Anda di halaman 1dari 23

LK 0.

1: Lembar Kerja Belajar Mandiri


MODUL 1 ZULIA MUFARICHAH

Judul Modul Keanekaragaman Hayati


Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Keanekaragaman hayati dan pelestarian
keanekaragaman hayati

No Butir Refleksi Respon/Jawaban


1 Garis besar materi yang 1. Persebaran Biogeografi Indonesia
dipelajari Indonesia memiliki distribusi flora dan
fauna dari sabang sampai merauke
dengan karakteristik daerah masing-
masing. Kawasan biogeografi Indonesia
sesuai dengan karakteristiknya dibagi
kedalam tiga kawasan, yaitu kawasan
sunda, sahul dan Wallace.
● kawasan sunda
meliputi daerah jawa, Kalimantan dan
sumatera.
● kawasan sahul
meliputi papua dan kepulauan aru.
● kawasan Wallace.
Penyebaran hewan di bumi menurut
Alfred Russell Wallace dapat
dikelompokkan menjadi 6 daerah,
2. Keanekaragaman Hayati Indonesia
Keanekaragaman hayati dapat
diterjemahkan sebagai semua makluk
yang hidup di bumi, termasuk
didalamnya senua jenis tumbuhan,
hewan dan mikroorganisme.
Keanekaragaman hayati merupakan
komponen yang penting dalam
keberlangsungan bumi dan isinya,
termasuk eksistensi manusia dan
makhluk hidup lainnya.
Keanekaragaman hayati dapat dibagi
menjadi tiga kategori, yaitu:
1. Keanekaragaman Ekosistem
Adalah himpunan spesies di area
tertentu yang saling berinteraksi satu
dengan yang lain, melalui proses
seperti predasi, parasitisme, kompetisi
dan simbiosis, dan dengan lingkungan
abiotik mereka untuk hancur dan
menjadi bagian dari siklus energi an
nutrisi.
Keanekaragaman ekosistem meliputi
seluruh topologi daratan maupun
perairan, yang didalamnya saling
berinteraksi antara populasi dengan
populasi lainnya atau dengan
lingkungan fisik seperti air batuan
dan lainnya yang saling
ketergantungan. Contoh ekosistem
yang ada di Indonesia ekosistem
padang rumput, ekosistem mangrove,
ekosistem hutan hujan tropis di
Sumatera dan Kalimantan, daerah
terumbu karang di Bunaken dan Raja
Ampat dan tempat lainnya, ekosistem
padang lamun di Selat Sunda, dan
ekosistem lainnya. Berdasarkan
kategori jenis ekosistem, Indonesia
mempunyai keanekaragaman
ekosistem yang terdiri atas ekosistem
alami dan ekosistem buatan.
Ekosistem alami merupakan
ekosistem yang terbentuk secara
alami tanpa ada campur tangan
manusia. Sementara ekosistem
buatan dibentuk oleh campur tangan
manusia.
2. Keanakaragaman jenis
menunjukkan seluruh variasi yang
terdapat pada makhluk hidup antar
jenis (interspesies) dalam satu marga.
hal ini dikarenakan variasi dalam
jenis lebih tampak secara morfologi
sehingga lebih mudah dilihat dan
diamati. Konsep keanekaragaman
jenis merupakan keaneragaman jenis
suatu organisme yang menempati
suatu ekosistem, baik di darat
maupun di perairan. Akibatnya,
masing-masing organisme
mempunyai ciri yang berbeda satu
dengan yang lain Sebagai contoh, di
Indonesia ada enam jenis penyu yang
berbeda, yaitu penyu hijau (Chelonia
mydas), penyu sisik (Eretmochelys
imbricata), penyu pipih (Natator
depressus), penyu belimbing
(Dermochelys cariacea) dan penyu
tempayan (Caretta caretta), yang
masing-masing memiliki ciri fisik
(fenologi) yang berbeda.
3. Keanekaragaman genetika adalah
keanekaragaman individu di dalam
suatu jenis. Keanekaragaman ini
disebabkan oleh perbedaan genetis
antar individu. Didalam
keanekaragaman genetik, factor
penentu adalah gen. Gen merupakan
faktor pembawa sifat yang dimiliki
oleh setiap organisme serta dapat
diwariskan dari satu generasi ke
generasi berikutnya. Dengan
demikian individu di dalam satu jenis
membawa susunan gen yang berbeda
dengan individu lainnya. Sebagai
contoh dapat dilihat pada aneka
varietas padi (misalnya Rojo lele,
Menthik, dan Cianjur) atau mangga
(golek, harum manis, dan manalagi).
Ketiga tingkat kehati tersebut saling
terkait satu dengan
lainnya.Organisme yang lebih mampu
beradaptasi dengan lingkungannya
bertahan hidup untuk mewariskan
gen dan sifat-sifat yang
menguntungkan.Warna kulit, warna
rambut, lesung pipit, bintik-bintik,
dan golongan darah seseorang adalah
contoh variasi genetik yang dapat
terjadi pada populasi manusia.
Contoh variasi genetik pada tanaman
termasuk modifikasi daun tanaman
karnivora dan pengembangan bunga
yang menyerupai serangga untuk
memancing penyerbuk tanaman.
Variasi gen pada tanaman sering
terjadi sebagai akibat aliran gen.
Contoh variasi genetik pada hewan
termasuk albinisme pada hewan
tertentu, cheetah dengan garis-garis,
ular yang dapat terbang, hewan yang
mampu berdormansi, dan hewan
yang meniru daun.
3. Pelestarian keanekaragaman hayati
Pelestarian keanekaragaman hayati
merupakan salah satu upaya dalam
konservasi keanekaragaman hayati serta
ekosistemnya. Salah satu cara yang
paling efektif untuk melestarikan
keanekaragaman hayati adalah
melindungi habitat, penegakan hukum
dan peraturan perundang-undangan
yang berkeadilan dan tanpa pandang
status sosial masyarakat di depan
hukum serta menjamin perlindungan
terhadap habitat dan keanekaragaman
hayati yang terkandung di dalam
habitatnya, baik diluar kawasan
konservasi maupun di dalam kawasan
konservasi.
Upaya Konservasi Keanekaragaman
Hayati Pelestarian keanekaragaman
hayati merupakan salah satu dasr dari
konservasi sumberdaya alam hayati.
Bentuk – bentuk konservasi
keanekaragaman hayati pada prinsipnya
dapat dibagi menjadi dua kegiatan besar
yaitu, in situ dan ex situ. Konservasi in
situ adalah konservasi tumbuhan dan
atau satwa yang dilakukan di dalam
habitat alaminya. Konservasi ini
merupakan proses dalam melindungi
spesies tumbuhan atau satwa yang
terancam punah di habitat aslinya
karena berbagai faktor, seperti
kerusakan habitat, predator dan
lainnya. Bentuk
konservasi in situ dapat berupa Kawasan
Pelestarian Alam (KPA) dan bentuk
Kawasan Suaka Alam (KSA). Konservasi
ex situ adalah konservasi tumbuhan dan
atau satwa yang dilakukan di luar habitat
alaminya. Pengelolaan keanekaragaman
hayati diluar habitat bisa dilakukan oleh
lembaga konservasi yang diatur
berdasarkan PP No. 7 Tahun 1999 tentang
Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa
dan PP Nomor 8 tahun 199 tentang
Pemanfaatan Jenis Tumbuhan dan Satwa
Liar serta Permenhut Nomor
P.53/Menhut-II/2006 tentang Lembaga
Konservasi. Lembaga konservasi adalah
lembaga yang bergerak dibidang
konservasi tumbuhan dan satwa luar
diluar habitatnya, baik berupa lembaga
pemerintah maupun lembaga non-
pemerintah. Lembaga – Lembaga yang
diizinkan sebagai tempat konservasi wajib
mengikuti peraturan yang telah
dikeluarkan oleh pemerintan. Contoh
Lembaga konservasi yang diatur didalam
peraturan pemerintah adalah Kebun
binatang, Taman safari, Taman satwa dan
Kebun Botani.
2 Daftar materi yang sulit 1. Persebaran flora dan fauna berdasarkan
dipahami di modul ini biogeografi di Indonesia
3 Daftar materi yang sering 1. Contoh Jenis Keanekaragaman Hayati
mengalami miskonsepsi tingkat Gen dan Jenis keanekaragaman
Hayati Tingkat Jenis
2. Contoh pelestarian Eksitu
LK 0.1: Lembar Kerja Belajar Mandiri

