Anda di halaman 1dari 17

RESUME

EKOLOGI SEBAGAI DASAR PENGETAHUAN LINGKUNGAN


Tugas ini disusun guna memenuhi Mata Kuliah Pendidikan Lingkungan Hidup
Dosen Pengampu:
Dian Eka Aprilia Fitria Ningrum, M.Pd

Disusun Oleh:
Zahrotul Imro’ah (200103110014)
Hanidah Aulia Nurfiani (200103110023)
Ariffa Salsabila (200103110056)

PROGRAM JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
SEPTEMBER 2022
A. PENGERTIAN EKOLOGI
Pengertian ekologi terbentuk dari kata “oikos” dan “logos”. Oikos berarti tempat tinggal.
Logos berarti ilmu. Ekologi dapat diartikan ilmu mengenai tempat tinggal makhluk hidup
atau ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan
lingkungannya. Ekologi juga berhubungan erat dengan tingkatan -tingkatan organisasi
makhluk hidup yaitu dimulai dari individu, populasi, komunitas, ekosistem, bioma dan
biosfer yang saling mempengaruhi dan merupakan suatu sistem yang menunjukkan kesatuan.
B. EKOLOGI SEBAGAI DASAR PENGETAHUAN LINGKUNGAN
1. INDIVIDU
Individu merupakan bagian organisasi kehidupan yang tidak dapat dibagi lagi.
Masing-masing unit yang disebut individu tersebut dapat melakukan proses hidup secara
terpisah. Dalam mempertahankan hidup, setiap jenis individu dihadapkan pada
permasalahan terkait dengan lingkungan. Kemampuan atau kecenderungan makhluk
hidup dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan baru untuk dapat tetap hidup dengan
baik disebut adaptasi
Klasifikasi adaptasi ada 3 yaitu :
1) Adaptasi Morfologi, yaitu penyesuaian bentuk tubuh untuk kelangsungan
hidupnya. Adapun bentuk tubuh tersebut seperti gigi hewan karnivora
yang memiliki empat gigi taring besar dan runcing digunakan untuk
menangkap mangsa, gigi geraham dengan ujung yang tajam digunakan
untuk mencabik-cabik mangsa. Paruh dengan rahang atas yang
melengkung dan ujungnya tajam yang dimiliki elang berfungsi untuk
mencengkeram korbannya. Adapun pada tumbuhan jenis insektivora
memiliki daun berbentuk piala dan permukaan dalam licin berfungsi untuk
menggelincirkan serangga yang hinggap.
2) Adaptasi Fisiologi, yaitu penyesuaian fungsi fisiologi tubuh untuk
mempertahankan hidupnya. Contoh cumi-cumi dan gurita akan
menyemprotkan tinta pada musuh yang disimpan di kantong tinta agar
musuh tidak dapat melihat mereka.
3) Adaptasi tingkah laku, yaitu adaptasi yang didasarkan pada tingkah laku.
Seperti tupai virgina yang pura-pura tidur sehingga musuhnya
menganggap dia mati, yaitu dengan sering berbaring tidak berdaya dengan
mata tertutup bila didekati seekor anjing.
2. POPULASI
Pengertian populasi adalah kelompok organisme yang sejenis yang hidup dan
beranak pada suatu daerah tertentu. Contohnya populasi rusa di pulau Jawa, populasi
banteng di Ujung Kulon, populasi badak di Ujung Kulon, dan populasi ayam kampung di
Jawa Barat.
Penggolongan species dalam populasi dapat dilakukan dengan dua cara :
1. Secara taksonomi, yaitu species ditentukan berdasarkan hubungan
kekeluargaan baik secara evolusi, maupun sejarah nenek moyangnya.
2. Berdasarkan peran atau fungsi, yaitu penentuan species didasarkan pada
kesamaan perannya di dalam lingkungan.
Populasi memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a. Densitas atau kerapatan/kepadatan
Densitas dalam studi kajian ekologi berpengaruh pada komunitas dan
