Anda di halaman 1dari 21

PENGEMBANGAN MODEL ASESMEN

ARGUMENTATIF UNTUK MENGUKUR


KETERAMPILAN ARGUMENTASI MAHASISWA
PADA KONSEP FISIOLOGI TUBUH MANUSIA
FENNY ROSHAYANTI
NIM: 0808906
PROGRAM STUDI IPA
SPs UPI BANDUNG 2012
LATAR BELAKANG
PERAN PENTING
ASESMEN DALAM
PEMBELAJARAN

(BERDASARKAN HASIL
BERBAGAI PENELITIAN)
KERANGKA KERJA ANALITIK
UNTUK MENGUKUR
KETERAMPILAN ARGUMENTASI
YANG SDH ADA KURANG
IMPLEMENTATIF DAN
KOMPREHENSIF
BELUM BERKEMBANGNYA
WACANA ARGUMENTASI DALAM
PEMBELAJARAN (KONSEP PENGEMBANGAN
FISIOLOGI MANUSIA) MODEL ASESMEN
ARGUMENTATIF
RUMUSAN MASALAH DAN
TUJUAN PENELITIAN
Bagaimanakah model asesmen
Menghasilkan suatu
argumentatif dapat mengukur
model asesmen
keterampilan berargumentasi
argumentatif yang
pada konsep Fisiologi Manusia ?
memiliki
argumentatif? karakteristik yang
1 • Karakteristik model asesmen khusus dan cukup
teruji sehingga
dapat digunakan
untuk mengukur
asesmen argumentatif?
2 • Kredibilitas dan reliabilitas model
keterampilan
model asesmen argumentatif berargumentasi
Manusia sebagai hasil implementasi mahasiswa pada
3 mahasiswa dalam konsep Fisiologi
• Profil keterampilan berargumentasi
konsep Fisiologi
Manusia
STUDI LITERATUR STUDI LAPANGAN

PENDAHULUAN
TAHAP I
· Kerangka kerja konseptual Argumentasi · Perspektif sosiokulrutal dalam

STUDI
· Berbagai hasil penelitian tentang berargumentasi
keterampilan argumentasi · Pandangan dosen dan mahasiswa
terhadap argumentasi
· Pembelajaran Fisiologi Manusia
· Profil asesmen argumentatif
· Assesmen Argumentasi

Merencanakan aktifitas
Menentukan kerangka kerja Merancang perangkat
PERENCANAAN

pengembangan model
analisis wacana argumentasi asesmen argumentatif
DESAIN assesmen argumenatif
TAHAP II

PENELITIAN
R&D

Membuat desain model assesmen argumenatif pada


konsep fisiologi manusia

- Validasi pakar (Expert judgement)


- Melakukan revisi model assesmen argumentatif berdasarkan masukan para
pakar
PENGEMBANGAN
TAHAP III

Melakukan uji coba terbatas

Melakukan implementasi model assesmen argumenatif dalam


perkuliahan Fisiologi Manusia (dilaksanakan dalam 2 model perlakuan)
METODE PENELITIAN
Lokasi dan Subjek Penelitian:
• Jurusan Pendidikan Biologi di LPTK swasta di Kota
Semarang yang terakreditasi Baik
• 150 mhs Jur. Pend. Biologi semester VI (empat kelas)
thn akademik genap 2010-2011.
DOMAIN GENERAL:
TOULMIN ARGUMENTATION PATTERN
(TAP) (Toulmin,1958)
HASIL STUDI PENDAHULUAN

RASIONALITAS RASIONALITAS
EMPIRIS TEORI

DOMAIN SPESIFIK :
KERANGKA KERJA MODEL MODIFIKASI DARI BERBAGAI LIRERATUR
ASESMEN ARGUMENTATIF (Eduran, et al., 2008 ; Brudvic, et al., 2006 ;
Sandoval & Milwood, 2005 ;
Zembal-saul, et al., 2005 )

RANCANGAN MODEL
ASESMEN
ARGUMENTATIF

STANDPOINT/
CODING SCAFFOLDING
STARTING POINT
(Eduran, 2008; Clark Zohar dan Nemet (2002)
(Eemeren, et. al., 2007;
Sampson, 2005)
Eemeren, et. al., 2002)
Instrumen Penelitian:
Lembar kerja argumentasi kelompok (LKAKp)
Lembar Observasi argumentas kelompok (LOAKp)
O DEL Lembar Observasi argumentasi kelas (LOAKl)
N M
A
NG EN Lembar tugas karya tulis argumentasi individu (LTKTA)
C A
RAN ASESM NTASI
G U ME
AR

