Anda di halaman 1dari 11

LK 0.

5: Lembar Kerja Belajar Mandiri Profesional

Judul Modul 5 ❖ EKOLOGI DAN LINGKUNGAN


Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Lingkungan dan sumberdaya
2. Populasi dan komunitas
3. Ekosistem.
4. Perubahan lingkungan
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Garis besar materi yang dipelajari 1. Lingkungan Dan Sumberdaya
Lingkungan organisme merupakan semua faktor
biotik dan abiotik yang ada disekitar organisme
tersebut dan dapat mempengaruhi kelangsungan
hidupnya. Lingkungan dapat berupa lingkungan
biotik maupun lingkungan abiotik. Lingkungan biotik
dapat berupa hewan, tumbuhan maupun mikro-
organisme, sedangkan lingkungan abiotik meliputi
tanah, air, udara, iklim dan faktor fisika-kimia
lainnya. Kedua komponen lingkungan tersebut
tidaklah berdiri sendiri, melainkan saling
berinteraksi dan memiliki hubungan timbalbalik satu
dengan lainnya.
o Lingkungan Organisme
Kualitas hidup suatu organisme sangat
ditentukan oleh kualitas lingkungannya. Bila
lingkungan menyediakan kebutuhan organisme
akan sumber daya dan memberikan kondisi
lingkungan yang ideal bagi kelangsungan hidup
suatu organisme, maka kelimpahan organisme
tersebut akan menunjukkan angka yang tinggi.
Sebaliknya bila lingkungan tidak/kurang
menyediakan sumber daya yang dibutuhkan
organisme dan memiliki kondisi lingkungan
yang ekstrim bagi suatu organisme maka
organisme tersebut akan terganggu
kesintasannya bahkan bisa punah dari habitat
tersebut. Lingkungan bagi suatu organisme
adalah faktor biotik dan abiotik yang ada di
sekitar organisme tersebut dan dapat
mempengaruhi kelangsungan hidupnya.
Lingkungan abiotik tersebut meliputi faktor
medium/substratum (seperti tanah/perairan
sebagai tempat hidup) dan faktor cuaca/iklim
(suhu kelembaban, udara, angin, intensitas
cahaya).
o Lingkungan Sebagai Sumberdaya Setiap
organisme terdedah pada berbagai faktor
lingkungan yang bersifat dinamis atau berubah-
ubah seiring dengan waktu. Untuk itu setiap
organisme harus mampu menyesuaikan dirinya
untuk menghadapi kondisi faktor lingkungan
yang berubah-ubah tersebut.
o Habitat Dan Relung
Habitat secara umum menunjukkan bagaimana
corak lingkungan yang ditempati suatu populasi
hewan. Bagian dari habitat yang merupakan
lingkungan yang kondisinya paling cocok dan
paling akrab hubungannya dengan hewan
dinamakan mikrohabitat.
Sedangkan relung atau niche ekologi suatu
organisme merupakan status fungsional
organisme tersebut di dalam habitat yang
ditempatinya berdasarkan adaptasi-adaptasi
fisiologis, struktural dan perilakunya.
Berdasarkan pemanfaatannya Hutchinson
membedakan relung ekologi menjadi 2 macam,
yaitu;
a. Relung fundamental; relung yang
menunjukkan potensi secara utuh yang hanya
dapat diamati dalam laboratorium dengan
kondisi lingkungan terkendali, misalnya yang
diamati hanya satu atau dua faktor saja tanpa
ada pesaing maupun predatornya.
b. Relung terealisasikan; adalah status
fungsional yang benar-benar ditempati dalam
kondisi alami, dengan beroperasinya banyak
faktor lingkungan, seperti interaksi faktor,
kehadiran pesaing, predator dan sebagainya.
o Respon Dan Adaptasi Kepekaan terhadap
rangsangan (stimulus) merupakan salah satu
ciri utama dari makhluk hidup. Karena dengan
ciri itulah menjadikan organisme mampu
memberikan tanggapan (respon) terhadap
berbagai perubahan pada faktor lingkungannya
(stimulus). Hal ini sangat penting artinya bagi
suatu organisme agar dapat tetap survive
(sintas = bertahan hidup atau kelulus hidupan).
