Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Lingkungan dan sumberdaya 2. Populasi dan komunitas 3. Ekosistem. 4. Perubahan lingkungan No Butir Refleksi Respon/Jawaban 1 Garis besar materi yang dipelajari 1. Lingkungan Dan Sumberdaya Lingkungan organisme merupakan semua faktor biotik dan abiotik yang ada disekitar organisme tersebut dan dapat mempengaruhi kelangsungan hidupnya. Lingkungan dapat berupa lingkungan biotik maupun lingkungan abiotik. Lingkungan biotik dapat berupa hewan, tumbuhan maupun mikro- organisme, sedangkan lingkungan abiotik meliputi tanah, air, udara, iklim dan faktor fisika-kimia lainnya. Kedua komponen lingkungan tersebut tidaklah berdiri sendiri, melainkan saling berinteraksi dan memiliki hubungan timbalbalik satu dengan lainnya. o Lingkungan Organisme Kualitas hidup suatu organisme sangat ditentukan oleh kualitas lingkungannya. Bila lingkungan menyediakan kebutuhan organisme akan sumber daya dan memberikan kondisi lingkungan yang ideal bagi kelangsungan hidup suatu organisme, maka kelimpahan organisme tersebut akan menunjukkan angka yang tinggi. Sebaliknya bila lingkungan tidak/kurang menyediakan sumber daya yang dibutuhkan organisme dan memiliki kondisi lingkungan yang ekstrim bagi suatu organisme maka organisme tersebut akan terganggu kesintasannya bahkan bisa punah dari habitat tersebut. Lingkungan bagi suatu organisme adalah faktor biotik dan abiotik yang ada di sekitar organisme tersebut dan dapat mempengaruhi kelangsungan hidupnya. Lingkungan abiotik tersebut meliputi faktor medium/substratum (seperti tanah/perairan sebagai tempat hidup) dan faktor cuaca/iklim (suhu kelembaban, udara, angin, intensitas cahaya). o Lingkungan Sebagai Sumberdaya Setiap organisme terdedah pada berbagai faktor lingkungan yang bersifat dinamis atau berubah- ubah seiring dengan waktu. Untuk itu setiap organisme harus mampu menyesuaikan dirinya untuk menghadapi kondisi faktor lingkungan yang berubah-ubah tersebut. o Habitat Dan Relung Habitat secara umum menunjukkan bagaimana corak lingkungan yang ditempati suatu populasi hewan. Bagian dari habitat yang merupakan lingkungan yang kondisinya paling cocok dan paling akrab hubungannya dengan hewan dinamakan mikrohabitat. Sedangkan relung atau niche ekologi suatu organisme merupakan status fungsional organisme tersebut di dalam habitat yang ditempatinya berdasarkan adaptasi-adaptasi fisiologis, struktural dan perilakunya. Berdasarkan pemanfaatannya Hutchinson membedakan relung ekologi menjadi 2 macam, yaitu; a. Relung fundamental; relung yang menunjukkan potensi secara utuh yang hanya dapat diamati dalam laboratorium dengan kondisi lingkungan terkendali, misalnya yang diamati hanya satu atau dua faktor saja tanpa ada pesaing maupun predatornya. b. Relung terealisasikan; adalah status fungsional yang benar-benar ditempati dalam kondisi alami, dengan beroperasinya banyak faktor lingkungan, seperti interaksi faktor, kehadiran pesaing, predator dan sebagainya. o Respon Dan Adaptasi Kepekaan terhadap rangsangan (stimulus) merupakan salah satu ciri utama dari makhluk hidup. Karena dengan ciri itulah menjadikan organisme mampu memberikan tanggapan (respon) terhadap berbagai perubahan pada faktor lingkungannya (stimulus). Hal ini sangat penting artinya bagi suatu organisme agar dapat tetap survive (sintas = bertahan hidup atau kelulus hidupan). Pada dasarnya tujuan akhir