Anda di halaman 1dari 10

BAB VI

MAKHLUK HIDUP DALAM EKOSISTEM ALAMI

A.Batasan pengertian

Organisme hidup akan selalu membutuhkan organisme lain dan lingkungan 0 Sebagai
hidupnya. Hubungan yang terjadi antara individu dengan lingkungannya sangat kompleks, bersifat
saling mempengaruhi atau timbal balik. Hubungan timbal balik antara unsur-unsur hayati dengan
nonhayati membentuk sistem ekologi yang disebut ekosistem. Di dalam ekosistem terjadi rantai
makanan, aliran energi, dan siklus an biogeokimia. Gatra yang dapat digunakan sebagai ciri keutuhan
ekosistem adalah energetika (taraf trofi atau makanan, produsen, konsumen, dan redusen),
pendauran hara (peran pelaksana taraf trofi), dan produktivitas (hasil keseluruhan sistem). Jika
dilihat komponen biotanya, jenis yang dapat hidup dalam ekosistem ditentukan oleh hubungannya
dengan jenis lain yang tinggal dalam ekosistem tersebut. Selain itu, keberadaannya ditentukan juga
oleh keseluruhan jenis dan faktor-faktor fisik serta kimia yang menyusun ekosistem tersebut.

B.Tingkatan organisasi dalam ekosistem

1.individu

Individu adalah satu organisme tunggal yang hidupnya berdiri sendiri dan secara fisiologis
bersifat bebas,serta tidak memiliki hubungan organic dengan sesamanya, seperti: seekor tikus,
seekor kucing, sebatang pohon jambu, sebatang pohon kelapa dan seorang manusia. Dalam
mempertahankan hidup, setiap individu dihadapkan Pada masalah-masalah hidup yang kritis.
Misalnya, seekor hewan harus mendapatkan makanan, mempertahankan diri terhadap musuh
alaminya, serta memelihara anaknya Hewan juga memperlihatkan tingkah laku tertentu, seperti
membuat sarang atau melakukan migrasi yang jauh untuk mencari makanan. Struktur dan tingkah
laku demikian disebut adaptasi. Ada bermacam-macam adaptasi makhluk hidup terhadap
lingkungannya, yaitu: adaptasi morfologi, adaptasi fisiologi, dan adaptasi tingkah laku

Adaptasi morfologi adalah mekanisme adaptasi yang dilakukan oleh makhluk hidup seperti
hewan dan tumbuhan sebagai upaya untuk menyesuaikan dengan lingkungannya dengan disertai
perubahan bentuk dan fungsi tubuhnya. Contoh adaptasi morfologi adalah Bebek memiliki selaput
renang pada kakinya agar bisa berjalan di lumpur. Paruh dan kuku burung elang yang runcing untuk
mengoyak makanan. Paruh burung pipit yang keras untuk mencerna biji-bijian, dan lain sebagainya.
Adaptasi fisiologis adalah cara makhluk hidup menyesuaikan diri terhadap lingkungan melalui fungsi
kerja organ tubuh dengan tujuan bertahan hidup. Contoh adaptasi fisiologi adalah Kelelawar
memproduksi suara melengking yang tidak bisa didengar manusia, Lumba-lumba memiliki
kemampuan ultrasonik untuk menemukan ikan buruannya, dan lain sebagainya. Adaptasi tingkah
laku merupakan jenis adaptasi perilaku hewan yang dilakukan untuk menyesuaikan diri atau
membantunya bertahan hidup. Contoh adaptasi tingkah laku adalah Cicak memutuskan ekornya,
Bunglon' mengubah warna tubuh sesuai warna tempatnya, dan lain sebagainya.
2.populasi

Kumpulan individu sejenis yang hidup pada suatu daerah dan waktu tertentu disebut
populasi. Populasi mempunyai kemungkinan untuk berinteraksi yang terlihat dalam bentuk
kompetisi untuk mempertahankan diri atau kerja sama untuk mempertahankan jenisnya. Satu
wilayah biasanya tidak dihuni oleh satu jenis populasi saja tetapi dihuni oleh beraneka ragam
populasi, misalnya di komunitas air tawar bukan hanya dihuni oleh kumpulan ikan saja, tetapi juga
ada tumbuhan air, penyu air, dan kumpulan hewan lainnya.

