Anda di halaman 1dari 20

ANALISIS MATERI BERBASIS MASALAH

Laporan 1
Disusun Guna Memenuhi Tugas Pendidikan Profesi Guru Dalam Jabatan
Tahun 2023 dari Lulusan Pendidikan Guru Penggerak

OLEH:
SUSILAWATI, S.Pd
NIM : 22302389

Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris


Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Negeri Padang
Kota Padang
Juni 2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan yang
berjudul “ANALISIS MATERI BERBASIS MASALAH”. Sebagai salah satu
tugas yang harus dikerjakan pada Pendidikan Profesi Guru (PPG) dalam jabatan
kategori 1. Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris PPG jalur PGP.
Sebagai Lulusan Program Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 5, pada
Pendidikan Profesi Guru, penulis diwajibkan membuat tugas dalam bentuk
laporan 1, 2 dan 3 untuk memenuhi syarat mengikuti (UP UKMPPG) hingga
selesai Pendidikan Profesi Guru (PPG). Penulis sampaikan terimakasih kepada
Kementerian Pendidikan, Riset dan Teknologi yang telah memberikan
kesempatan kepada penulis untuk mengikuti Pendidikan Profesi Guru Dalam
Jabatan Sasaran 4.
Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam
laporan ini. Oleh sebab itu, kritik dan saran sangat penulis harapkan. Akhir kata,
semoga laporan ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi
para pembaca.
Bandung, Juni 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................................. ii
RINGKASAN ................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang .................................................................................... 1
2. Tujuan Kegiatan .................................................................................. 2
3. Manfaat Kegiatan ................................................................................ 3
BAB II PEMBAHASAN
1. Kebijakan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan
Teknologi ............................................................................................ 4
2. Program Pendidikan Guru Penggerak .................................................. 5
3. Refleksi Filosofi Pendidikan Nasional Ki Hajar Dewantara ................. 5
4. Nilai-nilai dan Peran Guru Penggerak .................................................. 7
5. Visi Guru Penggerak ........................................................................... 8
6. Budaya Positif ..................................................................................... 9
BAB III PENUTUP
1. Refleksi ............................................................................................... 10
2. Tindak Lanjut ...................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ii
RINGKASAN
Salah satu program prioritas Kemdikbudristek yang terus menerus
dilakukan adalah Merdeka Belajar dan Program Guru Penggerak
Guru penggerak melahirkan agen perubahan pendidikan dalam menyiapkan
para pemimpin pendidikan Indonesia, memotivasi tumbuh kembang murid secara
menyeluruh, aktif, oleh karena itu dapat mewujudkan karakter Profil Pelajar
Pancasila dan mampu mengantarkan kesejahteraan (well-being) bagi murid.
Dalam hal ini rangkaian kegiatan Pendidikan Guru Penggerak, meliputi pelatihan
daring, menggunakan system LMS dengan alur MERDEKA yang merupakan
singkatan dari mulai dari diri, eksplorasi konsep, ruang kolaborasi, demonstrasi
konstektual, elaborasi pemahaman, koneksi antar materi dan aksi nyata.
Selanjutnya Loka karya dan pendampingan individu yang didampingi oleh
pengajar praktik selama 6 bulan bagi angkatan 5 dan seterusnya.
PGP sebagai pendidik diharapkan :
1. Dapat memahami filosofi Ki hajar dewantara dalam pendidikan
2. Menyadari dan mendalami karakter penumbuhan nilai dan peran Guru
Penggerak
3. Mengembangkan, mengaktualkan visi dan misi Sekolah yang sesuai
dengan kebutuhan murid
4. Dapat menjalankan strategi sebagai pemimpin pembelajaran dalam
menanamkan karakter Profil Pelajar Pancasila pada Budaya Positif.
Sesuai dengan pemikiran filosofi Ki Hajar Dewantara dalam pendidikan,
pendidikan adalah memerdekakan, merdeka dalam arti senantiasa menuntun
peserta didik kearah pembelajaran yang merdeka tidak merasa mereka
terpaksa,menjadikan sekolah layaknya taman bermain karena pada dasarnya
kodrat anak itu adalah bermain, akan tetapi pada hal ini pemebelajaran yang
dimaksud disesuaikan dengan latar belakang atau karakter peserta didik berasal,
latar belakang keluarga budaya lingkungannya (kodrat alam), serta di imbangi
dengan pengaruh positif tranformasi digital sesuai dengan kecakapan abad
21(kodrat zaman).
Guru adalah pembimbing bagi peserta didiknya agar mereka menjadi manusia
yang bermanfaat untuk lingkungannya, maka dari itu perlu adanya ide-ide atau
gagasan yang dapat menciptakan suasana dikelas menyenangkan berpusat pada
murid (student center learning), dengan cara itu guru dapat dengan mudah melihat
potensi yang ada pada pserta didik, sesuai dengan latar belakang serta minat dan
bakatnya.