setiap organisme melakukan respon terhadap stimulus adalah agar dapat mempertahankan hidupnya (survive) dan dapat bereproduksi mempertahankan jenisnya (berbiak). Stimulus adalah suatu faktor yang diakibatkan oleh perubahan lingkungan (baik lingkungan abiotik maupun biotiknya) yang dapat ditangkap oleh reseptor (organ indra) suatu organisme dan berpotensi mempengaruhi keseimbangan bagi organisme tersebut. Perubahan keseimbangan dapat mengarah ke hal yang positif (menguntungkan) atau dapat juga mengarah ke hal negatif (merugikan). Pada dasarnya respon yang dilakukan oleh organisme terhadap suatu faktor lingkungan atau stimulus dapat tidak sama. Respon suatu organisme dapat dipengeruhi oleh beberapa faktor, antara lain: 1. Jenis stimulus; jenis stimulus yang berbeda akan menyebabkan respon yang dilakukan organisme juga berbeda, misalnya bila stimulus berupa makanan, hewan cenderung akan mendekati, sebaliknya bila stimulus berupa kemunculan predatornya, respon hewan akan menjauhi 2. Intensitas stimulus; Intensitas stimulus akan berpengaruh bagi kemampuan reseptor dalam menerima tersebut. 3. Jenis species; semakin tinggi tingkat kemampuan hewan belajar akan semakin lemah responnya terhadap stimulus yang sama. 4. Stadium perkembangan atau umurnya; berpengaru terhadap pengalaman belajar dalam menilai penting/tidaknya stimulus di respon 5. Kondisi fisiologis tersebut; kondisi fisiologis dapat berpengaruh bagi kecepatan respon terhadap suatu stimulus. 6. Lebar-sempitnya kisaran toleransi hewan tersebut terhadap suatu faktor lingkungan: umumnya hewan-hewan yang memiliki kisaran toleransi lebib sempit cenderung akan lebih responsive terhadap adanya stimulus. 2. Populasi dan komunitas o Populasi merupakan kumpulan individu-individu yang sejenis yang berada pada tempat dan waktu yang sama. o Komunitas merupakan kumpulan dari populasi- populasi yang berada pada suatu tempat tertentu. Pada komunitas biasanya terjadi interaksi antar populasi yang disebut interaksi interspesifik. Interaksi ini dapat berupa proses makan memakan yang membentuk suatu rantai makanan tertentu yang pada akhirnya menghasilkan jaring-jaring makanan pada kamunitas tersebut. Interaksi juga dapat berupa simbiosis mutualisme, komensalisme, parasitisme, predatorisme dan kompetisi. o Konsep Dasar Populasi Populasi merupakan kumpulan individu-individu yang sejenis yang berada pada suatu tempat pada waktu tertentu. Suatu kelompok organisme dikatakan sejenis apabila terjadi biak-silang antara individu jantan dengan betina yang fertil akan menghasilkan keturunan yang fertil pula. Artinya individu- individu hasil biaksilang dari keturunannya akan mampu menghasilkan keturunan juga. Pada dasarnya ukuran suatu populasi sangat terikat pada ruang dan waktu. Secara umum dikenal ada tiga pola sebaran populasi, yaitu: a. Acak (random); dimana individu-individu anggota populasi menyebar dalam beberapa tempat secara tidak teratur. b. Seragam (uniform); dimana individu-individu anggota populasi menyebar dalam beberapa tempat tertentu secara teratur. c. Mengelompok atau agregasi (clumped); dimana individu-individu anggota populasi selalu ada dalam kelompok dan sangat jarang terlihat sendiri secara terpisah. o Pertumbuhan Populasi Pada dasarnya tidak ada satupun populasi dengan jumlah individu yang selalu konstan, namun selalu berfluktuasi Kelimpahan suatu populasi sejalan dengan waktu