Berikut adalah ulasan mengenai kepadatan populasi. Kepadatan populasi adalah hubungan
jumlah individu tiap m3 misalkan dalam sebuah akuarium yang berukuran (60 x 30 x 30) cm?
dipelihara ikan Arwana 30 ekor untuk 54.000 cm? atau dalam 0,54 m!, Jadi, kepadatan populasi
dapat dihitung sebagai berikut:

D=N/S

Keterangan:

D = Densus = Padat = Kepadatan

N = Numerus = Jumlah = Frekuensi

$ =Spatum = Ruang = Luasan daerah yang di tempati

Jawab: D30 ekor/0.54 m? = 555 ekor/m?

Jika kepadatan populasi naik, maka kebutuhan akan tempat tinggal, bahan makanan, dan
kebutuhan lainnya menjadi meningkat. Jika hal ini terjadi, maka akan timbul persaingan yang
mengakibatkan dua hal: dalam jangka waktu singkat akan menimbulkan akibat ekologi, dan dalam
jangka waktu panjang akan menimbulkan akibat evolusi. Akibat ekologi yang timbul dari persaingan
tersebut adalah kelahiran, kelangsungan hidup dan pertumbuhan populasi yang boleh jadi akan
tertekan, dan terjadinya pemindahan/emigrasi populasi yang mungkin meningkat.

Ada dua faktor lingkungan yang dapat menurunkan daya biak populasi, yaitu faktor
bergantung pada kepadatan populasi itu sendiri, dan faktor tidak bergantung pada kepadatan
populasi. Faktor utama yang mempengaruhi populasi antara lain: (1) Natalitas, yaitu kemampuan
bertambahnya suatu populasi: (2) Mortalitas, yaitu berkurangnya suatu jumlah populasi, (3) Imigrasi,
yaitu proses masuknya individu ke dalam populasi, dan membentuk sekelompok baru/bergabung
dengan lainnya, (4) Emigrasi, yaitu keluarnya individu dari suatu populasi untuk membentuk
kelompok baru di tempat baru: (5) Kompetisi, yaitu interaksi antara 2 individu/ kelompok/populasi
atau lebih yang memperebutkan sesuatu yang sama: (6) Predasi, Yaity " pemangsa dari oprganisme
yang lebih kuat terhadap organisme yang lebih lemah, da (7) Penyakit, yaitu pemangsa bagian tubuh
organisme yang lebih kecil seperti parasi yang menyebabkan organisme mangsanya jadi sakit bahkan
mati.

3. Komunitas

Komunitas ialah kumpulan dari berbagai populasi yang hidup pada suatu wakty dan daerah
tertentu yang saling berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain, Komunitas memiliki derajat
keterpaduan yang lebih kompleks bila dibandingkan dengan individu dan populasi. Dalam
komunitas, semua organisme merupakan bagian dari komunitas dan antara komponennya saling
berhubungan melalui keragaman interaksinya. Contohnya komunitas padang rumput yang di
dalamnya ada populasi belalang, populasi rumput, dan populasi ular. Secara garis besar, Komunitas
dapat dikelompokkan ke dalam dua bagian yaitu: Komunitas akuatik, komunitas yang terdapat di
laut, di danau, di sungai, di parit, atau di kolam, dan Komunitas terrestial, Kelompok organisme yang
terdapat di daratan, misalnya pekarangan, hutan, padang rumput, gunung, gurun, padang es.

4. Ekosistem

Menurut Woodbury ekosistem adalah tatanan kesatuan secara kompleks di sebuah wilayah
yang memiliki habitat, tumbuhan dan binatang. Kondisi tersebut kemudian dipertimbangkan sebagai
unit kesatuan secara utuh sehingga semuanya dapat menjadi bagian mata rantai siklus materi serta
aliran energi. Menurut Odum ekosistem adalah seperangkat unit fungsional dasar dalam suatu
ekologi yang di dalamnya tercakup organisme dan lingkungan. Lingkungan yang dimaksud adalah
lingkungan biotik dan abiotik yang keduanya kemudian saling mempengaruhi. Di dalamnya juga
terdapat komponen yang secara lengkap memiliki ruang ekologi yang lengkap serta proses ekologi
yang juga lengkap. Sehingga siklus materi dan arus energi terjadi berdasarkan kondisi ekosistem
yang ada.

