Anda di halaman 1dari 34

PERCOBAAN I : KARBOHIDRAT

1. Tujuan
a. Mengenal berbagai macam karbohidrat

b. Mengetahui cara pengujian tentang adanya karbohidrat

A. Uji Molish
2. Dasar Teori
Karbohidrat sebenarnya merupakan nama umum senyawa-senyawa kimiawi
berupa bentuk hidrat dari karbon dan secara empiris mempunyai rumus umum
Cn(H2O)m.
Berdasarkan sifat-sifatnya terhadap zat-zat penghidrolisa karbohidrat
dibagi dalam 4 kelompok utama :
• Monosakarida, adalah karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisa menjadi
senyawa yang lebih sederhana
• Oligosakarida, adalah senyawa yang terbentuk dari gabungan 2 molekul atau
lebih monosakarida.
• Glikosida, adalah senyawa yang terdiri dari gabungan molekul gula dan molekul
non gula
• Polisakarida, adalah semua jenis karbohidrat baik mono, di maupun
polisakarida akan berwarna merah. Apabila larutannya (dalam air) dicampur
dengan beberapa tetes larutan alpha naphtol dan kemudian dialirkan pada asam
sulfat pekat dengan hati-hati sehingga tidak tercampur.
Warna merah akan tampak pada bidang batas antara campuran karbohidrat
dengan α naphtol dan asam sulfat pekat. Sifat ini dipakai sebagai dasar uji kualitatif
adanya karbohidrat dan dikenal sebagai uji Molish.

3. Bahan dan Alat


3.1 Bahan
3.2 Alat
a. Glukosa 1%
a. Tabung reaksi
b. Fruktosa 1%
b. Rak tabung reaksi
c. Maltosa 1%
c. Pipet volume
d. Sukrosa 1%
d. Pipet tetes
e. Xylosa 1%
f. Pati 1%
g. Laktosa 1%
h. H2SO4
Penuntun Praktikum Biokimia Pertanian @ Lab.BDP Faperta UPR………………………............ 1
4. Prosedur Percobaan
a. Siapkan 7 tabung reaksi

b. Mengisi masing-masing tabung dengan 2 ml Glukosa 1%,Fruktosa 1%,

Maltosa 1%, Sukrosa 1%, Xylose 1%, Pati 1% dan Laktose 1%

c. Menambahkan H2SO4 pekat pada masing-masing tabung melalui

dinding tabung pelan-pelan sampai timbil 2 lapisan

d. Ulangi percobaan sekali lagi

e. Amati perubahan yang terjadi

Penuntun Praktikum Biokimia Pertanian @ Lab.BDP Faperta UPR………………………............ 2


LEMBAR KERJA

Nama Mahasiswa : Asprak :


NIM : Paraf :
Judul Praktikum : Uji Molish Tanggal :
Hasil Pengamatan :

Penuntun Praktikum Biokimia Pertanian @ Lab.BDP Faperta UPR………………………............ 3


B. Uji Benedict
2. Dasar Teori

Gula reduksi dengan larutan Benedict (campuran garam Kupri Sulfat, Natrium
Sitrat, Natrium Karbonat) akan terjadi reaksi reduksi oksidasi dan dihasilkan
endapan berwarna merah dari kupro oksida.
Jika tidak ada zat yang mereduksi maka larutan Benedict ini tetap jernih sesudah
percobaan. Tetapi apabila jumlah karbohidrat yang mereduksi banyak sekali maka
reaksi terlihat sebelum dipanaskan.
Dalam percobaan ini yang terpenting adalah terjadinya kekeruhan (endapan
halus/kasar) dan bukan perubahan warna. Kemungkinan akan terlihat kekeruhan
dengan hijau, kuning atau merah tergantung dari halus kasarnya endapan Cu 2O.