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan guru penggerak adalah program peningkatan profesi melalui


pelatihan dan pendampingan yang berpusat untuk menjadi pemimpin
pembelajaran agar dapat memotivasi pertumbuhan peserta didik secara
menyeluruh. Hal utama yang menjadi aspek penentu kesuksesan pendidikan
adalah guru, guru secara langsung berasosiasi dengan murid serta sebagai
penuntun agar murid mencapai kesejahteraan, bermanfaat bagi masyarakat. Guru
merupakan modal manusia yang berperan sebagai pengonsep, pelaksana dan
penentu terwujudnya sasaran pendidikan. Aktivitas guru memerlukan suasana
sosial yang mendukung dan memiliki hubungan baik antar pelaku yang ada di
sekolah yaitu Kepala sekolah, teman sejawat, tendik, peserta didik, komite,
orangtua murid dan masyarakat. Maka dari itu sekolah adalah sebagai satuan
pendidikan yang memiliki fungsi utama untuk mencetak generasi yang Berakhlak
Mulia, Mandiri, Bernalar Kritis, dapat bekerjasama/ berkolaborasi, terampil,
kreatif dan berkebhinekaan gobal serta percaya diri. Untuk mendapatkan fungsi
tersebut, diluncurkan Program pendidikan guru penggerak (PPGP), PPGP yaitu
salah satu deretan kebijakan merdeka belajar oleh Kemdikbudristek.
Dengan demikian PGP diharapkan menjadi dasar reformasi perubahan
pendidikan Indonesia dengan alur Merdeka Belajar. Sekolah bukanlah tempat
pembelajaran yang hanya menjadikan murid terkekang tanpa kebebasan belajar,
akan tetapi guru setelah menjalani Program pendidikan guru penggerak dapat
memahami dan menerapkan ilmu-ilmu pada lingkungan sekolah, menjadi
pemimpin pembelajaran yang berpihak kepada murid, menciptakan lingkungan
sekolah sebagai tempat bermain yang menyenangkan bagi siswa, mengacu
kepada Filosofi Pendidikan Ki Hajar Dewantara, sehingga murid dapat menggali
potensi dan kompetensi mereka sesuai dengan kodratnya.

1
Kegiatan PGP dilaksanakan dengan skema blended learning selama 6
bulan (bagi angktan 5) menggunakan metode pelatihan dalam jaringan (daring)
melalui Learning Managemen System ( LMS ), Lokakarya dan pendampingan
individu dengan proporsi kegiatan 70% belajar ditempat kerja (On The Job
Learning), kolaborasi dengan rekan sejawat 20%, dan menggali ilmu dengan
Fasilitator, instruktur, dan pendamping praktik 10%.