Ekosistem juga dapat didefinisikan sebagai suatu satuan lingkungan yang melibatkan unsur-
unsur biotik (jenis-jenis makhluk) dan faktor-faktor fisik (iklim, air, dan tanah), serta kimia (keasaman
dan salinitas) yang saling berinteraksi satu sama lainnya. Antara komunitas dan lingkungannya selalu
terjadi interaksi. Interaksi ini menciptakan kesatuan ekologi yang disebut ekosistem.ekosistem
adalah hubungan timbal balik antara makhluk hidup dan lingkungannya.

Secara umum ada tiga tipe ekosistem, yaitu ekosistem darat (terestrial), ekosistem perairan
(aquatis), dan ekosistem buatan (artifisial).

a. Ekosistem darat (terestrial) Ekosistem darat atau Bioma merupakan daerah yang memiliki sifat,
iklim, dan tempat berkumpulnya berbagai macam makhluk hidup dengan tingkat geografis yang
sama. Berikut ini jenis-jenis ekosistem darat: Ekosistem bioma gurun, terdapat di daerah tropik yang
berbatasan dengan padang rumput. Ekosistem padang rumput, terdapat di wilayah atau daerah
tropis hingga mempunyai iklim sedang. Ekosistem hutan hujan tropis, terdapat di daerah yang
memiliki iklim tropis, yakni negara atau daerah yang dilalui oleh garis khatulistiwa. Ekosistem hutan
gugur, terdapat di daerah yeng mengalami empat musim, yakni musim panas, musim gugur, musim
dingin, dan musim semi. Ekosistem taiga, berada di wilayah atau daerah di antara daerah pemiliki
iklim sub tropis denagan daerah yang memiliki iklim kutub. Ekosistem tundra, berada di daerah
terdingin yang ada di bumi, seperti Antartika yang biasanya selama musim dingin tidak adanya
cahaya matahari yang masuk. Ekosistem savana, atau sabana berupa padang rumput dengan
diselingi oleh beberapa pohon serta berada di daerah yang memiliki iklim tropis.

b. Ekosistem air (aguatis) Ekosistem air merupakan ekosistem yang komponen terbesarnya terdiri
dari air. Secara umum, ekosistem air dibedakan menjadi ekosistem air tawar dan air laut. Berikut ini
jenis-jenis ekosistem air: Ekosistem air tawar, memiliki kadar garam yang sedikit dan dapat
dibedakan berdasarkan keadaan air.
c. Ekosistem buatan (artifisial) Ekosistem buatan adalah ekosistem yang diciptakan manusia untuk
memenuhi kebutuhannya. Definisi ekosistem buatan juga mencakup ekosistem yang terbentuk
karena aktivitas atau usaha manusia dalam pengelolaan atau untuk mengadakan perubahan
terhadap lahan. Contoh ekosistem buatan, seperti bendungan, sawah irigasi, perkebunan sawit,
hutan tanaman produksi, dan lainlain.

C.Struktur Ekosistem

Bila memasuki suatu ekosistem, baik ekosistem daratan maupun perairan, akan dijumpai
adanya dua macam organisme hidup yang merupakan komponen biotik ekosistem, yaitu autotrofik
dan heterotrofik. Autotrofik terdiri atas organisme yang mampu menghasilkan (energi) makanan dari
bahan-bahan anorganik dengan proses fotosintesis ataupun kemosintesis, Organisme ini tergolong
mampu memenuhi kebutuhan dirinya sendiri. Organisme ini sering disebut produsen. Sedangkan
heterotrofik terdiri atas organisme yang menggunakan, mengubah, atau memecah bahan organik
kompleks yang telah ada yang dihasilkan oleh komponen autotrofik. Organisme ini termasuk
golongan konsumen, baik makrokonsumen maupun mikrokonsumen.

