Anda di halaman 1dari 18

PRAKTIK PEMBELAJARAN INOVATIF MELALUI PROGRAM YANG

BERDAMPAK PADA MURID

TUTI MARIANI MALAU


223125708234
MATEMATIKA

PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
MALANG
SEPTEMBER, 2022
KATA PENGANTAR

Puji Syukur Ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia rahmat dan
nikmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan 3 Praktik
Pembelajaran Inovatif pada pendalaman materi perkuliahan Program Profesi
Guru Kategori I Tahun 2022 Program Studi Matematika Universitas Negeri
Malang dapat diselesaikan sesuai dengan jadwal yang ditentukan.
Laporan ini merupakan Lembar Kerja dan Laporan 2 tentang Desain
Pembelajaran Inovatif bagi Mahasiswa Program Profesi Guru dalam mengikuti
perkuliahan pada pendalaman materi yang terdapat dalam LMS (Learning
Management System) setiap peserta PPG Dalam Jabatan Kategori I Tahun 2022.
Sebagai salah satu penugasan bagi mahasiswa, penulis telah menjalankan
serangkaian kegiatan dalam penyusunan laporan ini, dengan harapan dapat
memberikan konstribusi penulis dalam pendidikan dan menjadi pendidik yang
professional serta menjadi pembelajar yang berpihak pada murid.
Dengan tersusunnya laporan ini semoga dapat menjadi bahan atau acuan
bagi para guru dalam mengimplementasikan pembelajaran yang holistik dan
tercapainya visi dan misi pendidikan. Selanjutnya, penulis menyadari masih
banyak kekurangan dan kekurangan dalam penyusunan laporan ini. maka penulis
berharap mendapatkan kritik dan saran yang membangun untuk penyusunan
laporan berikutnya.

Medan, September 2022


Penulis,

Tuti Mariani Malau, M.Pd

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... I


DAFTAR ISI ................................................................................................................... II
RINGKASAN ................................................................................................................ III
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1
1.1. LATAR BELAKANG KEGIATAN ........................................................................ 1
1.2. TUJUAN KEGIATAN ......................................................................................... 2
1.3. MANFAAT KEGIATAN ...................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................. 4
2.1. PENDAMPINGAN INDIVIDU ............................................................................... 4
2.2. PENDAMMPINGAN KELOMPOK ......................................................................... 5
2.3. PENGELOLAAN PROGRAM YANG BERDAMPAK PADA MURID ............................. 6

BAB III PENUTUP ....................................................................................................... 9


3.1. REFLEKSI......................................................................................................... 9
3.2. TINDAK LANJUT .............................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 12
LAMPIRAN ................................................................................................................... 13

ii
RINGKASAN

Pendampingan individu membantu para guru dalam


mengimplementasikan berbagai praktik baik dalam pembelajaran. Melalui
pendampingan tersebut guru dapat berbagi tentang perencanaan praktik
pembelajaran inovatif, pelaksanaan, evaluasi, dan umpan balik terhadap
implementasi praktik pembelajaran inovatif kepada pendamping guru tersebut.
Hal tersebut bertujuan memberikan pencerahan dan pemahaman baru terhadapa
kendala yang dihadapi oleh guru dalam mengimplementasikan praktik
pembelajaran inovatif dalam kegiatan belajar mengajar.
Pendampingan individu ini diberikan bagi setiap individu guru yang
mengikuti Program Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 2 yang didampingi
langsung oleh Pengajar Praktik dan fasilitator yang secara berkesinambungan
memberikan arahan dan pemahaman materi penguat terhadap praktik baik yang
dilakukan oleh Guru Penggerak di instansinya bertugas.
Sedangkan pendampingan kelompok pada Program Pendidikan Guru
Penggerak mengarahkan setiap kelompok yang tergabung di dalam kelas untuk
berdiskusi, berkolaborasi, elaborasi, mengoneksikan antar materi , merefleksikan
pemahaman, dan terakhir melakukan aksi nyata. Setiap penugasan yang
diberikan oleh kelompok akan dilakukan diskusi terlebih dahulu bersama rekan
sejawat di dalam kelas, kemudian masing-masing individu memberikan
pemahaman yang diketahui untuk dijadikan bahan diskusi sebelum nantinya
akan dilakukan aksi nyata, setelah itu akan dilakukan refleksi dan umpan balik
dari berbagai pihak guna memperoleh perbaikan dan pengembangan yang lebih
baik lagi untuk kedepannya.
Selanjutnya, pengeolaan program yang berdampak pada murid juga
bagian dari proses pembelajaran dalam Program Pendidikan Guru Penggerak.
Dalam materi ini Guru Penggerak mengimplementasikan pemahaman yang
diperoleh melalui kegiatan eksplorasi konsep tentang pengelolaan program yang
berdampak pada murid yang kemudian pengelolaan tersebut dapat dilakukan
sebuah kegiatan aksi nyata berupa program –program yang berdampak pada

