Anda di halaman 1dari 17

1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Ekosistem merupakan suatu hubungan timbal balik secara menyeluruh antara
makhluk hidup yang terbentuk dalam suatu sistem ekologi yang tidak dapat
terpisahkan dan bersifat saling memengaruhi. Didalam ekosistem ini melibatkan
hubungan interaksi antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Interaksi antara
kedua komponen tersebut menyebabkan ekosistem akan selalu berkembang sehingga
akan menimbulkan suatu perubahan ekosistem. Komponen dalam ekosistem ada
komponen hidup (biotik) maupun tidak hidup (abiotik) (Anggraeni, 2017).
Menurut para ahli, pengertian ekosistem yaitu; a). Menurut Woodbury (1954),
ekosistem merupakan suatu tatanan kesatuan secara kompleks dalam suatu wilayah
yang didalamnya terdapat habitat, tumbuhan dan binatang; b). Menurut A.G. Tansley
(1935), ekosistem merupakan unit ekologi yang memiliki struktur yang berhubungan
dengan keanekaragaman dan fungsi yang berhubungan dengan siklus materi serta
arus energi yang mealui komponen-komponen ekosistem; c). Menurut Odum (1993),
ekosistem merupakan suatu unit fungsional dasar di dalam suatu ekologi yang
meliputi organisme dan lingkungan, baik itu lingkungan biotik dan abiotik. Dalam
ekosistem ini terdapat omponen secara lengkap yang dimana komponen-komponen
tersebut saling memengaruhi (Buchkori, 2017).
Manfaat mempelajari ekosistem dalam bidang pertanian adalah yaitu kita dapat
mengenal lebih banyak keanekaragaman hayati, mengetahui dampak ekologis yang
terjadi pada lingkungan, mengenal makhluk hidup lebih jauh, sehingga dapat
mengetahui sifat genetik suatu makhluk hidup dan dapat mengetahui komponen
penyusun ekosistem populasi dan individu. (Anggraeni, 2017).

1.2. Tujuan Praktikum


Tujuan Praktikum Biologi Pertanian dengan materi Mengenal Populasi,
Komonitas dan ekosistem yaitu;
1. Mengamati bagian suatu populasi dan komunitas dapat tumbuh dan memeriksa
hubungan antara masing-masing spesies agar dapat mengetahui ukuran mana
yang paling penting untuk mengetahui struktur komunitas.
2

2. Mengamati dan mengidentifikasi faktor biotik dan abiotik dalam ekosistem dan
interaksi dari masing-masing faktor tersebut.
3

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Popuasi dan Faktor yang Mempengaruhi


Populasi merupakan suatu kumpulan individu atau spesies yang memiliki ciri-
ciri yang sama dan berada pada suatu tempat tertentu. Kata populasi berasal dari
bahasa latin yaitu “populus” yang artinya rakyat dan penduduk. Populasi merupakan
sebuah kumpulan makhluk hidup yang memiliki karakteristik yang sama, hidup di
wilaya geografis yang sama pada waktu tertentu dan mampu bereproduksi di antara
semua makhluk hidup tersebut (Mulyani, 2011).
Faktor yang mempengaruhi populasi yaitu: a). Kelahiran atau
natalitas,merupakan suatu faktor yang dapat meningkatkan jumlah populasi dengan
bereproduksi. Dalam populasi ada dua jenis natalitas, yaitu; Natalitas maksimum,
yang merupakan angka kelahiran atau reproduksi maksimum dalam keadaan yang
ideal dimana faktor fisiologis diabaikan; Natalitas ekologi, yang merupakan angka
kelahiran atau pertambahan populasi karena kondisi lingkungan yang spesifik; b).
Migrasi, merupakan gerakan periodik hewan untuk berpindah dari tempat ia tinggal
ke daerah yang baru untuk mencari makanan yang berlimpah dan tempat yang baik
untuk berkembang biakdan kemudian berpindah kembali ke habitat aslinya; c).
Kematian atau mortalitas, merupakan suatu faktor yang dapat mengurangi jumlah
populasi. Mortalitas dapat dibagi dua, yaitu; Mortalitas ekologi, yang merupakan
angka kematian individu dalam populasi karena kondisi lingkungan tertentu.
Mortalitas minimum, yang merupakan angka kematian individu dalam lingkungan
yang ideal, atau kematian yang disebabkan karena usia tua (Mulyani, 2011).