ekosistem yang tidak hanya jenis organismenya saja tetapi juga jumlahnya
atau densitasnya (berkurang atau bertambah).
b. Angka kelahiran (natalitas)
c. Angka kematian (mortalitas)
d. Genetik (sifat)
e. Struktur umur
Secara ekologis populasi umumnya memiliki tiga bentuk sebaran umur
yaitu muda (prareproduktif), reproduktif dan umur tua (postreproduktif).
f. Potensi biotik
Potensi biotik dapat diartikan sebagai kemampuan bawaan yang dimiliki
organisme untuk tumbuh atau bereproduksi.
g. Bentuk pertumbuhan
Secara teoritik, pertumbuhan populasi terjadi secara eksponensial.
Pertumbuhan eksponensial dapat terjadi hanya apabila faktor lingkungan
tak terbatas, jadi tidak ada faktor apapun yang membatasi pertumbuhan.
3. KOMUNITAS
Pengertian komunitas adalah kumpulan dari berbagai populasi yang hidup
bersama-sama dalam suatu tempat dan saling mempengaruhi atau saling berinteraksi.
Misalnya, populasi sapi, kambing dan ayam yang hidup bersama-sama pada satu
peternakan. Komunitas pada manusia merupakan sekumpulan individu yang mendiami
lingkungan tertentu serta terkait dengan kepentingan yang sama. Komunitas dapat
dijelaskan dengan ilustrasi berikut: jika kita sedang berada di suatu hutan atau taman, di
sana kita akan menemui berbagai macam organisme, dengan demikian dapat dinyatakan
bahwa tempat tersebut terdiri atas banyak populasi. Semua organisme tersebut berada
pada tempat dan waktu yang sama, dan juga semua organisme tersebut saling berinteraksi
baik dengan sesama organismenya atau dengan organisme yang lain. Hal itulah yang
disebut dengan komunitas. Secara garis besar, komunitas dibagi menjadi 2 bagian:
1) Komunitas akuatik : komunitas yang terdapat di laut, daun,sungai parit. Dan kolam
2) Komunitas terrestrial : komunitas yang terdapat di pekarangan, hutan, pedang
rumput, padang pasir
4. EKOSISTEM
Pengertian ekosistem adalah hubungan timbal balik tak terpisahkan antara
makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem sebagai suatu tatanan kesatuan yang
secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup dan saling
mempengaruhi. Komponen penyusun ekosistem diantaranya :
1. Biotik, memiliki arti “Hidup”.
Komponen biotik pada suatu ekosistem adalah makhluk hidup itu sendiri, sebab
ekosistem tak akan pernah terbentuk tanpa adanya makhluk hidup didalamya.
Beberapa contoh dari komponen biotik antara lain:
• Organisme Autotrof atau Produsen, disebut sebagai produsen karena
organisme ini mampu membuat makanannya sendiri, bahkan ia membuat
makanan bagi organisme lain yang tinggal di ekosistem.
• Organisme Heterotrof (Konsumen) memiliki sifat yang berbeda dengan
organisme pertama. Organisme heterotrof ini memperoleh makanan dari
organisme autotrof atau produsen dan akan memakan sesama organisme
heterotrof lainnya. Sebagai contoh adalah manusia dan hewan. Ketiganya
nanti dibagi lagi berdasarkan makanannya menjadi Herbivora, Karnivora
serta Omnivora
• Pengurai atau Dekomposer, merupakan organisme yang menguraikan
sisa-sisa makhluk hidup (heterotrof atau autotrof) yang telah mati.
Beberapa contoh pengurai atau dekomposer yang ada di sekitar
lingkungan tempat kita tinggal adalah ganggang, jamur, bakteri, cacing,
dan lain sebagainya.

