(BERDASARKAN HASIL
BERBAGAI PENELITIAN)
KERANGKA KERJA ANALITIK
UNTUK MENGUKUR
KETERAMPILAN ARGUMENTASI
YANG SDH ADA KURANG
IMPLEMENTATIF DAN
KOMPREHENSIF
BELUM BERKEMBANGNYA
WACANA ARGUMENTASI DALAM
PEMBELAJARAN (KONSEP PENGEMBANGAN
FISIOLOGI MANUSIA) MODEL ASESMEN
ARGUMENTATIF
RUMUSAN MASALAH DAN
TUJUAN PENELITIAN
Bagaimanakah model asesmen
Menghasilkan suatu
argumentatif dapat mengukur
model asesmen
keterampilan berargumentasi
argumentatif yang
pada konsep Fisiologi Manusia ?
memiliki
argumentatif? karakteristik yang
1 • Karakteristik model asesmen khusus dan cukup
teruji sehingga
dapat digunakan
untuk mengukur
asesmen argumentatif?
2 • Kredibilitas dan reliabilitas model
keterampilan
model asesmen argumentatif berargumentasi
Manusia sebagai hasil implementasi mahasiswa pada
3 mahasiswa dalam konsep Fisiologi
• Profil keterampilan berargumentasi
konsep Fisiologi
Manusia
STUDI LITERATUR STUDI LAPANGAN
PENDAHULUAN
TAHAP I
· Kerangka kerja konseptual Argumentasi · Perspektif sosiokulrutal dalam
STUDI
· Berbagai hasil penelitian tentang berargumentasi
keterampilan argumentasi · Pandangan dosen dan mahasiswa
terhadap argumentasi
· Pembelajaran Fisiologi Manusia
· Profil asesmen argumentatif
· Assesmen Argumentasi
Merencanakan aktifitas
Menentukan kerangka kerja Merancang perangkat
PERENCANAAN
pengembangan model
analisis wacana argumentasi asesmen argumentatif
DESAIN assesmen argumenatif
TAHAP II
PENELITIAN
R&D
RASIONALITAS RASIONALITAS
EMPIRIS TEORI
DOMAIN SPESIFIK :
KERANGKA KERJA MODEL MODIFIKASI DARI BERBAGAI LIRERATUR
ASESMEN ARGUMENTATIF (Eduran, et al., 2008 ; Brudvic, et al., 2006 ;
Sandoval & Milwood, 2005 ;
Zembal-saul, et al., 2005 )
RANCANGAN MODEL
ASESMEN
ARGUMENTATIF
STANDPOINT/
CODING SCAFFOLDING
STARTING POINT
(Eduran, 2008; Clark Zohar dan Nemet (2002)
(Eemeren, et. al., 2007;
Sampson, 2005)
Eemeren, et. al., 2002)
Instrumen Penelitian:
Lembar kerja argumentasi kelompok (LKAKp)
Lembar Observasi argumentas kelompok (LOAKp)
O DEL Lembar Observasi argumentasi kelas (LOAKl)
N M
A
NG EN Lembar tugas karya tulis argumentasi individu (LTKTA)
C A
RAN ASESM NTASI
G U ME
AR
“Napza memberikan
Mengembangkan
argumentasi dengan
argumentasi)
manusia 6
dampak negatif bagi
sisitem syaraf tubuh
TAHAP
PENGUATAN
klaim individu yang
ditentukan oleh masing- LTKTA
sistem
manusia” masing mahasiwa LOAKl
secara bebas, baik
setuju atau tidak setuju
terhadap standpoint
HASIL PENELITIAN
HASIL IMPLEMENTASI:
STUDI PENDAHULUAN • pola wacana memiliki korelasi tinggi
• Dosen mendominasi discourse antara hasil analisis LOAKp dengan
moved analisis transkrip
• Wacana argumentasi belum • Tidak ada perbedaan antara model A
berkembang dan model B pada semua aspek
• Dosen belum pernah kualitas argumentasi
mengembangkan dan
• Aspek konseptual &epistemik:
menggunakan asesmen
KsEpKpdeskriptor konseptual lebih
argumentatif
baik deskriptor epistemik
- HASIL UJI COBA TERBATAS: KuArTKprata-rata level 2 (hanya
• Tidak ada perbedaan hasil antara memenuhi 2 deskriptor)
LOAKp dg hasil analisis video • Pola Wacana Argu. Klpk
taping kecenderungan adanya perkembangan
• Reliabilitas pola wacana cronbach level PwArKp sejak tahap inisiasi 1
alpha = 9,72 & Korelasi r = 9,4 hingga tahap pengembangan 2
• Kualitas argu. berdasarkan aspek • Partisipasi & jumlah wacana Individu:
konseptual epistomologi berada adanya kemajuan yang sangat pesat
pd level 1- level 2 pada kelompok rendah
• Level tertinggi deskriptor 1 dan 2 • Kualitas argu. tertulis individu adanya
terendah deskriptor 5 perkembangan pada semua indikator
TEMUAN
Bentuk Asesmen
Karakteristik Model
Validitas Argumentatif
Asesmen Argumentatif
kriteria Reliabilitas -LOAKp
- Standpoint
-LOAKl
- Coding
-LKAKp
- Scaffolding
-LTKAInd
Mengases
Keterampilan Argumentasi
Mahasiswa pada Konsep Fisiologi
Manusia
Faktor2 yang
Strategi mempengaruhi Karakter
Scaffolding kualitas argumentasi standpoint
Jenis Asesmen
KELEBIHAN
DAN KETERBATASAN MODEL
KELEBIHAN
• dapat digunakan sebagai asesmen performance dan asesmen for learning
yang fokus untuk mengukur keterampilan berargumentasi mahasiswa baik
secara lisan maupun secara tertulis.