Judul Modul Keanekaragaman Hayati


Judul Kegiatan Belajar 1. Prinsip Dasar Klasifikasi Makhluk Hidup dan
(KB) Klasifikasi Hewan

No Butir Refleksi Respon/Jawaban


1 Garis besar materi 1. Prinsip dasar klasifikasi
yang dipelajari Sistem klasifikasi makhluk hidup terus berkembang
sesuai dengan perkembangan teknologi. Para
biologiawan masih menggunakan buku Linnaeus yang
berjudul Systema Naturae (sistem Alam) yang
diterbitkan tahun 1758 sebagai dasar untuk klasifikasi
ilmiah. Klasifikasi dilakukan berdasarkan kesamaan
morfologi, anatomi, fisiologi, dan cara
perkembangbiakannya. Dengan klasifikasi akan
terbentuk kelompok kelompok makhluk hidup yang
disebut takson. Setelah diklasifikasikan, suatu makhluk
hidup diberi nama berdasarkan kelompok yang
dimilikinya. Sistem tata nama yang dipakai saat ini
adalah sistem tata nama biner yang disebut binomial
nomenclature yang diperkenalkan oleh Carolus
Linnaeus yang dijuluki Bapak Taksonomi. Sistem
klasifikasi dimulai dengan memilah organisme hidup ke
dalam kelompok berdasarkan karakteristik dasar dan
bersama (seperti tanaman atau hewan). Kemudian
masing-masing kelompok dipecah menjadi klasifikasi
yang lebih spesifik; mungkin bermanfaat untuk
memikirkan sistem klasifikasi seperti silsilah keluarga.
Tujuan dilakukannya klasifikasi untuk
mendeskripsikan ciri-ciri makhluk hidup untuk
membedakan tiap-tiap jenis agar mudah dikenal,
mengetahui hubungan kekerabatan antarmakhluk
hidup serta mempelajari evolusi makhluk hidup atas
dasar kekerabatannya. Seiring dengan perkembangan
zaman, sistem klasifikasi makhluk hidup dilakukan
dengan alasan-alasan tertentu yang dimulai dan dirintis
oleh ilmuwan terdahulu dan terus berkembang sampai
sekarang. Hal ini dikarenakan adanya penemuan-
penemuan baru yang sesuai dengan perkembangan
peradaban manusia. Ada beberapa alasan yang
digunakan para ahli sebagai dasar sistem klasifikasi.
Untuk itulah sistem klasifikasi dapat digolongkan
menjadi tiga golongan/kelompok, yaitu sistem alami,
sistem buatan, dan sistem filogenik. Dalam sistem
klasifikasi, makhluk hidup dikelompokkan menjadi
suatu kelompok besar kemudian kelompok
besar ini dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil.
Kelompok-kelompok kecil ini kemudian dibagi lagi
menjadi kelompok yang lebih kecil lagi sehingga pada
akhirnya terbentuk kelompok- kelompok kecil yang
beranggotakan hanya satu jenis makhluk hidup.
Tingkatan-tingkatan pengelompokan ini disebut takson.
Taksa (takson) telah distandarisasi di seluruh dunia
berdasarkan International Code of Botanical
Nomenclature (ICBN) dan International Committee on
Zoological Nomenclature (ICZN). Sistem binomial
nomenklatur ini merupakan sistem pemberian nama
makhluk hidup yang sah berdasar kode internasional
dengan menggunakan sistem tata nama dua kata.