akan mengalami perubahan, akibat beroperasinya faktor-faktor yang meningkatkan dan menurunkan jumlah individu dalam populasi. Pada dasarnya ada 4 parameter utama yang menentukan kelimpahan suatu populasi, yaitu: a. Natalitas; menunjukkan angka kelahiran individu dalam populasi dan memberikan efek meningkatnya kelimpahan populasi. b. Mortalitas; menunjukkan angka kematian individu dalam populasi dan memberikan efek menurunnya kelimpahan populasi. c. Imigrasi; merupakan masuknya individu- individu dari area lain ke dalam populasi dan memberikan efek meningkatnya tingkat kelimpahan populasi itu. d. Emigrasi; menunjukkan perpindahan individu-individu suatu populasi keluar dari area populasi dan memberikan efek menurunnya kelimpahan populasi tersebut. Tinggi rendahnya laju natalitas suatu populasi tergantung pada banyak faktor, secara garis besar dibedakan menjadi dua faktor, yaitu: a. Faktor bawaan; meliputi kemampuan berbiak (fekunditas dan fertilitasnya) dan kemampuan induk dalam perawatan anaknya. b. Faktor lingkungan; meliputi tersediaan sumber daya (seperti ruang, makanan dan kondisi yang sesuai). Kemampuan berbiak menyangkut dua aspek, yaitu fekunditas dan fertilitas. Fekunditas menunjukkan potensi suatu populasi untuk menghasilkan individu baru, laju fekunditas manusia misalnya, adalah rata-rata 1 bayi per 9 – 11 bulan per-wanita usia subur. Sedangkan fertilitas lebih menunjukkan kinerja perkembangbiakan yang direalisasikan dalam populasi dengan kata lain fertilitas lebih menunjukkan pada jumlah anak yang dihasilkan. o Komunitas Komunitas merupakan kesatuan dari populasi- populasi pada suatu ruang dan waktu tertentu. Komunitas merupakan komponen biotik dalam ekosistem. Berdasarkan sumber makanannya, komponen komunitas dapat kita kelompokkan ke dalam tiga kelompok, yaitu: a. Produsen; sering juga disebut organisme autotroph, yaitu organisme yang punya kemampuan dalam mengubah bahan an- organik menjadi bahan organic dengan memanfaatkan cahaya mataharai sebagai sumber energy utama. Kelompok organisme produsen adalah organisme yang memiliki pigmen fotosintesis, seperti tumbuhan, dan mikro-organisme fotosintetis lainnya. b. Konsumen; sering juga disebut organisme hetrotrof, yaitu organisme yang memanfaatkan organisme lain sebagai sumber makanannya (memakan bahan organik). Konsumen dapat menjadikan produsen sebagai sumber makanannya, tetapi juga dapat memakan konsumen lainnya. Berdasarkan jenis makanannya, konsumen dapat kita bedakan menjadi: - Herbivora; organisme yang memanfaatkan produsen sebagai sumber makanannya, seperti kambing (memakan rumput), lebah (menghisap nectar), lalat buah (makan buah), burung pipit (makan biji-bijian), larva kumbang (makan batang tanaman), larva kupu-kupu (makan daun), dan sebagainya. - Carnivora; organisme yang memakan konsumen lain sebagi sumber makanannya. Kelompok organisme ini meliputi organisme predator dan parasit. - Omnivora; organisme yang makanannya berupa produsen atau konsumen lainnya. c. Dekomposer; adalah organisme yang memakan bahan organic dari organisme lain yang telah mati. Interaksi makan dan dimakan pada komunitas pada akhirnya akan membentuk rantai makanan dan jarring-jaring o Interaksi Organisme Pada dasarnya tidak ada individu yang hidup sendiri. Untuk itu, berdasarkan jenis organisme yang berinteraksi, ada dua bentuk interaksi antar organisme yaitu: a. Interaksi intraspesifik (intraspecies); yaitu interaksi yang terjadi diantara individu yang sejenis (dalam satu populasi). Interaksi intraspesifik bisa dalam bentuk mutualisme maupun kompetisi. Dalam bentuk mutualisme misalnya saling bekerjasamanya individu dalam populasi untuk mempertahankan teritori dari populasi lain atau saling bekerjasama dalam mendapatkan makanan. Interaksi intraspesifik juga bisa dalam bentuk kompetisi. Interaksi ini dapata terjadi mengingat individu yang dalam populasi sama-sama membutuhkan jenis sumberdaya yang sama. Bila jumlahnya sangaat terbatas, akan terjadi kompetisi yang sangat kuat. b. Interaksi interspesifik (intraspecies); yaitu interaksi yang terjadi antar individu yang berbeda species. Interaksi interspesifik terjadi lebih kompleks dan dapat terjadi karena memperebutkan sumberdaya maupun akibat eksploitasi suatu populasi terhadap populasi lain. 3. Ekosistem Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal-balik tak terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. o Komponen Penyusun Ekosistem Sebagaimana telah dijelaskan di atas, ekosistem adalah hubungan timbal-balik antara makhluk hidup (komponen biotik atau komunitas) dengan lingkungannya (komponen abiotik). Pada dasarnya komponen penyusun ekosistem terdiri dari komponen biotik dan komponen abiotik. Komponen biotik merupakan komponen lingkungan yang terdiri atas makhluk hidup yang dapat berupa hewan, tumbuhan maupun mikro-organisme. Berdasarkan peran dan fungsinya, komponen biotik dibedakan menjadi tiga macam, yaitu: a. Produsen; yaitu makhluk hidup yang mampu mengubah zat an-organik menjadi organik. Produsen ini sering juga disebut organisme autotrof. Proses tersebut hanya bisa dilakukan oleh organisme yang memiliki pigmen fotosintesis, misalnya tumbuhan hijau yang memiliki klorofil. b. Konsumen; yaitu organisme yang tidak bisa membuat makanannya sendiri dan tergantung kepada organisme lain. Kelompok organisme ini sering disebut juga sebagai organisme heterotrof. Organisme yang berperan sebagai konsumen biasanya merupakan hewan. Hewan yang memakan tumbuhan secara langsung (herbivora) dinamakan konsumen primer. Hewan yang memakan konsumen primer dinamakan konsumen sekunder dan seterusnya sehingga terbentuk suatu rantai makanan. Konsumen terakhir disebut konsumen tersier. c. Pengurai atau dekomposer; yaitu organisme yang mampu menguraikan bahan organik yang berasal dari organisme yang telah mati. Organisme pengurai ini berperan dalam menguraikan materi organik menjadi an-organik yang nantinya dapat diserap kembali oleh organisme produsen. Sedangkan komponen abiotik merupakan komponen yang meliputi seluruh faktor-faktor tak hidup dari suatu kondisi lingkungan. Komponen abiotik selain berperan menyediakan energi dan materi juga mampu menentukan jenis tumbuhan dan hewan yang hidup di suatu habitat. Komponen abiotik dapat berupa medium atau substrat tempat komponen biotik melangsungkan kehidupannya, seperti tanah, air (perairan) atau udara. Komponen abiotik juga dapat berupa kondisi, seperti suhu dan kelembaban udara, angin, intensitas cahaya, pH, kekeruhan, arus air dan sebagainya. Nama suatu ekosistem umumnya didasarkan pada tempat dimana ekosistem tersebut terdapat, misalnya ekosistem danau (ekosistem yang terdapat di danau) atau didasarkan pada jenis vegetasi yang dominan, misalnya ekosistem mangrove (didominasi oleh tumbuhan mangrove) atau