STANDPOINT SQUENCE SYNTAX CODING MODIFIKASI


LKAKp MODEL
Mengembangkan
“Seluruh mekanisma
faal tubuh manusia
TAHAP argumentasi dengan
LOAKp
LOAKl
- Squences  2
INISIASI polaritas klaim yg
dikoordinasikan oleh
sistem syaraf” ditentukan (setuju atau putaran yang
tidak) dengan standpoint
INDIKATOR
KUALITAS
diimplementasi
”Struktur dan lokasi
dari setiap bagian
Mengembangkan
LKAKp
ARGUMENT
ASI:
kan dlm 2 model
pada system syaraf TAHAP argumentasi dengan - Pola wacana
PENGEMBANGAN LOAKp
dapat menentukan klaim kelompok yang argumentasi
LOAKl
ditentukan secara bebas (kompleksitas)
fungsi faal bagian
tersebut” (setuju atau tidak setuju) kelas dan (A & B)
kelompok
terhadap stand point
- Epistomologi - Materi fisiologi
(Konten suatu

“Napza memberikan
Mengembangkan
argumentasi dengan
argumentasi)
manusia  6
dampak negatif bagi
sisitem syaraf tubuh
TAHAP
PENGUATAN
klaim individu yang
ditentukan oleh masing- LTKTA
sistem
manusia” masing mahasiwa LOAKl
secara bebas, baik
setuju atau tidak setuju
terhadap standpoint
HASIL PENELITIAN
HASIL IMPLEMENTASI:
STUDI PENDAHULUAN • pola wacana memiliki korelasi tinggi
• Dosen mendominasi discourse antara hasil analisis LOAKp dengan
moved analisis transkrip
• Wacana argumentasi belum • Tidak ada perbedaan antara model A
berkembang dan model B pada semua aspek
• Dosen belum pernah kualitas argumentasi
mengembangkan dan
• Aspek konseptual &epistemik:
menggunakan asesmen
KsEpKpdeskriptor konseptual lebih
argumentatif
baik deskriptor epistemik
- HASIL UJI COBA TERBATAS: KuArTKprata-rata level 2 (hanya
• Tidak ada perbedaan hasil antara memenuhi 2 deskriptor)
LOAKp dg hasil analisis video • Pola Wacana Argu. Klpk 
taping kecenderungan adanya perkembangan
• Reliabilitas pola wacana cronbach level PwArKp sejak tahap inisiasi 1
alpha = 9,72 & Korelasi r = 9,4 hingga tahap pengembangan 2
• Kualitas argu. berdasarkan aspek • Partisipasi & jumlah wacana Individu:
konseptual epistomologi berada adanya kemajuan yang sangat pesat
pd level 1- level 2 pada kelompok rendah
• Level tertinggi deskriptor 1 dan 2 • Kualitas argu. tertulis individu adanya
terendah deskriptor 5 perkembangan pada semua indikator
TEMUAN
Bentuk Asesmen
Karakteristik Model
Validitas Argumentatif
Asesmen Argumentatif
kriteria Reliabilitas -LOAKp
- Standpoint
-LOAKl
- Coding
-LKAKp
- Scaffolding
-LTKAInd

Model Asesmen Argumentatif


Validitas Cukup Reliabel dan Kredibel
Assessment Performance
Konten untuk Mengases Keterampilan Dapat berperan
dan Assessment for Learning
Argumentasi Mahasiswa pada sebagai
Konsep Fisiologi Manusia

Mengases

Keterampilan Argumentasi
Mahasiswa pada Konsep Fisiologi
Manusia

Keterampilan argumentasi lisan


lebih dari pada argumentasi
tertulis

Faktor2 yang
Strategi mempengaruhi Karakter
Scaffolding kualitas argumentasi standpoint