2. komponen abiotik atau komponen yang tak hidup.


Adalah komponen yang terdiri dari benda-benda bukan makhluk hidup tetapi ada
di sekitar kita, dan ikut mempengaruhi kelangsungan hidup. Beberapa jenis
komponen abiotik yaitu :
• Suhu
• Air
• Garam
• Sinar Matahari

Ekosistem merupakan satu kesatuan fungsional antara komponen biotik (makhluk hidup)
dan komponen abiotik (komponen tak hidup atau lingkungan) yang saling berinteraksi
dan saling mempengaruhi dalam bentuk hubungan timbal balik antara satu dengan yang
lain. Secara umum ada 3 :
1) Ekosistem akuatik merupakan ekosistem yang komponen abiotiknya sebagai
besar terdiri atas air. Contohnya :
• Ekosistem Sungai
• Ekosistem terumbu karang
2) Ekosistem teseterial atau ekosistem darat.. Ekosistem terestrial dapat dikontrol
oleh iklim dan gangguan. Pola ekosistem dapat berubah akibat gangguan
seperti petir, kebakaran, atau aktivitas manusia. Contohnya :
• Padang rumput
• Gurun
3) Ekosistem buatan merupakan ekosistem yang diciptakan manusia untuk
memenuhi kebutuhannya. Ekosistem buatan ini kemudian mendapatkan
subsidi energi dari luar, tanaman atau hewan peliharaan yang didominasi
pengaruh manusia. Contoh ekosistem buatan diantaranya:
• Bendungan
• Agroekosistem berupa sawah tadah hujan
• Sawah irigasi
• Ekosistem pemukiman seperti kota dan desa
5. INTERAKSI ANTAR KOMPONEN EKOLOGI
Interaksi merupakan suatu hubungan mahkluk hidup, dimana makhluk hidup tersebut
saling berkaitan satu sama lain. Dalam suatu ekosistem pastinya setiap makhluk hidup
melakukan interaksi, karena pada dasarnya makhluk hidup saling membutuhkan satu
sama lain guna kelangsungan hidupnya. Dalam suatu ekosistem pula interaksi antar
makhluk hidup memiliki banyak jenis, yakni
a. Interaksi antar organisme
Interaksi terjadi karena adanya hubungan dua atau lebih organisme. Interaksi
antar organisme terbagi atas beberapa jenis yakni:\
1) Netral
Hubungan netral dalam interaksi antar organisme yang berada dalam
habitat yang sama merupakan suatu hubungan yang tidak saling
mengganggu antara satu sama lain. Misalnya sapi dengan kupu-kupu.
2) Symbiosis
Interaksi berkaitan erat dengan simbiosis dimana simbiosis sendiri dibagi
lagi menjadi beberapa jenis yakni:
a) Symbiosis Mutualisme
Symbiosis mutualisme merupakan hubungan antar dua organisme
yang saling menguntungkan antara satu sama lain. Misalnya:
- Lebah dan bunga dimana lebah tersebut mendaatkan nektar dari
bunga, sedangkan bunga sendiri di bantu oleh lebah dalam proses
penyerbukan.
- Burung jalak dan kerbau. Burung Jalak mendapat keuntungan
berupa kutu sebagai makanan, sedangkan kerbau merasa nyaman
karena tidak gatal.
- Tumbuhan dan cacing tanah. Tumbuhan sangat terbantu oleh
adanya cacing tanah yang yang membuat lubang-lubang di dalam
tanah. Karenanya air dan udara yang diperlukan tumbuhan menjadi
lebih mudah meresap dan diserap oleh akar. Sebaliknya cacing
tanah mendapatkan makanan dari daun-daun kering berguguran
yang kemudian membusuk.
b) Symbiosis Komensalisme
Simbiosis komensalisme ini merupakaan hubungan antar dua makhluk
hidup yang satu makhluk hidup di untung kan dan makhluk hidup
yang lain tidak merasa dirugikan maupun diuntungkan dalam hal
apapun. Misalnya:
- Ikan hiu dan ikan remora. Ikan remora mendapat keuntungan
berupa keamanan dari para pemangsa dan mendapat sisa-sisa
makanan dari pemangsa tersebut sedangkan ikan hiu tidak
diuntungkan ataupun dirugikan.
- Bulu babi dan ikan goby. Ikan goby mendapat perlindungan dari
duri-duri pada bulu babi sedangkan bulu babi tidak diuntungkan
ataupun dirugikan.
c) Symbiosis Parastisme
Simbiosis parasitisme ini merupakan sebuah hubungan antar dua
maklhuk hidup dimana hanya salah satu pihak yang di untungkan dan
pihak yang lain merasa dirugikan. Misalnya:
- Benalu dengan pohon manga, hal tersebut menguntungkan bagi
benalu yakni selain benalu mendapatkan tempat tinggal, benalu
juga mendapatkan makanan dari pohon manga dari hasil menyerap
nutrisi pohon mangga, sehingga pohon mangga mendapatkan
kerugian yakni nutrisinya telah diambil oleh benalu.
- Hubungan nyamuk dan manusia. Manusia terganggu dengan
adanya nyamuk karena menggigit dan menghisap darah. Sementara
nyamuk mendapat darah dan dapat berkembang biak.
3) Kompetisi
Selain symbiosis terdapat juga interaksi lain yaitu kompetisi. Kompetisi
merupakan suatu hubungan makhluk hidup didalam suatu habitat dimana
makhluk hidup tersebut saling bersaing untuk memperoleh kebutuhan
yang sama. Kompetisi kemudian dibagi lagi jenisnya menjadi 2 yakni,
a. Intraspesies
Intraspesies merupakan hubungan makhluk hidup yang memiliki
spesies sama, dimana makhluk hidup tersebut saling bersaing untuk
mendapatkan keuntungan yang sama. Misalnya kompetisi antar dua
harimau untuk memperoleh makanannya.
b. Interspesies
Interspesies merupakan hubungan makhluk hidup yang memiliki
spesies yang berbeda, dimana makhluk hidup tersebut saling bersaing
untuk mendapatkan keuntungan yang sama. Mislanya sapi, kambing,
dan kerbau yang berada dalam padang rumput yang sama bersaing
memperoleh makanannya yakni rumput.
4) Predasi
Predasi sendiri merupakan hubungan antar pemangsa atau predator dengan
mangsa. Dimana predator memiliki fungsi sebagai pengontrol atau yang
berkuasa atas para mangsa. Misalnya singa yang memangsa rusa.
b. Interaksi antar komunitas
Interaksi antar komunitas adalah suatu interaksi yang tidak hanya melibatkan
suatu organisme saja, melainkan melibatkan aliran energi dan makanan. Interaksi
ini dibagi menajdi dua yakni,
1. Rantai Makanan
Rantai makanan merupakan tranfer energi dari suatu organism eke organisme
lain yang berbeda tingkatan trofiknya. Dimana organisme tersebut mengalami
peristiwa makan dan dimakan dalam satu arah atau linier.
2. Jaring-jaring Makanan