dapat juga berdasarkan kondisi iklim yang dominan pada ekosistem tersebut, misalnya ekosistem hutan hujan tropis (ekosistem yang memiliki curah hujan yang tinggi dan terdapat di wilayah tropis). Secara garis besar, ekosistem dibedakan atas ekosistem terrestrial (daratan), ekosistem perairan dan ekosistem lahan basah (mangrove dan lahan gambut). Ekosistem terestrial ditandai dengan ;ingkungan daratan yang berdasarkan iklim dan vegetasi yang khas dibedakan atas beberapa bioma, yaitu bioma Hutan hujan tropis, bioma padang rumput, bioma gurun, bioma hutan gugur, bioma taiga dan bioma thundra. Sedangkan berdasarkan salinitasnya, ekosistem perairan dibedakan menjadi ekosistem air tawar, ekosistem air asin dan ekosistem estuaria. Untuk ekosistem lahan basah dikenal ekosistem mangrove, ekosistem gambut dan ekosistem rawa-rawa. o Ekoenergetika Ekoenergetika merupakan bahasan dalam ekologi yang mengkaji tentang transformasi energi dalam organisme hidup. Peristiwa transformasi energi merupakan perpindahan suatu unit energi dari satu titik ke titik lain yang membutuhkan suatu sumber energi dan penerima energi. Berdasarkan tipe organisme (produsen) yang menjadi tingkat trofik pertama, terdapat dua jenis rantai makanan, yaitu a. Rantai makanan perumput; pada tipe ini, mata rantai makanannya berawal dari tumbuhan, maka tingkat trofik 1 diduduki oleh tumbuhan hijau (produsen), tingkat trofik 2 diduduki oleh herbivora (konsumen 1), tingkat trofik 3 diduduki oleh karnivora (konsumen 2), dan seterusnya. b. Rantai makanan detritus; pada tipe ini rantai makanan berawal dari organisme perombak. Detritus merupakan hancuran (fragmen) dari bahan-bahan sudah terurai yang dikonsumsi hewan-hewan kecil seperti rayap, cacing tanah, tripang, dan sebagainya.Siklus materi sering juga disebut siklus atau daur biogeokimia. Beberapa siklus materi yang penting antara lain siklus air, siklus oksigen, siklus karbon, siklus nitrogen, siklus sulfur dan siklus fosfor. 4. Perubahan lingkungan o Perubahan Ekosistem Kualitas lingkungan tidaklah bersifat stabil, melainkan berfluktuasi tergantung pada faktor lingkungan yang mempengaruhinya. Manusia sebagai bagian dari ekosistem memiliki tugas menjaga keseimbangan lingkungan. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, manusia selalu berinteraksi dengan lingkungan, manusia mengeksploitasi sumber daya alam. Eksploitasi inilah yang seringkali mengakibatkan perubahan lingkungan yang mengarah pada kerusakan lingkungan. Pemulihan diri ke arah kestabilan atau keseimbangan terjadi melalui proses yang disebut suksesi. Suksesi adalah proses perubahan ekosistem secara perlahan lahan menuju ke arah pematangan (kestabilan) melalui beberapa tahapan serial. Ada enam unsur yang akan terjadi sehubungan dengan proses suksesi, yaitu: o Penggundulan; yaitu proses yang mengakibatkan terjadinya substrat baru. o Migrasi; yaitu kehadiran migrula atau organ pembiak tumbuhan. o Eksesis; perkecambahan, pertumbuhan, reproduksi dan penyebaran. o Kompetisi; persaingan sehingga adanya pengusiran satu species oleh species lainnya. o Reaksi; yitu perubahan pada ciri dan sifat habitat oleh jenis tumbuhan. o Stabilisasi; yang menghasilkan komunitas tumbuhan pada tingkatan yang matang. Suksesi yang terjadi akibat perubahan komunitas atau vegetasi yang dikemukakan di atas menggambarkan bertambah kayanya suatu daerah oleh berbagai jenis tumbuhan