Pada dasarnya tujuan akhir setiap organisme
melakukan respon terhadap stimulus adalah
agar dapat mempertahankan hidupnya
(survive) dan dapat bereproduksi
mempertahankan jenisnya (berbiak). Stimulus
adalah suatu faktor yang diakibatkan oleh
perubahan lingkungan (baik lingkungan abiotik
maupun biotiknya) yang dapat ditangkap oleh
reseptor (organ indra) suatu organisme dan
berpotensi mempengaruhi keseimbangan bagi
organisme tersebut. Perubahan keseimbangan
dapat mengarah ke hal yang positif
(menguntungkan) atau dapat juga mengarah ke
hal negatif (merugikan).
Pada dasarnya respon yang dilakukan oleh
organisme terhadap suatu faktor lingkungan atau
stimulus dapat tidak sama. Respon suatu
organisme dapat dipengeruhi oleh beberapa faktor,
antara lain:
1. Jenis stimulus; jenis stimulus yang berbeda akan
menyebabkan respon yang dilakukan organisme
juga berbeda, misalnya bila stimulus berupa
makanan, hewan cenderung akan mendekati,
sebaliknya bila stimulus berupa kemunculan
predatornya, respon hewan akan menjauhi
2. Intensitas stimulus; Intensitas stimulus akan
berpengaruh bagi kemampuan reseptor dalam
menerima tersebut.
3. Jenis species; semakin tinggi tingkat
kemampuan hewan belajar akan semakin lemah
responnya terhadap stimulus yang sama.
4. Stadium perkembangan atau umurnya;
berpengaru terhadap pengalaman belajar dalam
menilai penting/tidaknya stimulus di respon
5. Kondisi fisiologis tersebut; kondisi fisiologis dapat
berpengaruh bagi kecepatan respon terhadap
suatu stimulus.
6. Lebar-sempitnya kisaran toleransi hewan
tersebut terhadap suatu faktor lingkungan:
umumnya hewan-hewan yang memiliki kisaran
toleransi lebib sempit cenderung akan lebih
responsive terhadap adanya stimulus.
2. Populasi dan komunitas
o Populasi merupakan kumpulan individu-individu
yang sejenis yang berada pada tempat dan
waktu yang sama.
o Komunitas merupakan kumpulan dari populasi-
populasi yang berada pada suatu tempat
tertentu. Pada komunitas biasanya terjadi
interaksi antar populasi yang disebut interaksi
interspesifik. Interaksi ini dapat berupa proses
makan memakan yang membentuk suatu rantai
makanan tertentu yang pada akhirnya
menghasilkan jaring-jaring makanan pada
kamunitas tersebut. Interaksi juga dapat berupa
simbiosis mutualisme, komensalisme,
parasitisme, predatorisme dan kompetisi.
o Konsep Dasar Populasi Populasi merupakan
kumpulan individu-individu yang sejenis yang
berada pada suatu tempat pada waktu tertentu.
Suatu kelompok organisme dikatakan sejenis
apabila terjadi biak-silang antara individu jantan
dengan betina yang fertil akan menghasilkan
keturunan yang fertil pula. Artinya individu-
individu hasil biaksilang dari keturunannya
akan mampu menghasilkan keturunan juga.
Pada dasarnya ukuran suatu populasi sangat
terikat pada ruang dan waktu.
Secara umum dikenal ada tiga pola sebaran
populasi, yaitu:
a. Acak (random); dimana individu-individu
anggota populasi menyebar dalam beberapa
tempat secara tidak teratur.
b. Seragam (uniform); dimana individu-individu
anggota populasi menyebar dalam beberapa
tempat tertentu secara teratur.
c. Mengelompok atau agregasi (clumped);
dimana individu-individu anggota populasi
selalu ada dalam kelompok dan sangat jarang
terlihat sendiri secara terpisah.
o Pertumbuhan Populasi Pada dasarnya tidak
ada satupun populasi dengan jumlah individu
yang selalu konstan, namun selalu berfluktuasi
Kelimpahan suatu populasi sejalan dengan
waktu akan mengalami perubahan, akibat
beroperasinya faktor-faktor yang meningkatkan
dan menurunkan jumlah individu dalam
populasi. Pada dasarnya ada 4 parameter
utama yang menentukan kelimpahan suatu
populasi, yaitu:
a. Natalitas; menunjukkan angka kelahiran
individu dalam populasi dan memberikan efek
meningkatnya kelimpahan populasi.