Secara struktural ekosistem mempunyai enam komponen, yaitu:

(1) Bahan anorganik yang meliputi C, N, CO2, H2 O, dan lain-lain,

(2) Bahan organik yang meliputi karbohidrat, lemak, protein, bahan humus, dan lain-lain. Bahan-
bahanorganik ini merupakan penghubung antara komponen biotik dan abiotik,

(3). Kondisi iklim yang meliputi faktor-faktor iklim, misalnya angin, curah hujan, dan suhu,

(4) Produsen adalah organisme-organisme autotrof, terutama tumbuhan berhijau daun (berklorofil).
Organisme-organisme ini mampu hidup hanya dengan bahan anorganik, kurena mampu
menghasilkan energi makanan sendiri, misalnya dengan fotosistesis. Selain tumbuhan berklorofil,
juga ada bakteri kemosintetik yang mampu menghasilkan energi kimia melalui reaksi kimia. Tetapi
peranan bakteri kemosintetik ini tidak begitu besar jika dibandingkan dengan tumbuhan fotosintetik,
(5). Makrokonsumen adalah organisme heterotrof, terutama hewan-hewan seperti kambing, ular,
serangga, dan udang. Organisme ini hidupnya tergantung pada organisme lain, dan hidup dengan
memakan materi organic, dan

(6) Mikrokonsumen adalah organisme-organisme heterotrof, saprotrof, dan osmotrof, terutama


bakteri dan fungi. Mereka inilah yang memecah materi organik yang berupa sampah dan bangkai,
menguraikannya sehingga terurai menjadi unsur-unsurnya (bahan anorganik). Kelompok ini juga
disebut sebagai organisme pengurai atau dekomposer.

Komponen-komponen bahan anorganik, bahan organik, dan bahan organik merupakan


komponen abiotik atau komponen yang tidak hidup, sedangkan komponenkomponen produsen,
makrokonsumen, dan mikrokonsumen merupakan komponen yang hidup atau komponen biotik.
Secara fungsional ekosistem dapat dipelajari menurut enam proses yang berlangsung di dalamnya,
yaitu:

(1) lintasan atau aliran energi:

(2) rantai makanan,


(3) pola keragaman berdasar waktu dan ruang:

(4) daur ulang (siklus) biogeokimiawi,

(5) perkembangan dan evolusi, dan

(6) pengendalian atau sibernetika.

D. Interaksi Antar Komponen Dalam Ekosistem

Interaksi antar komponen ekologi dapat dikategorikan menjadi interaksi antar Organisme, antar
populasi, dan antar komunitas.

1 Interaksi Antar Organisme Dalam Ekosistem

Interaksi antar organisme adalah hal yang mutlak terjadi, karena pada dasarnya
individu/spesies tidak akan pernah bisa lepas dari individu lainnya atau dengan kata lain
individu/spesies pasti membutuhkan individu lainnya. maka interaksi antar Organisme tersebut akan
sangat mudah ditemui di sebuah populasi maupun komunitas. Interaksi antar organisme berkaitan
dengan kebutuhan sumber daya, seperti untuk makan, tempat mencari makan dan tempat tinggal.
Sementara itu, ada beberapa bentuk Interaksi antar organisme dalam ekosistem antara lain interaksi
netral, predasi, kompetisi, dan simbiosis.

a. Netral
Netral merupakan hubungan tidak saling mengganggu antar organisme dalam habitat yang
sama yang bersifat tidak saling menguntungkan dan tidak merugikan kedua belah pihak.
b. predasi
Predasi merupakan hubungan antara pemangsa (predator) dengan Mangsa contohnya serigala
dan ayam.
c. Kompetisi
Kompetisi adalah interaksi antara dua atau lebih spesies yang saling menghalangi. Jenis interaksi
ini terjadi karena masing-masing spesies memiliki kebutuhan yang sama, dimana spesies
bersaing memperebutkan sesuatu yang diperlukan untuk hidupnya. Misalnya ruang (tempat),
makanan, air, sinar matahari, udara, dan pasangan kawin. Kompetisi (persaingan) dibedakan
menjadi dua macam yaitu kompetisi intraspesifik dan kompetisi interspesifik. Kompetisi
intraspesifik yaitu persaingan yang terjadi antara organisme atau individu yang memiliki spesies
sama. Contohnya sesama kambing jantan berkelahi untuk memperebutkan pasangan kawinnya.
Sedangkan kompetisi interspesifik yaitu persaingan yang terjadi antara organisme atau individu
yang berbesa spesies. Contohnya, tanaman jagung dan rumput yang sama-sama tumbuh di
ladang.
d. Simbiosis
Simbiosis merupakan hubungan timbal balik (interaksi) yang terjadi padu dua individu yang
hidup saling berdampinyan, Simbiosis dibagi menjadi iya muam yaitu simbiosis komensalisme,
parasitisme, dan mutuslisme,.

