Anda di halaman 1dari 7

LK 0.

1: Lembar Kerja Belajar Mandiri


Modul 5 z u l i a m u f a r i c h a h , s . p d
Judul Modul Ekologi dan Lingkungan
Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Lingkungan dan Sumberdaya
2. Populasi dan Komunitas
3. Ekosistem
4. Perubahan Lingkungan
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Garis besar materi yang KEGIATAN BELAJAR 1
dipelajari A. Lingkungan organisme
Lingkungan makhluk hidup dapat berarti sebagai sesuatu yang
terdapat di luar diri suatu makhluk hidup. Lingkungan
organisme merupakan semua faktor biotik dan abiotik yang ada
disekitar organisme tersebut dan dapat mempengaruhi
kelangsungan hidupnya. Setiap organisme hanya dapat lulus
hidup, tumbuh dan berkembangbiak dalam suatu lingkungan
yang menyediakan kondisi yang cocok dan sumber daya yang
diperlukannya serta terhindar dari faktor-faktor biotik maupun
abiotik yang membahayakan kelulusan hidupnya. Jadi,
lingkungan yang dimaksud disini dapat berupa lingkungan
biotik maupun lingkungan abiotik. membahayakan kelulusan
hidupnya.
B. Lingkungan sebagai sumberdaya
Setiap organisme terdedah pada berbagai faktor lingkungan
yang bersifat dinamis atau berubah – ubah seiring dengan
waktu. Untuk itu setiap organisme harus mampu menyesuaikan
dirinya untuk menghadapi kondisi lingkungan yang berubah –
ubah tersebut. Apabila kondisi lingkungan, misalnya suhu yang
mendekati batas – batas kisaran toleransi suatu organisme
tersebut berlangsung lama dan tidak berubah menjadi lebih
baik, maka organisme tersebut akan mati.
C. Habitat dan relung
Habitat merupakan tempat dimana biasanya makhluk hidup
terdapat. Habitat secara umum menunjukkan bagaimana corak
lingkungan yang ditempati suatu populasi hewan. Bagian dari
habitat yang merupakan lingkungan yang kondisinya paling
cocok dan paling akrab hubungannya dengan hewan dinamakan
mikrohabitat. Sedangkan relung atau niche ekologi suatu
organisme merupakan status fungsional organisme tersebut di
dalam habitat yang ditempatinya berdasarkan adaptasi –
adaptasi fisiologis, struktural dan perilakunya.
D. Respon dan Adaptasi
Kepekaan terhadap rangsangan (stimulus) merupakan salah
satu ciri dari makhluk hidup. Karena dengan ciri itulah
menjadikan organisme mampu memberikan tanggapan
(respon) terhadap berbagai perubahan pada faktor
lingkungannya (stimulus). Pada dasarnya tujuan akhir setiap
organisme melakukan respon terhadap stimulus adalah agar
dapat mempertahankan hidupnya (survive) dan dapat
bereproduksi mempertahankan jenisnya (berbiak).
Sedangkan adaptasi melibatkan perubahan – perubahan yang
diakibatkan oleh seleksi alam, sifatnya herediter (diturun -
temurunkan) dan berlangsungnya proses meliputi sejumlah
besar generasi – generasi yang berurutan. Adaptasi ini dapat
meliputi adaptasi morfologis, adaptasi fisiologis dan adaptasi
perilaku.