2.2. Pengertian Komunitas dan Contohnya


Komunitas berasal dari bahasa latin communitas yang berarti kesamaan,
kemudian dapat diturunkan menjadi communis yang berarti sama, publik dibagi oleh
semua atau banyak. Komunitas merupakan kumpulan berbagai populasi yang hidup
pada suatu tempat atau daerah tertentu yang saling berhubungan atau berinteraksi
satu dengan yang lain. Komunitas lebih kompleks dibandingkan dengan individu dan
populasi. Semua organisasi merupakan bagian dari komunitas dan komponennya
saling terhubung satu sama lain. Contoh disuatu padang rumput terjadi saling
interaksi antara kopulasi rumput, populasi kelinci dan populasi burung, setiap
4

individu, populasi dan komunitas menempati tempat hidup tertentu yang disebut
habitat (Rizal, 2013)

2.3. Jenis dan Penyusun Ekosistem


Secara umum ekosistem terbagi menjadi dua, yaitu: ekosistem darat dan
ekosistem air. Ekosistem darat adalah ekosistem yang sebagian besar isinya addala
daratan. Setiap daratan dibumi memiliki ciri khas masing-masing. Setiap ekosistem
daratan di bumi mewakili tempat serta iklim yang dimiliki setiap ekosistem tersebut.
Contoh dari ekosistem darat adalah bioma hutan gugur, terdapat di daerah yang
mengalami empat musim antara lain musim dingin, musim panas, musim gugur dan
musim semi, bioma taiga, juga terdapat di daerah belahan bumi bagian utara tetapi
dengan suhu musim dingin yang rendah, bioma gurun, merupakan padang yang
mempunyai ukuran sangat luas yang mempunyai sifat tandus dan terdapat pada
daerah trofik yang berbatasan dengan padang rumput, bioma sabana, merupakan
ekosistem darat yang berupa padang rumput dan diselingi oleh beberapa pohon yang
daerah trofiknya terdapat di wilayah yang curah hujannya tinggi, bioma tundra,
merupakan berdominan dengan suhu yang dingin yang terdapat dibelahan bumi
sebelah utara. Ekosistem air merupakan adalah suatu ekosistem besar yang ada
dibumi. Ekosistem ini sebagian besar terdiri dari air. Contoh dari ekosistem air
adalah ekosistem air tawar dan ekosistem air laut (Rizal, 2013).
Suatu ekosistem tersusun dari komponen hidup (biotik) dan komponen tak
hidup (abiotik). Pada komponen biotik terdiri dari; a). Produsen, yaitu makhluk
hidup yang mampu membuat makanannya sendiri. Produsen mampu menghasilkan
makanannya sendiri dengan bantuan energi matahari yang disebut fotosintesis atau
dengan bantuan senyawa kimia yang disebut kemosintesis. Makhluk hidup yang
dapat membuat makanan sendiri disebut autotrof.; b). Konsumen, merupakan mahluk
hidup yang memanfaatkan sebagian atau semua bagian mahluk hidup lain sebagai
bahan makananya. Hal ini dikarenakan mahluk hidup ini tidak mampu membuat
makanan sendiri. Konsumen pemakan tumbuhan disebut herbivora, pemakan daging
disebut karnivora, dan pemakan keduanya disebut omnivora; c). Pengurai (bakteri
dan jamur), merupakan mahluk hidup yang dapat menguraikan kotoran atau sisa
mahluk hidup yang mati untuk dijadikan bahan-bahan organik. Hal ini yang
5