iii
murid. Sebagai contoh Gerakan Literasi Sekolah, Peduli Lingkungan Sekolah,
dan lain-lain.
Pengelolaan program yang berdampak pada murid dapat memberikan
pembiasaan dan budaya yang dapat dilestarikan di sekolah. Bukan hanya peserta
didik saja yang diharuskan menjalankan program tersebut. Namun, berbagai
pihak turut menjalankan dan turut andil di dalamnya baik itu stake holder mapun
warga sekolah lainnya.

iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Kegiatan
Inovasi pembelajaran diharapkan dapat mewujutkan praktik pembelajaran
yang lebih berkualitas bagi siswa menuju terwujudnya sumber daya manusia ke
arah yang lebih baik. Inovasi dalam pembelajaran wajib dilakukan bagi pendidik
terutama guru, karena ini menyangkut terwujud dan tidaknya tujuan
pembelajaran. Guru selalu berinovasi dalam pembelajaran baik itu dilihat dari
pendekatan, strategi, model, media serta sumber belajar yang selalu berubah-
ubah menjadikan siswa tidak mudah jenuh dalam pembelajaran. Selain itu,
keingintahuan siswa terhadap suatu materi yang diajarkan guru pastilah
meningkat karena siswa merasa tertarik ingin mempelajarinya sehingga
kemampuan berpikir kritis mulai tumbuh.
Pembelajaran yang variatif dan inovatif mengharuskan guru untuk
mengupgrade diri dan kompetensinya dalam pendidikan. Hal ini seharusnya
menjadi cambukan bagi guru dalam mengasah kompetensi dirinya baik dalam
memetakan kebutuhan belajar, kesiapan belajar murid, serta sintaks
pembelajaran yang berorientasi kepada murid. Maka dari itu, kompetensi guru
dalam melakukan inovasi perlu diupgrade sebab aspek kognitif dan kemampuan
berpikir siswa mulai tumbuh dengan kodrat alam dan zamannya.
Beragamnya program yang berdampak bagi peserta didik menjadi batu
loncatan bagi guru untuk terus berinovasi melalui program-program tersebut.
Program yang berdampak bagi peserta didik dapat diimplementasikan dalam
pembelajaran melalui kegiatan pendampingan individu, pendampingan
kelompok, coaching, dan diferensiasi pada pembelajaran.
Pembelajaran dilakukan untuk membantu siswa supaya tercipta proses
belajar mengajar dan proses-proses belajar mengajar menjadi lebih efektif dan
efisien sehingga tingkah laku peserta didik berubah kearah yang lebih baik.
Pembelajaran yang dimaksud tidak hanya sebatas memberikan materi atau topik
saja. Namun, pembelajaran yang diharapkan dapat memberikan inovasi dalam
memetakan kebutuhan belajar peserta didik, kesiapan belajar peserta didik, profil

1
belajar peserta didik, dan penggunaan model dan stragesi yang sesuai dengan
kondisi peserta didik.
Dari pemaparan diatas dapat dikatakan bahwa pembelajaran merupakan
pusat kegiatan belajar mengajar, yang terdiri dari guru dan siswa, yang bermuara
pada pematangan intelektual, kedewasaan emosional, ketinggian spiritual,
kecakapan hidup dan keagungan moral. Siswa harus dilibatkan terus dalam
proses pembelajaran sehingga memperoleh pengalaman dan pengetahuan secara
langsung inovatif sesuai dengan kodrat peserta didik yang beragam.
Pembelajaran yang kurang menarik diakibatkan banyak hal diantaranya media
dan sumber belajar belum optimal dibuktikan dengan pelaksanaan pembelajaran
yang selalu di dalam kelas, penggunaan model ceramah tanpa didampingi
dengan model lain yang bervariasi, kurangnya guru dalam mempersiapkan materi
pembelajaran yang belum menyesuaikan kalender pendidikan kegiatan
pembelajaran, masih berpusat pada guru sehingga kurang meningkatkan rasa
ingin tahu siswa yang merupakan kunci utama dalam pembelajaran. Padahal
kedua mapel tersebut menitikberatkan pada keingintahuan siswa dalm
pembelajaran. Berdasarkan latar belakang masalah di atas penulis mengambil
judul laporan ini dengan “Praktik Pembelajaran Inovatif Melalui Program Yang
Berdampak Pada Murid”