A. Tujuan Kegiatan

Tujuan umum Pendidikan guru penggerak (PGP) adalah membagikan ilmu


pengetahuan berdasarkan kemampuan pemimpin pendidikan dan pedagogik
terhadap guru sehingga dapat mengaktifkan kelompok belajar, serta memiliki
keterampilan menjadi pemimpin pembelajaran yang dapat mengantarkan pada
kesejahteraan dan kebahagiaan peserta didik, menguasai filosofi Ki Hajar
Dewantara dalam pendidikan dengan melasanakan gambaran kritis atas relasi nilai
dan peran guru penggerak pada konteks pendidikan yang sesuai dengan
perkembangan zaman. Pendidikan guru penggerak merupakan program untuk
menyiapkan para pemimpin pendidikan di Indonesia, yang mampu mendorong
pertumbuhan peserta didik secara menyeluruh, aktif dan proaktif, menggerakan
guru di sekitarnya untuk menerapkan pembelajaran yang berorientasi kepada
peserta didik dengan menciptakan budaya positif agar visi sekolah dapat terwujud,
dapat menjadi cerminan dan pelaku perubahan ekosistem pendidikan agar karakter
Profil pelajar pancasila terbentuk.

2
Tujuan secara khusus adalah :
1. Mampu meningkatkan efisiensi dan efektifitas peningkatan kompetensi
pembelajaran
2. Mampu menciptakan pembelajaran yang berfokus pada murid (student
centred learning)
3. Guru dapat memanfaatkan teknologi sebagai media belajar yang relevan
4. Guru dapat memotivasi peserta didik menjadikan mereka murid yang
berantusias dan semangat dalam belajar

B. Manfaat Kegiatan
1. Meningkatkan kemampuan sebagai pemimpin pendidikan yang berpihak
pada peserta didik.
2. Menguasai visi murid impian dimasa depan yang di susun berdasarkan
Inquiri Apresiatif (IA) dalam kanvas BAGJA .
3. Menciptakan budaya positif di sekolah yang membentuk karakter murid
sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila serta dapat menciptakan lingkungan
belajar yang tenang dan nyaman bagi peserta didik.
4. Mampu mengajak kolaborasi/ menggerakan seluruh warga sekolah
(Kepala sekolah, rekan sejawat, tenaga kependidikan, orangtua
siswa/komite) dll.
5. Mendapatkan komunitas belajar baru dan dapat berkolaborasi dengan
guru-guru disetiap jenjang dan daerah.

3
BAB II
PEMBAHASAN

1. Kebijakan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi


Program Guru Penggerak adalah rangkaian kebijakan Merdeka Belajar
pada episode ke 5 yang diciptakan oleh Kementerian Pendidikan Kebudayaan,
Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek), yang diadakan melalui Direktorat
Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK). Tujuan diadakannya
Program Guru Penggerak ini untuk menyiapkan para pemimpin masa depan
dalam pendidikan di Indonesia, yang mampu mendorong pertumbuhan peserta
didik secara menyeluruh, aktif dan proaktif dapat mengembangkan kompetensi
guru di sekitarnya serta mengimplementasikan pembelajaran yang berfokus
kepadapeserta didik, menjadi teladan dan pelaku transformasi ekosistem
pendidikan untuk mewujudkan Profil Pelajar Pancasila.
Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional tahun 2019-2024
salah satu visi Pemerintah Republik Indonesia berpusat pada pengembangan
modal manusia melalui pengembangan kualitas pendidikan dan pengorganisasian
potensi. Visi terkait dan berhubungan langsung dengan tugas Kemendikbudristek
sebagai pelaksana pemerintahan di bidang pendidikan dan kebudayaan. Untuk
meningkatkan kualitas pendidikan dan manajemen talenta ini Kemendikbudristek
mengembangkan runtutan kebijakan tahun 2019 dalam Merdeka belajar.
Kebijakan ini dikeluarkan sebagai dasar langkah melakukan loncatan pada bidang
pendidikan untuk mengubah pola pikir masyarakat dan pemangku kepentingan
pendidikan menjadi komunitas penggerak dalam pendidikan. Filosofi “Merdeka
Belajar” merupakan asas dasar dari penciptaan manusia yang merdeka dapat
memilih jalan hidupnya sendiri dengan bekal hati, akal dan raga sebagai anugerah
Tuhan Yang Maha Kuasa sesuai dengan Filosofi Pendidikan Ki Hajar Dewantara.