Jaring-jaring makanan adalah suatu gabungan dari beberapa rantai makanan


yang saling berhubungan dalam suatu ekosistem. Dimana jarring-jaring
makanan bisa dibilang rantai makanan yang kompleks.
c. Interaksi antar komponen Biotik dan Abiotik

Intraksi ini merupakan suatu interaksi yang menyebabkan terjadinya aliran


energi dan stuktur tingkatan tropik di dalamnya. Jenis dalam aliran ini adalah
piramida ekologi atau piramida makanan dalam suatu diagram. Diagram tersebut
dapat menggabarkan sususnan tingkat trofik berdasarkan jumlah, biomassa secara
berurutan pada setiap trofiknya. Dalam sebuah ekosistem, tumbuhan memiliki
tingkatan sebagai produsen yang mempunyai jumlah populasi lebih besar
daripada dengan tingkat trofik lainnya. Populasi produsen harus memiliki jumlah
yang lebih besar dari konsumen I, konsumen II, konsumen III hingga seterusnya
sampai dengan konsumen puncak. Piramida makanan lebih menggambarkan
jumlah dari sebuah organisme dalam tingkat trofik dalam suatu ekosistem.
6. SIKLUS BIOGEOKIMIA
Siklus biogeokimia adalah siklus materi dari komponen biotik ke abiotic dan kembali
secara terus menrus serta diikuti reaksi kimia dalam lingkungan abiotic. Dalam siklus
ini terdapat ion dan molekul nutrisi berpindah dari lingkungan sekitar ke organisme
dan kemudian kembali ke lingkungan, dimana bahan pada setiap tingkat trofik dalam
ekosistem tersebut tidak hilang. Fungsi Siklus Biogeokimia adalah sebagai siklus
materi yang mengembalikan semua unsur-unsur kimia yang sudah terpakai oleh
semua yang ada di bumi baik komponen biotik maupun komponen abiotik, sehingga
kelangsungan hidup di bumi dapat terjaga.
a. Siklus Air (H2O)