1.2. Tujuan Kegiatan


Berdasarkan latar belakang di atas, tujuan penulisannya laporan tentang
desain pembelajaran inivatif ini yaitu sebagai berikut;
a. Praktik pembelajaran inovatif melalui program yang berdampak pada murid
di SMA PLUS SEDAYU NUSANTARA.
b. Melakukan praktik pembelajaran inovatif melalui program Giat berliterasi.
c. Memetakan kebutuhan belajar peserta didik yang meliputi; kesiapan belajar
peserta didik (Readiness), minat dan bakat peserta didik (Interest), dan profil
belajar peserta didik (Learning Profile).
d. Menerapkan pembelajaran berdiferensiasi sesuai kesiapan dan kebutuhan
belajar peserta didik.

2
1.3. Manfaat Kegiatan
Adapun manfaat dari penerapan pembelajaran berdiferensiasi dalam
keberagaman peserta didik yaitu sebagai berikut;
a. Praktik pembelajaran yang sesuai dengan kodrat peserta didik yang beragam.
b. Memperoleh data kebutuhan belajar peserta didik yang beragam baik dari segi
kesiapan belajar peserta didik, minat dan bakat peserta didik, maupun profil
belajar peserta didik.
c. Menciptakan suasana dan lingkungan belajar yang aman dan nyaman bagi
peserta didik serta melibatkan siswa secara aktif.
d. Memberikan pembelajaran inovasi yang berorientasi pada peserta didik dan
sesuai dengan kodrat peserta didik yang beragam.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pendampingan Individu


Pendampingan adalah pekerjaan yang dilakukan oleh fasilitator atau
pendamping masyarakat dalam berbagai kegiatan program. Fasilitator juga
seringkali disebut fasilitator masyarakat (community facilitator/CF) karena
tugasnya lebih sebagai pendorong, penggerak, katalisator, motivator masyarakat,
sementara pelaku dan pengelola kegiatan adalah masyarakat.
Pendampingan sebagai suatu strategi yang umum digunakan oleh
pemerintah dan lembaga non profit dalam upaya meningkatkan mutu dan
kualitas dari sumber daya manusia, sehingga mampu mengindentifikasikan
dirinya sebagai bagian dari permasalahan yang dialami dan berupaya untuk
mencari alternative pemecahan masalah yang dihadapi. Kemampuan sumber
daya manusia sangat dipengaruhi oleh keberdayaan dirinya sendiri. Oleh karena
itu sangat dibutuhkan kegiatan pemberdayaan disetiap kegiatan pendampingan.
Menurut Suharto (2005:93) mengurakan bahwa pendampingan
merupakan satu strategi yang sangat menentukan keberhasilan program
pemberdayaan masyarakat.
Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahawa pendampingan
merupakan suatu strategi yang dapat digunakan untuk membantu masyarakat
dalam mencapai keberhasilannya.
Dalam pendidikan Program Pendidikan Guru Penggerak pendampingan
individu dapat dilakukan oleh Pengajar Praktik untuk membimbing Calon guru
Guru Penggerak untuk melakukan refleksi, pengerjaan tugas, aksi nyata dalam
mengimplementasikan program-program yang direncakan di tempat bertugas.
Selain itu, pendampingan individu yang dilakukan oleh Pengajar Praktik
dilaksanakan guna mengikuti Lokakarya untuk membagikan hasil aksi nyata dan
praktik baik saat berada di tempat tugas masing-masing.
Beragam perencanaan dan pelaksanaan selama pendampingan individu
yang dilaksanakan akan mendapatkan report dan umpan balik yang diberikan

4
oleh pengajar praktik terkait dengan program praktik baik dan aksi nyata yang
penulis laksanakan di sekolah. Hal ini bertujuan agar pendampingan-
pendampingan yang dilakukan berikutnya dapat lebih baik lagi dan dapat
memberikan dampak positif bagi penulis maupun sekolah tempat penulis
bertugas.