4
Maka dari itu, merdeka belajar diartikan sebagai kemerdekaan belajar yang
memberikan peluang bagi peserta didik untuk belajar dengan kenyamanan dalam
suasana bahagia tanpa adanya rasa tertekan, sehingga mengantarkan mereka pada
kesejahteraan (well-being).

2. Program Pendidikan Guru Penggerak (PPGP)


Program Pendidikan Guru Penggerak (PPGP) memberikan modal
kemampuan untuk menjadi pemimpinan pembelajaran dan pedagogi kepada guru
sehingga mampu menggerakkan komunitas belajar, baik di dalam atau di luar
satuan pendidikan serta berkemampuan menjadi pemimpin pendidikan yang
dapat mewujudkan kebahagiaan peserta didik ketika berada di lingkungan
sekolah dengan dasar Merdeka Belajar, diterapkan dengan menekankan pada
kemampuan kepemimpinan pembelajaran (Instructional leadership).

3. Refleksi Filosofi Pendidikan Nasional Ki Hajar Dewantara


Sebagai seorang guru terkadang pembelajaran di kelas hanya memusatkan
pada guru itu sendiri (teacher centre), siswa dibebani dengan tuntutan tugas
sehingga mereka merasa tertekan, dengan pembelajaran yang tidak sesuai dengan
kodratnya. Menurut Ki Hajar Dewantara dalam filosofi pendidikan. Tempat
persebaran benih-benih kebudayaan pada masyarakat adalah Pendidikan. Tujuan
pendidikan yaitu menuntun segala kodrat yang ada pada anak, agar mereka dapat
menggapai kebahagiaan dan keselamatan setinggi-tingginya baik sebagai manusia
atau anggota masyarakat.

5
Pendidik harus melaksanakan dasar kerja pendidik seperti yang diungkapkan
Ki Hadjar Dewantara yaitu Ing Ngarso Sung Tulodo atau di depan memberi
teladan, seorang guru harus dapat memberikan contoh dan teladan kepada peserta
didik, seluruh warga sekolah dan masyarakat pada umumnya, Ing Madaya
Mangun Karso mengandung arti di tengah membangun semangat, sedangkan Tut
Wuri Handayani (dibelakang memberi dorongan) guru mengikuti siswa dari
belakang dengan memberikan perhatian dan dorongan tanggung jawab sehingga
dapat menyelesaikan tugas-tugasnya sebagai pelajar.
Pengajaran dan pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara harus selaras dan
seimbang agar semangat cinta tanah air dapat terus terpelihara. Ki Hajar
Dewantara menekankan agar pendidikan selalu memperhatikan, kodrat Alam,
kemerdekaan, kemanusiaan, kebudayaan, dan kebangsaan. Guru adalah
pembimbing bagi peserta didiknya agar mereka menjadi manusia yang bermanfaat
untuk lingkungannya, maka dari itu perlu adanya ide-ide atau gagasan yang dapat
menciptakan suasana dikelas menyenangkan berpusat pada murid (student center
learning). Konsep ini tertuang pada merdeka belajar dengan pendekatan Tarl
(Teaching at The right Level) dimana guru menyesuaikan capaian tingkat
kemampuan peserta didik bukan pada kelasnya. Dengan cara itu guru dapat
dengan mudah melihat potensi yang ada pada murid, sesuai latar belakang serta
minat dan bakatnya.

