Anda di halaman 1dari 11

TES-TES BIOKIMIA YANG BANYAK DIPAKAI

UNTUK IDENTIFIKASI BAKTERI

Baedah Madjid

Bagian Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Unhas

PENDAHULUAN

Untuk identifikasi bakteri dipakai sifat-sifat bakteri yang bersangkutan, antara lain
morfologi sifat pewarnaan, penampilan koloni, dan sifat-sifat biokimia dan bakteri yang
bersangkutan. Tes-tes biokimia yang biasa dilakukan adalah untuk melihat hal-hal
dibawah ini:

1. Metabolisme bakteri terhadap karbohidrat dan zat-zat lain yang ada


hubungannya dengan karbohidrat.
2. Metabolisme bakteri terhadap protein dan asam-asam amino.
3. Metabolisme lemak oleh bakteria
4. Enzim-enzim yang dihasilkan oleh bakteri

Dalam diktat ini hanya dibicarakan tes-tes biokimia yang secara rutin digunakan untuk
identifikasi bakteria di Instalasi Mikrobiologi klinik RSUP Dr. Wahidin Sudiobusodo.

TES BIOKIMIA YANG BANYAK DILAKUKAN

1. TES OKSIDO-FERMENTASI
Tujuan tes
Tujuan tes oksido-fermentasi adalah melihat pemecahan karbohidrat dalam
keadaan aerobik/oksidatif atau anaerobik/fermentatif.

Cara tes
1. Bakteri yang akan di tes ditanam pada dua medium semisolid (medium OF).
Medium OF tersebut berisi glukosa & bromotymol blue dengan indikator pH
yang akan berubah menjadi kuning bila pH medium menjadi asam.
2. Bagian atas salah satu medium ditutupi paraffin cair, untuk melihat
pemecahan karbohidrat secara anaerobik, dan medium yang lain yang bagian
atasnya tidak ditutupi paraffin cair, untuk melihat pemecahan karbohidat
secara aerobik.

-1-
3. Kedua medium tersebut diinkubasi semalam 35oC
4. Esok harinya dilihat adanya reaksi, dan bila reaksi negatif, diinkubasi lagi
semalam. Halini dilakukansamapai 4 hari, bila tetap tidak ada reaksi baru di
ambil kesimpulan bahwa reaksi non-oksidative.

Interpretasi Hasil tes

Hasil dibaca setelah kedua tabung tadi diinkubasi semalam, bila negatif tetap
diinkubasi sampai hari ke empat. Bila medium dalam tabung berubah warna
menjadi kuning, artinya reaksi menjadi asam, yang berarti ada pemecahan
glukosa

Hasil oksidatif

tabung yang tertutup parafin tidak berubah warna sedang tabung yang terbuka
berubah menjadi kuning.

Hasil fermentatif
Kedua tabung yang terbuka dan tertutup menjadi kuning
Hasil Non-oksidatif
Kedua tabung tak berubah setelah 4 hari inkubasi.

Kontrol
Pseudomonas aeroginosa : Oksidatif untuk glukosa,
Non-fermentatif untuk maltosa
Alkaligenes faecalis : Non-oksidatif untuk glukosa dan maltosa
Catatan:
Tes O-F hanya dilakukan pada basil hasil yang tidak meragikan gula-gula,
sebagai pengganti tes peragian gula-gula dengan menggunakan medium TSI.

2. TES PERAGIAN GULA-GULA


Tujuan tes
Untuk melihat kemampuan bakteri meragikan gula-gula tertentu dengan
menghasilkan asam dan gas atau asam saja.

Cara tes 1

-2-
Bakteri ditanam dalam medium cair yang mengandung pepton, salah satu gula-
gula, glukosa, laktosa, sukrosa, maltosa atau mannitol, dengan phenol red
sebagai indikator pH yang akan berubah menjadi kuning bila pH menjadi asam.

Ke dalam tabung yang berisi glukosa dimasukkan secara terbalik satu tabung
kecil, yang dikenal sebagai tabung durham untuk menampung gas bila pada
peragian glukosa menghasilkan asam dan gas..

Hasil tes

Positif: Ada peragian karbohidrat; warna indikator menjadi kuning

Negatif: Tak ada peragian karbohidrat, warna indikator tetap merah.

Cara tes 2

Bakteri ditanam pada medium Triple Sugar Iron agar, dengan cara menusuk ke
dalam butt dan mengoleska pada permukaan slant. TSI agar mengandung:

Karbohidrat : Glukosa, laktosa, sukrosa


FeCl2
Asam amino dengan ikatan S
Indikator pH

Hasil Tes
Bila ada pemecahan karbohidrat secara fermentasi, maka bagian butt dari agar
akan menjadi kuning dan dibaca sebagai reaksi asam pada butt dan alkali pada
slant (alkali/asam).