3. Bahan dan Alat

3.3.1 Bahan 3.3.2 Alat

a. a. Glukosa 1% a. a. Tabung reaksi

b. b. Fruktosa 1% b. b. Rak tabung Reaksi

c. c. Sukrosa 1% c. c. Pipet Volume

d. d. Reagent Benedict d. d. Pemanas

e. e. Beaker glass

4. Prosedur Percobaan
a. Siapkan 3 tabung reaksi
b. Mengisi bahan Glukosa 1%, Fruktosa 1% dan Sukrosa 1% sebanyak 1 ml pada
masing-masing tabung.

c. Menambahkan 2 ml reagent benedict pada masing-masing tabung.

d. Mengamati perubahan yang terjadi

e. Kemudian memanaskan sampai mendidih selama 10 menit

f. Ulangi percobaan sekali lagi

g. Amati perubahan yang terjadi

Penuntun Praktikum Biokimia Pertanian @ Lab.BDP Faperta UPR………………………............ 4


LEMBAR KERJA

Nama Mahasiswa : Asprak :


NIM : Paraf :
Judul Praktikum : Benedict Tanggal :
Hasil Pengamatan :

Penuntun Praktikum Biokimia Pertanian @ Lab.BDP Faperta UPR………………………............ 5


C. Uji Iodium

2. Dasar Teori
Karbohidrat golongan polisakarida akan memberikan reaksi dengan larutan
iodine dan memberikan warna spesifik bergantung pada jenis karbohidratnya.
Amilose dengan iodine akan berwarna biru, amilopektin dengan iodine akan
berwarna merah violet, glikogen maupun dextrin dengan iodine akan berwarna
coklat

3. Bahan dan Alat


3.1. Bahan 3.2. Alat
a. Amilum
a. Tabung Reaksi
b. Aquades
b. Rak tabung reaksi
c. HCl
c. Pipet tetes
d. NaOH
d. Pipet volume
e. Iodin

4. Prosedur Percobaan
a. Siapkan 3 tabung reaksi

b. Memipet kedalam 3 tabung reaksi masing-masing 3 ml larutan amilum

c. Menambahkan 2 tetes air ke dalam tabung reaksi. 2 tetes HCl pada

tabung kedua dan 2 tetes NaOH pada tabung ketiga

d. Kocok semua tabung, lalu menembahkan 1 tetes larutan Iodin

kedalam masing-masing tabung

e. Ulangi percobaan sekali lagi

f. Amati perubahan yang terjadi

Penuntun Praktikum Biokimia Pertanian @ Lab.BDP Faperta UPR………………………............ 6


LEMBAR KERJA

Nama Mahasiswa : Asprak :


NIM : Paraf :
Judul Praktikum : Uji Iodium Tanggal :
Hasil Pengamatan :

Penuntun Praktikum Biokimia Pertanian @ Lab.BDP Faperta UPR………………………............ 7


PERCOBAAN II : PROTEIN

1. Tujuan
Mengamati perubahan yang terjadi pada uji Millon dan uji Biuret

A. Uji Millon
2. Dasar Teori
Keistimewaan dari protein adalah strukturnya yang mengandung
N,disamping C,H,O (seperti karbohidrat dan lemak), S dan kadang-kadang P, Fe dan
Cu (sebagai senyawa kompleks dengan protein). Dengan demikian maka salah satu
cara terpenting yang cukup spesifik untuk menentukan jumlah protein secara
kuantitatif adalah dengan penentuan kandungan N yang ada dalam bahan makanan
atau bahan lain.
Molekul protein sendiri merupakan rantai panjang yang tersusun oleh mata
rantai asam-asam amino. Asam amino adalah senyawa yang memiliki satu atau
lebih gugus karboksil (-COOH) dan satu atau lebih gugus amino (-NH2) yang salah
satunya terletak pada atom C.
Protein yang mengandung gugus hidroksil Phenil (- - OH) dapat bereaksi
dengan larutan mercuri nitrat dapat menghasilkan larutan atau endapan yang
berwarna merah.

3. Bahan dan Alat


3.1. Bahan 3.2. Alat
a. Albumin a. Tabung reaksi
b. Gelatin b. Rak tabung reaksi
c. Casein
c. Pipet volume
d. Reagent Millon
d. Pipet tetes

e. Beaker glass

f. Pemanas

4. Prosedur Percobaan
a. Siapkan 3 tabung reaksi masing-masing diisi dengan bahan albumin,

gelatin dan casein 2 ml

Penuntun Praktikum Biokimia Pertanian @ Lab.BDP Faperta UPR………………………............ 8


b. Masing-masing tabung tambahkan dengan reagent millon sebanyak 4

tetes, maka akan terjadi endapan

c. Kemudian panaskan delam penangas air yang mendidih

d. Ulangi percobaan sekali lagi

e. Amatilah perubahan yang terjadi.

