Disusun Oleh:
Zahrotul Imro’ah (200103110014)
Hanidah Aulia Nurfiani (200103110023)
Ariffa Salsabila (200103110056)
Ekosistem merupakan satu kesatuan fungsional antara komponen biotik (makhluk hidup)
dan komponen abiotik (komponen tak hidup atau lingkungan) yang saling berinteraksi
dan saling mempengaruhi dalam bentuk hubungan timbal balik antara satu dengan yang
lain. Secara umum ada 3 :
1) Ekosistem akuatik merupakan ekosistem yang komponen abiotiknya sebagai
besar terdiri atas air. Contohnya :
• Ekosistem Sungai
• Ekosistem terumbu karang
2) Ekosistem teseterial atau ekosistem darat.. Ekosistem terestrial dapat dikontrol
oleh iklim dan gangguan. Pola ekosistem dapat berubah akibat gangguan
seperti petir, kebakaran, atau aktivitas manusia. Contohnya :
• Padang rumput
• Gurun
3) Ekosistem buatan merupakan ekosistem yang diciptakan manusia untuk
memenuhi kebutuhannya. Ekosistem buatan ini kemudian mendapatkan
subsidi energi dari luar, tanaman atau hewan peliharaan yang didominasi
pengaruh manusia. Contoh ekosistem buatan diantaranya:
• Bendungan
• Agroekosistem berupa sawah tadah hujan
• Sawah irigasi
• Ekosistem pemukiman seperti kota dan desa
5. INTERAKSI ANTAR KOMPONEN EKOLOGI
Interaksi merupakan suatu hubungan mahkluk hidup, dimana makhluk hidup tersebut
saling berkaitan satu sama lain. Dalam suatu ekosistem pastinya setiap makhluk hidup
melakukan interaksi, karena pada dasarnya makhluk hidup saling membutuhkan satu
sama lain guna kelangsungan hidupnya. Dalam suatu ekosistem pula interaksi antar
makhluk hidup memiliki banyak jenis, yakni
a. Interaksi antar organisme
Interaksi terjadi karena adanya hubungan dua atau lebih organisme. Interaksi
antar organisme terbagi atas beberapa jenis yakni:\
1) Netral
Hubungan netral dalam interaksi antar organisme yang berada dalam
habitat yang sama merupakan suatu hubungan yang tidak saling
mengganggu antara satu sama lain. Misalnya sapi dengan kupu-kupu.
2) Symbiosis
Interaksi berkaitan erat dengan simbiosis dimana simbiosis sendiri dibagi
lagi menjadi beberapa jenis yakni:
a) Symbiosis Mutualisme
Symbiosis mutualisme merupakan hubungan antar dua organisme
yang saling menguntungkan antara satu sama lain. Misalnya:
- Lebah dan bunga dimana lebah tersebut mendaatkan nektar dari
bunga, sedangkan bunga sendiri di bantu oleh lebah dalam proses
penyerbukan.
- Burung jalak dan kerbau. Burung Jalak mendapat keuntungan
berupa kutu sebagai makanan, sedangkan kerbau merasa nyaman
karena tidak gatal.
- Tumbuhan dan cacing tanah. Tumbuhan sangat terbantu oleh
adanya cacing tanah yang yang membuat lubang-lubang di dalam
tanah. Karenanya air dan udara yang diperlukan tumbuhan menjadi
lebih mudah meresap dan diserap oleh akar. Sebaliknya cacing
tanah mendapatkan makanan dari daun-daun kering berguguran
yang kemudian membusuk.
b) Symbiosis Komensalisme
Simbiosis komensalisme ini merupakaan hubungan antar dua makhluk
hidup yang satu makhluk hidup di untung kan dan makhluk hidup
yang lain tidak merasa dirugikan maupun diuntungkan dalam hal
apapun. Misalnya:
- Ikan hiu dan ikan remora. Ikan remora mendapat keuntungan
berupa keamanan dari para pemangsa dan mendapat sisa-sisa
makanan dari pemangsa tersebut sedangkan ikan hiu tidak
diuntungkan ataupun dirugikan.