b. Mortalitas; menunjukkan angka kematian
individu dalam populasi dan memberikan efek
menurunnya kelimpahan populasi.
c. Imigrasi; merupakan masuknya individu-
individu dari area lain ke dalam populasi dan
memberikan efek meningkatnya tingkat
kelimpahan populasi itu. d. Emigrasi;
menunjukkan perpindahan individu-individu
suatu populasi keluar dari area populasi dan
memberikan efek menurunnya kelimpahan
populasi tersebut.
Tinggi rendahnya laju natalitas suatu populasi
tergantung pada banyak faktor, secara garis
besar dibedakan menjadi dua faktor, yaitu:
a. Faktor bawaan; meliputi kemampuan berbiak
(fekunditas dan fertilitasnya) dan kemampuan
induk dalam perawatan anaknya.
b. Faktor lingkungan; meliputi tersediaan
sumber daya (seperti ruang, makanan dan
kondisi yang sesuai). Kemampuan berbiak
menyangkut dua aspek, yaitu fekunditas dan
fertilitas. Fekunditas menunjukkan potensi
suatu populasi untuk menghasilkan individu
baru, laju fekunditas manusia misalnya, adalah
rata-rata 1 bayi per 9 – 11 bulan per-wanita
usia subur. Sedangkan fertilitas lebih
menunjukkan kinerja perkembangbiakan yang
direalisasikan dalam populasi dengan kata lain
fertilitas lebih menunjukkan pada jumlah anak
yang dihasilkan.
o Komunitas
Komunitas merupakan kesatuan dari populasi-
populasi pada suatu ruang dan waktu tertentu.
Komunitas merupakan komponen biotik dalam
ekosistem. Berdasarkan sumber makanannya,
komponen komunitas dapat kita kelompokkan
ke dalam tiga kelompok, yaitu:
a. Produsen; sering juga disebut organisme
autotroph, yaitu organisme yang punya
kemampuan dalam mengubah bahan an-
organik menjadi bahan organic dengan
memanfaatkan cahaya mataharai sebagai
sumber energy utama. Kelompok organisme
produsen adalah organisme yang memiliki
pigmen fotosintesis, seperti tumbuhan, dan
mikro-organisme fotosintetis lainnya.
b. Konsumen; sering juga disebut organisme
hetrotrof, yaitu organisme yang memanfaatkan
organisme lain sebagai sumber makanannya
(memakan bahan organik). Konsumen dapat
menjadikan produsen sebagai sumber
makanannya, tetapi juga dapat memakan
konsumen lainnya. Berdasarkan jenis
makanannya, konsumen dapat kita bedakan
menjadi:
- Herbivora; organisme yang memanfaatkan
produsen sebagai sumber makanannya, seperti
kambing (memakan rumput), lebah (menghisap
nectar), lalat buah (makan buah), burung pipit
(makan biji-bijian), larva kumbang (makan
batang tanaman), larva kupu-kupu (makan
daun), dan sebagainya.
- Carnivora; organisme yang memakan
konsumen lain sebagi sumber makanannya.
Kelompok organisme ini meliputi organisme
predator dan parasit. - Omnivora; organisme
yang makanannya berupa produsen atau
konsumen lainnya.
c. Dekomposer; adalah organisme yang
memakan bahan organic dari organisme lain
yang telah mati. Interaksi makan dan dimakan
pada komunitas pada akhirnya akan
membentuk rantai makanan dan jarring-jaring
o Interaksi Organisme Pada dasarnya tidak ada
individu yang hidup sendiri. Untuk itu,
berdasarkan jenis organisme yang berinteraksi,
ada dua bentuk interaksi antar organisme yaitu:
a. Interaksi intraspesifik (intraspecies); yaitu
interaksi yang terjadi diantara individu yang
sejenis (dalam satu populasi). Interaksi
intraspesifik bisa dalam bentuk mutualisme
maupun kompetisi. Dalam bentuk mutualisme
misalnya saling bekerjasamanya individu dalam
populasi untuk mempertahankan teritori dari
populasi lain atau saling bekerjasama dalam
mendapatkan makanan. Interaksi intraspesifik
juga bisa dalam bentuk kompetisi. Interaksi ini
dapata terjadi mengingat individu yang dalam
populasi sama-sama membutuhkan jenis
sumberdaya yang sama. Bila jumlahnya
sangaat terbatas, akan terjadi kompetisi yang
sangat kuat.