Penuntun Praktikum Biokimia Pertanian @ Lab.BDP Faperta UPR………………………............ 9


LEMBAR KERJA

Nama Mahasiswa : Asprak :


NIM : Paraf :
Judul Praktikum : Uji Millon Tanggal :
Hasil Pengamatan :

Penuntun Praktikum Biokimia Pertanian @ Lab.BDP Faperta UPR………………………............ 10


B. Uji Biuret

2. Dasar Teori
Dalam suasana basa Cu bereaksi dengan beberapa jenis larutan protein dan
menghasilkan warna violet. Hasil pembentukan senyawa kompleks, reaksi biuret
dapat terjadi pada molekul yang mengandung 2 gugus
( - C - NH -) yang terikat pada satu atom karbon atau atom nitrogen atau
||
O
terikat langsung. Senyawa yang mengandung gugus – C- NH – diganti
||
O
dengan gugus – C –NH2
||
O
- C – NH2 atau gugus –CH2NH2 juga positif dalam uji Biuret.
||
O
Uji test ini diberikan nama berdasarkan nama senyawa biuret.
NH2 – C – N – C – NH2, yang memberikan uji positif.
|| ||
O H O
Uji Biuret merupakan uji karakteristik dari protein
3. Bahan dan Alat
3.1. Bahan 3.2. Alat
a. Albumin 20%
a. Tabung reaksi
b. Gelatin 20%
b. Rak tabung reaksi
c. Casein 20%
c. Pipet volume
d. NaOH 0.1 N
d. Pipet tetes
e. CuSO4 0.1 N

4. Prosedur Percobaan
a. Siapkan 3 tabung reaksi

b. Mengisi dengan albumin, gelatin, dan casein sebanyak 1 ml pada tiap-


Penuntun Praktikum Biokimia Pertanian @ Lab.BDP Faperta UPR………………………............ 11
tiap tabung

c. Tambahkan NaOH 1 ml dan CuSO4 0.1 N sebanyak 2 tetes pada ketiga

tabung

d. Ulangi percobaan sekali lagi

e. Mengamati perubahan yang terjadi

Penuntun Praktikum Biokimia Pertanian @ Lab.BDP Faperta UPR………………………............ 12


LEMBAR KERJA

Nama Mahasiswa : Asprak :


NIM : Paraf :
Judul Praktikum : Uji Biuret Tanggal :
Hasil Pengamatan :

Penuntun Praktikum Biokimia Pertanian @ Lab.BDP Faperta UPR………………………............ 13


PERCOBAAN III :
PENGUJIAN ANGKA SAPONIFIKASI
1. Tujuan
Menentukan berat molekul minyak dan lemak secara kasar

2. Dasar Teori
Saponifikasi adalah hidrolisa lemak/minyak dengan suatu basa kuat.
Hasilnya adalah gliserol dan garam daria sam lemak itu sendiri yang dikenal
sebagai sabun.
Bilangan penyabunan suatu lemak/minyak adalah banyaknya mg KOH atau
NaOH yang dibutuhkan untuk menyabunkan 1 gram lemak atau minyak.
Alkohol yang ada dalam KOH berfungsi untuk melarutkan asam lemak hasil
hidrolisa agar supaya mempermudah reaksi dengan basa sehingga terbentuk
sabun.

O
||
CH2 – O – C – R1 CH2 – OH R1COOK
O
||
CH2 – O – C – R2 + KOH CH2 – OH R2COOK
O
||
CH2 – O – C – R3 CH2 – OH R3COOK
Minyak Gliserol Sabun

Penuntun Praktikum Biokimia Pertanian @ Lab.BDP Faperta UPR………………………............ 14


3. Bahan dan Alat
3.2. Alat
3.1. Bahan
a. Minyak a. Timbangan analitik

b. KOH 0.5 N alkoholik b. Erlenmeyer

c. HCl 0.5N c. Gelas arloji

d. PP d. Biuret

e. Pipet tetes

4. Prosedur Percobaan
a. Timbang minyak sebanyak 5 gram dalam Erlenmeyer

b. Kemudian tambahkan sebanyak 50 ml KOH 0.5N alkoholik

c. Tutup dengan pendingin, selanjutnya didihkan sampai minyak

tersabunkan secara sempurna ditandai dengan tidak terlihat butir-

butir lemak atau minyak dalam larutan.

d. Setelah dingin kemudian titrasi dengan HCl 0.5N menggunakan

indikator PP

e. Ulangi percobaan sekali lagi

f. Amati perubahan yang terjadi

Catatan : (tb - ts ) x N HCl x BM KOH


Angka Penyabunan =
Berat contoh (g)

tb = Volume Blanko (ml)


ts = Volume titrasi (ml)