• model AASSC lebih praktis dan mudah diimplementasikan secara langsung
karena menggunakan sistem koding, sehingga tidak dibutuhkan
perekaman audiovisual atau audio beserta proses transkripsinya.
• dengan adanya scaffoolding model AASSC memberikan tahapan yang
mempermudah mahasiswa untuk belajar mengembangkann wacana
argumentasi terlibat aktif di dalamnya.
• model AASSC dapat merangsang argumentasi mahasiswa secara
kelompok dan individual
• model AASSC dapat diimplementasikan pada berbagai jenjang pendidikan
dan berbagai konteks materi. dengan mempertimbangkan tema
standpointnya
KETERBATASAN
• membutuhkan waktu khusus yang cukup lama minimal 1 sks (1X
50’), karena untuk mengukur kualitas wacana argumentasi perlu
waktu cukup untuk berkembangnya argumentasi.
• membutuhkan pemahaman dan penguasaan instrumen asesmen
yang tinggi
• keterbatasanTAP (Toulmin Argumentation Pattern) menjadi
keterbatasan model AASSC
• diperlukan interateur untuk menghindari bias yang akan
mempengaruhi penilaian.
• perlunya penentuan standpoint benar- benar sesuai dan dapat
merangsang berkembangnya wacana argumentasi
KESIMPULAN &
REKOMENDASI
• KESIMPULAN
• Dengan karateristik ( stand point, adanya sistem coding, dan
dilakukan dalam scalfolding) serta dengan memiliki validitas dan
reliabilitas yang cukup baik, model asesmen argumentatif yang
dikembangkan dapat berperan sebagai performance assessment
dan sebagai assessment for learning yang dapat digunakan untuk
mengukur keterampilan argumentasi mahasiswa pada konsep
fisiologi manusia
• Profil keterampilan argumentasi mahasiwa yang diukur dengan
menggunakan model AASSC menunjukkan adanya kemajuan baik
dalam wacana argumentasi tertulis dan wacana argumentasi lisan.
Adanya kecenderungan bahwa kualitas argumentasi lisan
mahasiswa lebih baik dibandingkan dengan kualitas argumentasi
tertulisnya.
REKOMENDASI
• Pertama, rekomendasi bagi dosen dan guru, argumentasi perlu
diterapkan dalam setiap pembelajaran sains melalui penerapan
asesmen argumentatif, diperlukan kejelian dosen/guru untuk
menentukan standpoint yang akan menjadi isu sentral wacana
argumentasi, diperlukan pemahaman dan pembiasaan dalam
menggunakan lembar observasi, karena sistem coding, perlu
penggunaan tatatertib dan etika dalam berargumentasi
• Kedua rekomendasi bagi peneliti lainnya, perlu dilakukan kajian
lebih mendalam mengenai implementasi asesmen argumentatif
pada berbagai jenjang dan bidang lain dan keterkaitannya dengan
kemampuan penalaran, miskonsepsi, serta keterampilan berpikir
kritis melalui pengembangan kerangka kerja asesmen argumentatif
yang dimodifikasi
CLAIM CLAIM
1/………………… SKOR: SKOR: 2/…………………
STAND POINT
WARRAN “Seluruh mekanisma faal WARRANT
T tubuh manusia
dikoordinasikan oleh system
syaraf”
STANDPOINT STANDPOINT
“Seluruh mekanisma
faal tubuh manusia CK+
K+ W dikoordinasikan oleh W
system syaraf”
R+ Anggo
W
Anggo ta 1
ta 5
K
K+W+B
CK+W+
B
Anggo Anggo
R+
ta 4 ta 2
W
Anggo
ta 3
MODEL UTAMA
INISIASI, PENGEMBANGAN, PENGUATAN
STANDPOINT
MODEL A
MODEL B
SISTEM INTEGUMEN
Untuk mendapatkan vitamin
INISIASI 1 D kita harus terpapar sinar