6
4. Nilai-nilai dan peran Guru Penggerak
Seorang guru berperan dalam membangun kebiasaan belajar berlandaskan
Filosofi Ki Hajar Dewantara. Selain itu seorang guru penggerak harus dapat
menguasai kompetensi pengetahan agar dapat melakukan praktik pembelajaran
secara baik, diharapkan dapat membangun dan mengembangkan profesi
berkelanjutan untuk menumbuhkan karakter murid yang merdeka, merdeka dalam
arti murid bebas memilih bakat serta potensi yang dimilikinya sesuai dengan
kodrat alam dan zaman mereka.
Oleh sebab itu guru harus sadar lebih dahulu bagaimana dirinya tergerak,
kemudian memilih untuk bergerak dan akhirnya dapat menggerakan oranglain.
Maka dari itu peran dan nilai guru penggerak sangat penting untuk menciptakan
paradigma perubahan bagi dunia pendidikan.
Salah satu contoh nilai Guru penggerak yang penulis terapkan disekolah
sebagai aksinyata yaitu berpihak pada murid, inovatif, kolaboratif, reflektif, dan
mandiri pada saat program Gerakan Literasi Sekolah dalam bimbingan kegiatan
literasi peserta didik di bebaskan untuk memilih jenis-jenis review dari buku yang
mereka baca dan sukai seperti jenis review infografis, AIH, sinopsis, puisi,
infografis,dll disesuaikan dengan potensi dan minat dari peserta didik, selain itu
kegiatan literasi dapat membangun kebiasaan membaca yang memacu daya nalar
peserta didik, menyaring segala jenis informasi yang ada menjadi sumber ilmu
dan dapat di aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Kegiatan literasi ini tidak
hanya membaca dan menulis saja tetapi ketika mereka selesai membuat review
kemudian hasil review mereka di presentasikan pada saat readhaton dilapangan
dan memajang karya terbaik dimajalah dinding.
10 kegiatan yang penulis anggap sebagai contoh peran Guru Penggerak : a.
Menunjukan kedisiplinan, b. Membagi pengalaman ilmu yang diperoleh dan
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, c. Mandiri (mampu memecahkan
masalah, membuat keputusan serta selalu mencari pengalaman baru dalam
pengembangan diri, d. Senantiasa menuntun dan membimbing peserta didik,

7
agar tercipta karakter-karakter yang berakhak mulia dan berbudi luhur, e. Selalu
mendorong dan memotivasi peserta didik, f. berinovasi dalam mewujudkan
pengembangan sekolah, g. Selalu berkoordinasi dan berkolaborasi dengan
pimpinan (kepala sekolah), teman sejawat, serta semua pihak yang terlibat baik
dalam pembelajaran dikelas atau dalam pengembangan sekolah (kurikulum), h.
Menciptakan pembelajaran yang berpihak pada murid (student centered learning)
dan mengembangkan pembelajaran berdiferensiasi (menggunakan metode
pembelajaran yang disesuaikan dengan karakter anak), i. Menjadi tauladan, j.
mengevaluasi dan merefleksi setiap kegiatan.

5. Visi Guru Penggerak


Dimulai dari Filosofi Ki Hajar Dewantara guru senantiasa menuntun,
membimbing, mengembalikan kodrat alam dan kodrat zaman murid, seharusnya
sebagai seorang pendidik, guru memiliki tujuan atau impian menjadikan murid
kita seperti apa di masa depan dalam prakarsa perubahan, yang dapat di tuangkan
kedalam bentuk visi. Visi adalah rangkaian kata yang memuat cita-cita, tujuan,
impian dan nilai dimasa depan, sedangkan visi pendidikan akan terwujud apabila
seorang guru memiliki nilai dan peran guru penggerak. Di dalam perumusan visi
langkah-langkah yang diambil harus konkret, terstuktur, dan sitematis. Setelah
menyelesaikan modul pembelajaran 1.3 agar visi tersebut terwujud hendaklah
melakukan banyak komunikasi serta kolaborasi baik dengan kepala sekolah,
teman sejawat, siswa serta berbagai pemangku kepentingan sekolah. Pendekatan
manajemen perubahan yang kolaboratif dan berbasis kekuatan atau yang dikenal
sebagai IA (Inquiry Apresiatif) adalah strategi yang digunakan untuk menyusun
Visi. IA di terapkan melalui tahapan Kanvas BAGJA. (Buat pertanyaan, Ambil
pelajaran, Gali mimpi, Jabarkan rencana, Atur Eksekusi).