b. Interaksi interspesifik (intraspecies); yaitu
interaksi yang terjadi antar individu yang
berbeda species. Interaksi interspesifik terjadi
lebih kompleks dan dapat terjadi karena
memperebutkan sumberdaya maupun akibat
eksploitasi suatu populasi terhadap populasi
lain.
3. Ekosistem
Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang
terbentuk oleh hubungan timbal-balik tak
terpisahkan antara makhluk hidup dengan
lingkungannya.
o Komponen Penyusun Ekosistem Sebagaimana
telah dijelaskan di atas, ekosistem adalah
hubungan timbal-balik antara makhluk hidup
(komponen biotik atau komunitas) dengan
lingkungannya (komponen abiotik). Pada
dasarnya komponen penyusun ekosistem
terdiri dari komponen biotik dan komponen
abiotik. Komponen biotik merupakan komponen
lingkungan yang terdiri atas makhluk hidup
yang dapat berupa hewan, tumbuhan maupun
mikro-organisme. Berdasarkan peran dan
fungsinya, komponen biotik dibedakan menjadi
tiga macam, yaitu: a. Produsen; yaitu makhluk
hidup yang mampu mengubah zat an-organik
menjadi organik. Produsen ini sering juga
disebut organisme autotrof. Proses tersebut
hanya bisa dilakukan oleh organisme yang
memiliki pigmen fotosintesis, misalnya
tumbuhan hijau yang memiliki klorofil.
b. Konsumen; yaitu organisme yang tidak bisa
membuat makanannya sendiri dan tergantung
kepada organisme lain. Kelompok organisme
ini sering disebut juga sebagai organisme
heterotrof. Organisme yang berperan sebagai
konsumen biasanya merupakan hewan. Hewan
yang memakan tumbuhan secara langsung
(herbivora) dinamakan konsumen primer.
Hewan yang memakan konsumen primer
dinamakan konsumen sekunder dan
seterusnya sehingga terbentuk suatu rantai
makanan. Konsumen terakhir disebut
konsumen tersier. c. Pengurai atau
dekomposer; yaitu organisme yang mampu
menguraikan bahan organik yang berasal dari
organisme yang telah mati. Organisme
pengurai ini berperan dalam menguraikan
materi organik menjadi an-organik yang
nantinya dapat diserap kembali oleh organisme
produsen. Sedangkan komponen abiotik
merupakan komponen yang meliputi seluruh
faktor-faktor tak hidup dari suatu kondisi
lingkungan. Komponen abiotik selain berperan
menyediakan energi dan materi juga mampu
menentukan jenis tumbuhan dan hewan yang
hidup di suatu habitat. Komponen abiotik dapat
berupa medium atau substrat tempat
komponen biotik melangsungkan
kehidupannya, seperti tanah, air (perairan) atau
udara. Komponen abiotik juga dapat berupa
kondisi, seperti suhu dan kelembaban udara,
angin, intensitas cahaya, pH, kekeruhan, arus
air dan sebagainya. Nama suatu ekosistem
umumnya didasarkan pada tempat dimana
ekosistem tersebut terdapat, misalnya
ekosistem danau (ekosistem yang terdapat di
danau) atau didasarkan pada jenis vegetasi
yang dominan, misalnya ekosistem mangrove
(didominasi oleh tumbuhan mangrove) atau
dapat juga berdasarkan kondisi iklim yang
dominan pada ekosistem tersebut, misalnya
ekosistem hutan hujan tropis (ekosistem yang
memiliki curah hujan yang tinggi dan terdapat
di wilayah tropis). Secara garis besar,
ekosistem dibedakan atas ekosistem terrestrial
(daratan), ekosistem perairan dan ekosistem
lahan basah (mangrove dan lahan gambut).