menyebabkan terjadinya siklus materi dialam, kemudian dimanfaatkan oleh


tumbuhan dan digunakan sebagai sumber makan atau bahan organik bagi hewan
lain; d). Detritus (pelapuk), merupakan mahluk hidup yang mampu melapukkan
partikel hewan atau tumbuhan seperti cacing dan siput. Sedangkan komponen abiotik
terdiri dari; a). Tanah, yaitu material penting yang digunakan sebagai tempat
tumbuh dan hidupnya tanaman, melakukan aktivitas kehidupan, tempat
berlindungnya hewan tertentu seperti tikus dan serangga; b). Air, Semua makhlhidup
tidak dapat lepas dari ketergantungannya terhadap air. Air diperlukan organisme
dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhannya, tergantung dari kemampuannya
menghemat penggunaan air. Organisme yang hidup pada habitat kering umumnya
memiliki cara penghematan air; c). Udara, udara memiliki peran penting bagi
kehidupan. Udara digunakan manusia untuk bernapas; c). Cahaya matahari,
digunakan tumbuhan untuk proses fotosintesis tumbuhan hijauyang menghasilkan
oksigen untuk bernapas; d). Topografi, Topografi merupakan variasi letak suatu
tempat di permukaan bumi yang ditinjau pada ketinggian dari permukaan air laut,
garis bujur, dan garis lintang; e). Iklim, Iklim merupakan kombinasi berbagai
komponen abiotik pada suatu tempat, seperti kelembaban udara, suhu, cahaya, curah
hujan dan lain-lain. Kombinasi abiotik ini berkaitan dengan kesuburan tanah dan
komunitas tumbuhan pada suatu tempat (Soepomo, 2011)

2.4. Pengertian Rantai, Jaring-jaring dan Piramida Makanan


Rantai makanan ialah suatu siklus perputaran energi antara makan dan dimakan.
Komponen dalam rantai makanan yaitu produsen sebagai penghasil makanan,
konsumen sebagai pemakan produsen dan dekomposer sebagai pengurai. Contohnya
Energi matahari – Padi – Belalang – Katak - Ular sawah – Elang – Pengurai. Jaring-
jaring makanan adalah kumpulan dari rantai-rantai makanan. Contohnya, Pada
jaring-jaring makanan dengan produsen phitoplankton konsumen tingkat 1 udang,
konsumen  tingkat 2 ikan kecil, konsumen 3 burung camar, konsumen tingkat 4
anjing laut, dan konsumen tingkat akhir paus pembunuh (Anggraeni, 2017).
6

Gambar 1. Rantai Makanan

(Sumber : www.galena.co.id)
Jaring-jaring makanan adalah gabungan dari rantai makanan yang saling
berhubungan dan dikondisikan, tumpang tindih dalam suatu ekosistem. Organisme
yang terkumpul pada jaring-jaring makanan mempunyai beberapa jenis organisme
yang dapat dipilih menjadi makanannya. Contohnya yang di darat adalah seekor
tupai bisa memakan beragam jenis makanan seperti biji-bijian dan buah-buahan.
Tupai tersebut dimakan oleh rubah yang juga memakan tikus dan serangga.
Gambar 2. Jaring – Jaring Makanan

(Sumber: www.ilmupengetahuan.org)

Piramida makanan adalah sebuah gambaran yang membandingkan komposisi


dan jumlah biomassa untuk memberikan informasi tentang pengelompokan
ekosistem. Komposisi dan jumlah biomassa tersebut akan dikelompokkan mulai dari
produsen, konsumen I, konsumen II, dan konsumen III. Piramida dibagi menjadi 3
jenis yaitu; Piramida Energi, merupakan piramida makanan yang mengalami suatu
penurunan energi pada setiap trofik dari trofik diatasnya. Pada piramida ini produsen
memiliki energi yang besar disbanding dengan konsumennya, Piramida Populasi,
piramida ini sebagai piramida penyeimbang pada populasi setiap organisme tertentu.
Pada piramida ini suatu organisme yang berperan sebagai produsen harus
mempunyai populasi yang lebih banyak disbanding dengan tingkat trofik yng
berperan sebagai konsumen, pada ujung piramida ini ditempati oleh konsumen
7

tingkat III, Piramida Biomassa, yaitu piramida yang menyatukan semua massa dari
semua organisme. Dalam piramida ini organisme diukur berdasarkan massa
(Mulyani, 2017)
Gambar 3. Jaring – jaring makanan