8
Oleh sebab itu dari pembelajaran yang sudah didapatkan, cita-cita atau
prakarsa perubahan visi guru penggerak penulis sendiri adalah “Terwujudnya
peserta didik yang berakhlak mulia, mandiri, inovatif dan berbudaya
lingkungan”.

6. Budaya Positif
Sebagai guru kita harus memahami konteks budaya positif yaitu merubah
paradigma untuk mendisiplinkan siswa, dimana setelah mempelajari modul ini
penulis jadi mengetahui bahwa guru tidak bisa mengontrol murid tetapi murid
harus diberi motivasi sesuai dengan kebutuhannya kita harus mengetahui sejauh
mana kebutuhan murid dalam pembelajaran yang tertera sebagai kebutuhan dasar
manusia, jika seorang siswa melakukan kesalahan yakinlah bahwa mereka
memiliki tujuan tertentu guru harus membimbing. Dalam menjalankan peraturan
sekolah kita tidak harus menghubungkan dengan hukuman tetapi bagaimana kita
mendapatkan win win solution selalu mengingatkan pada keyakinan kelas serta
menyelesaikan masalah dalam konsep segitiga restitusi.

Perubahan paradigma dalam makna disiplin yang sesungguhnya, setelah


mempelajari modul 1.4 budaya positif penulis mengetahui bahwa “disiplin diri itu
membuat orang lain menggali kemampuannya menuju sebuah tujuan apa yang dia
hargai “(Yayasan Pendidikan Luhur: 2005). Upaya mendisiplinkan siswa, guru
senantiasa mendorong dan memberikan motivasi agar siswa tersebut mendapatkan
solusi untuk menyelesaikan masalahnya, sebagai guru kita harus berada dalam
posisi manager, menerapkan peraturan yang di imbangi kesepakatan dan
keyakinan.

9
BAB III
PENUTUP

1. Refleksi
Pada tahapan refleksi ini penulis menggunakan model refleksi DEAL .

Description.
What ( Apa yang saya pelajari) :
selama menjalani pendidikan guru penggerak sebagai CGP saya mempelajari dari
modul 1.1 sampai dengan modul 1.4 dengan alur MERDEKA pada LMS
(online/daring), kemudian untuk kegiatan luring dilaksanakan PI (pendampingan
Individu dan loka karya dengan Pengajar Praktik.
Who ( Siapa yang terlibat) :
Saya sendiri sebagai CGP, fasilitator, pengajar praktik, kepala sekolah, rekan
sejawat, tendik, rekan sesama CGP, siswa, orangtua siswa.
Where (Dimana pelaksanaannya) :
Pada pembelajaran melalui LMS bisa dilaksanakan dimana saja karena melalui
moda daring, kegiatan pendampingan individu (PI) kegiatan dilaksanakan
disekolah masing-masing kegiatan Loka karya tempat ditentukan oleh panitia
pelaksana ( BBGP dan Pemda).
Examination
Dari serangkaian pendidikan program guru penggerak kegiatan yang telah
dipelajari banyak sekali pengalaman yang didapatkan yaitu pendidikan yang
berlandaskan pemikiran pendidikan filosofi Ki Hajar Dewantara agar peserta didik
kita mencapai kebahagian dan keselamatan dengan pembelajaran dan kondisi
sekolah yang aman, nyaman dan menyenangkan untuk mewujudkan generasi yang
berkarakter Profil Pelajar Pancasila