2. Kalsifikasi Hewan
Masing-masing hewan memiliki ciri-ciri yang
membedakan dengan hewan lain, tetapi ada beberapa
hewan yang memiliki satu atau lebih persamaan.
Berdasarkan keragaman yang dijumpai maka klasifikasi
hewan dapat berdasarkan kepada:
1. Berdasarkan Persamaan Dengan mengamati ciri-
cirinya, maka kita dapat memasukkan bahwa ayam dan
elang adalah golongan hewan, yaitu jenis aves (burung)
karena memiliki bulu,sayap, dan paruh.
2. Berdasarkan Perbedaan Apabila kita mengamati
perbedaan ciri yang dimiliki ayam dan elang
berdasarkan jenis makanannya, maka ayam termasuk
herbivora, sedangkan elang termasuk golongan
karnivora, yaitu pemakan daging.
3. Berdasarkan Ciri Morfologi dan Anatomi Untuk
mengetahui persamaan dan perbedaan dari hewan
pertama-tama yang dapat dilakukan adalah mengamati
bentuk luar dari hewan tersebut, misalnya bentuk
paruh dan jumlah sayap.
4. Berdasarkan Ciri Biokimia Sejalan dengan masa
perkembangannya, untuk menentukan klasifikasi
makhluk hidup selain berdasarkan ciri-ciri yang telah
disebutkan di atas, bisa pula menggunakan ciri-ciri
biokimia, misalnya jenis-jenis enzim, jenis-jenis protein,
dan jenis-jenis DNA. Hal tersebut dapat menentukan
hubungan kekerabatan antara hewan satu dengan
lainnya. Dibawah ini merupakan bagan dari kingdom
animalia
a. Filum Porifera
Anggota filum porifera merupakan hewan-hewan
yang hidup dilaut dan hanya beberapa yang hidup
pada air tawar. Definisi dari porifera merupakan
hewan yang 22 memiliki bagian tubuh berpori dengan
bentuk yang sangat sederhana. Selain itu sering
dikenal dengan nama hewan sponge (bisa disebut
juga spons). Habitat tetap pada tempat yang berlokasi
di bagian dasar perairan.
b. Filum Coelentrata
Umumnya coelentrata hidup dilaut, beberapa jenis
hidup dalam air tawar. Hewan ini mempunya dua
lapisan sel tunas, lapisan luar sebagai epidermis dan
lapisan dalam sebagai gastrodermis. Lapisan dalam
melapisi ruang gastrovascular. Hewan ini mempunyai
satu lubang, berfungsi baik sebagai mulut atau anus.
Nama cnidaria diambil karena kenyataannya bahwa
hewan-hewan ini mempunyai sel-sel penyengat pada
epidermisnya. Filum Cnidaria dibagi kedalam tiga
kelas utama yaitu Hydrozoa, Scyphozoa dan
Anthozoa.
c. Filum Platyhelminthes
Platyhelminthes merupakan kelompok cacing yang
struktur tubuhnya paling sederhana. Kata
Platyhelminthes berasal dari bahasa Latin, platy
(pipih) dan helminthes (cacing atau vermes), sehingga
kelompok ini disebut cacing pipih. Platyhelminthes
memiliki tubuh pipih, lunak, simetri bilateral dan
bersifat hermaprodit. Cacing pipih dibagi kedalam
empat kelas, yaitu Turbellaria, Monogenea, Trematoda
dan Cestoidea. Cacing pipih parasite terkenal karena
penyakit yang disebabkan oleh beberapa spesies yang
tergolong cacing pipih.
d. Filum Nematoda
Filum ini merupakan hewan yang paling tersebar
luas. Nematoda (cacing gilig) ditemukan pada
sebagian besar habitat akuatik, di dalam tanah
lembab, di dalam jaringan lembap tumbuhan dan di
dalam cairan tubuh dan jaringan hewan. Panjang
cacing gilig berkisar antara 1 mm sampai lebih dari 1
cm. tertutupi oleh kutikula keras dan transparan,
tubuhnya yang silindris dan tak bersegmen itu
meruncing membentuk ujung yang sangat halus
kearah posterior dan menjadi suatu ujung buntu
pada ujung kepala.
e. Filum Annelida
Annelida yang sering disebut annulata adalah cacing
yang bersegmen, hidup dalam air tawar, air laut dan
didarat. Beberapa diantaranya hidup sebagai
parasite. Hewan ini mempunyai sistem digesti, saraf,
eksresi dan reproduksi yang majemuk. filum
Annelida dibagi kedalam tiga kelas, Oligochaeta,
Polychaeta dan Hirudinae.
f. Filum Molusca
Molusca tersebar luas dalam habitat laut, air tawar
dan darat, tetapi lebih banyak di lautan. Umumnya
Moluska berselubung sebuah mantel yang
merupakan batas ruang mantel itu sendiri. Moluska
mempunyai sistem digesti, respirasi, eksresi dan
reproduksi yang kompleks. Kelas-kelas dalam filum
moluska yaitu, polyplacophora (chiton), gastropoda,
Bivalvia dan cephalopoda.
g. Filum Arthropoda
Arthropoda merupakan filum dari kingdom animalia
yang merupakan filum terbesar dalam
pengelompokkan makhluk hidup. Secara bahasa,
kata arthropoda berasal dari bahasa Yunani, “Arthro”
artinya ruas dan podos yang berarti kaki. Oleh
karena itu arthropoda juga dikenal dengan sebutan
hewan beruas-ruas atau hewan tersegmentasi.
Struktur
tubuh arthropoda yang bervariasi tergantung kepada
kelompoknya masingmasing. Secara umum,
arthropoda memiliki tubuh yang terbagi menjadi tiga
segmen utama, yaitu kepala,dada (thoraks) dan Perut
(Abdomen). Tubuh arthropoda berbentuk simetri
bilateral, Kelas dalam filum ini meliputi Arachnida,
Crustacea, Myriapoda, Insecta/Hexapoda.
h. Filum Echinodermata
Filum Echinodermata hidup dilaut, kebanyakan
bersifat simetri radial. Tubuhnya terencanakan
dengan 5 buah antimeter yang tersusun radial,
dengan mulut ditengahnya. Echinodermata secara
bahasa berarti hewan yang berduri. Echinodermata
diklasifikasikan berdasar struktur dan karakteristik
tubuh yang khas, menjadi 5 kelas yaitu Asteroidea,
Echinoidea. Ophiuroidea, Holothuroidea, dan
Crinodea.
i. Filum Chordata
a. Subfilum Urochordata
Urochordata merupakan sebuah subfilum dari
vertebrata. Urochordata berasal dari bahasa latin
(Uro: ekor, chorda: batang penyokong tubuh dalam).
Urochordata umumnya di sebut Tunicata (Tunicate =
mantel). Sebagian besar tunicate adalah hewan laut
yang diam atau menempel (sesil) pada bebatuan.
Tunicata yang lain hidup seperti plankton. Pada
subfilum ini terdapat 3 kelas yaitu: 1. Ascidiacea 2.
Thaliacea 3. Appendicularia.