Jenis Asesmen
KELEBIHAN
DAN KETERBATASAN MODEL
KELEBIHAN
• dapat digunakan sebagai asesmen performance dan asesmen for learning
yang fokus untuk mengukur keterampilan berargumentasi mahasiswa baik
secara lisan maupun secara tertulis.
• model AASSC lebih praktis dan mudah diimplementasikan secara langsung
karena menggunakan sistem koding, sehingga tidak dibutuhkan
perekaman audiovisual atau audio beserta proses transkripsinya.
• dengan adanya scaffoolding model AASSC memberikan tahapan yang
mempermudah mahasiswa untuk belajar mengembangkann wacana
argumentasi terlibat aktif di dalamnya.
• model AASSC dapat merangsang argumentasi mahasiswa secara
kelompok dan individual
• model AASSC dapat diimplementasikan pada berbagai jenjang pendidikan
dan berbagai konteks materi. dengan mempertimbangkan tema
standpointnya
KETERBATASAN
• membutuhkan waktu khusus yang cukup lama minimal 1 sks (1X
50’), karena untuk mengukur kualitas wacana argumentasi perlu
waktu cukup untuk berkembangnya argumentasi.
• membutuhkan pemahaman dan penguasaan instrumen asesmen
yang tinggi
• keterbatasanTAP (Toulmin Argumentation Pattern) menjadi
keterbatasan model AASSC
• diperlukan interateur untuk menghindari bias yang akan
mempengaruhi penilaian.
• perlunya penentuan standpoint benar- benar sesuai dan dapat
merangsang berkembangnya wacana argumentasi
KESIMPULAN &
REKOMENDASI
• KESIMPULAN
• Dengan karateristik ( stand point, adanya sistem coding, dan
dilakukan dalam scalfolding) serta dengan memiliki validitas dan
reliabilitas yang cukup baik, model asesmen argumentatif yang
dikembangkan dapat berperan sebagai performance assessment
dan sebagai assessment for learning yang dapat digunakan untuk
mengukur keterampilan argumentasi mahasiswa pada konsep
fisiologi manusia
• Profil keterampilan argumentasi mahasiwa yang diukur dengan
menggunakan model AASSC menunjukkan adanya kemajuan baik
dalam wacana argumentasi tertulis dan wacana argumentasi lisan.
Adanya kecenderungan bahwa kualitas argumentasi lisan
mahasiswa lebih baik dibandingkan dengan kualitas argumentasi
tertulisnya.
REKOMENDASI
• Pertama, rekomendasi bagi dosen dan guru, argumentasi perlu
diterapkan dalam setiap pembelajaran sains melalui penerapan
asesmen argumentatif, diperlukan kejelian dosen/guru untuk
menentukan standpoint yang akan menjadi isu sentral wacana
argumentasi, diperlukan pemahaman dan pembiasaan dalam
menggunakan lembar observasi, karena sistem coding, perlu
penggunaan tatatertib dan etika dalam berargumentasi
• Kedua rekomendasi bagi peneliti lainnya, perlu dilakukan kajian
lebih mendalam mengenai implementasi asesmen argumentatif
pada berbagai jenjang dan bidang lain dan keterkaitannya dengan
kemampuan penalaran, miskonsepsi, serta keterampilan berpikir
kritis melalui pengembangan kerangka kerja asesmen argumentatif
yang dimodifikasi
CLAIM CLAIM
1/………………… SKOR: SKOR: 2/…………………

STAND POINT
WARRAN “Seluruh mekanisma faal WARRANT
T tubuh manusia
dikoordinasikan oleh system
syaraf”

WARRANT WARRANT WARRANT

CLAIM CLAIM CLAIM


3/………………… 4/………………… 5/…………………

SKOR: SKOR: SKOR:

STANDPOINT STANDPOINT
“Seluruh mekanisma
faal tubuh manusia CK+
K+ W dikoordinasikan oleh W
system syaraf”

R+ Anggo
W
Anggo ta 1
ta 5
K
K+W+B
CK+W+
B
Anggo Anggo
R+
ta 4 ta 2
W
Anggo
ta 3
MODEL UTAMA
INISIASI, PENGEMBANGAN, PENGUATAN

STANDPOINT
MODEL A
MODEL B
SISTEM INTEGUMEN
Untuk mendapatkan vitamin
INISIASI 1 D kita harus terpapar sinar
matahari INISIASI 1

SISTEM HORMON
Terapi Hormoj merupakan
INISIASI 2 cara yang palinh efektif untuk
menunda masa menapouse PENGEMBANGAN 1
pada wanita

SISTEM URIN
Untuk menanggulangi gagal
ginjal akut maka PENGUATAN 1
hemodialisaa merupakan
PENGEMBANGAN 1 cara yang paling efektif