Penuntun Praktikum Biokimia Pertanian @ Lab.BDP Faperta UPR………………………............ 15


LEMBAR KERJA

Nama Mahasiswa : Asprak :


NIM : Paraf :
Judul Praktikum : Pengujian Angka Tanggal :
Saponifikasi
Hasil Pengamatan :

Penuntun Praktikum Biokimia Pertanian @ Lab.BDP Faperta UPR………………………............ 16


PERCOBAAN IV : UJI SEDERHANA KANDUNGAN LEMAK
DALAM MAKANAN

1. Tujuan
Mampu melakukan uji sederhana terhadap bahan makanan yang
mengandung lemak dan tidak.

2. Dasar Teori
Ada beberapa macam lemak semuanya bersifat non polar. Merupakan
senyawa yang tidak larut dalam air. Lemak adalah salah satu bentuk dari lipida
dalam tubuh yang berfungsi sebagai sumber energi.
Lemak sederhana adalah merupakan ester dari asam lemak. Hidrolisa dari suatu
lemak akan dihasilkan satu molekul glycerol dan tiga molekul asam lemak. Lemak
dan minyak keduanya adalah lemak sederhana, perbedaannya terletak pada
banyaknya ikatan rangkap (ketidak jenuhan).
Pada minyak asam lemaknya banyak mengandung ikatan rangkap dengan titik cair
rendah untuk menghilangkan ikatan rangkap bias dilakukan dengan cara
hidrogenasi yang dapat merubah dari bentuk cair berbentuk padat.

3. Bahan dan Alat


3.1. Bahan 3.2. Alat
a. Kemiri yang dihaluskan
a. Pipet tetes
b. Margaren
c. Wortel b. piring plastic
d. seledri c. kertas buram coklat
e. Biji jagung sampul buku
f. singkong mentah
g. kacang tanah d. lampu senter
h. pepaya e. lilin
i. Santan f. sendok
j. susu
k. minyak goring
l. air

4. Prosedur Percobaan
a. Kegiatan pertama adalah membandingkan kandungan lemak dan minyak
gorEng :

Penuntun Praktikum Biokimia Pertanian @ Lab.BDP Faperta UPR………………………............ 17


- siapkan 2 kertas buram sampul coklat yang telah diberi label air dan
minyak goreng

- Ambil air dengan pipet, lalu teteskan pada kertas buram yang disediakan,
kemudian ambil minyak dengan pipet, lalu teteskan pada kertas buram
yang disediakan

- Lalu diamkan selama 10 menit

- Setelah 10 menit, amati kedua kertas tersebut dengan sinter dan


bedakanlah keadaan kedua kertas setelah ditetesi air dan minyak
tersebut ?

b. Kegiatan kedua adalah menguji secara langsung ke-10 bahan yang telah
disiapkan (kemiri, margaren, wortwl, seledri, biji jagung, umbi singkong,
kacang tanah, papaya, santan, dan susu.), yaitu :

- beri nama pada 10 lembar kertas sampul dengan nama bahan yang akan di
uji

- Setelah itu masing-masing bahan di uji dengan mengusapkan/


mengoleskan sekitar 10 kali atau untuk susu dan santan cukup diteteskan
pada masing-masing kertas sampul yang sudah diberi nama.

- Diamkan selama 10 menit, amati atau dengan bantuan sinter apa yang
terjadi. Beri interpretasi pada ke-10 bahan tersebut seperti halnya air dan
minyak pada kegiatan pertama.

- Untuk yang mengandung lemak beri skor 1-5 untuk kandungan lemaknya
dari yang tertendah sampai yang paling tinggi.

Penuntun Praktikum Biokimia Pertanian @ Lab.BDP Faperta UPR………………………............ 18


LEMBAR KERJA

Nama Mahasiswa : Asprak :


NIM : Paraf :
Judul Praktikum : Uji kandungan Lemak Tanggal :
dalam makanan
Hasil Pengamatan :

Penuntun Praktikum Biokimia Pertanian @ Lab.BDP Faperta UPR………………………............ 19


PERCOBAAN V : ENZIM

1. Tujuan
a. Membandingkan dan mengidentifikasi enzim

b. Mengetahui cara kerja enzim bromelin dan papain.