(Sumber : www.ilmupengetahuan.org)
8

III. BAHAN DAN METODE

3.1. Waktu dan Tempat


Praktikum Biologi Pertanian dengan materi Mengenal Populasi, Komonitas dan
ekosistem dilaksanakan pada hari Sabtu, 07 Desember 2019 pukul 07.30 – 10.00.
Bertempat di Taman Wisata Alam Tangkiling, Kota Palangka Raya.

3.2. Bahan dan Alat


Bahan yang digunakan pada praktikum Biologi Pertanian dengan materi
Mengenal Populasi, Komonitas dan ekosistem adalah satu wilayah komunitas atau
ekosistem daratan dan perairan yang ada di sekitar wilayah Taman Wisata Alam
Tangkiling, Kelurahan Banturung Kota Palangka Raya seluas 3x3. Sedangkan alat
yang dipakai dalam pelaksanaan praktikum kali ini adalah pH meter, current meter,
thermometer, hygrometer, lux meter, DO meter dan pendukung lainya.

3.3. Cara Kerja


Cara kerja yang dilakukan pada pada praktikum Biologi Pertanian dengan materi
Mengenal Populasi, Komonitas dan Ekosistem yaitu:
1. Memilih lokasi pengamatan yang memungkinkan terdapat banyak spesies
makhluk hidup tumbuh dan berkembang sehingga memudahkan untuk
mendapatkan data yang diinginkan.
2. Mengumpulkan data sebanyak mungkin baik data berupa lingkungan.
3. Memilah data sesuai dengan trofiknya. Mengelompokkan data berdasarkan
trofiknya dalam ekosistem. Misalnya, kita mengelompokkan semua data berupa
tumbuhan ke dalam produsen dan hewan-hewan ke dalam konsumen I,
konsumen II ataupun konsumen III sesuai dengan kedudukannya dalam
ekosistem.
4. Membuat rantai makanan, jaring-jaring makanan dan piramida makanan
berdasarkan data yang diperoleh.
5. Menggambar secara utuh dari ekosistem tersebut.
9

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Pengamatan


Tabel 1. Pengamatan Populasi Yang Menyusun Komunitas Darat Alami
Jenis Individu Termasuk Keterangan
No Jumlah
Populasi kingdom (sebagai)
.
1. Nyamuk 10 Animalia Konsumen
2 Semut 67 Animalia Konsumen
3 Ilalang 15 Plantae Produsen
4 Kadal 1 Animalia Konsumen
5. Singkong 8 Plantae Produsen
6. Tanaman Paku 9 Plantae Produsen
7. Jangkrik 3 Animalia Konsumen
8. Kepik 4 Animalia Konsumen

Tabel 2. Komponen Abiotik Yang Menyusun Suatu Ekosistem Darat Alami


No Komponen abiotic Kondisi Keterangan
. (Kadar, jenis, dll)
1. Tanah Lembab Gambut, pH 3,6
2. Cahaya Redup 11230 lux
3. Air Jernih pH air = 4,8
4. Suhu Panas 31,5°C
5. Ketinggian Dataran tinggi 72 m

Tabel 3. Komponen Biotik Yang Menyusun Suatu Ekosistem Darat Alami


Jenis Tumbuhan Jenis Hewan (Konsumen) Pengurai
No
(produsen) Tingkat I Tingkat II Tingkat III (decomposer)
.
1. Singkong Semut Serangga Kadal Mikroorganisme
2. Ilalang Kepik Serangga Kadal Mikroorganisme
3. Tanaman Paku Nyamuk Serangga Kadal Mikroorganisme