PENGEMBANGAN 2 SISTEM IMUNE


Masihkan Vaksin diperlukan? INISIASI 2

SISTEM SARAF
Drugs memberikan dampak PENGEMBANGAN 2
negatif bagi sistem saraf

PENGUATAN 1

SISTEM REPRODUKSI PENGUATAN 2


PENGUATAN 2 Tepaikah pengguaan obat
penguat bagi pria
MODEL A MODEL B

KsEpKp
KsEpKp LKAKp INISIASI 1
KsEpKp
KuArKp PENGEMB.1
INISIASI 1
KuArKp PWArKP
INISIASI 2

PWArKp PARTINDv
LOAKp
JMLWcn PENGUATAN 1

ASESMSN
KsEpKp KuKTA
ARGUMENTATIF
MODEL A
PENGEMB.1
KuArKp
PENGEMB.2 LOAKl
KsEpKp
PWArKp INISIASI 2
KuArKp PENGEMB.2

PWArKP

PARTINDv LTKTA
PARTINDv
PENGUATAN 1
PENGUATAN 2 JMLWcn
JMLWcn PENGUATAN 2
KuKTA
KuKTA
KETERAMPILAN BERARGUMENTASI
BENTUK ASESMEN 1. Aspek konseptual dan epistemik (KsEpKp)

PERFORMANCE ASSESSMENT
2. Aspek kualitas argumentasi tertulis
kelompok (KuArTKp)
LKAKp 3. Aspek pola wacana Argumentasi (PWArKp
LOAKp & PWArKl)
4. Aspek partisipasi individu dan jumlah
LOAkL wacana (PartInd dan Jml Wcn)
LTKTA 5. Aspek kualitas arguemtasi tertulis individu
(KAtInd)

MODEL
AASSC
STANDPOINT

CODING SYSTEM SCAFFOLDING:


TAHAPAN INISIASI
TAHAPAN PENGEMBANGAN
TAHAPAN PENGUATAN

ASSESSMENT FOR LEARNING

DATA
Hasil studi pendahuluan CLAIM
Perkembangan penelitian tentang Model asesmen argumentasi
argumentasi dalam pembelajaran sain pada sebagai alternatif asesmen
dekade terakhir untuk mengukur keterampilan
Perkembangan berabagai model asesmen
argumentasi mahasiswa
untuk mengukur ketarmpilan argumentasi.

WARRANT
Asesmen argumentatif memiliki karakteristik
(scalfolding, coding, standpoint) yang khas dan unik
sebagai asesmen performance dan sebagai bagian dari
asesmen for learning

BACKING
* Karakteristik asesmen argumentatif (scalfolding,
coding, standpoint) mendukung fungsinya sebagai
performance assessment dan assessment for
learning .
* Asesmen argumentatif dapat iimplementasikan
pada berbagai konteks dan jenjang
* Hasil data asesmen argumentatif dapat dianalisis
dengan menggunakan kerangka kerja yang lain
untuk mengukur keterampilan berargumentasi
Level 1 Argumentasi berisis argument dengan
satu klaim sederhana melawan suatu klaim
yang melawan klaim bertentanan lainnya

Level 2 Argumentasi berisi argument dari


suatu klaim melawan klaim lain dengan data
pendukung namun tidak berisi sanggahan

Level3 Argumentasi berisi suatu rangkaian


klaim atau klaim berlawanan dengan data
pendukung dan sedikit sanggahan

Level4 Argumentasi menunjukan argumen


dengan suatu sanggahan yang jelas serta
memiliki beberapa klaim dan konterklaim

Level5 Argumentasi menyajikan argumen


yang diperluas dengan lebih dari satu
Transkrip Rekaman
sanggahan LOAKp Audio
GAMBAR A GAMBAR B
Contoh Hasil LOAKl Kelas 6F Contoh Hasil LOAKl Kelas 6F
Standpoint: Hemodialisa Standpoint: Hemodialisa
CLAIM
DATA
Model Asesmen argumentasi cukup
Proses penyusunan model asesmen
kredibel dan realibel untuk
Hasil Uji coba model asesmen
mengases keterampilan argumentasi
Hasil implementasi model asesmen
mahasiswa

WARRANT
Validitas dan reabilitas sebagai
persyaratan pengembangan asesmen
Pemenuhan persyaratan validitas dan
reabilitas oleh model asesmen.