KEGIATAN BELAJAR 2
POPULASI DAN KOMUNITAS
1. Konsep Populasi
Populasi merupakan kumpulan individu-individu yang
sejenis yang berada pada suatu tempat pada waktu tertentu.
Suatu kelompok organisme dikatakan sejenis apabila terjadi
biak-silang antara individu jantan dengan betina yang fertil
akan menghasilkan keturunan yang fertil pula. Artinya
individu-individu hasil biaksilang dari keturunannya akan
mampu menghasilkan keturunan juga. Pada dasarnya
ukuran suatu populasi sangat terikat pada ruang dan waktu.
Dalam hal pemberian nama suatu populasi, umumnya
didasarkan pada jenis organisme yang menjadi anggota
populasi tersebut. Misalnya populasi ayam, berarti seluruh
anggotanya adalah jenis ayam. Sedangkan besar – kecilnya
suatu populasi sangat tergantung pada ukuran populasi
tersebut yang sering dinyatakan dengan jumlah individunya.
2. Pertumbuhan Populasi
Pada dasarnya tidak ada satupun populasi dengan jumlah
individu yang selalu konstan, namun selalu berfluktuasi
Kelimpahan suatu populasi sejalan dengan waktu akan
mengalami perubahan, akibat beroperasinya faktor-faktor
yang meningkatkan dan menurunkan jumlah individu dalam
populasi. Pada dasarnya ada 4 parameter utama yang
menentukan kelimpahan suatu populasi, yaitu:
a. Natalitas; menunjukkan angka kelahiran individu dalam
populasi dan memberikan efek meningkatnya kelimpahan
populasi.
b. Mortalitas; menunjukkan angka kematian individu dalam
populasi dan memberikan efek menurunnya kelimpahan
populasi. . c. Imigrasi; merupakan masuknya individu-
individu dari area lain ke dalam populasi dan memberikan
efek meningkatnya tingkat kelimpahan populasi itu.
d. Emigrasi; menunjukkan perpindahan individu-individu
suatu populasi keluar dari area populasi dan memberikan
efek menurunnya kelimpahan populasi tersebut.
3. Struktur Komunitas
Komunitas merupakan kesatuan dari populasi-populasi pada
suatu ruang dan waktu tertentu. Komunitas merupakan
komponen biotik dalam ekosistem. Struktur suatu
komunitas tidak hanya dipengaruhi oleh hubungan antar
species, tetapi oleh jumlah relatif organisme dari species-
species tersebut. Keseimbangan dan kestabilan suatu
komunitas sering dikaitkan dengan kompleksitas
keanekaragaman jenis penyusun komunitas tersebut.
Keanekaragaman jenis pada komunitas sering dijadikan
sebagai indikatoralat ukur keseimbangan dan kestabilan
suatu komunitas. Keanekaragaman jenis yang tinggi
menunjukkan bahwa suatu komunitas memiliki
kompleksitas yang tinggi. Kompleksitas yang tinggi akan
menyebabkan tingginya interaksi species di dalam
komunitas tersebut.
4. Interaksi Organisme
Pada dasarnya tidak ada individu yang hidup sendiri. Setiap
individu selalu melakukan interaksi dengan orgnisme lain.
Interaksi tersebut dapat terjadi antar individu yang masing
satu jenis (satu Populasi) maupun dengan jenis yang lain
(beda populasi). Untuk itu, berdasarkan jenis organisme
yang berinteraksi, ada dua bentuk interaksi antar organisme
yaitu:
a. Interaksi intraspesifik (intraspecies); yaitu interaksi yang
terjadi diantara individu yang sejenis (dalam satu
populasi).
b. Interaksi interspesifik (intraspecies); yaitu interaksi yang
terjadi antar individu yang berbeda species. Interaksi
interspesifik terjadi lebih kompleks dan dapat terjadi
karena memperebutkan sumberdaya maupun akibat
eksploitasi suatu populasi terhadap populasi lain

KEGIATAN BELAJAR 3
EKOSISTEM
1. Komponen penyusun ekosistem
ekosistem adalah hubungan timbal-balik antara makhluk
hidup (komponen biotik atau komunitas) dengan
lingkungannya (komponen abiotik). Pada dasarnya
komponen penyusun ekosistem terdiri dari komponen biotik
dan komponen abiotik. Komponen biotik merupakan
komponen lingkungan yang terdiri atas makhluk hidup yang
dapat berupa hewan, tumbuhan maupun mikro-organisme.
Berdasarkan peran dan fungsinya, komponen biotik
dibedakan menjadi tiga macam, yaitu: produsen, konsumen
dan pengurai. Sedangkan komponen abiotik merupakan
komponen yang meliputi seluruh faktor-faktor tak hidup
dari suatu kondisi lingkungan. Komponen abiotik selain
berperan menyediakan energi dan materi juga mampu
menentukan jenis tumbuhan dan hewan yang hidup di
suatu habitat
2. Macam-macam ekosistem
Berdasarkan tempat terjadinya hubungan timbal balik
antara komunitas (makhluk hidup) dengan lingkungannya,
secara garis besar ekosistem menjadi 3 macam, yaitu
ekosistem daratan (ekosistem terestrial) dan ekosistem
perairan (ekosistem akuatik) dan ekosistem lahan basah.
Ekosistem darat adalah ekosistem yang terdapat di wilayah
daratan. Berdasarkan perbedaan letak geografik dan
fisiografiknya, ekosistem darat dibedakan menjadi beberapa
bioma atau daerah habitat. Ekosistem perairan merupakan
ekosistem yang didominasi oleh lingkungan air. Ekosistem
lahan basah merupakan ekosistem daratan yang senantiasa
basah oleh tingginya kadar air pada tanah, sehingga hanya
tumbuhan tertentu saja yang mampu beradaptasi pada
lingkungan bash seperti ini.

