolah.

8
BAB III. PENUTUP
3.1. Refleksi
Pada modul 1.1 Filosofi Pendidikan Nasional Menurut Ki Hajar Dewantara,
seorang guru diibaratkan seorang petani yang hanya membantu tumbuh kembang
sesuai dengan kodrat yang dibawa sejak lahir. Guru hanya menuntun proses
perkembangan murid sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman. Jadi guru hanya
memperbaiki lakunya saja agar menjadi manusia yang bahagia dan bermasyarakat.
Jadi setelah mempelajari filosofi Ki Hajar Dewantara saya akhirnya memahami
bahwa pendidikan adalah suatu kegiatan yang sangat penting dalam kehidupan, kita
sebagai guru haruslah menjadikan murid atau generasi yang utuh lebih manusiawi
dan tau bagaimana arah sebenya guru dalam membimbing anak mengabdi kepada
anak dan menjadikan anak yang utuh agar mereka mampu mengembangkan ide,
minat dan bakanya.

Pada modul 1.2 nilai dan peran guru penggerak penulis selalu mencoba
memotivasi diri untuk membuat perubahan kearah yang lebih baik demi
menciptakan pembelajaran yang berpihak kepada murid. Membuat komunitas
belajar di sekolah maupun di luar sekolah yang memberikan dampak baik pada
pendidikan. Saling berbagi praktek baik yang sudah di lakukan supaya memberi
motivasi guru yang lain untuk belajar bersama dan berbagi.

Pada modul 1.3 disini penulis membuat visi yang merujuk ada profil pelajar
pancasila karena dengan visi tersebut pendidikan indonesia akan sesuai dengan
tujuan pendidikan nasional dan sesuai dengan filosifi Ki Hajar Dewantara (KHD).
Dari visi tersebut penulis selalu berusaha menjalankan apa yang menjadi visi
dengan berkolaborasi dengan seluruh elemen sekolah baik kepala sekolah, guru,
wali murid, murid dan stikholder sekolah.

Pada modul 1.4 budaya positif penulis sudah menjalankan budaya positif di
mulai dengan kesepakatan kelas dan di ikuti oleh seluruh kelas di SDN 1 Kali
Deras, kebetulan sekolah kami sekarang menjadi sekolah penggerak angkatan 2
tentu semakin mudah bagi penulis untuk merubah paradikma guru dalam

9
menjalankan budaya positif. Tentu budaya positif ini butuh proses yang panjang
dan berjenjang maka dari itu kami selalu memotifasi guru untuk selalu
merefleksikan dari hasil kesepakatan-kesepakantan yang sudah di sepakati dan
menyesuaikan kebutuhan.

3.2. Tindak Lanjut


setiap program yang selesai dilaksanakan membutuhkan rencana tindak lanjud
(RTL). Hal ini tentu merupakan jaminan bahwa aksi nyata tidak berhenti atau tetap
berlanjud sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan. Dengan adanya rencana
tidak lanjut ini akan memudahkan penulis untuk mengimplementasikan program-
program ke depan.
1. Merefleksikan hal-hal yang sudah dilakukan yang mencoba memperbaiki
hal-hal yang sudah tidak relevan untuk di terapkan.
2. Mengembangkan potensi diri, mengikuti pelatihan-pelatihan untuk
meningkatkan kompetensi diri baik melalui komunitas belajar ataupun
pelatihan-pelatihan yang diselenggarakan oleh kemdikbud dan yang ada di
aplikasi Merdeka Mengajar.
3. Mengembangkan pembelajaran dan menciptakan pembelajaran yang sesuai
dengan kondrat zaman dan potensi murid.
4. Menggerakan komunitas belajar melalui kelompok-kelompok belajar guru
seperti Kelompok Kerja Guru (KKG) komunitas guru penggerak yang ada
di lingkungan kabupaten.
5. Mengembangkan budaya positif dalam bentuk kesepakatan kelas yang lebih
relevan dan sesuai dengan keadaan.
6. Bekerjasama dengan wali murid dan lingkungan masyarakat untuk
meningkatkan program-proram sekolah karena keterlibatan wali murid dan
masyarakat sangat penting dalam pelaksanaan program sekolah.
Demikian rencana tindak lanjud yang akan dilaksanakan kedepan. Tentu
rencana tidak lanjud ini bersifat berjenjang dan bekelanjudtan menyesuaikan
situasi dan kondisi sekolah. Tentu keterlibatan seluruh elemen sekolah
dibutuhkan agar telaksana dengan baik dan berjalan sesuai cita-cita bangsa.

10
DAFTAR PUSTAKA

Petrus R, Simon. 2020. Modul 1.1 Refleksi Filosofi Pendidikan Nasional. Jakarta:
Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Pendidik.
Dharma, Aditya. 2020. Modul 1.2 Nilai-nilai dan Peran Guru Penggerak. Jakarta
: Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Pendidik
Dharma, Aditya. 2020. Modul 1.3 Visi Guru Penggerak. Jakarta : Direktorat
Jendral Guru dan Tenaga Pendidik
Sekolah Penggerak Kemdikbud.go.id. Pendidikan Guru Penggerak.
https://sekolah.penggerak.kemdikbud.go.id/gurupenggerak/
Yuannita T, Patricia, Gunarti, Sri indah dan Tiasari, amalia jiandra. 2020. Modul
1.4 Visi Budaya Positif. Jakarta : Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Pendidik
Hanafi, Imam NA. 2022. Laporan 1 Analisis Berbasis Masalah. Medan:
Universitas Negeri Medan.
Rambe, Siska A. 2017. Pengaruh lingkungan terhadap pembentukan karakter.
Medan:. UIN Sumatera Utara.
Fadly Firmansyah Channel Youtube @AdhieMahesa Chanel 2022.
https://youtu.be/3-DbeE-33UQ

11
LAMPIRAN

Aksi Nyata Modul 1


https://youtu.be/iJOXFwe_Xwc

Demontrasi kontektual Pemikiran KHD


https://youtu.be/bmXwTGx-AhI

Koneksi Antar Materi Nilai dan Peran Guru Penggerak


https://youtu.be/BZl-_uhDdjo

Mulai dari Diri Visi Guru Penggerak


https://youtu.be/OSbbcIlHGQI

Demonstrasi Kontekstual Penerapan Inkuiri Apresiatif (IA) Model BAGJA


https://youtu.be/-8OLctpKb-o

12
Aksi Nyata Visi Guru Penggerak
https://youtu.be/kIyNnZIe1gY

Demonstrasi Kontekstual Budaya Positif “Praktek Segitiga Restitusi”


https://youtu.be/Ite_6S0EXXU

Praktek Pemanfaatan Aset Sekolah


https://youtu.be/u5sfFoXhYbQ

13

Anda mungkin juga menyukai