- Bulu babi dan ikan goby. Ikan goby mendapat perlindungan dari
duri-duri pada bulu babi sedangkan bulu babi tidak diuntungkan
ataupun dirugikan.
c) Symbiosis Parastisme
Simbiosis parasitisme ini merupakan sebuah hubungan antar dua
maklhuk hidup dimana hanya salah satu pihak yang di untungkan dan
pihak yang lain merasa dirugikan. Misalnya:
- Benalu dengan pohon manga, hal tersebut menguntungkan bagi
benalu yakni selain benalu mendapatkan tempat tinggal, benalu
juga mendapatkan makanan dari pohon manga dari hasil menyerap
nutrisi pohon mangga, sehingga pohon mangga mendapatkan
kerugian yakni nutrisinya telah diambil oleh benalu.
- Hubungan nyamuk dan manusia. Manusia terganggu dengan
adanya nyamuk karena menggigit dan menghisap darah. Sementara
nyamuk mendapat darah dan dapat berkembang biak.
3) Kompetisi
Selain symbiosis terdapat juga interaksi lain yaitu kompetisi. Kompetisi
merupakan suatu hubungan makhluk hidup didalam suatu habitat dimana
makhluk hidup tersebut saling bersaing untuk memperoleh kebutuhan
yang sama. Kompetisi kemudian dibagi lagi jenisnya menjadi 2 yakni,
a. Intraspesies
Intraspesies merupakan hubungan makhluk hidup yang memiliki
spesies sama, dimana makhluk hidup tersebut saling bersaing untuk
mendapatkan keuntungan yang sama. Misalnya kompetisi antar dua
harimau untuk memperoleh makanannya.
b. Interspesies
Interspesies merupakan hubungan makhluk hidup yang memiliki
spesies yang berbeda, dimana makhluk hidup tersebut saling bersaing
untuk mendapatkan keuntungan yang sama. Mislanya sapi, kambing,
dan kerbau yang berada dalam padang rumput yang sama bersaing
memperoleh makanannya yakni rumput.
4) Predasi
Predasi sendiri merupakan hubungan antar pemangsa atau predator dengan
mangsa. Dimana predator memiliki fungsi sebagai pengontrol atau yang
berkuasa atas para mangsa. Misalnya singa yang memangsa rusa.
b. Interaksi antar komunitas
Interaksi antar komunitas adalah suatu interaksi yang tidak hanya melibatkan
suatu organisme saja, melainkan melibatkan aliran energi dan makanan. Interaksi
ini dibagi menajdi dua yakni,
1. Rantai Makanan
Rantai makanan merupakan tranfer energi dari suatu organism eke organisme
lain yang berbeda tingkatan trofiknya. Dimana organisme tersebut mengalami
peristiwa makan dan dimakan dalam satu arah atau linier.
2. Jaring-jaring Makanan
Air merupakan salah satu sumber daya yang penting bagi kehidupan makhluk
hidup, karena dengan adanya air kehidupan di bumi ini dapat berlangsung.
Senyawa- senyawa pembentuk air sendiri terdiri atas Hidrogen (H) dan Oksigen
(O2), kemudian terbentuklah senyawa Hidrogen Oksida (H2O). Bentuk air yang
terdapat dalam permukaan bumi sangatlah beragam yakni air biasa yang kita
jumpai, es, salju dan uap air. Asal air yang ada di bumi ini juga beragam yakni, air
laut, air rawa, air danau, air tanah, dan air sungai. Matahari memiliki peran yang
penting dalam terjadinya siklus air ini. Untuk siklus air sendiri terdari dari
beberapa tahap yakni,
1) Evaporasi
Pada tahap ini air yang berada di laut, sungai danau dan lain-lain
menguap. Proses penguapan ini terjadi dengan adanya bantuan energi
angin dan sinar matahari, pada tahap ini pula air diubah menjadi uap air
sehingga air tersebut dapat naik ke atmosfer.