3. Ekoenergetika
Ekoenergetika merupakan bahasan dalam ekologi yang
mengkaji tentang transformasi energi dalam organisme
hidup. Peristiwa transformasi energi merupakan
perpindahan suatu unit energi dari satu titik ke titik lain
yang membutuhkan suatu sumber energi dan penerima
energi. Tranformasi energi dari sumber utamanya, yaitu
sinar matahari hingga memasuki ke sistem organisme dari
mulai produsen, konsumen hingga pengurai, bahkan yang
dilepaskan kembali ke alam. Setiap makhluk hidup
membutuhkan sumber energi dalam proses metabolisme
tubuhnya, energi tersebut kemudian akan digunakan untuk
pertumbuhan, aktivitas, mempertahankan suhu tubuh (bagi
organisme homoiotherm) hingga reproduksi.
4. Siklus Biogeokimia
Siklus atau daur biogeokimia sering juga disebut dengan
Siklus atau daur materi. Daur biogeokimia merupakan siklus
zat yang berlangsung melalui komponen biotik dan abiotik
di dalam suatu ekosistem. Istilah biogeokimia diambil
karena unsur-unsur yang mengalami daur dapat memasuki
tubuh organisme hidup, lingkungan abiotik seperti tanah air,
maupun udara serta dapat berupa unsur maupun senyawa.
Proses daur biogeokimia ini dapat terjadi secara berulang-
ulang dan tak terbatas. Unsur kimiawi materi dalam tubuh
makhluk hidup terikat sebagai senyawa organik. Bila suatu
organisme mati, maka bahan organik yang terdapat dalam
tubuh organisme tersebut akan dirombak menjadi zat
anorganik oleh pengurai dan dikembalikan ke lingkungan.
Beberapa daur biogeokimia yang dikenal berperan penting
bagi kelangsungan hidup organisme antara lain siklus air,
siklus karbon, siklus nitrogen, siklus oksigen, siklus sulfur
dan siklus fosfor.