Bila terjadi pemecahan karbohidrat secara aerobik dan anaerobik, maka bagian
slant dan butt dari agar yang menjadi kuning dan dibaca sebagai reaksi asam
pada slant dan butt (asam/asam)

Kalau tidak ada peragian, maka indikator menjadi merah, dan dibaca sebagai
reaksi alkali.

Pembentukan gas akan nampak jelas dengan terangkatnya agar ke bagian atas
atau pecahnya agar.

-3-
3. TES METHYL RED
Tujuan tes
Untuk melihat dihasilkan asam stabil pada pemecahan glukosa

Cara tes
Bakteri yang akan dites ditanam pada medium MR-VP yg mengandung pepton
dan glukosa. Biakan ini diinkubasi 24 sampai 48 jam, kemudian ditetesi
indikator methyl red.

Hasil tes
Positif : Dihasilkan asam stabil; warna indikator merah
Negatif : Tidak dihasilkan asam stabil; warna indikator kuning

Kontrol
Positif : Escherechia coli
Negatif : Enterobacter cloacae

4. TES VOGES PROSKAUER


Tujuan tes
Untuk melihat dihasilkan asam tidak stabil dari pemecahan glukosa, sehingga
mudah terurai dan sebagai hasil akhir akan ditemukan acetyl methyl carbinol
atau 2,3 butylene glycol.

Cara tes
Bakteri ditanam pada medium MR-VP dan setelah diinkubasi 24 jam sampai
dengan 48jam, ditetesi naftol 5% dan kemudian potassium hidroksida (KOH)
40%.

Hasil tes
Positif : terbentuk cincin merah antara lapisan naftol dan KOH dari peragian
glukosa.
Negatif : tidak terbentuk cincin merah

Kontrol
Positif : Enterobacter cloacae
Negatif : Escherechia coli

5. TES HIDROGEN SUFIDA (H2S)


Tujuan tes
Untuk meliha apakah bakteri yang dites bisa menghasilkan hidrogen sulfida
(H2S) dari pemecahan asam amino atau tidak.

Cara tes

-4-
Bakteri ditanam pada medium TSI atau SIM yang mengandung asam amino dan
ferro chlorida (FeCl2), lalu diinkubasi semalam.

Hasil tes
Positif : Dihasilkan H2S maka terbentuk yang berwarna hitam sebagai hasil
ikatan antara H2S dan FeCl2.
Negatif : tidak dihasilkan H2S, tidak terbentuk FeCl2, tidak ada warna
hitam.

Kontrol
Positif : Proteus vulgaris
Negatif : Shigella sonnei

6. TES INDOL
Tujuan tes
Untuk melihat kemampuan bakteri menghasilkan indol sebagai hasil pemecahan
tryptofan (asam amino) yang ada dalam pepton.

Cara tes
Bakteri ditanam dengan cara menusukkan ke dalam medium SIM yaitu satu
medium semisolid yang mengandung tryptophan dan FeCl2. Medium ini juga
dipakai untuk melihat pembentukan H2S dan gerakan bakteri.
Setelah melewati masa inkubasi maka ke atas permukaan agar ditetesi reagens
kovacs (p-dimethyl amino benzaldehyde).

Hasil tes
Positif : Warna reagens berubah menjadi merah terang.
Negatif : Warna reagens tetap coklat muda--- enterobacter cloacae

Kontrol
Positif : Escherichia coli
Negatif : Enterobacter cloacae

7. TES PENGGUNAAN CITRAT = CITRATE UTILIZATION TESTS


Tujuan tes
Untuk melihat kemampuan bakteri menggunakan citrat sebagai satu-satunya
sumber energi.

Cara tes
Bakteri ditanam pada medium citrat, yang mengandung citrate sebagai satu-
satunya sumber karbon & energi, bromothymol blue sebagai indikator. Ini
kemudian diinkubasi semalam pada 35oC.

-5-
Hasil tes
Positif :Ada pertumbuhan bakteri pada permukaan slant agar dan pH medium
berubah sehingga warna indikator brubah menjadi biru
Negatif : Tidak ada pertumbuhan bakteri dan pH medium tidak berubah
sehingga warna medium tetap hijau.