yang hidup di atasnya. Proses perubahan ini disebut suksesi progresif. Sedangkan apabila perubahan tersebut mengarah pada penurunan jumlah jenis tumbuhan maupun penurunan kompleksitas struktur komunitas tumbuhan disebut suksesi regresif. Berdasarkan kondisi awalnya, suksesi dibedakan atas: a. Suksesi primer; yaitu suksesi yang terjadi pada tempat-tempat yang baru terbentuk atau ekosistem yang mengalami kerusakan total. Suksesi ini biasanya diawali oleh kehadiran organisme pionir atau perintis. Misalnya terbentuknya ekosistem seiring dengan terbentuknya daratan delta sungai, atau kerusakan ekosistem akibat gunung api meletus seperti gunung krakatau yang menyebabkan seluruh kehidupan di pulau tersebut musnah. b. Suksesi sekunder; yaitu suksesi yang terjadi pada saat ekosistem mengalami gangguan atau kerusakan secara tidak menyeluruh atau total, dimana komposisi biotik yang sudah ada sebelumnya turut mempengaruhi proses suksesi. Misalnya kerusakan akibat kebakaran hutan atau banjir yang masih menyisakan komponen biotik sebelumnya. Sedangkan berdasarkan sumber awal terbentuknya jaring- jaring makanan, suksesi tersebut, dibedakan atas: a. Suksesi autrofik; yaitu suksesi yang terjadi bila jaring-jaring makanan bergantung pada organisme fotosintetik, misalnya hutan yang terbentuk setelah kebakaran atau bekas tanah yang sebelumnya sudah ada tanamannya b. Suksesi heterotrofik; yaitu suksesi yang terjadi bila jaring-jaring makanan bergantung pada pembentukan bahan-bahan organik atau dalam balok-balok yang lapuk • Peranan Manusia dalam Perubahan Lingkungan Untuk memenuhi kebutuhan dan kesejahteraan hidupnya, manusia melakukan berbagai upaya untuk mengeksplorasi dan eksploitasi alam. Eksploitasi yang berlebihan pada akhirnya akan berdampak pada penurunan kemampuan lingkungan dalam mendukung kelangsungan makhluk hidup yang ada di dalamnya. Sebagai bagian dari lingkungan, apa yang dilakukan manusia terhadap lingkungan pada akhirnya langsung atau tidak langsung akan berdampak kembali pada manusia itu sendiri. Peningkatan jumlah penduduk diduga menjadi penyebab utama bagi kerusakan lingkungan, khususnya di negara-negara berkembang. Hal ini dapat dipahami bahwa peningkatan jumlah penduduk akan berdampak pada peningkatan kebutuhan manusia untuk kelangsungan hidupnya. Kebutuhan tersebut dapat meliputi: a. Kebutuhan dasar (essensial), yaitu kebutuhan yang mutlak diperlukan untuk dapat hidup sehat, aman dan manusiawi, misalnya; pangan, papan, sandang, air bersih dan udara sehat b. Kebutuhan tambahan (non-essensial), yaitu kebutuhan pelengkap, agar manusia dapat menikmati hidup lebih baik lagi, seperti pendidikan, rekreasi, transportasi, dan kebutuhan sekunder lainnya. • Pencemaran Lingkungan Menurut UU No. 32 Tahun 2009 pasal 1 ayat 14, pencemaran lingkungan hidup adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga melampaui baku mutu lingkungan hidup yang telah ditetapkan. Zat atau bahan yang dapat mengakibatkan pencemaran disebut polutan. Syarat-syarat suatu zat disebut polutan bila keberadaannya dapat menyebabkan kerugian terhadap makhluk hidup. Suatu zat dapat disebut sebagai polutan apabila memenuhi salah satu dari kriteria berikut, yaitu: a. Jumlahnya melebihi jumlah normal; b. Berada tidak tepat pada waktunya; c. Berada tidak tepat pada tempatnya; Berdasarkan sumber bahan pencemarnya, zat pencemar dapat dibedakan atas: a. Pencemar