2) Kondensasi
Tahap kedua dari siklus air ini adalah kondensasi yang bisa disebut
sebagai pengembunan, dimana dalam tahap ini air yang telah berubah
menjadi uap air tadi kini berubah lagi menjadi titik titik air atau Kristal air
karena mengalami pendinginan. Dan pada saat inilah titik-titik air tersebut
membentuk awan, karena titik-titik air tersebut saling mendekat,
kemiudian menggumpal menjadi awan.
3) Presipitasi
Tahap ketiga dari siklus air adalah presipitasi yang bisa disebut sebagai
penggumpalan, karena pada tahap ini titik- titik air yang mengendap di
awan sangat banyak, sehingga awan menjadi besar dan sangat berat
sampai awan tidak kuat menahannya. Maka partikel air atau titik- titik air
tersebut akan jatuh ke permukaan bumi sebagai hujan, salju ataupun hujan
es. Dan sebagian air mengalir ke permukaan, ke sungai, laut dan danau.
Ada pula air yang terserap oleh tanah kemudian menjadi air tanah.
b. Siklus Karbon (C)
Siklus karbon merupakan sebuah peredaran unsur karbon di dalam bumi, baik di
tanah, air maupun udara. Sebagian besar karbon yang berada di atmosfer bumi
adalah gas Karbon Dioksida (CO2), yang berperan penting dalam menopang
kehidupan. Senyawa- senyawa pembentuk Karbon Dioksida sendiri terdiri atas
Karbon (C) dan Oksigen (O2), kemudian terbentuklah senyawa Karbon Dioksida
(CO2).
Terdapat empat langkah yang terjadi dalam siklus karbon dan oksigen:
1) Karbon dioksida yang berada di atmosfer dapat dihasilkan dari respirasi
makhluk hidup maupun hasil proses pembakaran seperti gas dari knalpot
mobil.
2) Senyawa karbon dioksida yang terdapat baik di darat maupun di air, akan
digabungkan dan di ubah oleh produsen melalui proses fotosintesis, dimana
pertama- tama CO2 diubah menjadi gula sebagai bahan organik. Hasil dari
fotosintesis ini berupa energy dan oksigen. Lalu tumbuhan menggunakan
energi untuk tumbuh dan berkembang, dimana hasil dari tumbuh kembang
tersebut dapat menghasilkan buah, umbi maupun daun yang dapat dikonsumsi
makhluk hidup lainnya.
3) Hasil fotosintesis berupa oksigen tadi dilepaskan ke udara dan digunakan oleh
organisme lain untuk bernafas.
4) Kemudian ketika produsen dan konsumen mati akan mengalami proses
dekomposi, maka senyawa karbon (CH4). Dipecah dan di oksidasi dalam
tubuh pengurai yakni berupa bakteri atau jamur, menjadi CO2setelah itu
pengurai melepaskan karbon dioksida ke udara dan juga air. Beberapa zat
organik yang dihasilkan dari makhluk hidup dapat membentuk batu kapur,
arang dan minyak bumi yang berupa bahan bakar fosil, dimana bahan bakar
fosil inilah yang akan melepaskan karbon kembali dari hasil proses
pembakaran.
▪ Karbon dioksida (CO2) dikeluarkan dari atmosfer dengan cara:
a. Fotosintesis, mengubah CO2 menjadi O2
b. Di laut terdapat penyerapan CO2 oleh Fitoplankton (aglgamikro), alga
makro, dan rumput laut. Yang kemudian digunakan untuk kebutuhan
fotosintesis, yang salah satu hasilnya berupa O2 terlarut yang digunakan
oleh ikan dan organisme laut lainnya.