2. Dasar Teori
Keempukan daging banyak ditentukan setidak-tidaknya oleh 3 komponen
daging, yaitu struktur miofibrilar dan status konstraksinya, kandungan jaringan
ikat dan tingkat ikatan silangnya dan daya ikat air oleh protein serta jus daging.
Kolagen didegradasi pada temperatur yang lebih tinggi, karena protein alami
tahan terhadap proteolisis oleh papain dan protein tanaman lain yang sejenis.
Papain, bromelin dari nenas menghasilkan perubahan keempukan awal dan residu
serabut-serabut jaringan ikat, sedangkan proteolik tunggal dan bacterial hanya
mempengaruhi keempukan awal terhadap protein-protein serabut otot.
Penambahan larutan enzim pada potongan-potongan daging yang tipis
sebelum pemasakan, misalnya melalui lubang-lubang tusukan garpu, akan
memudahkan penetrasi larutan yang mengandung enzim proteolik tanaman juga
dapat dipergunakan, namun enzim biasanya tidak cukup mampu memasuki
daging, sehingga bagian dalam daging tidak terpengaruh. Keempukan daging
kering beku dapat ditingkatkan dengan cara rehidrasi didalam larutan yang
mengandung enzim-enzim proteolitik.

Penuntun Praktikum Biokimia Pertanian @ Lab.BDP Faperta UPR………………………............ 20


A. Bromelin

3. Bahan dan Alat


3.1. Bahan
a. Daging

b. Jus nanas

3.2. Alat
a. Beaker glass

b. Gelas ukur
c. Lemari pendingin

4. Prosedur Percobaan
a. Siapkan 4 buah beaker glass yang masing-masing diisi dengan

potongan daging.

b. Beaker glass pertama dan kedua diisi dengan jus nanas dua jam

sebelum praktikum dimulai

c. Untuk beaker glass pertama masukkan kedalam lemari pendingin,

sedangkan beaker glass kedua simpan pada suhu kamar

d. Beaker glass ketiga dan empat diisi dengan jus nanas satu jam

sebelum praktikum dimulai.

e. Untuk beaker glass ketiga masukkan kedalam pendingin, sedangkan

beaker glass keempat simpan pada suhu kamar

f. Pada saat praktikum amatilah perubahan yang terjadi.

Penuntun Praktikum Biokimia Pertanian @ Lab.BDP Faperta UPR………………………............ 21


LEMBAR KERJA

Nama Mahasiswa : Asprak :


NIM : Paraf :
Judul Praktikum : Bromelin Tanggal :
Hasil Pengamatan :

Penuntun Praktikum Biokimia Pertanian @ Lab.BDP Faperta UPR………………………............ 22


B. Papain
3. Bahan dan Alat
3.1. Bahan
a. Daging

b. Papain

3.2. Alat
a. Beaker glass

b. Gelas ukur

4. Prosedur Percobaan
a. Siapkan 4 buah beaker glass yang masing-masing diisi dengan

potongan daging

b. Beaker glass pertama dan kedua diisi dengan papain dua jam sebelum

praktikum dimulai

c. Untuk beaker glass pertama masukkan kedalam lemari pendingin,

sedangkan beaker glass kedua simpan dalam suhu kamar

d. Beaker glass ketiga dan keempat diisi dengan papain satu jam

sebelum praktikum dimulai

e. Untuk beaker glass ketiga masukkan dalam lemari pendingin,

sedangkan beaker glass keempat simpan pada suhu kamar.

f. Pada waktu praktikum amatilah perubahan yang terjadi.

Penuntun Praktikum Biokimia Pertanian @ Lab.BDP Faperta UPR………………………............ 23


LEMBAR KERJA

Nama Mahasiswa : Asprak :


NIM : Paraf :
Judul Praktikum : Papain Tanggal :
Hasil Pengamatan :

Penuntun Praktikum Biokimia Pertanian @ Lab.BDP Faperta UPR………………………............ 24


PERCOBAAN VI : PENENTUAN KUALITAS MINYAK

1. Tujuan
a. Menenutukan kadar asam lemak bebas yang terkandung pada minyak goreng

b. Menentukan angka peroksida pada minyak goreng.