1 Simbiosis Parasitisme Simbiosis parasitisme merupakan hubunyan antar organisme yang


walah satu diuntungkan (parasit) sedangkan yang lam dirugikan, Parasit memperoleh makanan
dari tubuh inang, bila tubuh inang mati maka parasit akan mencari inang baru atau ikut mati.
2. Simbiosis Komensalisme Simbiosis komensalisme merupakan hubungan antar dua organisme
yang berbeda spesies yang satu diuntungkan sedangkan yang lainnya tidak diuntungkan
maupun dirugikan, contohnya anggrek dengan tumbuhan paku.

3. Simbiosis Mutualisme Simbiosis mutualisme merupakan hubungan antar dua organisme yang
berbeda Spesies dan saling menguntungkan.

2.Interaksi antara populasi dalam Ekosistem

Interaksi yang terjadi antara dua populasi yang berbeda disebut ing interspesifik. Antar
populasi yang satu dengan populasi yang lain selalu ce: interaksi secara langsung atau tidak langsung
dalam komunitasnya. Contoh interaksi antar populasi dalam ekosistem adalah alelopati dan
kompetisi.

a. Alelopati

Merupakan interaksi antar populasi, bila populasi yang satu menghasilkan yang dapat
menghalangi tumbuhnya populasi lain. Contohnya, di sekitar Pohop walnut (juglans) jarang
ditumbuhi tumbuhan lain karena tumbuhan iti menghasilkan zat yang bersifat toksik.

b. Kompetisi

Merupakan interaksi antar populasi, bila antar populasi terdapat kepentingan yang sama
sehingga terjadi persaingan untuk mendapatkan apa yang diperlukan, Contoh, persaingan antara
populasi kambing dengan populasi sapi di padang rumput.

3. Interaksi Antar Komunitas Dalam Ekosistem

Ekosistem sendiri bisa diartikan sebagai suatu sistem yang terbentuk oleh adanya hubungan
timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Sedangkan, dalam ekologi komunitas
merupakan sekumpulan populasi dari dua spesies berbeda atau lebih yang saling berhubungan dan
menempati wilayah geografis yang sama pada waktu yang sama. Komunitas yang saling berdekatan
akan menciptakan suatu interaksi (hubungan timbal balik). Salah satu contoh dari interaksi antar
komunitas dalam ekosistem adalah adanya interaksi komunitas sawah dengan komunitas sungai.
Dimana, untuk komunitas sawah terdiri dari padi, tikus, belalang, burung, ular, dan lain sebagainya.
Sedangkan, untuk komunitas sungai terdiri atas alga, zooplankton, ikan, dan lain sebagainya. Adapun
interaksi yang terjadi antara komunitas sawah dan sungai diantaranya dengan adanya peredaran
nutrient, air, organisme, aliran energi hingga daur karbon. Dimana, air sungai biasanya digunakan
untuk mengairi sawah, sehingga terjadinya peredaran organisme dan nutrient dari sawah ke sungai.
Setelah itu, air dari sawah akan kembali ke sungai dengan membawa banyak nutrient berlebih dari
hasil pemupukan yang dilakukan oleh petani. Nutrient yang terbawa ke sungai akan menyebabkan
melimpahnya alga. Dengan adanya alga yang melimpah menyebabkan oksigen terlarut dalam air
akan berkurang dan mengakibatkan menurunnya organisme di dalam sungai, dan menjadikan
komunitas di dalam sungai lebih seimbang.
E. Aliran Energi dan Materi Dalam Ekosistem