b. Subfilum Cephalochordata
Cephalocordata dikenal juga dengan nama lancelet
karena bentuknya yang seperti mata pisau. Keempat
ciri chordata dipertahankan hingga hewan ini
dewasa. Lancelet dewasa memiliki panjang hanya
beberapa sentimeter dan tinggal di dasar laut yang
dangkal. Lancelet mengubur dirinya dalam pasir dan
hanya menampakkan ujung anteriornya berupa
tentakel- tentakel yang berfungsi untuk menangkap
makanan berupa plankton.
j. Vertebrata
Hewan vertebrata yaitu hewan yang bertulang
belakang atau punggung. Memiliki struktur tubuh
yang jauh lebih sempurna dibandingkan dengan
hewan Avertebrata. Tali ini tidak di memiliki oleh
yang tidak bertulang punggung. Dalam memenuhi
kebutuhannya, hewan vertebrata telah memiliki
system kerja sempurna peredaran darah berpusat
organ jantung dengan pembuluh-pembuluh menjadi
salurannya. Vertebrata dibagi menjadi beberapa filum
:
1. Kelas Chondrichthyes (Ikan bertulang rawan, hiu dan
pari)
2. Kelas Ostechthyes (Ikan bertulang keras)
3. Kelas Amfibi (Katak dan Salamander)
4. Kelas Reptilia (reptile)
5. Kelas Aves ( burung dan unggas)
Kelas Mammalia (binatang menyusui)
2 Daftar materi yang 1. Menentukan dasar klasifikasi makhluk hidup
sulit dipahami di 2. Filogeni Hewan
modul ini
3 Daftar materi yang 1. Contoh filum Platyhelminthes dan Nematoda
sering mengalami
miskonsepsi
Judul Modul KEANEKARAGAMAN HAYATI
Judul Kegiatan Belajar (KB) KLASIFIKASI TUMBUHAN
1. Sistem klasifikasi tumbuhan
2. Klasifikasi tumbuhan lumut (Briophyta)
3. Klasifikasi tumbuhan paku (Pteridophyta)
4. Klasifikasi tumbuhan berbiji
(Spermatophyta)
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Garis besar materi yang 1. Sistem Klasifikasi Tumbuhan
dipelajari Klasifikasi Tumbuhan merupakan
pembentukan kelompok-kelompok dari
seluruh tumbuhan yang ada di bumi ini
hingga dapat disusun takson-takson
secara teratur mengikuti suatu hierarki.
Sifat-sifat yang dijadikan dasar dalam
mengadakan klasifikasi berbeda-beda
tergantung orang yang mengadakan
klasifikasi dan tujuan yang ingin dicapai
dengan pengklasifikasian itu. Berdasarkan
perkembangan sistem klasifikasi, dikenal
sistem klasifikasi alami, buatan dan
filogenetik. Untuk sistem klasifikasi
filogenetik pada tumbuhan merupakan
kajian mengenai hubungan evolusi
diantara organisme atau gen dari unit
taksonomi, dipelajari menggunakan
kombinasi antara biologi, molekuler dan
teknik statistik. Dasar klasifikasi
digunakan dalam sistem filogenetik adalah
persamaan dan perbedaan sifat morfologi,
anatomi dan molekuler. Sistem tersebut
mencerminkan urutan perkembangan
serta jauh dekatnya kekerabatan
antartakson, selain mencerminkan
persamaan dan perbedaan sifat berupa
morfologi, anatomi. Taksonomi filogenetik
merupakan pengelompokan spesies atau
jenis baru dengan cara analisis molekuler
dan morfologi. Klasifikasi sistem filogenetik
disusun berdasarkan persamaan fenotip
yang mengacu pada sifat-sifat bentuk luar,
faal, tingkah laku yang dapat diamati, dan
pewarisan keturunan yang mengacu pada
hubungan evolusioner jenis nenek moyang
hingga cabang-cabang keturunannya.
Tujuan dari sistematika yaitu untuk
menciptakan suatu klasifikasi yang
mencerminkan sejarah evolusi organisme.
Untuk melakukan hal tersebut, diperlukan
pengelompokan spesies ke dalam taksa :
a. Monofiletik yaitu jika nenek moyang
tunggalnya hanya menghasilkan semua
spesies turunan dalam takson tersebut
dan bukan spesies pada takson lain.
Ilustrasinya adalah Takson 1 yang
terdiri dari tujuh spesies, memenuhi
kualifikasi sebagai suatu
pengelompokan monofiletik, yang
merupakan bentuk ideal dalam
taksonomi. Takson tersebut meliputi
semua spesies terutama dan juga
nenek moyang bersama yang paling
dekat (spesies B).
b. Polifiletik yaitu jika anggotanya
diturunkan dari dua atau lebih bentuk
nenek moyang yang tidak sama bagi
semua anggotanya. Takson 2 suatu
subkelompok di dalam takson 1 adalah
polifiletik (spesies E dan G) diturunkan
dari dua nenek moyang yang paling
dekat (spesies C dan F).
c. Parafiletik yaitu jika takson itu tidak
meliputi spesies yang memiliki nenek
moyang yang sama yang menurunkan
spesies yang termasuk dalam takson
tersebut. Takson 3 adalah parafiletik,
spesies A dimasukan tanpa
menggabungkan semua keturunan dari
nenek moyang tersebut.
Contoh tumbuhan berbunga atau
Spermatophyta adalah kelompok terbesar
tumbuhan yang hidup di data-data
molekular, mendapati bahwa monokotil
merupakan kelompok monofiletik atau
Tumbuhan paku (atau paku-pakuan,
Pteridophyta atau Filicophyta), adalah satu
divisio dengan empat kelas monofiletik:
Psilotopsida, mencakup Ophioglossales.