2. Dasar Teori
Minyak goreng merupakan salah satu bahan makanan yang banyak
digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Minyak goreng dapat diekstraksi dari
tumbuhan seperti kelapa sawit dan hewan atau dapat diperoleh dari hasil sintesis.
Minyak goreng tergolong senyawa lipid trigliserida yang strukturnya terdiri dari
asam lemak dan gliserol.
Minyak goreng adalah produk olahan yang mudah mengalami kerusakan
(ketengikan) yang ditandai dengan perubahan rasa dan bau. Kerusakan ini dapat
disebabkan oleh panas, interaksi dengan air (hidrolisis) dan oksigen (oksidasi) serta
aktivitas enzim. Penggunaan minyak goreng yang sudah rusak atau tidak sesuai
standar dapat membahayakan kesehatan. Oleh karena itu, perlu dilakukan
pengujian mutu minyak goreng. Parameter yang dapat digunakan untuk
menentukan mutu/kualitas minyak goreng antara lain kadar asam lemak bebas dan
angka peroksida.
Asam lemak bebas adalah hasil dari proses hidrolisis senyawa trigliserida
dengan produk samping berupa gliserol. Parameter ini menunjukkan banyaknya
asam lemak bebas dalam minyak. Kadar asam lemak bebas ditentukan melalui
proses titrasi menggunakan NaOH. Semakin tinggi kadar asam lemak bebas, maka
semakin rendah kualitas minyak goreng.
Angka peroksida adalah parameter yang menunjukkan keberadaan senyawa
peroksida dalam minyak. Keberadaan peroksida ini disebabkan karena proses
oksidasi asam lemak tidak jenuh oleh oksigen. Semakin tinggi angka peroksida
dalam minyak maka semakin rendah kualitas minyak tersebut. Penentuan angka
peroksida dalam minyak dapat dilakukan dengan titrasi iodometri. Titrasi ini
menggunakan natrium tiosulfat sebagai senyawa penitrasi.

3. Alat dan Bahan


Alat
• Neraca Analitk • Bunsen
• Erlenmeyer 250 mL • Pipet tetes
• Buret + penyangga • Kaki tiga + kasa
• Pipet ukur 25 mL • Hotplate/penangas
• Pipet ukur 2 mL

Penuntun Praktikum Biokimia Pertanian @ Lab.BDP Faperta UPR………………………............ 25


Bahan
• Minyak goreng bekas • Indikator PP
• NaOH 0,1 M • Larutan KI jenuh
• Minyak goreng baru • Etanol 96%
• Asam asetat • Larutan pati 1%
• Akuades • Na2S2O3 0,1 M
• Kloroform

4. Prosedur Kerja
a) Penentuan Kadar Asam Lemak Bebas
Minyak goreng baru diambil sebanyak 14 gram dan dimasukkan dalam
erlenmeyer 250 mL. Minyak tersebut ditambah 25 mL etanol 95% dan
dipanaskan pada suhu 40 °C. Kemudian, tambahkan 3 tetes indikator pp dan
dititrasi dengan NaOH 0,1 M sampai muncul warna merah jambu. Ulangi
langkah diatas pada sampel minyak goreng bekas. Percobaan tersebut
dilakukan triplo (tiga kali). Hitung kadar asam lemak bebas dalam sampel
menggunakan persamaan (1).
b) Penentuan Kadar Angka Peroksida
Minyak goreng baru sebanyak 5 gr dimasukkan dalam erlenmeyer 250 mL dan
ditambah 30 mL campuran asam asetat-kloroform (3:2). Kocok sampel dan
tambahkan 0,5 mL larutan KI jenuh. Diamkan selama 1 menit, tambahkan 30
mL akuades dan 0,5 mL pati 1%. Selanjutnya, titrasi dengan Na2S2O3 0,1 N
hingga warna biru menghilang. Percobaan tersebut dilakukan triplo (tiga kali).
Hitung angka peroksida dalam sampel menggunakan persamaan (2).
c) Perhitungan
Perhitungan asam lemak bebas dan angka peroksida menggunakan
persamaan berikut.
mL NaOH x M NaOH x BM
Asam Lemak Bebas (%) = ------------------------------------------ x 100 % (1)
berat sampel (g) x 1000

mL Na2S2O3 x N Na2S2O3 x 1000


Angka peroksida = --------------------------------------------------------- (2)
berat sampel (g) (2)

Keterangan:
mL NaOH = volume titran NaOH
BM asam lemak = 256 g/mol (asumsi minyak mengandung asam lemak palmitat)
mL Na2S2O3 = volume titran Na2S2O3
M NaOH = molaritas NaOH
N Na2S2O3 = normalitas Na2S2O3

Penuntun Praktikum Biokimia Pertanian @ Lab.BDP Faperta UPR………………………............ 26


LEMBAR KERJA

Nama Mahasiswa : Asprak :