kimiawi; yaitu pencemaran yang berasal dari senyawa-senyawa kimia, misalnya berupa logam (Hg, Pb, As, Cd, Cr dan Hi), pupuk anorganik, pestisida, detergen, zat radio aktif dan minyak. b. Pencemar biologi; yaitu pencemaran yang disebebakan polutan dari mikroorganisme, misalnya pencemaran oleh Escherichia coli, Entamoeba coli, dan Salmonella thyposa. c. Pencemar fisik; pencemaran yang disebebakan polutan dari benda-benda fisik seperti kaleng, botol, plastik, dan karet. Berdasarkan tempat terjadinya, pencemaran dibedakan atas 3 macam, yaitu: a) Pencemaran udara; b) Pencemaran air; dan c) Pencemaran tanah. • Masalah Lingkungan Global dan Nasional Masalah lingkungan mulai mendapat perhatian yang serius sejak diadakannya Konferensi PBB tentang lingkungan hidup di Stockholm Swedia pada tanggal 5 – 16 Juni 1972, yang kemudian dikenal sebagai Konferensi Stockholm dengan motto hanya ada satu bumi. Dan sekaligus ditetapkannya tanggal 5 Juni sebagai Hari Lingkungan Hidup Sedunia. Salah satu hasil KTT ini adalah kesepakatan mengenai keterkaitan antara konsep pembangunan berkelanjutan dengan pengelolaan lingkungan hidup dengan memandang bahwa faktor kemiskinan menjadi penyebab utama kerusakan lingkungan. Sehingga perlu adanya kebijakan lingkungan hidup yang harus terkait dengan kebijakan pembangunan nasional. Konferensi Tingkat Tinggi Lingkungan hidupdi Stockholm ini kemudian ditindaklanjuti dengan diadakannya KTT Bumi di Rio de Janeiro Brazil pada tahun 1992 yang merupakan upaya global untuk mengkompromikan kepentingan pembangunan dan lingkungan dengan jargon Think globally, act locally. • Permasalahan permasalahan lingkungan tersebut diantaranya adalah masalah pemanasan global, perubahan iklim, deforestasi, pertumbuhan penduduk, penurunan keanekaragaman hayati, degradasi pantai dan lahan, sampah dan lain sebagainya. a) Global Warming Global warming atau pemanasan global merupakan fenomena peningkatan suhu bumi yang dirasakan hampir seluruh belahan dunia. Peningkatan suhu bumi terutama disebabkan oleh a) peningkatan kandungan emisi gas rumah kaca; b) penipisan/kerusakan lapisan ozon; dan c) meningkatnya gas metana di alam. Beberapa dampak dari pemanasan global adalah: 1. Perubahan iklim; 2. Mencairnya es (gletser) di kutub dan puncak gunung; hal ini menyebabkan volume air meningkat dan permukaan air laut naik, hal ini dapat mengancam tenggelamnya pulau-pulau kecil dan terjadinya banjir rob di kawasan pasisir pantai. 3. Siklus hidrologi menjadi lebih pendek akibat lebih cepatnya air mengalami kondensasi, sehingga sering terjadi banjir di dataran rendah dan menurunnya curah hujan di dataran tinggi. 4. Menurunnya keanekaragaman hayati akibat rusaknya habitat bagi banyak flora dan fauna, khususnya yang memiliki kisaran toleransi yang sempit terhadap suhu sulitbertahan hidup. Berdasarkan wujudnya limbah dibedakan menjadi: 1. Limbah padat, limbah padat adalah limbah yang berwujud padat. Limbah padat bersifat kering, tidak dapat berpindah kecuali ada yang memindahkannya. Limbah padat ini misalnya, sisa makanan, sayuran, potongan kayu, sobekan kertas, sampah, plastik, dan logam 2. Limbah cair, limbah cair adalah limbah yang berwujud cair. Limbah cair terlarut dalam air, selalu berpindah, dan tidak pernah diam. Contoh limbah cair adalah air bekas mencuci pakaian, air bekas pencelupan warna pakaian, dan sebagainya. 