Ekosistem terestrial ditandai dengan
;ingkungan daratan yang berdasarkan iklim dan
vegetasi yang khas dibedakan atas beberapa
bioma, yaitu bioma Hutan hujan tropis, bioma
padang rumput, bioma gurun, bioma hutan
gugur, bioma taiga dan bioma thundra.
Sedangkan berdasarkan salinitasnya,
ekosistem perairan dibedakan menjadi
ekosistem air tawar, ekosistem air asin dan
ekosistem estuaria. Untuk ekosistem lahan
basah dikenal ekosistem mangrove, ekosistem
gambut dan ekosistem rawa-rawa.
o Ekoenergetika
Ekoenergetika merupakan bahasan dalam
ekologi yang mengkaji tentang transformasi
energi dalam organisme hidup. Peristiwa
transformasi energi merupakan perpindahan
suatu unit energi dari satu titik ke titik lain yang
membutuhkan suatu sumber energi dan
penerima energi. Berdasarkan tipe organisme
(produsen) yang menjadi tingkat trofik pertama,
terdapat dua jenis rantai makanan, yaitu a.
Rantai makanan perumput; pada tipe ini, mata
rantai makanannya berawal dari tumbuhan,
maka tingkat trofik 1 diduduki oleh tumbuhan
hijau (produsen), tingkat trofik 2 diduduki oleh
herbivora (konsumen 1), tingkat trofik 3
diduduki oleh karnivora (konsumen 2), dan
seterusnya. b. Rantai makanan detritus; pada
tipe ini rantai makanan berawal dari organisme
perombak. Detritus merupakan hancuran
(fragmen) dari bahan-bahan sudah terurai yang
dikonsumsi hewan-hewan kecil seperti rayap,
cacing tanah, tripang, dan sebagainya.Siklus
materi sering juga disebut siklus atau daur
biogeokimia. Beberapa siklus materi yang
penting antara lain siklus air, siklus oksigen,
siklus karbon, siklus nitrogen, siklus sulfur dan
siklus fosfor.
4. Perubahan lingkungan
o Perubahan Ekosistem Kualitas lingkungan tidaklah
bersifat stabil, melainkan berfluktuasi tergantung
pada faktor lingkungan yang mempengaruhinya.
Manusia sebagai bagian dari ekosistem memiliki
tugas menjaga keseimbangan lingkungan. Untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya, manusia selalu
berinteraksi dengan lingkungan, manusia
mengeksploitasi sumber daya alam. Eksploitasi
inilah yang seringkali mengakibatkan perubahan
lingkungan yang mengarah pada kerusakan
lingkungan. Pemulihan diri ke arah kestabilan atau
keseimbangan terjadi melalui proses yang disebut
suksesi. Suksesi adalah proses perubahan
ekosistem secara perlahan lahan menuju ke arah
pematangan (kestabilan) melalui beberapa tahapan
serial. Ada enam unsur yang akan terjadi
sehubungan dengan proses suksesi, yaitu:
o Penggundulan; yaitu proses yang
mengakibatkan terjadinya substrat baru.
o Migrasi; yaitu kehadiran migrula atau organ
pembiak tumbuhan.
o Eksesis; perkecambahan, pertumbuhan,
reproduksi dan penyebaran.
o Kompetisi; persaingan sehingga adanya
pengusiran satu species oleh species lainnya.
o Reaksi; yitu perubahan pada ciri dan sifat
habitat oleh jenis tumbuhan.
o Stabilisasi; yang menghasilkan komunitas
tumbuhan pada tingkatan yang matang.
Suksesi yang terjadi akibat perubahan
komunitas atau vegetasi yang dikemukakan di
atas menggambarkan bertambah kayanya
suatu daerah oleh berbagai jenis tumbuhan
yang hidup di atasnya. Proses perubahan ini
disebut suksesi progresif. Sedangkan apabila
perubahan tersebut mengarah pada penurunan
jumlah jenis tumbuhan maupun penurunan
kompleksitas struktur komunitas tumbuhan
disebut suksesi regresif. Berdasarkan kondisi
awalnya, suksesi dibedakan atas:
a. Suksesi primer; yaitu suksesi yang terjadi
pada tempat-tempat yang baru terbentuk atau
ekosistem yang mengalami kerusakan total.