Air merupakan salah satu sumber daya yang penting bagi kehidupan makhluk
hidup, karena dengan adanya air kehidupan di bumi ini dapat berlangsung.
Senyawa- senyawa pembentuk air sendiri terdiri atas Hidrogen (H) dan Oksigen
(O2), kemudian terbentuklah senyawa Hidrogen Oksida (H2O). Bentuk air yang
terdapat dalam permukaan bumi sangatlah beragam yakni air biasa yang kita
jumpai, es, salju dan uap air. Asal air yang ada di bumi ini juga beragam yakni, air
laut, air rawa, air danau, air tanah, dan air sungai. Matahari memiliki peran yang
penting dalam terjadinya siklus air ini. Untuk siklus air sendiri terdari dari
beberapa tahap yakni,
1) Evaporasi
Pada tahap ini air yang berada di laut, sungai danau dan lain-lain
menguap. Proses penguapan ini terjadi dengan adanya bantuan energi
angin dan sinar matahari, pada tahap ini pula air diubah menjadi uap air
sehingga air tersebut dapat naik ke atmosfer.
2) Kondensasi
Tahap kedua dari siklus air ini adalah kondensasi yang bisa disebut
sebagai pengembunan, dimana dalam tahap ini air yang telah berubah
menjadi uap air tadi kini berubah lagi menjadi titik titik air atau Kristal air
karena mengalami pendinginan. Dan pada saat inilah titik-titik air tersebut
membentuk awan, karena titik-titik air tersebut saling mendekat,
kemiudian menggumpal menjadi awan.
3) Presipitasi
Tahap ketiga dari siklus air adalah presipitasi yang bisa disebut sebagai
penggumpalan, karena pada tahap ini titik- titik air yang mengendap di
awan sangat banyak, sehingga awan menjadi besar dan sangat berat
sampai awan tidak kuat menahannya. Maka partikel air atau titik- titik air
tersebut akan jatuh ke permukaan bumi sebagai hujan, salju ataupun hujan
es. Dan sebagian air mengalir ke permukaan, ke sungai, laut dan danau.
Ada pula air yang terserap oleh tanah kemudian menjadi air tanah.
b. Siklus Karbon (C)
Siklus karbon merupakan sebuah peredaran unsur karbon di dalam bumi, baik di
tanah, air maupun udara. Sebagian besar karbon yang berada di atmosfer bumi
adalah gas Karbon Dioksida (CO2), yang berperan penting dalam menopang
kehidupan. Senyawa- senyawa pembentuk Karbon Dioksida sendiri terdiri atas
Karbon (C) dan Oksigen (O2), kemudian terbentuklah senyawa Karbon Dioksida
(CO2).
Terdapat empat langkah yang terjadi dalam siklus karbon dan oksigen:
1) Karbon dioksida yang berada di atmosfer dapat dihasilkan dari respirasi
makhluk hidup maupun hasil proses pembakaran seperti gas dari knalpot
mobil.
2) Senyawa karbon dioksida yang terdapat baik di darat maupun di air, akan
digabungkan dan di ubah oleh produsen melalui proses fotosintesis, dimana
pertama- tama CO2 diubah menjadi gula sebagai bahan organik. Hasil dari
fotosintesis ini berupa energy dan oksigen. Lalu tumbuhan menggunakan
energi untuk tumbuh dan berkembang, dimana hasil dari tumbuh kembang
tersebut dapat menghasilkan buah, umbi maupun daun yang dapat dikonsumsi
makhluk hidup lainnya.
3) Hasil fotosintesis berupa oksigen tadi dilepaskan ke udara dan digunakan oleh
organisme lain untuk bernafas.
4) Kemudian ketika produsen dan konsumen mati akan mengalami proses
dekomposi, maka senyawa karbon (CH4). Dipecah dan di oksidasi dalam
tubuh pengurai yakni berupa bakteri atau jamur, menjadi CO2setelah itu
pengurai melepaskan karbon dioksida ke udara dan juga air. Beberapa zat
organik yang dihasilkan dari makhluk hidup dapat membentuk batu kapur,
arang dan minyak bumi yang berupa bahan bakar fosil, dimana bahan bakar
fosil inilah yang akan melepaskan karbon kembali dari hasil proses
pembakaran.
▪ Karbon dioksida (CO2) dikeluarkan dari atmosfer dengan cara:
a. Fotosintesis, mengubah CO2 menjadi O2
b. Di laut terdapat penyerapan CO2 oleh Fitoplankton (aglgamikro), alga
makro, dan rumput laut. Yang kemudian digunakan untuk kebutuhan
fotosintesis, yang salah satu hasilnya berupa O2 terlarut yang digunakan
oleh ikan dan organisme laut lainnya.
▪ Disisi lain, karbon dioksida (CO2) kembali ke atmosfer dalam berbagai cara
yakni:
a. Respirasi pernafasan yang dilakukan oleh makhluk hidup.
b. Penguraian mahluk hidup oleh bakteri maupun jamur. Makhluk hidup
yang mati kemudian terkubur ke dalam tanah akan di urai oleh bakteri dan
jamur.
c. Pembakaran bahan organik yang dapat mengoksidasi karbon seperti
pembakaran bahan bakar fosil yakni batu bara, minyak dan gas bumi.
d. Saat air di permukaan laut menghangat, pada saat itulah CO2 yang terlarut
di dalam air akan di lepas ke atmosfer.
c. Siklus Nitrogen (N)