Aliran energi merupakan rangkaian pemindahan bentuk energi satu ke bentuk energi yang
lain dimulai dari sinar matahari lalu ke produsen, ke konsumen primer, ke konsumen tinggi. Aliran
energi itu menjelaskan jumlah energi pada satu tingkat tropik yang didapat dari tingkatan tropik di
bawahnya. Saat suatu hewan makan tumbuhan, misalnya, tidak semua energi (energi kimia) yang
ada di tumbuhan itu frambil semua oleh bewan. Ada efisiensinya, karena itu aliran energi makin
lama makin kecil bila tingkat tropiknya makin tinggi. Salah satu bentuk aliran energi sdalah rantai
makanan yang merupakan peristiwa makan dan dimakan dalam suatu yrutan tertentu yang tidak
dapat dibalik. Jaring makanan merupakan kumpulan rantai makanan yang berbentuk jaring-jaring.

Rantai makanan adalah urutan serangkaian proses makan dan dimakan antara makhluk
hidup berdasarkan urutan-urutan tertentu. Contohnya, padi dimakan oleh tikus, tikus dimakan oleh
ular, dan ular dimakan oleh elang.

Dalam ekosistem, suatu organisme tidak hanya makan satu jenis makanan saja dan juga
dapat dimakan oleh beberapa jenis pemangsa. Oleh karena itu terjadi beberapa rantai makanan
yang saling berhubungan. Sekumpulan rantai makanan yang saling berhubungan ini disebut dengan
jaring-jaring makanan.

1. Anggaran Energi

Mengenai tinjauan tentang aliran energi di dalam ekosistem sering memperhitungkan


banyaknya energi yang masuk dan energi yang hilang. Perhitungan energi ini disebut dengan
anggaran energi. Tinjauan tentang masuk dan keluarnya energi di dalam lingkungan abiotik dapat
ditujukan pada individu organisme, populasi, atau komunitas.

Maka dari itu anggaran cenerga dapat dpetayns, diperhitungkan dan diperkirakan untuk
suatu Individu, populasi atau kornertas. Para tingkat sndivida, energi yang masuk dapat diperkirakan
pada jumlah (beraty makanan yang dimakan, sedangkan energi yang keluar ditertukan dari besarnya
energi yang keluar dari respirasi. Perhitungan seperti ini terutama berlaku pada tingkat produsen.
Pada hewan, anggaran energi dapat diperhitungkan dengan mengiitung orergi yang masuk atau
tersedia dalam bentuk makanan, energi yang tertimbun sebagai bera tubuh dan energi yang keluar
melalui ekskresi dan respirasi. Lindeman membuat teori tentang anggaran energi dalam populasi
dengan mengukur energi dengan satuan kalor dalam satuan waktu tertentu, atau kal/waktu
(Ananthakrishnan & Viswanathan, 1976).

Adapun rumus untuk menentukan anggaran energi itu yaitu: I=R+Y.I adalah energi yang
masuk, R yaitu banyaknya panas yang keluar, dan Y adalah energi yang diambil oleh organisme
dalam bentuk energi potensial dan hasil ekskresi. Anggaran energi pada tingkat konsumen dapat
dipelajari dengan melakukan penelitian pada hewan-hewan ternak. Penyelidikan dapat dilakukan
dengan menimbang jumlah makanan yang disediakan oleh peternak (dianggap sebagai energi yang
masuk atau tersedia bagi konsumen)y/P, makanan yang tidak termakan (tercecer di tempat
makanan)/S, menimbang berat tubuh ternak (berat yang terasimilasi menjadi tubuh)/B, menimbang
feses (energi tidak terasimilasi)/F, dan energi yang keluar dari respirasi/R. Dengan memperhitungkan
semua energi yang disebutkan itu, rumus anggaran energi dapat dikembangkan menjadi sebagai
berikut: P=S+B+F+R Peternak dapat menggunakan rumus tersebut untuk memperhitungkan jumlah
makanan optimal yang perlu diberikan kepada hewan ternak.
2. Kesetimbangan Energi