Suksesi ini biasanya diawali oleh kehadiran
organisme pionir atau perintis. Misalnya
terbentuknya ekosistem seiring dengan
terbentuknya daratan delta sungai, atau
kerusakan ekosistem akibat gunung api
meletus seperti gunung krakatau yang
menyebabkan seluruh kehidupan di pulau
tersebut musnah.
b. Suksesi sekunder; yaitu suksesi yang terjadi
pada saat ekosistem mengalami gangguan
atau kerusakan secara tidak menyeluruh atau
total, dimana komposisi biotik yang sudah ada
sebelumnya turut mempengaruhi proses
suksesi. Misalnya kerusakan akibat kebakaran
hutan atau banjir yang masih menyisakan
komponen biotik sebelumnya. Sedangkan
berdasarkan sumber awal terbentuknya jaring-
jaring makanan, suksesi tersebut, dibedakan
atas:
a. Suksesi autrofik; yaitu suksesi yang terjadi
bila jaring-jaring makanan bergantung pada
organisme fotosintetik, misalnya hutan yang
terbentuk setelah kebakaran atau bekas tanah
yang sebelumnya sudah ada tanamannya
b. Suksesi heterotrofik; yaitu suksesi yang
terjadi bila jaring-jaring makanan bergantung
pada pembentukan bahan-bahan organik atau
dalam balok-balok yang lapuk
• Peranan Manusia dalam Perubahan
Lingkungan
Untuk memenuhi kebutuhan dan kesejahteraan
hidupnya, manusia melakukan berbagai upaya
untuk mengeksplorasi dan eksploitasi alam.
Eksploitasi yang berlebihan pada akhirnya
akan berdampak pada penurunan kemampuan
lingkungan dalam mendukung kelangsungan
makhluk hidup yang ada di dalamnya. Sebagai
bagian dari lingkungan, apa yang dilakukan
manusia terhadap lingkungan pada akhirnya
langsung atau tidak langsung akan berdampak
kembali pada manusia itu sendiri. Peningkatan
jumlah penduduk diduga menjadi penyebab
utama bagi kerusakan lingkungan, khususnya
di negara-negara berkembang. Hal ini dapat
dipahami bahwa peningkatan jumlah penduduk
akan berdampak pada peningkatan kebutuhan
manusia untuk kelangsungan hidupnya.
Kebutuhan tersebut dapat meliputi:
a. Kebutuhan dasar (essensial), yaitu
kebutuhan yang mutlak diperlukan untuk dapat
hidup sehat, aman dan manusiawi, misalnya;
pangan, papan, sandang, air bersih dan udara
sehat
b. Kebutuhan tambahan (non-essensial), yaitu
kebutuhan pelengkap, agar manusia dapat
menikmati hidup lebih baik lagi, seperti
pendidikan, rekreasi, transportasi, dan
kebutuhan sekunder lainnya.
• Pencemaran Lingkungan Menurut UU No. 32
Tahun 2009 pasal 1 ayat 14, pencemaran
lingkungan hidup adalah masuk atau
dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi,
dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan
hidup oleh kegiatan manusia sehingga
melampaui baku mutu lingkungan hidup yang
telah ditetapkan. Zat atau bahan yang dapat
mengakibatkan pencemaran disebut polutan.
Syarat-syarat suatu zat disebut polutan bila
keberadaannya dapat menyebabkan kerugian
terhadap makhluk hidup. Suatu zat dapat
disebut sebagai polutan apabila memenuhi
salah satu dari kriteria berikut, yaitu:
a. Jumlahnya melebihi jumlah normal;
b. Berada tidak tepat pada waktunya;
c. Berada tidak tepat pada tempatnya;
Berdasarkan sumber bahan pencemarnya, zat
pencemar dapat dibedakan atas:
a. Pencemar kimiawi; yaitu pencemaran yang
berasal dari senyawa-senyawa kimia, misalnya
berupa logam (Hg, Pb, As, Cd, Cr dan Hi), pupuk
anorganik, pestisida, detergen, zat radio aktif dan
minyak.
b. Pencemar biologi; yaitu pencemaran yang
disebebakan polutan dari mikroorganisme,
misalnya pencemaran oleh Escherichia coli,
Entamoeba coli, dan Salmonella thyposa.
c. Pencemar fisik; pencemaran yang disebebakan
polutan dari benda-benda fisik seperti kaleng, botol,
plastik, dan karet.