2.2. Pendampingan Kelompok


Pembahasan dan penjelasan terkait dengan pendampingan sudah
dijelaskan terkait dengan defenisi pendampingan yang dikemukakan beberapa
ahli di atas. Selain pendampingan individu, pendampingan yang terdapat dalam
Program Pendidikan Guru Penggerak ialah Pendampingan Kelompok.
Pendampingan kelompok sejalan dengan pendampingan individu. Hanya
saja hal ini dibedakan dengan penerapan dan perlakukan yang diberikan oleh
Pengajar Praktik kepada Calon Guru Penggerak. Perlakuan tersebut dibuktikan
dengan pemerian pendampingan yang sama oleh masing-masing calon Guru
Penggerak. Selanjutnya, jika pendampingan individu setiap Calon Guru
Penggerak Memiliki Tugas, dan projek yang berbeda.
Selain itu, dalam modul Program Pendidikan Guru Penggerak secara
implementasi kegiatan pendampingan kelompok ini dilaksanakan melalui
berbagai macam kegiatan kolaborasi dan diskusi baik secara daring maupun
secara luring yang dilaksanakan dengan mengatur jadwal pertemuan, topik
yang dibahas, dan refleksi serta hasil dari kegiatan pendampingan kelompok.
Pendampingan kelompok juga menuntun setiap kelas yang ada pada Program
Guru Penggerak untuk mendapatkan pendampingan kelompok yang dilakukan
Pengajar praktik dan Fasilitator terkait dengan modul-modul, eksplorasi konsep,
elaborasi pemahaman, refleksi terbimbing dan lokakarya dari
pengimplementasian praktik baik dan aksi nyata yang dilakukan oleh setiap
kelas pada Program Pendidikan Guru Penggerak. Dalam hal ini, penulis
mendapatkan pendampingan kelompok melalui kegiatan diskusi terkait tugas
yang diberikan oleh instruktur dan fasilitator dalam kegiatan eksplorasi dan
ruang kolaborasi yang terdapat di LMS (Learning Management System).

5
Kemudian, tugas tersebut didiskusikan dan didampingi secara kelompok oleh
Pengajar Praktik. Setelah itu, Pengajar Praktik memfasilitasi seluruh Calon Guru
Penggerak untuk melakukan diskusi dan berkolaborasi melalui kegiatan berbagi
praktik baik dan diskusi untuk mencapai tujuan dan hasil yang ingin dicapai
terkait tugas yang diberikan oleh kelompok yang nantinya akan dipresentasikan
kepada instruktur dan fasilitator serta kegiatan panen hasil pada lokakarya

2.3. Pengelolaan Program yang Berdampak pada Murid


Materi pendidikan berikutnya pada Pengelolaan Program yang
Berdampak pada Murid. Pemimpin Pembelajaran merupakan tujuan utama
digelarnya program Guru Penggerak. Dari sosok inilah diharapkan mampu
mendorong tumbuh dan berkembangnya potensi murid yang aktif, kreatif,
inovatif, dan proaktif dalam mengembangkan ekosistem sekolah, serta bisa
menginternalisasikan pembelajaran yang berpihak pada murid. Termasuk
menjadi sosok teladan dan agen perubahan di bidang pendidikan untuk
mewujudkan generasi unggul, berkarakter sesuai dengan profil pelajar Pancasila
yang kita dambakan.
Begitupun dengan materi di Modul 3.3 program CGP yang membahas
tentang pengelolaan program sekolah yang berdampak pada murid. Terdapat dua
hal menarik yang dijelaskan dalam modul ini, yakni MELR- Monitoring,
Evaluation, Learning, Reporting (monitoring, evaluasi, pembelajaran, dan
pelaporan) dan manajemen resiko. Kedua materi tersebut dapat dijadikan sebagai
instrumen untuk mengelola suatu pogram sekolah yang berdampak pada murid.
Sebagaimana diketahui, monitoring dan evaluasi adalah suatu aktivitas
yang sangat penting untuk mendukung tercapainya suatu tujuan dari proyek atau
program yang dilakukan. Hal tersebut dikemukakan oleh Kertsy Hobson, dkk
(2013) dalam buku yang berjudul A Step by Step Guide to Monitor and
Evaluation. Dalam buku ini dijelaskan monitoring adalah proses menghimpun
informasi dan analisis internal dari sebuah proyek atau program. Evaluasi adalah
sebuah penilaian retrospektif secara periodik pada satu proyek atau program
yang telah selesai. Sementara kegiatan evaluasi melibatkan penilai luar yang