▪ Disisi lain, karbon dioksida (CO2) kembali ke atmosfer dalam berbagai cara
yakni:
a. Respirasi pernafasan yang dilakukan oleh makhluk hidup.
b. Penguraian mahluk hidup oleh bakteri maupun jamur. Makhluk hidup
yang mati kemudian terkubur ke dalam tanah akan di urai oleh bakteri dan
jamur.
c. Pembakaran bahan organik yang dapat mengoksidasi karbon seperti
pembakaran bahan bakar fosil yakni batu bara, minyak dan gas bumi.
d. Saat air di permukaan laut menghangat, pada saat itulah CO2 yang terlarut
di dalam air akan di lepas ke atmosfer.
c. Siklus Nitrogen (N)
Fosfor merupakan salah satu unsur penting bagi kehidupan makhluk hidup, tetapi
persediaan fosfor di alam sangat terbatas dikarenakan proses siklusnya yang lama,
sehingga dari sudut pandang ekologi, fosfor sangat penting dalam perubahan
energi pada semua organisme, yang umumnya lebih banyak ditemukan di
bebatuan, tanah, dan air. Fosfor terbagi dalam dua bentuk yakni senyawa fosfat
organik yang terdapat pada hewan dan tumbuhan, kemudian terdapat fosfat
anorganik yang terdapat dalam air dan tanah. Dalam siklusnya fosfor terbagi
menjadi beberapa tahap yakni:
1) Asal
Fosfor merupakan senyawa yang berasal dari batuan lithosfer, dimana batu
tersebut mengandung mineral yang salah satunya adalah fosfor.
2) Erosi
Selanjutnya batuan tersebut akan mengalami erosi, yang biasanya
disebabkan oleh air maupun oleh lumut. Pada saat batuan tersebut terkena
air secara terus menerus batuan tersebut akan mengalami pengikisan,
dimana pengikisan tersebut ada yang larut dalam air dan tetap mengendap
di tanah. Untuk mineral yang terakandung aka ikut terkikus dan larut
bersama udara menuju lapisan tanah yang lebih dalam.
3) Asimilasi
Setelah batuan tersebut mengalami erosi, maka hasil pengikisan yang larut
dalam air akan diserap oeh akar tumbuhan, dimana tumbuhan
membutuhkan fosfor untuk menunjang pertumbuhan dan kehidupan.
4) Konsumsi
Selanjutnya tanaman yang mengandung fosofor tersebut akan dimakan
oleh hewan herbivora maupun manusia, dimana kandungan fosfor dalam
tanaman tersebut akan berada dalam tubuh hwan herbivora maupun
manusia, yang akan menjadi bekal guna menunjang kehidupannnya.
5) Dekomposi
Kotoran hwan dan manusia, daun- daun maupun makhluk hidup lainnya
yang mati akan jatuh ke tanah yang selanjutnya akan diuraikan oleh
organisme decomposer yakni jamur dan bakteri. Sehingga bakteri tersebut
akan mengandung fosfor.
6) Perjalanan Fosfor
Tahap selanjutnya yakni fosfor yang terurai oleh dekomposer selanjutnya
akan terserap kembali oleh tumbuhan, namun sebgaian yang lain akan
terbawa menuju perairan lagi.
7) Dekomposisi Perairan
Di dalam perairan terdapat beberapa organisme yang membutuhkan fosfor
untuk mempertahankan kehidupannya. Ketika organisme tersebut mati
akan mengaami proses dekomposi lagi. Hasil dari dekomposi tersebut
sebagian ada yang terserap oleh tanaman dan sebagan lagi akan
mengendap di dasar air.
8) Sedimentasi
Proses terakhir adalah sedimentasi yakni sebuah endapan yang terjadi
secara perlahan-lahan kemudian membentu bebatuan.
DAFTAR PUSTAKA
Widodo, Dyah. dkk. 2021. Ekologi dan Ilmu Lingkungan. Medan: Yayasan Kita
Menulis.
Priastomo, Yoga., dkk. 2021. Ekologi Lingkungan. Medan: Yayasan Kita
Menulis. hal: 23.
Hunaepi dan Laras Firdaus. 2017. Ekologi Berbasis Kearifan Lokal. Mataram:
Dua Pustaka Ilmu.
Handout Ekologi – Pengertian Ekologi staff.uny.ac.id
Konsep Dasar Sistem – Lely Riawati, ST., MT