Keseimbangan energi merupakan suatu kondisi antara energi yang masuk kedalam tubuh
sesuai dengan kebutuhan tubuh. Energi yang masuk kedalam tubuh dapat melalui makanan yang
dikonsumsi. Adapun energi yang dibutuhkan oleh tubuh meliputi kebutuhan basal (kebutuhan
dasar), energi karena melakukan olahraga dan aktifitas. Keseimbangan energi dalam tubuh suatu
hewan dapat dihitung dengan

Rumus : I=(LMS+T+D+B+P+E)=0

Keterangan:

I : Energi yang masuk melalui makanan

LMS : energi yang digunakan pada saai hewan dalam keadaan istirahai

T1 :energi yang digunakan untuk iennoregulasi karena adanyan perubahan suhu lingkungan

D1 :energi yang digunakan untuk kegiatan lingkungan bebas

P7 : energi yang digunakan untuk kegialan produktif (membuat sarang, kawin,

memelihara anak, dan lain-lain)

Jika tidak terjadi keseimbangan antara energi yang masuk dengan energi yang keluar, hewan
mungkin akan mengalami gangguan. Sebagai contoh, burung yang tidak mampu menghasilkan
energi produktif akan mati kelaparan pada pertengahan musim dingin, karena energinya banyak
dikeluarkan untuk termoregulasi agar temperatur tubuh tidak turun. Berdasarkan aliran materi dan
aliran energi,dituliskan rumus anggaran energi sebagai berikut:

I= C = D + F

= S + U + F

= R + P + U + F
Keterangan

I = C : Energimasukan makanan,

y= : energi makanan yang dicerna

F= : energi yang terkandung dalam buangan feses

A : energi asimilasi

U= :energi terkandung dalam buangan urin (untuk bangsa burung U + F diukur sebagai
satu kesatuan)

R= : energi respirasi

P= : energi yang terkandung dalam tubuh hewan, sebagai hasil proses tumbuh ataupun

perkembangbiakan.

F. Piramida

Ekologi Struktur trofik pada ekosistem dapat disajikan dalam bentuk piramida ekologi. Ada 3
jenis piramida ekologi, yaitu piramida jumlah, piramida biomassa, dan piramida energi.

I. Piramida Jumlah, organisme dengan tingkat trofik masing-masing dapat disajikan dalam piramida
jumlah, seperti organisme di tingkat trofik pertama biasanya paling melimpah, sedangkan organisme
di tingkat trofik kedua, ketiga, dan selanjutnya makin berkurang. Dapat dikatakan bahwa pada
kebanyakan komunitas normal, jumlah tumbuhan selalu lebih banyak daripada organisme. Demikian
pula jumlah herbivora selalu lebih banyak daripada tumbuhan selalu lebih banyak daripada
organisme herbivora.

2. Piramida Biomassa, seringkali piramida jumlah yang sederhana kurang membantu dalam
memperagakan aliran energi dalam ekosistem. Penggambaran yang lebih realistik dapat disajikan
dengan piramida biomassa. Biomassa adalah ukuran berat materi hidup di waktu tertentu. Untuk
mengukur biomassa di tiap tingkat trofik maka rata-rata berat organisme di tiap tingkat harus diukur
kemudian barulah jumlah organisme di tiap tingkat diperkirakan. Piramida biomassa berfungsi
menggambarkan perpaduan massa seluruh organisme di habitat tertentu, dan diukur dalam gram.
Untuk menghindari kerusakan habitat, maka biasanya hanya diambil sedikit sampel dan diukur,
kemudian total seluruh biomassa dihitung.

3. Piramida Biomassa, seringkali piramida jumlah yang sederhana kurang membantu dalam
memperagakan aliran energi dalam ekosistem. Penggambaran yang lebih realistik dapat disajikan
dengan piramida biomassa. Biomassa adalah Ukuran berat materi hidup di waktu tertentu. Untuk
mengukur biomassa di tiap tingkat trofik maka rata-rata berat organisme di tiap tingkat harus diukur
kemudian barulah jumlah organisme di tiap tingkat diperkirakan. Piramida biomassa berfungsi
menggambarkan perpaduan massa seluruh organisme di habitat tertentu, dan diukur dalam gram.
Untuk menghindari kerusakan habitat, maka biasanya hanya diambil sedikit sampel dan diukur,
kemudian total seluruh biomassa dihitung.

Anda mungkin juga menyukai