6
independen.
Selanjutnya, evaluasi merupakan penilaian program yang menyeluruh,
sistematis dan berkala. Kegiatan ini umumnya dilakukan setelah program selesai
dilaksanakan (meskipun dalam beberapa kasus ada evaluasi jangka menengah)
untuk menentukan efektivitas suatu program secara keseluruhan. Oleh karena
itu, evaluasi berbeda dengan pemantauan, karena berfokus pada pertanyaan yang
lebih menyeluruh (misalnya, Apakah program yang dilaksanakan sesuai untuk
memenuhi tujuan yang diharapkan? Apakah program telah meningkatkan
kemampuan literasi murid?
Kemudian, setiap sekolah memiliki tujuh modal/aset yang berpotensi
untuk dikembangkan dan dimaksimalkan pemanfaatannya, yaitu modal manusia,
modal sosial, modal fisik, modal lingkungan, modal finansial, modal politik,
modal agama dan budaya. Ketujuh modal aset ini dapat dioptimalisasikan dalam
proses pembelajaran jika dikelola dengan efektif dan efisien.
Atas hal diatas, penulis melaksanakan proses pemetaan aset yang dimiliki
sekolah, yakni potensi pendukung berupa perpustakaan yang memiliki sejumlah
referensi literasi, seperti buku-buku fiksi yang dapat dimanfaatkan dalam sebuah
program gerakan literasi sekolah. Maka berdasarkan hal ini penulis membuat
sebuah program unggulan GLS yang merupakan akronim dari gerakan literasi
sekolah SMA Plus Sedayu Nusantara. Kegiatan tersebut diharapkan dapat
mewujudkan murid dan warga sekolah yang literat.
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis sebagai bagian dari program
Calon Guru Penggerak yang digagas Kemendibudristek menyelenggarakan Aksi
Nyata berupa program Gerakan Literasi dengan tujuan praktik pembelajaran
inovatif melalui program yang berdampak pada peserta didik agar dapat
meningkatkan kemampuan literasi peserta didik Selain itu, pemanfaatan aset
yang ada di perpustakaan, penyedian buku-buku yang variatif, serta memberikan
waktu sebelum kegiatan belajar mengajar kurang lebih 15 menit untuk kegiatan
berliterasi dapat dimanfaatkan oleh murid, sehingga akan membantu
terwujudnya warga sekolah yang literat dan memiliki dampak yang luar biasa
bagi peserta didik dalam membuka jendela dunia dan membiasakan budaya

7
positif di sekolah dengan menguatkan kegemaran budaya membaca.

8
BAB III
PENUTUP

3.1. Refleksi
Penulisan dan penyusunan laporan ini merupakan laporan ketiga yang
berisi tentang praktik pembelajaran inovatif melalui program yang berdampak
bagi peserta didik. Setiap tahapan dalam penulisan dan penyusunan laporan ini
merupakan proses mengidentifikasi, menemukan, dan meneyelesaikan
permasalahan yang ada bagi guru, peserta didik, maupun pihak lain. Sebelum
penyusunan laporan ini, penulis merasa memiliki berbagai penerapan yang
belum terealisasikan secara sempurna bahkan masih terdapat aksi nyata yang
sedang dilakukan. Setelah penyusunan dan penulisan laporan ini, penulis telah
melakukan aksi nyata terkait materi-materi yang terdapat dalam modul
Pendidikan Guru Penggerak yang kemudian direalisasikan melalui praktik
pengelolaan yang berdampak pada peserta didik untuk mewujudkan masyarakat
literat di sekolah dan menciptakan budaya positif gemar berliterasi.
Disamping itu, materi yang terdapat pada Program Pendidikan Guru
Penggerak mampu memberikan pencerahan bagi guru dalam merealisasikan dan
mengaktualisasikan tujuan mulia dari sebuah pendidikan. materi yang menjadi
pelaporan ini meliputi; Pendampingan individu, pendampingan kelompok,
Coaching, dan terakhir Pengelolaan Program yang Berdampak pada Peserta
didik.
Praktik Pembelajaran inovasi melalui pengelolaan yang berdampak bagi
murid merupakan judul laporan ini yang memberikan gambaran aksi nyata dan
praktik baik yang direalisasikan setelah mengikuti proses pendidikan pada
program Pendidikan Guru Penggerak. aksi nyata dan implementasi penerapan
tersebut berupa praktik pembelajaran inovatif melalui melalui pengelolaan yang
berdampak bagi murid, pendampingan individu, pendampingan kelompok,
coaching, dan pengelolaan program yang berdampak bagi murid yang berbentuk
Gerakan Literasi Sekolah yang memberikan dampak bagi peserta didik secara
holistic dan sekolah