2. Klasifikasi tumbuhan lumut (Briophyta)


Bryophyte berasal dari bahasa Yunani,
bryum yang berarti lumut dan phyta
artinya
adalah tumbuhan. Kelompok tumbuhan ini
merupakan tumbuhan nonvaskular atau
tidak mempunyai pembuluh angkut (xylem
dan floem) Daun tumbuhan lumut dapat
berfotosintesis. Tumbuhan ini hidup subur
pada lingkungan yang lembab dan banyak
sekali dijumpai, khususnya di hutan-
hutan tropik dan di tanah hutan daerah
iklim sedang yang lembab. Lumut
merupakan organisme multi seluler
eukariotik yang menunjukkan peralihan
ciri thalus ke kormus yang telah
beradaptasi dengan kehidupan darat,
sehingga dimasukkan ke dalam Kingdom
Plantae. Bryophyte dibagi kedalam tiga
kelompok besar, yaitu lumut tanduk
(Anthocerotae), lumut hati (Hepaticeae),
lumut daun (Musci). Anthocerotae
merupakan kelompok terkecil pada
Bryophyte.
a. Lumut daun (Musci) dapat dibedakan
menjadi 3 bangsa di antaranya yaitu :
1. Bangsa Andreacales 2. Bangsa
Sphagnales 3. Bangsa Bryales.
b. Lumut hati (Hepaticeae) terdiri dari 3
ordo yaitu ; 1. Ordo Anthocerolates
(lumut tanduk) 2. Ordo Marchantiales
3. Ordo Jungermaniales.
c. Lumut tanduk ( Antocerotae) nama
umum dan saintifik filum ini (dari kata
Yunani keras, tanduk). Contohnya
Anthocerros sp.