10
Articulation of Learning
Setelah selesai program pendidikan guru penggerak penulis akan terus
mengimplementasikan materi yang telah penulis pelajari di sekolah, selain itu
saya juga akan membagikan pemahaman saya kepada rekan sejawat yang ada
disekolah atau disekolah lain, selama menjalani pendidikan banyak sekali ilmu
yang didapatkan baik dari fasilitator, dari Pengajar Praktik, Instruktur atau sesama
CGP yang senantiasa berbagi ilmu dan insprirasi .
Dari setia materi yang dipelajari penulis mengetahui landasan filosofi Ki
Hajar Dewantara serta Nilai dan peran guru penggerak untuk mewujudkan murid
yang berkarakter sesuai dengan profil pelajar pancasila diperlukan perubahan
paradigma pembelajaran dan tujuan yang sistematis agar kita dapat mewujudkan
cita-cita di masa depan memerdekakan murid tentunya tertulis dalam Visi guru
penggerak dalam model Inkuiri Apresiatif (IA) kanvas BAGJA. Serta
menciptakan rasa saling menghormati dan menghargai di sekolah setelah
mengadakan pengimbasan terkait materi Budaya Positif terhadap rekan sejawat.

2. Tindak Lanjut
Mempelajari modul-modul Program Guru Penggerak bukan hanya sekedar
teori, perubahan paradigma pembelajaran harus dilaksanakan dan di
implementasikan oleh seorang guru dengan memusatkan pembelajaran kepada
murid agar visi dari guru penggerak terwujud, terus berupaya dan
mengembangkan diri dalam keprofesian adalah wujud nyata dari peran dan nilai
guru penggerak yang harus dihayati sebagaimana penerapan pembelajaran dalam
filosofi KHD guru harus senantiasa menuntun peserta didiknya agar mendapatkan
kesejahteraan dan bermanfaat bagi masyarakat. Selain itu rencana tindak lanjut
yang akan penulis lakukan adalah mensosialisasikan program guru penggerak
kepada rekan-rekan sejawat, serta melaksanakan refleksi pembelajaran berupa
penilaian dari kepala sekolah, teman sejawat atau peserta didik dan terus
berkoordinasi dengan orang tua siswa.

11
DAFTAR PUSTAKA

Buku Panduan Pendidikan Guru Penggerak untuk Calon Guru Penggerak.


(2020). Jakarta: Indonesia.
Buku Pegangan Pendidikan Guru Penggerak untuk Fasilitator Calon Guru
Penggerak. (2020). Jakarta: Indonesia.
Kemendikbud. (2020). Nilai-nilai dan Peran Guru Penggerak. Diakses pada 30
Mei 2023, dari https://lms23-
gp.simpkb.id/course/view.php?id=153&sectionid=34819
Kemendikbud. (2020). Visi Guru Penggerak. Diakses pada 30 Mei 2023, dari
https://lms23-gp.simpkb.id/course/view.php?id=153&sectionid=34828
Republik Indonesia. 2020. Salinan Lampiran Keputusan Direktur Jendral Guru
dan Tenaga Kependidikan Nomor 3028/B/GT/2020 tentang Pedoman Pendidikan
Guru Penggerak. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Simon Petrus Rafael M.Pd , Modul Paradigma dan Visi Guru Penggerak, Refleksi
Filosofis Pendidikan Nasional Ki Hadjar Dewantara, 2020
Aditya Dharma, Nilai-Nilai Dan Peran Guru Penggerak, Direktorat Jenderal
Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK).2020
Amalia Jiandra Tiasari, S.Psi. Dr. Murti Ayu Wijayanti, Budaya Positif,
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK).2020
LAMPIRAN

Pembukaan Guru Penggerak Angkatan 5


https://www.youtube.com/live/4l8JJtzdZEQ?feature=share

Aksi Nyata Modul 1.1 Filosofi Ki Hajar Dewantara


https://youtu.be/hR-oaePMcVw
Aksi Nyata modul 1.2 Nilai dan Peran Guru
https://youtu.be/hR-oaePMcVw

Aksi Nyata Modul 1.3 Visi Guru Penggerak


https://youtu.be/kxLjJWZB7qo
Aksinyata Modul 1.4 Budaya Positif
https://youtu.be/BF9WgmnOXe

Anda mungkin juga menyukai