matahari INISIASI 1
SISTEM HORMON
Terapi Hormoj merupakan
INISIASI 2 cara yang palinh efektif untuk
menunda masa menapouse PENGEMBANGAN 1
pada wanita
SISTEM URIN
Untuk menanggulangi gagal
ginjal akut maka PENGUATAN 1
hemodialisaa merupakan
PENGEMBANGAN 1 cara yang paling efektif
SISTEM SARAF
Drugs memberikan dampak PENGEMBANGAN 2
negatif bagi sistem saraf
PENGUATAN 1
KsEpKp
KsEpKp LKAKp INISIASI 1
KsEpKp
KuArKp PENGEMB.1
INISIASI 1
KuArKp PWArKP
INISIASI 2
PWArKp PARTINDv
LOAKp
JMLWcn PENGUATAN 1
ASESMSN
KsEpKp KuKTA
ARGUMENTATIF
MODEL A
PENGEMB.1
KuArKp
PENGEMB.2 LOAKl
KsEpKp
PWArKp INISIASI 2
KuArKp PENGEMB.2
PWArKP
PARTINDv LTKTA
PARTINDv
PENGUATAN 1
PENGUATAN 2 JMLWcn
JMLWcn PENGUATAN 2
KuKTA
KuKTA
KETERAMPILAN BERARGUMENTASI
BENTUK ASESMEN 1. Aspek konseptual dan epistemik (KsEpKp)
PERFORMANCE ASSESSMENT
2. Aspek kualitas argumentasi tertulis
kelompok (KuArTKp)
LKAKp 3. Aspek pola wacana Argumentasi (PWArKp
LOAKp & PWArKl)
4. Aspek partisipasi individu dan jumlah
LOAkL wacana (PartInd dan Jml Wcn)
LTKTA 5. Aspek kualitas arguemtasi tertulis individu
(KAtInd)
MODEL
AASSC
STANDPOINT
DATA
Hasil studi pendahuluan CLAIM
Perkembangan penelitian tentang Model asesmen argumentasi
argumentasi dalam pembelajaran sain pada sebagai alternatif asesmen
dekade terakhir untuk mengukur keterampilan
Perkembangan berabagai model asesmen
argumentasi mahasiswa
untuk mengukur ketarmpilan argumentasi.
WARRANT
Asesmen argumentatif memiliki karakteristik
(scalfolding, coding, standpoint) yang khas dan unik
sebagai asesmen performance dan sebagai bagian dari
asesmen for learning
BACKING
* Karakteristik asesmen argumentatif (scalfolding,
coding, standpoint) mendukung fungsinya sebagai
performance assessment dan assessment for
learning .
* Asesmen argumentatif dapat iimplementasikan
pada berbagai konteks dan jenjang
* Hasil data asesmen argumentatif dapat dianalisis
dengan menggunakan kerangka kerja yang lain
untuk mengukur keterampilan berargumentasi
Level 1 Argumentasi berisis argument dengan
satu klaim sederhana melawan suatu klaim
yang melawan klaim bertentanan lainnya
WARRANT
Validitas dan reabilitas sebagai
persyaratan pengembangan asesmen
Pemenuhan persyaratan validitas dan
reabilitas oleh model asesmen.
BACKING
* Validditas konten dan translasional :
Penggunaan berbagai kerangka kerja dalam mengembangkan model asesmen. dikuti dengan uji ahli.
Pengembangan berbagai aspek kerampilan berargumentasi Model asesmen memilikikKarakteristik
yang khusus
* Validitas convergen : tidak ada perbedan hasil antara LOAKp, LOAKl dengan analisis rekaman
video.
* Validitas Concurent: memberikan perbedaan hasil pada tahapan awal antara kelompok rendah dan
kelompok tinggi.
Keterampilan
Argumentasi
Mahasiswa pada
Konsep Fisiologi
Manusia
Keterampilan
Keterampilan
argumentasi
argumentasi lisan
tertulis
Jenis Asesmen Jenis Asesmen
Argumentatif: Argumentatif:
LKArKp LOAKp
LTKTA Aspek : Aspek : LOAKl
PWArKp
KsEpKp
PWArKl
KuArTKp
PartInd
KuArTInd
JmlWcn
Kelas 6 E Model B
Paritisipasi Kelas 6 A Model A
individu dalam
wacana
argumentasi kelas
pada tahapan
penguatan