Tabel 4. Jumlah Populasi Yang Menyusun Komunitas Darat Alami


Nama Anak Petak ke-
Jumlah
Populasi 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Nyamuk 5 1 - 1 2 - 1 - - 10
Semut 7 12 8 4 13 11 4 6 2 67
Ilalang 1 3 2 2 1 1 - 2 3 15
Kadal - - - - 1 - - - - 1
Singkong 1 2 2 1 - 2 - - - 8
Tanaman 2 - 3 1 - 2 - 1 - 9
Paku
Jangkrik 1 - - - 2 - - - - 3
10

Kepik - 2 - - - 1 - - 1 4

Tabel 5. Pengamatan Populasi Yang Menyusun Komunitas Darat Buatan


Jenis Individu Termasuk Keterangan
No Jumlah
Populasi kingdom (sebagai)
.
1. Semut 275 Animalia Konsumen
2 Jamur 9 Fungi Pengurai
3 Ilalang 35 Plantae Produsen
4 Pakis 20 Plantae Produsen
5. Pohon Karet 14 Plantae Produsen
6. Burung Gereja 17 Animalia Konsumen
7. Lumut Daun 5 Plantae Produsen
8. Kadal Rumput 2 Animalia Konsumen
9. Rumput Teki 34 Plantae Produsen

Tabel 6. Komponen Abiotik Yang Menyusun Suatu Ekosistem Darat Buatan


No. Komponen abiotik Kondisi Keterangan
(Kadar, jenis, dll)
1. Tanah Tidak bergerak Gambut, pH 5,4
2. Cahaya Terang 0.023 lux
3. Kelembaban Sedang +32,8 RH
4. Suhu Sejuk 25°C
5. Air Tenang pH air = 4,4

Tabel 7. Komponen Biotik Yang Menyusun Suatu Ekosistem Darat Buatan


Jenis Jenis Hewan (Konsumen) Pengurai
No. Tumbuhan Tingkat I Tingkat II Tingkat III (decomposer)
(produsen)
1. Pohon Karet Semut Burung Kadal Bakteri,
Gereja Rumput cacing
2. Ilalang Semut Burung Kadal Bakteri,
Gereja Rumput cacing
3. Pakis Semut Burung Kadal Bakteri,
Gereja Rumput cacing
4. Rumput Teki Semut Burung Kadal Bakteri,
Gereja Rumput cacing
5. Lumut Daun Semut Burung Kadal Bakteri,
Gereja Rumput cacing

Tabel 8. Jumlah Populasi Yang Menyusun Komunitas Darat Buatan


Nama Anak Petak Ke- Jum-
Populasi
Lah
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Ilalang 7 4 3 3 3 4 4 4 3 35
Rumput 8 8 1 1 2 - 5 10 7 42
Teki
11

Pakis 1 1 - 1 4 - - 1 - 8
Semut 48 30 32 30 27 27 32 29 30 285
Jamur 2 - - 3 2 - - 2 - 9
Pohon 3 2 4 2 - - 1 2 - 14
Karet
Lumut - - 2 1 - - 1 1 - 5
Daun
Burung 5 3 3 2 2 - 1 1 - 17
Kadal - 1 - - 1 - - - - 2
Rumput
Tabel 9. Pengamatan Populasi Yang Menyusun Komunitas Lahan Terbuka
No Jenis Individu Jumlah Termasuk Kingdom Keterangan
Populasi (sebagai)
1. Belalang 2 Animalia (Hewan) Konsumen I
2. Jangkrik 1 Animalia (Hewan) Konsumen I
3. Semut 151 Animalia (Hewan) Konsumen I
4. Kenikir 9 Plantae ( Tumbuhan) Produsen
5. Lalat 1 Animalia (Hewan) Konsumen II
6. Karamunting 20 Plantae ( Tumbuhan) Produsen
7. Bandotan 25 Plantae ( Tumbuhan) Produsen
8. Laba-laba 1 Animalia (Hewan) Konsumen III
9. Kaki Seribu 1 Animalia (Hewan) Konsumen I
Tabel 10. Komponen Abiotik Yang Menyusun Suatu Ekosistem Lahan Terbuka
No Komponen Abiotik Kondisi Keterangan (Kadar,
. jenis, dll)
1. Tanah Tidak bergerak Gambut, pH 6,4
2. Cahaya Terang 9.480 ftcd
Ternaung 1177 ftcd
3. Air Tenang pH air = 5,4
4. Ketinggian 61 meter
5. Suhu Normal 31o C
Tabel 11. Komponen Biotik Yang Menyusun Suatu Ekosistem Lahan Terbuka
No Jenis Tumbuhan Jenis Hewan (Konsumen) Pengurai
(produsen) Tingkat I Tingkat II Tingkat (decomposer)
III
1. Kenikir Ulat Ayam Elang Belatung,
bakteri
2. Karamunting Ulat Burung kecil Elang Belatung,
bakteri
3. Bandotan Belalang Katak Ular Bakteri,
cacing
Tabel 12. Jumlah Populasi yang Menyusun Komunitas Lahan Terbuka
Nama Anak Petak Ke- Jum-
Populasi Lah
12