3. Klasifikasi tumbuhan paku


(Pteridophyta)
Tumbuhan paku disebut Pteridophyta yang
berasal dari bahasa Yunani. Pteridophyta
diambil dari kata pteron yang berarti sayap,
bulu dan phyta yang berarti tumbuhan. Di
Indonesia tumbuhan ini lebih dikenal
sebagai tumbuhan paku. Tumbuhan paku
termasuk tumbuhan kormus berspora,
artinya dapat dibedakan antara akar, batang
dan daun. Namun demikian, pada
tumbuhan paku belum dihasilkan biji.
Sehingga itu alat perkembang biakannya
masih berupa spora.
Tumbuhan paku atau Pterydophyta tergolong
tumbuhan Kormophyta karena sudah
memiliki akar, batang, dan daun sejati.
Tumbuhan paku memiliki cara hidup yang
bemacammacam, ada yang saprofit, epifit,
hidup di tanah, atau di air. Tumbuhan ini
juga mengalami metagenesis seperti lumut
tetapi bebeda pada fase yang dominan. Pada
tumbuhan paku fase yang lebih dominan
adalah pada fase sporofit dibandingkan
dengan gametofit sehingga tumbuhan paku
yang kita lihat sehari-hari merupakan fase
sporofit. Tumbuhan paku dapat di
klasifikasikan berdasarkan jenis dan ukuran
spora yang dihasilkan, sifat anulus, letak
sporangium, dan sorusnya pada daun. Divisi
Pteridophyta dibagi menjadi 4 kelas, yaitu
Psilophytinae, Equisetinae, Lycopodinae dan
Filicinae.

4.Klasifikasi tumbuhan berbiji


(Spermatophyta)
a. Tumbuhan Gymnospermae (Tumbuhan
Berbiji Terbuka)
Gymnospermae adalah tumbuhan yang
memiliki biji terbuka. Gymnospermae
berasal dari bahasa Yunani, yaitu gymnos
yang berarti telanjang dan sperma yang
berarti biji, sehingga gymnospermae dapat
diartikan sebagai tumbuhan berbiji
terbuka.tumbuhan berbiji terbuka
merupakan kelompok tumbuhan berbiji
yang bijinya tidak terlindung dalam bakal
buah (ovarium). Gymnospermae memiliki
ciri-ciri sebagai berikut:
1. Bakal biji tidak terlindungi oleh daun
buah.
2. Mempunyai akar, batang, dan daun
sejati
3. Bentuk perakaran tunggang.
4. Daun sempit, tebal dan kaku
5. Tulang daun tidak beraneka ragam.
6. Tidak memiliki bunga sejati.
Tumbuhan Gymnospermae yang sudah
punah ada tiga divisi: 1) Bennetophyta. 2)
Cordaitophyta. 3) Pteridospermophyta.
Tumbuhan Gymnospermae yang masih ada
sampai sekarang ada empat divisi: 1)
Ginkgophyta 2) Cycadophyta 3)
Coniferophyta atau dapat disubut Pinophyta
4. Gnetophyta
b. Tumbuhan Angiospermae (Tumbuhan
Biji Tertutup)
Angiospermae merupakan tumbuhan biji
tertutup. Hampir semua tumbuhan yang ada
di daratan merupakan angiospermae.
Angiospermae dikenal sebagai golongan
tumbuhan yang telah memiliki bunga sejati.
Nama angiospermae ini diambil dari cirinya
yang paling khas, yaitu menghasilkan organ
reproduksi dalam bentuk bunga. Bunga
sebenarnya merupakan modifikasi dari daun
dan batang untuk mendukung sistem
pembuahan tertutup. Sistem pembuahan
tertutup (bakal biji terlindung di dalam
bakal buah atau ovarium) ini juga menjadi
ciri khasnya yang lain.
Angiospermae dibedakan menjadi 2 class
yaitu monocotyledoneae dan dicotyledoneae.
a. Kelas Monocotyledoneae (Liliopsida)
merupakan tumbuhan yang bijinya
mempunyai satu daun lembaga yang
berfungsi untuk menyerap zat makanan
dari endosperma pada saat biji
berkecambah. Ordo yang termasuk ke
dalam kelas Monocotyledoneae (Liliopsida)
adalah Ordo Pandanales, Ordo Helobiae,
Ordo Spathiflorae, Ordo Glumiflorae,
Ordo Principes (Arecales), Ordo Farinosae
(Bromeliales), Ordo Liliflorae (Liliales),
Ordo Scitaminae (Zingiberales), Ordo
Microspermae (Gynandrae/Orchidales).
b. Kelas Dicotyledoneae (Magnoliopsida)
merupakan tumbuhan terutama saat biji
berkecambah, biji mempunyai dua daun
lembaga yang terbelah menjadi dua
bagian.
Kelas Dicotyledoneae (Magnoliopsida)
terbagi dalam 3 sub kelas yaitu
Monochlamydeae, Dyalipetalae dan
Sympetalae.
2 Daftar materi yang sulit System klasifikasi filogenetik dan
dipahami di modul ini Pengelompokan spesies ke dalam taksa
monofietik, polifiletik dan parafiletik.
3 Daftar materi yang sering Menentukan dasar pengelompokkan
mengalami miskonsepsi makhluk hidup berdasakan kelompoknya.
Judul Modul KEANEKARAGAMAN HAYATI
Judul Kegiatan Belajar (KB) Virus, Protista dan Monera

