NIM : 1913041015
1. Uji Katalase
Alat dan Bahan :
a. Glas slide
b. Kangat ose
c. Kultul bakteri opernat
d. H2O2
e. Air
f. Pipa
g. kapiler kaca
h. Bunsen
i. Spidol
Prosedur Pengerjaan
a. Ambil glas slide dan bagi menjadi dua bagian, tandai dengan spidol,
beri label T untuk tes dan C untuk control.
b. Beri stetes air pada setiap area lalu ambil bakteri opernait
c. Ambil kawat ose lalu bakar dan diamkan dingin selama beberapa
waktu
d. Lalu buka tabung kultur dan bakar monotatum
e. Dengan menggunakan kawat ose ambil koloni-koloni mikroorganisme
yang ada di tabung reaksi yang mengandung kultur opernait
f. Bakar monotatum lagi dan tutup
g. Lalu pindahkan koloni ke area-area yang ditandai pada glas slide
h. Emolasikan koloni pada tiap-tiap tetesan untuk membuat suspense
halus
i. Smir kira-kira seukuran biji kacang
j. Lalu ambil H2O2 dengan pipet tetes
k. Teteskan satu atau dua tetes H2O2 diatas area smir tes
l. Jangan letakkan apapun diatas area yang berfungsi sebagai control
Penol red
3. Uji MR-VP
a. Uji MR
Uji merah metil dapat digunakan untuk mengetahui kemampuan
mikroba dalam memfermentasikan asam campuran ketika disuplai
glukosa. Jenis dan proporsi produk fermentasi yang dihasilkan oleh
fermentasi glukosa secara anaerob sangat membantu untuk
membedakan berbagai genera enterik bacteria. Sejumlah besar asam
menghasilkan penurunan yang signifikan terhadap pH media di bawah
4,4. Hal ini divisualisasikan dengan menggunakan indikator pH, metil
merah (asam p-dimethylaminoaeobenzene O-karboksilat), dan jika
berwarna kuning, pH di atas 5.1 dan merah pada pH 4,4. yang mana
metil merah mendeteksi asam jauh lebih rendah dari pH indikator lain
yang digunakan dalam media kultur bakteri (Acharya, 2014). Uji
merah metil dilakukan dengan menginokulasikan biakan murni ke
dalam tabung reaksi yang berisi MR-VP medium kemudian
diinkubasikan pada suhu 35-370 C selama 24-48 jam atau hingga
medium terlihat keruh, kemudian 5 tetes metil merah diteteskan ke
dalam tabung. Reaksi positif terjadi jika terbentuk warna merah pada
media dan sebaliknya jika media berwarna kuning.
b. Uji VP
Organisme seperti anggota kelompok Enterobacter menghasilkan
asetoin sebagai produk akhir metabolisme glukosa dan membentuk
jumlah yang lebih kecil dari asam campuran. Adanya oksigen dan 40%
kalium hidroksida, asetoin diubah menjadi diacetyl, dan alpha-naftol
berfungsi sebagai katalis untuk mengeluarkan kompleks merah.
Uji Voges-Proskauer dilakukan dengan menginokulasikan biakan
murni ke dalam tabung reaksi yang berisi MR-VP medium, kemudian
diinkubasikan pada suhu 370 C selama 24-48 jam atau hingga medium
terlihat keruh. Teteskan 0,6 ml reagen Baritts A dan reagen Baritts B.
Reaksi positif ditandai dengan warna merah-kehitaman di permukaan
media setelah 30 menit, jika media dikocok, maka warna media
menjadi merah-kehitaman seluruhnya.
4. Uji Indol
Uji indol dilakukan untuk mengetahui kemampuan bakteri
memecah triptofan asam amino membentuk senyawa indol. Triptofan
dihidrolisis oleh triptofanase untuk menghasilkan tiga kemungkinan
produk akhir, salah satunya adalah indol. Produksi indol terdeteksi oleh
reagen Kovac atau Ehrlich yang tersusun atas 4-p-benzaldehid
dimethylamino, reagen ini bereaksi dengan indol, sehingga menghasilkan
senyawa berwarna merah.
Uji indol adalah uji biokimia yang umum digunakan untuk
membedakan Enterobacteriaceae dan genera lainnya (Acharya, 2012).
Prosedur uji indol adalah dengan menginokulasikan biakan bakteri pada
medium SIM, kemudian diinkubasikan selama 24-48 jam pada suhu 370
C. Kultur ditetesi dengan 0,5 ml reagen Kovac’s. Reaksi positif ditandai
jika terdapat warna merah pada permukaan medium yang menunjukkan
bahwa bakteri mampu memecah asam amino triptofan.