3. Limbah gas, limbah gas adalah limbah zat (zat buangan) yang berwujud gas. Limbah gas dapat dilihat dalam bentuk asap. Limbah gas selalu bergerak sehingga penyebarannya sangat luas. Contoh limbah gas adalah gas pembuangan kendaraan bermotor. Pembuatan bahan bakar minyak juga menghasilkan gas buangan yang berbahaya bagi lingkungan Berdasarkan komponen penyusunnya limbah dibedakan menjadi: a. Limbah organik; Limbah organik termasuk pada jenis limbah yang mudah diuraikan zat-zatnya mejadi partikel-partikel yang baik untuk lingkungan. b. Limbah anorganik; Limbah anorganik merupakan limbah yang berasal dari limbah pabrik dan perusahaan-perusahaan yang bergerak pada bidang pertambangan. Berdasarkan sumbernya, limbah dibedakan menjadi: a. Limbah rumah tangga, limbah rumah tangga disebut juga limbah domestik. b. Limbah industri, limbah industri adalah limbah yang berasal dari industry pabrik. c. Limbah pertanian, limbah padat yang dihasilkan dari kegiatan pertanian, contohnya sisa daun- daunan, ranting, jerami, dan kayu. d. Limbah konstruksi. Adapun limbah konstruksi didefinisikan sebagai material yang sudah tidak digunakan yang dihasilkan dari proses konstruksi, perbaikan atau perubahan. • Upaya Mengatasi Dampak Kerusakan Lingkungan Upaya mengatasi dampak perubahan lingkungan hidup merupakan kebutuhan yang tidak bisa ditunda lagi dan bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah atau pemimpin negara saja, melainkan tanggung jawab setiap insan di bumi. Setiap orang harus melakukan usaha untuk menyelamatkan lingkungan hidup di sekitar kita sesuai dengan kapasitasnya masing-masing. Beberapa upaya yang dapat dilakukan masyarakat berkaitan dengan pelestarian lingkungan hidup antara lain: 1) Pelestarian Tanah (tanah datar, lahan miring/perbukitan) 2) Pelestarian Udara Diketahui bahwa dalam udara terkandung beranekaragam gas, salah satunya oksigen. 3) Pelestarian Hutan Upaya yang dapat dilakukan untuk melestarikan hutan: a. Reboisasi atau penanaman kembali hutan yang gundul. b. Melarang pembabatan hutan secara sewenang- wenang. c. Menerapkan sistem tebang pilih dalam menebang pohon. d. Menerapkan sistem tebang–tanam dalam kegiatan penebangan hutan. e. Menerapkan sanksi yang berat bagi mereka yang melanggar ketentuan mengenai pengelolaan hutan. 5) Pelestarian Laut dan Pantai Seperti halnya hutan, laut juga sebagai sumber daya alam potensial. Kerusakan biota laut dan pantai banyak disebabkan karena ulah manusia. Pengambilan pasir pantai, karang di laut, pengrusakan hutan bakau, merupakan kegatan-kegiatan manusia yang mengancam kelestarian laut dan pantai. Terjadinya abrasi yang mengancam kelestarian pantai disebabkan telah hilangnya hutan bakau di sekitar pantai yang pelindung alami terhadap gempuran ombak. Adapun upaya untuk melestarikan laut dan pantai dapat dilakukan dengan cara: a. Melakukan reklamasi pantai dengan menanam kembali bakau di areal sekitar pantai. b. Melarang merupakan pengambilan batu karang yang ada di sekitar pantai maupun di dasar laut, karena karang merupakan habitat ikan dan tanaman laut. c. Melarang pemakaian bahan peledak dan bahan kimia lainnya dalam mencari ikan. d. Melarang pemakaian pukat harimau untuk mencari ikan. mengolah materinya untuk digunakan lebih lanjut. 2 Daftar materi yang sulit dipahami di 1. Masalah Lingkungan Global dan Nasional modul ini 3 Daftar materi yang sering mengalami 1. Jenis-jenis ekosistem miskonsepsi