No Butir Refleksi Respon/Jawaban


1 Garis besar materi yang 1. VIRUS
dipelajari Virus merupakan agen infeksius yang
berukuran kecil dan komposisi sederhana
yang hanya dapat berkembang biak di sel
hewan, tumbuhan, atau bakteri (sel
hidup). Namanya berasal dari kata Latin
yang berarti "cairan berlendir" atau
"racun." Indikasi awal sifat biologis virus
berasal dari penelitian pada tahun 1892
oleh ilmuwan Rusia Dmitry I. Ivanovsky
dan pada 1898 oleh ilmuwan Belanda
Martinus W. Beijerinck.
a. Struktur virus
Virus bervariasi dalam strukturnya.
Partikel virus terdiri dari DNA atau RNA
dalam lapisan protein pelindung yang
disebut capsid. Bentuk kapsid dapat
bervariasi dari satu jenis virus ke yang
lain. Kapsid dibuat dari protein yang
dikodekan oleh gen virus dalam
genomnya. Strukturnya terdiri atas
kapsid, asam nukleat, leher, selubung,
serta ekor.
b. Reproduksi Virus
Virus merupakan patogen intraseluler
obligat, virus tidak dapat bereplikasi
tanpa ada sel inang. Meskipun siklus
hidup replikasi virus sangat berbeda
antara spesies dan kategori virus, ada
enam tahap dasar yang penting untuk
replikasi virus. Sebagian besar infeksi
virus produktif mengikuti langkah-
langkah serupa dalam siklus replikasi
virus: perlekatan, penetrasi, uncoating,
replikasi, perakitan, dan pelepasan. Fag
adalah virus yang paling mudah
dipahami, walaupun sebagian
diantaranya tergolong virus kompleks.
Penelitian terhadap fag membimbing
pada temuan bahwa sejumlah virus
DNA
beruntai ganda bias bereproduksi
melalui dua mekanisme alternatif, yaitu
siklus lisis dan lisogenik.

2. PROTISTA
Protista dapat di kelompokkan menjadi tiga
bagian yaitu menyerupai hewan (protozoa),
menyerupai tumbuhan (Ganggang) dan
menyerupai jamur. Sebagian besar Protista
hidup di air, karena tidak
memiliki pelindung untuk menjaga
tubuhnya dari hawa kering.
Kingdom Protista adalah
kingdom yang sederhana karena hanya
tersusun atas satu sel sehingga dapat di
kelompokan dalam kingdom sendiri. Ciri-
Ciri Kingdom Protista antara lain:
Mempunyai ukuran mikroskopis dan
makrokopis, umumnya Uniseluler, tipe sel
Eukariotik, hidup bebas atau simbiosis,
habitat umumnya di tempat lembab,
bersifat aerob dan Anaerob, bersifat
heterotrof, dan bersifat motil.
Protista dapat dibagi menjadi tiga filum,
yaitu protista mirip jamur, protista mirip
tumbuhan, dan protista mirip hewan.
a. Protista Mirip Jamur
Prostista mirip jamur atau lebih dikenal
dengan jamur lendir plasmodial
memiliki susunan sel, cara reproduksi,
dan siklus hidup yang berbeda dari
jamur. Berdasarkan perbandingan
molekuler, jamur lendir mirip dengan
beberapa alga walaupun jamur lendir
tidak memiliki kloroplas. Protista mirip
jamur terdiri atas tiga filum, yaitu
Myxomycota, Acrasiomycota, dan
Oomycota.
b. Protista Mirip Tumbuhan
Protista Mirip Tumbuhan merupakan
Anggota kingdom protista yang memiliki
ciri menyerupai tumbuhan (kingdom
plantae). Protista mirip tumbuhan yang
hanya memiliki satu sel (uniseluler)
sering disebut dengan fitoplankton,
sedangkan yang tubuhnya disusun oleh
banyak sel (multiseluler) sering disebut
alga atau ganggang. Perbedaan
dasarnya dengan tumbuhan sejati
(kingdom plantae) adalah kelompok
protista mirip tumbuhan belum
memiliki akar, batang, dan daun sejati.
Protista mirip tumbuhan dibagi ke
dalam 7 filum, pengelompokkan ini
didasarkan oleh pigmen dominan yang
menyusun tubuhnya.
c. Protista Mirip Hewan
Protista mirip hewan atau disebut
juga protozoa merupakan protista
yang memiliki sifat sama dengan sifat
yang dimiliki hewan, yaitu dapat
bergerak dan heterotrof (memakan atau
memanfaatkan organisme lain sebaga
sumber nutrisi). Kamu
tahu nggak sih, kalau protozoa
memperoleh makanannya dari
organisme lain dengan cara menelan
atau memasukkan makanan tersebut
ke dalam sel tubuhnya (intraseluler).
Terdapat 4 macam protista mirip
hewan yang
dikelompokkan berdasarkan alat
geraknya yaitu rhizopoda, ciliata,
flagelata, dan sporozoa
3. MONERA
Pada awal sistem klasifikasi, monera terdiri
atas filum Archaebacteria dan Eubacteria.
Namun karena penemuan baru dalam
biokimia, DNA, dan lain-lain, filum ini
telah disusun ulang di atas taksa kingdom
yang disebut Domain. Kingdom Monera
tidak ada sekarang dan telah diganti oleh
Domain Archaea dan Domain Bacteria
dengan Kingdoms di bawah kelompok
taksa besar ini. Istilah archaebacteria,
methanogen, halophiles, thermophiles,
eubacteria, cyanobacteria dan
prochlorobacteria karena istilah ini
menggambarkan bakteri dengan
karakteristik serupa. Namun
perkembangan tersebut masih belum
dikonfirmasi secara luas karena saat ini
kelompok tersebut masih dalam ruang
lingkup Kingdom monera.
1. Struktur Tubuh Bakteri
1. Nukleoid; wilayah tempat DNA bakteri
2. Ribosom adalah organel yang tersebar
dalam sitoplasma, tersusun atas protein
dan RNA merupakan tempat
pembentukan Protein
3. Membran plasma adalah membran
yang menyelubungi sitoplasma tersusun
atas lapisan fosfolipid dan protein.
4. Dinding sel tersusun dari peptidoglikan
yaitu gabungan protein dan polisakarida
dan memebri bentuk pada bakteri
5. Kapsul; Lapisan lendir yang
mengelilingi dinding sel; Memungkinkan
bakteri menempel pada permukaan dan
menahan pertahanan inang
6. Flagelum atau bulu cambuk adalah
struktur berbentuk batang atau spiral
yang menonjol dari dinding sel.
7. Pilus dan fimbria adalah struktur
berbentuk seperti rambut halus yang
menonjol dari dinding sel, pilus mirip
dengan flagelum tetapi lebih pendek, kaku
dan berdiameter lebih kecil dan tersusun
dari protein dan hanya terdapat pada
bakteri gram negatif.
8. Klorosom adalah struktur yang berada
tepat dibawah membran plasma dan
mengandung pigmen klorofil dan pigmen
lainnya untuk proses fotosintesis.
Klorosom hanya terdapat pada bakteri
yang melakukan fotosintesis.
9. Vakuola gas terdapat pada bakteri yang
hidup di air dan berfotosintesis.
10. Endospora adalah bentuk istirahat
(laten) dari beberapa jenis bakteri.
Endospora mengandung sedikit
sitoplasma, materi genetik, dan ribosom.
Dinding endospora yang tebal tersusun
atas protein dan menyebabkan endospora
tahan terhadap kekeringan, radiasi
cahaya, suhu tinggi dan zat kimia. Jika
kondisi lingkungan menguntungkan
endospora akan tumbuh menjadi sel
bakteri baru.
2. Penggolongan bakteri berdasarkan Alat
gerak - Atrik, yaitu bakteri yang tidak
mempunyai flagel / alat gerak