Atmosfer bumi mengandung hampir 80% nitrogen dan ditemukan sebagai


molekul nitrogen dalam bentuk gas nitrogen (N2). Walaupun jumblahnya cukup
banyak, tumbuhan tidak dapat mengasimilasi nitrogen dalam bentuk materi
organic. Hanya makluk hidup prokariotik tertentu yang dapat mengalami atau
mengfiksasi nitrogen di admosfer menjadi ammonia (NH3). Adapun tahapan dari
siklus nitrogen yakni,
1) Fiksasi Nitrogen
Tahap pertama dalam siklus nitrogen adalah fiksasi nitrogen dimana
dalam tahap ini terjadi proses perubahan nitrogen di udara menjadi
ammonia (NH3) oleh alam.Terdapat beberapa organisme yang dapat
menglakukan fiksasi nitrogen yakni, Cyanobacteria, Azotobacteraceae,
Rhizobia, Clostridium, Frankia, ganggang hijau biru dan rayap.
2) Asmilasi
Setelah nitrogen tersebut mengalami perubahan, nitrogen tersebut dapat
terserap oleh tumbuhan dalam bentuk ion nitrat atau ion ammonium.
Sedangkan hewan, mendapatkan nitogen dari tumbuhan yang mereka
makan. Tumbuhan dapat menyerap menyerap beberapa ion tersebut
kemudian nitrat akan direduksi. Dimana ion nitrit diubah menjadi ion
ammonium yang akan di masukkan ke dalam asam amino, asam nukleat.
Proses ini dilakukan oleh dilakukan oleh bakteri autotrof dan tumbuhan.
3) Amonfiksasi
Tahap ini terjadi jika tumbuhan maupun hewan tersebut mati, kemudian
menghasilkan ammonia.dimana protein dari tubuh organisme yang mati
atau hasil sisa-sisa membentuk senyawa nitrogen organik yang selanjutnya
akan di ubah menjadi ammonium (NH4 ) oleh bakteri atau jamur.
4) Nitrifikasi
Nitrifikasi adalah proses biokimia yang diklasifikasikan sebagai
perubahan anabolisme yang mengubah senyawa anorganik
sederhana.Seperti ammonia ( NH3) diubah manjadi senyawa organic nitrat
HNO3. Karena nitrifikasi yang kelarutannya sangat tinggi maka nitrat
dapat masuk ke dalam air dan tanah.
5) Denitrifikasi
Denitrifikasi adalah sebuah proses yang mereduksi nitrat tang akan
kembali menjadi gas nitrogen, dimana untuk melengkapi siklus ini
memerlukan spesies bakteri seperti Pseudomonas dan Clostridium.
Mereka menggunakan nitrat sebagai aseptor electron di tempat yang
mengandung oksigen selama respirasi.
6) Oksidasi ammonia anaerob
Dalam proses biologis, nitrit dan ammonium secara langsung diubah
menjadi unsur nitrogen. Dimana proses ini menyumbang sebagian besar
konversi unsur nitrogen di laut. Reduksi dalam kondisi anoxic yang
merupakan oksidasi bahan-bahan organik menggunakan bahan–bahan
selain oksigen juga dapat terjadi melalui proses yang dikenal sebagai
oksidasi ammonia anaerobik.
d. Siklus Fosfor (P)