BACKING
* Validditas konten dan translasional :
Penggunaan berbagai kerangka kerja dalam mengembangkan model asesmen. dikuti dengan uji ahli.
Pengembangan berbagai aspek kerampilan berargumentasi Model asesmen memilikikKarakteristik
yang khusus
* Validitas convergen : tidak ada perbedan hasil antara LOAKp, LOAKl dengan analisis rekaman
video.
* Validitas Concurent: memberikan perbedaan hasil pada tahapan awal antara kelompok rendah dan
kelompok tinggi.
Keterampilan
Argumentasi
Mahasiswa pada
Konsep Fisiologi
Manusia
Keterampilan
Keterampilan
argumentasi
argumentasi lisan
tertulis
Jenis Asesmen Jenis Asesmen
Argumentatif: Argumentatif:
LKArKp LOAKp
LTKTA Aspek : Aspek : LOAKl
PWArKp
KsEpKp
PWArKl
KuArTKp
PartInd
KuArTInd
JmlWcn

Hasil Analisis: Hasil Analisis:


- KsEpKp : Pada umumnya argumentasi mahasiswa - PWArKp : Secara umum pola wacana argumentasi
secara individual belum memenuhi kriteria epistemik kelompok berada pada level 3 meskipun beberapa
(Indikator Ep1, Ep2 dan Ep3 berada pada level 2- kelompok mencapai level 4-5, rata-rata kelompok
level 3), namun sudah mampu mengembangkan sudah mampu mengembangkan wacana
klaim tereksplisit argumentasi lisan yang berisi suatu rangkaian klaim
- KuArTKp : Argumentasi tertulis mahasiswa secara atau klaim berlawanan dengan data pendukung dan
kelompok rata-rata belum menyajikan warrant dan sedikit sanggahan
backing yang mencukupi untuk menjamin klaimnya - PWArKl: Kualitas argumentasi kelas berkembang
(skor level 2-level 3) dengan baik (level 4 dan 5)
- KuArTInd : Mahasiswa mahasiswa belum terbiasa - PartInd dan Jml Wacana: pada tahapan awal dan
mengembangkan idenya secara koheren dan pertengahan mahasiswa dari kelompok tinggi dan
terorganisasi serta melakukan kutipan referensi sedang mendominasi wacana argumentasi, pada
yang komprehensif, namun kelompok rendah tahapan akhir mhs dari kelompok rendah
mengalami kemajuan pada semua indikator. mendominasi wacana argumentasi kelas
Kelompok mahasiswa yang sebagian
Kelompok mahasiswa yang
Kelompok mahasiswa yang masih anggota kelompoknya
mengembangkan wacana argumentasi
tergantung kepada catatan literatur menyampaikan argumennya tanpa
secara lepas, dimana seluruh
sehingga kurang menyimak argumen tergantung catatan literatur, tetapi
anggotanya tidak tergantung sumber
yang disampaikan anggota yang lain sebagian lainnya tidak fokus pada
literatur, sehingga seluruh anggota
argumen yang dosampaikan
fokus pada argumen yang berkembang

Perkembangan Kelompok- kelompok mahasiswa dalam


mengembangkan wacana argumentasi
Mahasiswa cenderung tidak
Beberapa mahasiswa mengembangkan backing sebagai
mengembangan warrant dukungan warrant yang
Perwakilan kelompok 5 menyampaikan yang masih kurang tepat dikembangkannya sehingga belum
Perwakilan kelompok 4 menyampaikan mampu memenuhi kriteria
claim ketidaksetujuan terhadap secara konseptual
claim persetujuan terhadap standpoint epistemik
standpoint didukung warran dan
didukung warran dan backingnya
backingnya
Mahasiswa mengangkat kode nomor merah
berarti akan menyampaikan ketidak setujuan
dengan standpoint

Kelas 6 E Model B
Paritisipasi Kelas 6 A Model A
individu dalam
wacana
argumentasi kelas
pada tahapan
penguatan

Kelas 6 F Model B Kelas 6 D Model A

Kelompok yang menyanggah standpoint Perwakilan kelompok menyampaikan


Kelompok mahasiswa berdiskusi Mahasiswa mengangkat kode nomor biru
mengangkat tongkat nomor kelompok claimnya dengan dukungan warrant dan
untuk menentukan claim kelompok, berarti akan menyampaikan kesetujuannya
warna merah backing dengan standpoint

Anda mungkin juga menyukai