- Monotrik, yaitu bakteri yang


mempunyai satu flagel / alat gerak pada
salah satu ujung tubuhnya contoh
Pseudomonas aeruginosa

- Lofotrik, yaitu bakteri yang memiliki


sejumlah flagel / alat gerak pada satu
ujung tubuh bakteri contoh Pseudomonas
fluorescens
- Amfitrik, yaitu bakteri yang mempunyai
sejumlah flagel / alat gerak pada kedua
ujungnya contoh Aquaspirillum serpens
- Peritrik, yaitu bakteri yang mempunyai
flagel / alat gerak pada seluruh
permukaan tubuhnya conotoh Salmonela
typhosa
3. Penggolongan Monera
Kelompok monera dapat digolongkan
berdasarkan :
(1) Bentuk sel dan Susunan sel
(2) Dinding sel
(3) Motilitas (bagaimana alat gerak sel)
(4) Cara hidup
(5) Berdasarkan kebutuhan oksigen
4. Berdasarkan kebutuhan oksigen, bakteri
dapat dibedakan atas: - Bakteri aerob,
yaitu bakteri yang menggunakan oksigen
bebas dalam proses respirasinya.
Misalnya, Nitrosococcus, Nitrosomonas
danNitrobacter. - Bakteri aerob obligat,
yaitu bakteri yang hanya dapat hidup
dalam suasana mengandung oksigen.
Misalnya, Nitrobacter
danHydrogenomonas.
- Bakteri anaerob, yaitu bakteri yang
tidak menggunakan oksigen bebas dalam
proses respirasinya. Misalnya,
Streptococcus lactis
- Bakteri anaerob obligat, yaitu bakteri
yang hanya dapat hidup dalam suasana
tanpa oksigen. Misalnya, Clostridium
tetani.
- Bakteri anaerob fakulatif, yaitu bakteri
yang dapat hidup dengan atau tanpa
oksigen. Misalnya, Escherichia coli,
Salmonella thypose dan Shigella.
5. Klasifikasi bakteri berdasarkan bentuk sel
dan susunan selnya
a. Bakteri kokus (coccus)
- monokokus, yaitu berupa sel bakteri
kokus tunggal.
- diplokokus, yaitu dua sel bakteri kokus
berdempetan
- Tetrakokus, yaitu empat sel bakteri
kokus berdempetan berbentuk segi
empat.
- sarkina yaitu delapan sel bakteri kokus
berdempetan membentuk kubus.
- streptokokus yaitu lebih dari empat sel
bakteri kokus berdempetan membentuk
rantai.
- stapilokokus yaitu lebih dari empat sel
bakteri kokus berdempetan seperti buah
anggur. Contoh : Diplococcus pneumoniae
(pneumonia), Streptococcus agalactia
(mastitis), Nitrosococcus
b. Bakteri Batang (basilus)
- monobasil, yaitu berupa sel bakteri basil
tunggal.
- diplobasil, yaitu berupa dua sel bakteri
basil berdempetan.
- streptobasil, yaitu beberapa sel bakteri
basil berdempetan membentuk rantai.
Contoh : Bacillus anthracis (antraks)
c. Bakteri Spiral
- Spiral, yaitu bentuk sel bergelombang.
- Spiroseta, yaitu bentuk sel seperti
sekrup.
- Vibrio, yaitu bentuk sel seperti tanda baca
koma. Contoh : Vibrio cholerae (Kolera)
2 Daftar materi yang sulit Reproduksi dari kelompok protista mirip
dipahami di modul ini jamur
3 Daftar materi yang sering Pengelompokan bakteri
mengalami miskonsepsi

Anda mungkin juga menyukai