NIM : Paraf :
Judul Praktikum : Penentuan Kualitas Tanggal :
Minyak
Hasil Pengamatan :

Penuntun Praktikum Biokimia Pertanian @ Lab.BDP Faperta UPR………………………............ 27


PERCOBAAN VII : PENENTUAN VITAMIN C DENGAN
METODE SPEKTROFOTOMETER

1. Tujuan

Percobaan ini bertujuan untuk menentukan kadar vitamin C dalam sampel


dalam bahan pangan (buah/sayuran)

2. Dasar Teori
Vitamin adalah senyawa organik kompleks essensial yang penting bagi
manusia. Vitamin hanya diperlukan dalam jumlah sedikit oleh tubuh, miligram
atau mikrogram per hari. Senyawa ini tidak dapat menghasilkan energi akan tetapi
dapat berfungsi sebagai katalisator enzim dalam berbagai metabolisme tubuh.
Kelebihan atau kekurangan vitamin dapat menyebabkan gangguan kesehatan.
Vitamin dibedakan menjadi dua jenis yaitu vitamin yang tidak larut dalam air (A,
D, E, K) dan vitamin yang larut dalam air.

Salah satu vitamin yang larut dalam air adalah vitamin C atau sering disebut
sebagai asam askorbat. Senyawa mikronutrien ini berfungsi sebagai antioksidan,
pembentuk kolagen dalam jaringan penghubung dan mencegah sariawan. Vitamin
C terdapat hampir pada semua jenis buah yang berasa asam dan sayuran.
Kebutuhan akan vitamin C bisa didapatkan dari buah-buahan seperti
jeruk, papaya mangga, anggur, semangka, dan lain-lain. Semakin besar kadar
vitamin C dalam suatu buah-buhan semakin besar kemampuannya sebagai
inaktivator reaksi oksidasi. Penentuan vitamin C yang terkandung di dalam
sampel makanan dan minuman kemasan bisa ditentukan menggunakan metode
titrimetri (Siti, et al., 2016) dan spektrofotometer UV-Vis (Arny, et al.,2016).
Metode spektrofotometer UV-Vis mempunyai kelebihan daripada metode titrasi,

Penuntun Praktikum Biokimia Pertanian @ Lab.BDP Faperta UPR………………………............ 28


yaitu memiki batas deteksi yang rendah serta memiliki tingkat akurasi dan
presisi yang tinggi. Oleh karena itu, metode spektrofotometer UV-Vis banyak
digunakan dalam penentuan kadar vitamin C dalam sampel makanan dan
minuman. Spektrofotometer UV-Vis memiliki panjang gelombang UV 200 –
400 nm dan panjang gelombang Visible 400 – 700 nm. Pemilihan kedua panjang
gelombang tersebut didasarkan pada keterbacaan absorbansi suatu analit
(Pratama et al., 2018). Kadar vitamin C dapat diukur pada panjang gelombang
UV 266 nm (Mulyani, 2018) dan pada panjang gelombang Visible 494 nm
(Tahir, et al.,2018). Penentuan kadar vitamin C pada panjang gelombang Visible
didasarkan pada terbentuknya warna komplementer yang dapat dilihat secara
kasat mata oleh manusia.

3. Alat dan Bahan


3.1. Alat
• Spektrofotometer UV-VIS merk Cole Parmer
• Alat-alat gelas (beaker glass, Erlenmeyer, pipet ukur, pipet gondok, labu
ukur, pipet tetes, cuvet)
• Neraca analitik
• Botol semprot
• Corong
• Kertas saring
3.2. Bahan
• Asam askorbat (vitamin C)
• Asam oksalat
• Ethanol 96%
• Aquabidest/aquadest
• Sampel yang diuji (bahan makanan/buah)

4. Prosedur Kerja
1. Pembuatan larutan Baku vitamin C
Ditimbang dengan teliti 100,0 mg asam askorbat murni kemudian
dimasukkan ke dalam labu tentukur 100,0 ml lalu dilarutkan dengan asam
oksalat 0,4 % hingga 100,0 ml (1000 ppm)
2. Penentuan panjang gelombang maksimum

Penuntun Praktikum Biokimia Pertanian @ Lab.BDP Faperta UPR………………………............ 29