1 2 3 4 5 6 7 8 9
Belalang - - - - - 1 1 - - 2
Jangkrik - - - - - - - 1 - 1
Semut 20 18 20 15 14 20 13 17 14 151
Kenikir 1 3 - - 2 1 - - 2 9
Lalat - - - - 1 - - - - 1
Karamunti 4 - 5 4 - 2 1 2 2 20
ng
Bandotan 6 5 2 1 - - 6 3 2 225
Laba-laba - - - - - - 1 - - 1
Kaki - - - - 1 - - - - 1
Seribu

4.2. Pembahasan
4.2.1. Ekosistem Darat Alami
Berdasarkan hasil pengamatan ekosistem darat alami yang menyusun komunitas
darat alami ada delapan jenis individu populasi. Dari delapan jenis individu populasi
tersebut yang jumlahnya paling banyak menyusun ekosistem ini adalah semut yang
berperan sebagai konsumen dan berjumlah 67 dan semut termasuk kingdom animalia
dan berperan sebagai konsumen. Kemudian jumlah yang paling sedikit ada satu jenis
13

individu populasi yang berjumlah satu, yaitu kadal yang berjumlah 1 dan kadal
termasuk kingdom animalia.
Pada komponen abiotik yang menyusun suatu ekosistem darat alami ada lima,
yaitu cahaya, air, suhu, ketinggian dan tanah. Tanah yang kondisinya lembab dan
memiliki pH tanah 3,6 dan termasuk jenis tanah gambut. Cahaya yang kondisinya
redup dan memiliki intensitas cahaya sebesar 11.230 lux. Air yang memiliki kondisi
jernih dan bening memiliki kandungan pH sebesar 4,8 dan bersifat asam. Ketinggian
yang kondisinya ada pada daratan tinggi memiliki ketinggian yaitu 72 m.
4.2.2. Ekosistem Darat Buatan
Berdasarkan hasil pengamatan ekosistem darat buatan yang menyusun
komunitas darat buatan ada delapan jenis individu populasi. Dari delapan jenis
individu populasi tersebut yang jumlahnya paling banyak menyusun ekosistem ini
adalah semut yang berperan sebagai konsumen dan berjumlah 275 dan semut
termasuk kingdom animalia dan berperan sebagai konsumen. Kemudian jumlah yang
paling sedikit ada satu jenis individu populasi yang berjumlah dua, yaitu kadal
rumput yang berjumlah 2 dan kadal termasuk kingdom animalia serta berperan
sebagai konsumen
Pada komponen abiotik yang menyusun suatu ekosistem darat buatan ada lima,
yaitu cahaya, air, suhu, ketinggian dan tanah. Tanah yang kondisinya tidak bergerak
dan memiliki pH tanah 5,4 dan termasuk jenis tanah gambut. Cahaya yang
kondisinya terang dan memiliki intensitas cahaya sebesar 0.023 lux. Air yang
memiliki kondisi tenang dan bening memiliki kandungan pH sebesar 4,4 dan bersifat
asam. Kelembaban yang kondisinya sedang dan sebesar +32,8 RH.