KEGIATAN BELAJAR 4
PERUBAHAN LINGKUNGAN
1. Perubahan Ekosistem
Kualitas lingkungan tidaklah bersifat stabil, melainkan
berfluktuasi tergantung pada faktor lingkungan yang
mempengaruhinya. Manusia sebagai bagian dari ekosistem
memiliki tugas menjaga keseimbangan lingkungan. Untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya, manusia selalu berinteraksi
dengan lingkungan, manusia mengeksploitasi sumber daya
alam. Eksploitasi inilah yang seringkali mengakibatkan
perubahan lingkungan yang mengarah pada kerusakan
lingkungan. Setiap ekosistem pada prinsipnya akan
mengalami perubahan seiring dengan perjalanan waktu,
baik struktur maupun fungsinya. Perubahan tersebut bisa
hanya bersifat lokal dan kecil sifatnya sehingga tidak
berdampak penting bagi ekosistem tersebut. Namun
kadangkala perubahan itu juga bisa sangat besar dan kuat
sehingga dapat mempengaruhi sistem secara keseluruhan.
Perubahan tersebut dapat disebabkan oleh faktor alam
(seperti perubahan iklim, akibat gunung meletus, banjir
bandang) maupun faktor eksternal (seperti polusi,
kebakaran hutan, konversi lahan). Zat-yang dapat
menyebabkan pencemaran lingkungan disebut polutan.
2. Peranan Manusia dalam Perubahan Lingkungan
Manusia adalah makhluk yang diciptakan Tuhan dengan
segenap kelebihan akal dan pikiran yang dimilikinya.
Dengan kelebihan akal dan pikirannya, manusia sangat
dominan di
alam. Untuk memenuhi kebutuhan dan kesejahteraan
hidupnya, manusia melakukan berbagai upaya untuk
mengeksplorasi dan eksploitasi alam. Eksploitasi yang
berlebihan pada akhirnya akan berdampak pada penurunan
kemampuan lingkungan dalam mendukung kelangsungan
makhluk hidup yang ada di dalamnya. Sebagai bagian dari
lingkungan, apa yang dilakukan manusia terhadap
lingkungan pada akhirnya langsung atau tidak langsung
akan berdampak kembali pada manusia itu sendiri. Untuk
itu populasi manusia dimuka bumi ini sangat berpengaruh
terhadap terjadinya perubahan lingkungan. Pencemaran
Lingkungan
Menurut UU No. 32 Tahun 2009 pasal 1 ayat 14, pencemaran
lingkungan hidup adalah masuk atau dimasukkannya
makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke
dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga
melampaui baku mutu lingkungan hidup yang telah
ditetapkan. Zat atau bahan yang dapat mengakibatkan
pencemaran disebut polutan. Syaratsyarat suatu zat disebut
polutan bila keberadaannya dapat menyebabkan kerugian
terhadap makhluk hidup. Suatu zat dapat disebut sebagai
polutan apabila memenuhi salah satu dari kriteria berikut,
yaitu Jumlahnya melebihi jumlah normal, Berada tidak tepat
pada waktunya, Berada tidak tepat pada tempatnya.
Berdasarkan tempat terjadinya, pencemaran dibedakan atas
3 macam, yaitu: a) Pencemaran udara; b) Pencemaran air;
dan c) Pencemaran tanah.
3. Masalah Lingkungan Global dan Nasional
Masalah lingkungan mulai mendapat perhatian yang serius
sejak diadakannya Konferensi PBB tentang lingkungan hidup
di Stockholm Swedia pada tanggal 5 – 16 Juni 1972, yang
kemudian dikenal sebagai Konferensi Stockholm dengan
motto hanya ada satu bumi. Dan sekaligus ditetapkannya
tanggal 5 Juni sebagai Hari Lingkungan Hidup Sedunia.
Salah satu hasil KTT ini adalah kesepakatan mengenai
keterkaitan antara konsep pembangunan berkelanjutan
dengan pengelolaan lingkungan hidup dengan memandang
bahwa faktor kemiskinan menjadi penyebab utama
kerusakan lingkungan. Sehingga perlu adanya kebijakan
lingkungan hidup yang harus terkait dengan kebijakan
pembangunan nasional. Permasalahanpermasalahan
lingkungan tersebut diantaranya adalah masalah pemanasan
global, perubahan iklim, deforestasi, pertumbuhan penduduk,
penurunan keanekaragaman hayati, degradasi pantai dan
lahan, sampah dan lain sebagainya.
5. Upaya Mengatasi Masalah Kerusakan Lingkungan.
Upaya mengatasi dampak perubahan lingkungan hidup
merupakan kebutuhan yang tidak bisa ditunda lagi dan
bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah atau
pemimpin negara saja, melainkan tanggung jawab setiap
insan di bumi. Pembangunan berwawasan lingkungan
adalah usaha meningkatkan kualitas manusia secara
bertahap dengan memerhatikan faktor lingkungan.
Pembangunan berwawasan lingkungan dikenal dengan
nama Pembangunan Berkelanjutan. Konsep pembangunan
berkelanjutan merupakan kesepakatan hasil KTT Bumi di
Rio de Jeniro tahun 1992. Di dalamnya terkandung 2
gagasan penting, yaitu: a. Gagasan kebutuhan, khususnya
kebutuhan pokok manusia untuk menopang hidup. b.
Gagasan keterbatasan, yaitu keterbatasan kemampuan
lingkungan untuk memenuhi kebutuhan baik masa
sekarang maupun masa
yang akan datang.

2 Daftar materi yang sulit 1. Lingkungan sebagai sumberdaya


dipahami di modul ini
3 Daftar materi yang 1. Permasalahan lingkungan
sering mengalami
miskonsepsi

Anda mungkin juga menyukai