Fosfor merupakan salah satu unsur penting bagi kehidupan makhluk hidup, tetapi
persediaan fosfor di alam sangat terbatas dikarenakan proses siklusnya yang lama,
sehingga dari sudut pandang ekologi, fosfor sangat penting dalam perubahan
energi pada semua organisme, yang umumnya lebih banyak ditemukan di
bebatuan, tanah, dan air. Fosfor terbagi dalam dua bentuk yakni senyawa fosfat
organik yang terdapat pada hewan dan tumbuhan, kemudian terdapat fosfat
anorganik yang terdapat dalam air dan tanah. Dalam siklusnya fosfor terbagi
menjadi beberapa tahap yakni:
1) Asal
Fosfor merupakan senyawa yang berasal dari batuan lithosfer, dimana batu
tersebut mengandung mineral yang salah satunya adalah fosfor.
2) Erosi
Selanjutnya batuan tersebut akan mengalami erosi, yang biasanya
disebabkan oleh air maupun oleh lumut. Pada saat batuan tersebut terkena
air secara terus menerus batuan tersebut akan mengalami pengikisan,
dimana pengikisan tersebut ada yang larut dalam air dan tetap mengendap
di tanah. Untuk mineral yang terakandung aka ikut terkikus dan larut
bersama udara menuju lapisan tanah yang lebih dalam.
3) Asimilasi
Setelah batuan tersebut mengalami erosi, maka hasil pengikisan yang larut
dalam air akan diserap oeh akar tumbuhan, dimana tumbuhan
membutuhkan fosfor untuk menunjang pertumbuhan dan kehidupan.
4) Konsumsi
Selanjutnya tanaman yang mengandung fosofor tersebut akan dimakan
oleh hewan herbivora maupun manusia, dimana kandungan fosfor dalam
tanaman tersebut akan berada dalam tubuh hwan herbivora maupun
manusia, yang akan menjadi bekal guna menunjang kehidupannnya.
5) Dekomposi
Kotoran hwan dan manusia, daun- daun maupun makhluk hidup lainnya
yang mati akan jatuh ke tanah yang selanjutnya akan diuraikan oleh
organisme decomposer yakni jamur dan bakteri. Sehingga bakteri tersebut
akan mengandung fosfor.
6) Perjalanan Fosfor
Tahap selanjutnya yakni fosfor yang terurai oleh dekomposer selanjutnya
akan terserap kembali oleh tumbuhan, namun sebgaian yang lain akan
terbawa menuju perairan lagi.
7) Dekomposisi Perairan
Di dalam perairan terdapat beberapa organisme yang membutuhkan fosfor
untuk mempertahankan kehidupannya. Ketika organisme tersebut mati
akan mengaami proses dekomposi lagi. Hasil dari dekomposi tersebut
sebagian ada yang terserap oleh tanaman dan sebagan lagi akan
mengendap di dasar air.
8) Sedimentasi
Proses terakhir adalah sedimentasi yakni sebuah endapan yang terjadi
secara perlahan-lahan kemudian membentu bebatuan.
DAFTAR PUSTAKA
Widodo, Dyah. dkk. 2021. Ekologi dan Ilmu Lingkungan. Medan: Yayasan Kita
Menulis.
Priastomo, Yoga., dkk. 2021. Ekologi Lingkungan. Medan: Yayasan Kita
Menulis. hal: 23.
Hunaepi dan Laras Firdaus. 2017. Ekologi Berbasis Kearifan Lokal. Mataram:
Dua Pustaka Ilmu.
Handout Ekologi – Pengertian Ekologi staff.uny.ac.id
Konsep Dasar Sistem – Lely Riawati, ST., MT

Anda mungkin juga menyukai