Dipipet sebanyak 10 ml larutan baku asam askorbat dimasukkan
kedalam labu ukur 100 ml, dilarutkan dengan asam oksalat 0,4% hingga
tanda garis sehingga konsentrasinya menjadi 100 ppm. Dipipet 25 ml
larutan dimasukkan kedalam labu tentukur 50 ml, kemudian dilarutkan
dengan asam oksalat 0,4% hingga tanda garis sehingga konsentrasi menjadi
50 ppm. Dipipet 1 ml larutan dimasukkan dalam labu ukur 10 ml dan
ditambahkan larutan 2,6 diklorofenol indofenol sampai tanda garis, dikocok
dan segera dilakukan pengukuran spektrofotometer UV-VIS dengan panjang
gelombang 570 nm.
3. Pembuatan kurva standar
Larutan asam askorbat 50 ppm dipipet sebanyak 2, 3, 4 dan 5 ml
dimasukkan kedalam labu ukur 10 ml masing-masing larutan ditambahkan
4 ml 2,6-diklorofenol indofenol dan dicukupkan volumenya dengan asam
oksalat 0,4% hingga tanda. Diperoleh masing-masing konsentrasi 4; 6; 8; 10
ppm. Kemudian diukur serapannya pada panjang gelombang 570 nm.
4. Pengukuran kadar vitamin C
Menimbang 10 gram sampel buah-buahan yang telah dihaluskan,
kemudian melarutkan dalam 90 ml larutan asam oksalat 0,4 %. Kemudian
larutan disaring dengan kertas saring dan ekstrak larutan sebanyak 1,0 ml
kemudian dimasukkan ke dalam tabung reaksi 9 ml kemudian dikocok
dengan vortek hingga homogen lalu diukur serapannya pada panjang
gelombang 570nm.
5. Perhitungan kadar vitamin C Perhitungan kadar vitamin C dilakukan
dengan cara mengekstrapolasikan data serapan vitamin C pada persamaan
regresi linear dari kurva standar vitamin C. Persamaan regresi linear yang
digunakan adalah :
Y = A + Bx
Y = 0,0145x - 0,0867
Keterangan : Y = absorban ; x = konsentrasi

Penuntun Praktikum Biokimia Pertanian @ Lab.BDP Faperta UPR………………………............ 30


LEMBAR KERJA

Nama Mahasiswa : Asprak :


NIM : Paraf :
Judul Praktikum : Penentuan Vitamin C Tanggal :
dengan Metode
Spektrofotometer
Hasil Pengamatan :

Penuntun Praktikum Biokimia Pertanian @ Lab.BDP Faperta UPR………………………............ 31


PENUNTUN PRAKTIKUM

BIOKIMIA PERTANIAN
(untuk prodi Agroteknologi)

Di Susun Oleh :
Tim Pengajar Biokimia Pertanian

LABORATORIUM JURUSAN BDP


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
2022

Penuntun Praktikum Biokimia Pertanian @ Lab.BDP Faperta UPR………………………............ 32


DAFTAR HADIR PRAKTIKUM
MATA KULIAH BIOKIMIA PERTANIAN

NAMA / NIM :

Program Studi :

No. No Tanggal Kegiatan Paraf Paraf


Pratikan Asisten
1.

2.

3.

4.

5.

6.

Palangka Raya, Juni 2022


Laboratorium Jurusan BDP Faperta UPR
Pelaksana Praktikum/PLP Ahli Muda,

USMAN, SP, MP
NIP. 19700729 199501 1 001

Penuntun Praktikum Biokimia Pertanian @ Lab.BDP Faperta UPR………………………............ 33


DAFTAR ISI

Halaman

Percobaan I : KARBOHIDRAT………………………………………. 1
Uji Molish……………………………………………… 1
Uji Benedict…………………………………………… 4
Uji Iodium……………………………………………... 6

Percobaan II : PROTEIN……………………………………………… 8
Uji Millon……………………………………………… 8
Uji biuret………………………………………………. 12

Percobaan III : PENGUJIAN ANGKA SAPONIFIKASI……………… 14

Percobaan IV : UJI LEMAK DALAM MAKANAN…………………… 17

Percobaan V : ENZIM…………………………………………………. 20
Bromelin……………………………………………… 21
Papain…………………………………………………. 23

Percobaan VI : PENENTUAN KUALITAS MINYAK……………..…. 25

Percobaan VII : PENENTUAN VITAMIN C DENGAN METODE


SPEKTROFOTOMETER……………………………… 28

Penuntun Praktikum Biokimia Pertanian @ Lab.BDP Faperta UPR………………………............ 34

Anda mungkin juga menyukai