4.2.3. Ekosistem Lahan Terbuka


Berdasarkan hasil pengamatan populasi yang menyusun komunitas lahan
terbuka ada sembilan jenis individu populasi. Dari delapan jenis individu populasi
tersebut yang jumlahnya paling banyak menyusun ekosistem ini adalah semut yang
berperan sebagai konsumen dan berjumlah 151 dan semut termasuk kingdom
animalia dan berperan sebagai konsumen. Kemudian jumlah yang paling sedikit ada
tiga jenis individu populasi yang berjumlah satu, yaitu kadal, laba-laba dan lalat.
14

Ketiga individu populasi tersebut termasuk kingdom animalia dan berperan sebagai
konsumen.
Pada komponen abiotik yang menyusun suatu ekosistem darat alami ada lima,
yaitu cahaya, air, suhu, ketinggian dan tanah. Tanah yang kondisinya lembab dan
tidak bergerak dan memiliki pH tanah 6,4 dan termasuk jenis tanah gambut. Cahaya
yang kondisinya redup dan memiliki intensitas cahaya sebesar 9480 ftcd. Air yang
memiliki kondisi jernih dan bening memiliki kandungan pH sebesar 4,8 dan bersifat
asam. Ketinggian yang kondisinya ada pada daratan tinggi memiliki ketinggian yaitu
61 m.
15
16

V. PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Suatu populasi dan komunitas dapat tumbuh karena terdapat suatu sistem
ekologi yang mengatur masing masing spesies agar berinteraksi satu sama lain,
yakni untuk memenuhi kebutuhan maknanannya, dalam suatu ekosistem terdapat
hubungan timbal balik, seperti pada rantai makanan yang selalu dimulai dari
tumbuhan hijau sebagai produsen, dalam rantai makanan tumbuhan hijau akan
dimakan oleh herbivora, sehingga herbivora disebut konsumen tingkat pertama,
lalu herbivora akan dimakan oleh karnivora sehingga karnivora disebut sebagai
konsumen tingkat kedua, dan seterusnya pengurai mendapatkan energi dari
produsen dan konsumen yang telah mati. Serta populasi dapat membentuk
komunitas jika pada suatu wilayah ada dua atau lebih populasi yang sering
berinteraksi. Komunitas dapat membentuk ekosistem jika pada suatu wilayah
beberapa komunitas saling berinteraksi dan bertukar energi maka terciptalah
ekosistem.
Dalam suatu ekosistem terdapat komponen abiotik (tidak hidup) meliputi
benda tak hidup seperti air, tanah, cahaya dan suhu dan biotik (hidup) meliputi
organisme yang hidup, manusia, hewan dan tumbuhan yang saling berhubungan.

5.2. Saran
Selama praktik lapang berlangsung praktikan sebaiknya berhati-hati, serius
dan tidak banyak bercanda, agar kegiatan praktikum dapat berjalan dengan lancar.
17

DAFTAR PUSTAKA

Anggraeni, Lina. 2017. Mengenal Keanekaragaman Hayati. Grasindo : Jakarta.

Buckhori, D. (2017). Definisi Ekologi. Retrieved from Ipb.ac.id:


(http://damayanti.staff.ipb.ac.id/files). Di akses pada 12 Desember 2019.
Kartawinata, Kuswan. 2013. Diversitas Ekosistem Alami Indonesia. LIPI :
Jakarta.
Mulyani, Sri. 2011. Alam : Kehidupan. Swadaya : Jakarta.

Rizal, Achmad. 2013. Pembelajaran Struktur Tumbuhan dan Fungsinya. Jurnal


Biologi Umum. Vol. 5(2) : 244-249 (http://unhas.ac.id).

Soepomo. 2011. Morfologi Tumbuhan. Jurnal Pertanian. Vol. 2(8):9-17.


(http://journal.ugm.ac.id).

Anda mungkin juga menyukai