9
Secara umum, adapula penerapan dan implementasi aksi nyata yang
mengarah pada pengelolaan program yang berdampak bagi peserta didik yang
melihat asset dan potensi sumber daya yang ada di sekolah untuk memberikan
program yang dapat memberikan dampak positif bagi peserta didik dan sekolah
yang literat dan berbudaya gemar berliterasi.
Selain itu, masih banyak implementasi aksi nyata dari materi yang
dipelajari yang kini sedang penulis lakukan dan ada yang sedang berada pada
tahap refleksi dan evaluasi guna perbaikan dan pengembangan dan pembiasaan
hal-hal positif untuk sekolah dan warga lingkungan sekolah melalui pengelolaan
sumber daya yang dimiliki oleh sekolah itu sendiri.
Dalam kegiatan ini masih terdapat beberapa hambatan dan masalah yang
kemudian akan dilakukan tindak lanjut. proses rencana tindak lanjut (RTL) ini
kedepannya mewujudkan dan tercapainya tujuan kegiatan praktik pembelajaran
inovatif melalui pengelolaan yang berdampak bagi murid khususnya dalam
penerapan inovasi pembelajaran yang diterapkan warga lingkungan sekolah
dalam keberagaman siswa di SMA Plus Sedayu Nusantara. Bukan hanya
kegiatan di atas saja yang menjadi aktualisasi dari proses pendidikan yang
penulis terima. Namun, masih beragam aksi nyata lainnya yang belum bahkan
masih sedang terlaksana dalam menerapkan seluruh materi yang diperoleh
selama mengikuti Pendidikan Guru Penggerak

3.2. Tindak Lanjut


Tindak lanjut merupakan kegiatan lanjutan terkait dengan kegiatan yang
kini telah dilakukan. Dalam hal ini kegiatan penerapandan pengimplementasian
praktik inovasi pembelajaran melalui pengelolaan yang berdampak bagi murid di
SMP Islam Terpadu Ad Durrah akan berkesinambungan dilakukan evaluasi dan
refleksi agar khususnya pada praktik pembelajaran inovasi melalui pengelolaan
yang berdampak bagi murid dapat terealisasi dan terlaksana di SMA PLUS
SEDAYU NUSANTARA
Berdasarkan tindak lanjut ini, penulis dapat mengidentifikasi, menganalisis,
serta merefleksikan kembali kegiatan yang dilaksanakan guna mengatasi seluruh

10
problem dan masalah yang terjadi pra pelaksananaan, pelaksanaan, hingga pasca
pelaksanaan kegiatan di atas. Selanjutnya, Penulis Merancang Kegiatan tindak
lanjut dari kegiatan sebelumnya dengan memetakan dan mengidentifikasi
permasalahan dan hambatan yang terjadi pra kegiatan hingga pasca kegiatan,
berkoordinasi dan berkolaborasi dengan stake holder, rekan sejawat sesama guru
dalam berbagi praktik baik dan aksi nyata terkait kegiatan yang dilakukan,
merefleksikan kegiatan yang dilaksanakan, mengevaluasi kegiatan yang
dilaksanakan, memonitoring rangkaian demi rangkaian kegiatan aksi nyata,
berbagi praktik baik tersebut, meminta feedback dan umpan balik yang
membangun dari berbagai pihak guna tercapainya tujuan kegiatan yang
diharapkan.

11
DAFTAR PUSTAKA

- Abdul Hameed Aamer Waheed, 2011, Employee Development and Its Affect
on Employee Performance A Conceptual Framework. Employee is a key
element of the organization, International Journal of Business and Social
Science Vol. 2 No. 13
- Dharma, Aditya. 2020. Bahan Ajar Pendidikan Program Guru Penggerak.
Jakarta: Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan,
Kemendikbudristek
- Dewantara, K.H. 2009. Menuju Manusia Merdeka. Yogyakarta: Leutika
- Dewantara, K.H. 1936. Dasar-dasar Pendidikan. Keluarga
- Marlina. 2019. Panduan Pelaksanaan Pembelajaran Berdiferensiasi di
Sekolah inklusif. Padang: CV. Afifa Utama.
- Suharto, Edi. 2005. Membangun Masyarakat Memberdayakan
Rakyat.Bandung:Refika
- Tirtayani, Luh ayu. 2014. Perkembangan Sosial Emosional pada Anak Usia
Dini. Denpasar: Graha Ilmu

12
LAMPIRAN
Lampirkan dokumen terkait kegiatan yang dilaporkan.

13

Anda mungkin juga menyukai