Anda di halaman 1dari 2

Nilai-nilai merupakan bagian dari budaya sekolah yang tidak dapat dilihat secara

langsung. Hanya dapat dirasakan dari cerminan kebiasaan-kebiasaan yang ada


di sekolah tersebut. Secara umum sejatinya semua warga sekolah memiliki nilai-
nilai positif sebagai warisan dari nilai-nilai Nusantara. Nilai-nilai positif sejatinya
sudah dimiliki oleh peserta didik, peran kita sebagai guru hanya membantu
menumbuhkembangkan saja, diantaranya melalui pembelajaran di kelas. 

Nilai-nilai seperti Beriman dan Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan
Berakhlak Mulia dapat diimplementasikan dalam kegiatan belajar mengajar
melalui pembiasaan berdo’a sebelum dan sesudah melaksanakan kegiatan
belajar mengajar. Nilai-nilai seperti mandiri, bernalar kritis, kreatif, bergotong
royong, dan berkhibenakaan global dapat diterapkan dalam variasi metode atau
model pembelajaran,yang diterapkan dalam pelaksanaan kegiatan belajar
mengajar di kelas sehingga nilai-nilai tersebut dapat ditumbuhkembangkan
dalam pembelajaran di kelas. Saya mengamati dari beberapa modul
sebelumnya, modul yang sangat berperan dalam mendukung budaya positif
adalah yang berkaitan dengan paradigma pendidikan, nilai, dan visi yakni : (1)
Paradigma Pemikiran Pendidikan Ki Hajar Dewantara; (2) Nilai dan Peran Guru
Penggerak, dan (3) Visi Guru Penggerak. 

        Sebagai seorang guru penggerak sudah semestinya berupaya tanpa henti


untuk mengasah perannya  sebagai pemimpin pengembangan diri dan orang
lain. Dalam menjalankan perannya tersebut terutama untuk menularkan
kebiasaan baik terhadap guru lain, seorang guru harus memiliki kemampuan
membangun komunikasi positif yang dibarengi keteladanan diri agar orang yang
diajak untuk melakukan kebiasaan baik dapat turut serta melakukan hal yang
serupa dengan kita atau paling tidak memebrikan dukungan meskipun belum
bisa meniru apa yang kita lakukan. Setiap guru tentu memiliki asumsi dasar yang
berbeda terkait dengan dirinya, kemampuan yang dibutuhkan, dan kebiasaan
baik yang harus senantiasa dilakukan. Seorang guru penggerak perlu melakukan
pendekatan personal kepada guru lainnya untuk mengetahui potensi positif
yang bisa diberdayakan dari rekan-rekan guru lainnya dalam rangka
mengembangkan budaya positif. Untuk membiasakan hal yang positif dapat
dimulai dari hal yang kecil, sederhana, mudah, dan ringan yang dapat dijalankan
secara berkelanjutan.

           Untuk menjadikan kebiasaan positif di kelas menjadi sebuah budaya


sekolah dan visi sekolah tentunya dibutuhkan pemikiran dan kesepakatan
kolektif yang digali dari asumsi dasar normatif, nilai-nilai yang diyakini oleh
warga sekolah, dan impian normatif kolektif warga sekolah. Masing-masing guru
dapat menyampaikan praktik baik yang sudah dilakukan di kelasnya masing-
masing untuk kemudian sekiranya baik dapat diadopsi dan diadaptasi menjadi
praktik baik sekolah. Dari hal tersebut kita dapat menggali nilai-nilai budaya
positif dan kebiasaan positif apa yang menjadi budaya positif sekolah untuk
kemudian dituangkan secara tertulis menjadi visi sekolah.

Anda mungkin juga menyukai