Berdasarkan tempat terjadinya, pencemaran
dibedakan atas 3 macam, yaitu:
a) Pencemaran udara;
b) Pencemaran air; dan
c) Pencemaran tanah.
• Masalah Lingkungan Global dan Nasional Masalah
lingkungan mulai mendapat perhatian yang serius
sejak diadakannya Konferensi PBB tentang
lingkungan hidup di Stockholm Swedia pada
tanggal 5 – 16 Juni 1972, yang kemudian dikenal
sebagai Konferensi Stockholm dengan motto hanya
ada satu bumi. Dan sekaligus ditetapkannya
tanggal 5 Juni sebagai Hari Lingkungan Hidup
Sedunia. Salah satu hasil KTT ini adalah
kesepakatan mengenai keterkaitan antara konsep
pembangunan berkelanjutan dengan pengelolaan
lingkungan hidup dengan memandang bahwa
faktor kemiskinan menjadi penyebab utama
kerusakan lingkungan. Sehingga perlu adanya
kebijakan lingkungan hidup yang harus terkait
dengan kebijakan pembangunan nasional.
Konferensi Tingkat Tinggi Lingkungan hidupdi
Stockholm ini kemudian ditindaklanjuti dengan
diadakannya KTT Bumi di Rio de Janeiro Brazil
pada tahun 1992 yang merupakan upaya global
untuk mengkompromikan kepentingan
pembangunan dan lingkungan dengan jargon Think
globally, act locally.
• Permasalahan permasalahan lingkungan tersebut
diantaranya adalah masalah pemanasan global,
perubahan iklim, deforestasi, pertumbuhan
penduduk, penurunan keanekaragaman hayati,
degradasi pantai dan lahan, sampah dan lain
sebagainya.
a) Global Warming Global warming atau
pemanasan global merupakan fenomena
peningkatan suhu bumi yang dirasakan hampir
seluruh belahan dunia. Peningkatan suhu bumi
terutama disebabkan oleh a) peningkatan
kandungan emisi gas rumah kaca;
b) penipisan/kerusakan lapisan ozon;
dan c) meningkatnya gas metana di alam.
Beberapa dampak dari pemanasan global adalah:
1. Perubahan iklim;
2. Mencairnya es (gletser) di kutub dan puncak
gunung; hal ini menyebabkan volume air meningkat
dan permukaan air laut naik, hal ini dapat
mengancam tenggelamnya pulau-pulau kecil dan
terjadinya banjir rob di kawasan pasisir pantai.
3. Siklus hidrologi menjadi lebih pendek akibat lebih
cepatnya air mengalami kondensasi, sehingga
sering terjadi banjir di dataran rendah dan
menurunnya curah hujan di dataran tinggi.
4. Menurunnya keanekaragaman hayati akibat
rusaknya habitat bagi banyak flora dan fauna,
khususnya yang memiliki kisaran toleransi yang
sempit terhadap suhu sulitbertahan hidup.
Berdasarkan wujudnya limbah dibedakan menjadi:
1. Limbah padat, limbah padat adalah limbah yang
berwujud padat. Limbah padat bersifat kering, tidak
dapat berpindah kecuali ada yang
memindahkannya. Limbah padat ini misalnya, sisa
makanan, sayuran, potongan kayu, sobekan kertas,
sampah, plastik, dan logam
2. Limbah cair, limbah cair adalah limbah yang
berwujud cair. Limbah cair terlarut dalam air, selalu
berpindah, dan tidak pernah diam. Contoh limbah
cair adalah air bekas mencuci pakaian, air bekas
pencelupan warna pakaian, dan sebagainya.
3. Limbah gas, limbah gas adalah limbah zat (zat
buangan) yang berwujud gas. Limbah gas dapat
dilihat dalam bentuk asap. Limbah gas selalu
bergerak sehingga penyebarannya sangat luas.
Contoh limbah gas adalah gas pembuangan
kendaraan bermotor. Pembuatan bahan bakar
minyak juga menghasilkan gas buangan yang
berbahaya bagi lingkungan
Berdasarkan komponen penyusunnya limbah
dibedakan menjadi:
a. Limbah organik; Limbah organik termasuk pada
jenis limbah yang mudah diuraikan zat-zatnya
mejadi partikel-partikel yang baik untuk lingkungan.
b. Limbah anorganik; Limbah anorganik merupakan
limbah yang berasal dari limbah pabrik dan
perusahaan-perusahaan yang bergerak pada
bidang pertambangan. Berdasarkan sumbernya,
limbah dibedakan menjadi:
a. Limbah rumah tangga, limbah rumah tangga
disebut juga limbah domestik.
b. Limbah industri, limbah industri adalah limbah
yang berasal dari industry pabrik.
c. Limbah pertanian, limbah padat yang dihasilkan
dari kegiatan pertanian, contohnya sisa daun-
daunan, ranting, jerami, dan kayu.
d. Limbah konstruksi. Adapun limbah konstruksi
didefinisikan sebagai material yang sudah tidak
digunakan yang dihasilkan dari proses konstruksi,
perbaikan atau perubahan.
• Upaya Mengatasi Dampak Kerusakan Lingkungan
Upaya mengatasi dampak perubahan lingkungan
hidup merupakan kebutuhan yang tidak bisa
ditunda lagi dan bukan hanya menjadi tanggung
jawab pemerintah atau pemimpin negara saja,
melainkan tanggung jawab setiap insan di bumi.
Setiap orang harus melakukan usaha untuk
menyelamatkan lingkungan hidup di sekitar kita
sesuai dengan kapasitasnya masing-masing.
Beberapa upaya yang dapat dilakukan masyarakat
berkaitan dengan pelestarian lingkungan hidup
antara lain: 1) Pelestarian Tanah (tanah datar,
lahan miring/perbukitan)
2) Pelestarian Udara Diketahui bahwa dalam udara
terkandung beranekaragam gas, salah satunya
oksigen.
3) Pelestarian Hutan
Upaya yang dapat dilakukan untuk melestarikan
hutan:
a. Reboisasi atau penanaman kembali hutan yang
gundul.
b. Melarang pembabatan hutan secara sewenang-
wenang.
c. Menerapkan sistem tebang pilih dalam
menebang pohon.
d. Menerapkan sistem tebang–tanam dalam
kegiatan penebangan hutan.
e. Menerapkan sanksi yang berat bagi mereka
yang melanggar ketentuan mengenai pengelolaan
hutan. 5) Pelestarian Laut dan Pantai Seperti
halnya hutan, laut juga sebagai sumber daya alam
potensial. Kerusakan biota laut dan pantai banyak
disebabkan karena ulah manusia. Pengambilan
pasir pantai, karang di laut, pengrusakan hutan
bakau, merupakan kegatan-kegiatan manusia yang
mengancam kelestarian laut dan pantai. Terjadinya
abrasi yang mengancam kelestarian pantai
disebabkan telah hilangnya hutan bakau di sekitar
pantai yang pelindung alami terhadap gempuran
ombak. Adapun upaya untuk melestarikan laut dan
pantai dapat dilakukan dengan cara: a. Melakukan
reklamasi pantai dengan menanam kembali bakau
di areal sekitar pantai. b. Melarang merupakan
pengambilan batu karang yang ada di sekitar pantai
maupun di dasar laut, karena karang merupakan
habitat ikan dan tanaman laut. c. Melarang
pemakaian bahan peledak dan bahan kimia lainnya
dalam mencari ikan. d. Melarang pemakaian pukat
harimau untuk mencari ikan.
mengolah materinya untuk digunakan lebih lanjut.
2 Daftar materi yang sulit dipahami di 1. Masalah Lingkungan Global dan Nasional
modul ini
3 Daftar materi yang sering mengalami 1. Jenis-jenis ekosistem
miskonsepsi

Anda mungkin juga menyukai