Kontrol
Positif : Klebsiella aerogenes
Negatif : Escherechia coli

8. TES DEKARBOKSILASI = DECARBOXYLASE REACTION


Tujuan tes
Untuk melihat kemampuan bakteri membentuk amin dari asam amino dengan
reaksi dekarboksilase.

Cara tes
Bakteri ditanam ke dalam butt dan pada permukaan slant medium yg
mengandung salah satu dari asam amino: lysine, arginine atau ornithine, dengan
indikator.
Kemudian diinkubasi dan diperiksa setiap hari ke 4.
Misalnya ditanam pada Lysin Iron Agar (LIA) yang mengandung pepton,
ekstrak yeast, lysine, glukose ammonium iron citrate, bromcresol purple sebagai
indikator pH dan agar.

Hasil tes
Positif : Warna indikator menjadi ungu
Karena reaksi dekarboksilase hanya bisa terjadi pada pH asam, maka
medium harus terlebih dahulu diasamkan oleh fermentasi glukose.
Karena itu medium ini juga dipakai untuk melihat kemampuan bakteri
meragikan glukose.

-6-
Negatif : seluruh medium menjadi kuning, tapi dengan inkubasi lama
terjadi alkalisasi dari medium sehingga warna indikator berubah menjadi

Arginine Lysine Ornithine

Proteus vulgaris - - -

Klebsiella aeroginosa - + -

Morganella morgagnii - - +

Salmonella typhi + + -

Enterobacter cloacae + - +

Enterobacter aerogenes - + +

Salmonella typhimurium + + +
ungu.

Medium LIA juga bisa dipakai untuk melihat pembentukan H2S. Bila ada pembentukan
H2S, maka warna medium menjadi hitam pada pembentukan iron sulfida (FeS2).

Hasil reaksi dekarboksilase beberapa bakteri:

-7-
9. TES UREASE
Tujuan tes
Untuk melihat apakah bakteri yang dites menghasilkan urease atau tidak.

Cara tes
Bakteri yang akan dites ditanam pada medium urease yang mengandung urea
dengan neutral red sebagai indikator pH. Setelah meliwati masa inkubasi,
hasilnya dibaca.

-8-
Hasil tes
Positif : Warna pH indikator berubah menjadi merah, karena pH menjadi
alkalis disebabkan oleh terbentuknya ammonia dari urea dengan
bantuan enzim urease.
Negatif : Warna pH indikator tidak berubah menjadi merah.

Kontrol
Positif : Proteus vulgaris
Negatif : Escherechia coli

10. TES PHENYLALANINE DEAMINASE


Tujuan tes
Untuk menunjukkan terjadinya diaminase dari phenylalanine sehingga
dihasilkan phenylpiruvic acid.

Prinsip tes
Alfa keto acid akan bereaksi dengan ferri chlorida membentuk satu produk akhir
yang berwarna hijau (phenylpiruvic acid).

Cara kerja
1. Siapkan reagens ferri chlorida seperti dibawahini:
Ferri chlorida (FeCl2) (Sigma Chemical Co) 12 gram
Aquadestilata 94,6 ml
Concentrated HCL 5, 4 ml
Larutkan FeCl2 dalam air dan tambahan HCl pekat perlahan-lahan. Hal ini
dilakukan dalam lemari asam, dan simpan reagens ini dalam botol berwarna
coklat di dalam lemari es.

-9-
Tetesi koloni bakteri yang dicurigai dengan larutan tetramethyl-p-diamine-
dihydrochlorida.

Hasil tes

Positif : Koloni tersebut akan berubah warna; mula-mula berwarna; merah muda
yang pelan-pelan berubah menjadi ungu tua.
Negatif : Koloni tidak berubah warna.

Catatan
Bila akan dilakukan perbanyakan biakan, maka harus segera dilakukan pada saat
koloni masih berwarna merah muda. Pada saat koloni sudah berwarna ungu, itu
berarti bakteri sudah tidak hidup lagi, sehingga tidak bisa lagi dibiakkan.
Kontrol
Positif : Pseudomonas aeroginosa
Negatif : Escherechia coli

12. TES KATALASE = CATALASE TEST


Tujuan tes
Untuk melihat apakah bakteri yang dites menghasilkan enzim katalase atau
tidak.

Cara tes
Kedalam biakkan bakteri pada medium cair atau pada agar miring,diteteskan
H2O2 5%.

Hasil tes
Positif : terbentuk gelembung-gelembung udara (gelembung oksigen).

- 10 -
Negatif : tidak terbentuk gelembung-gelembung udara.

Kontrol
Positif : Staphylococcus aureus
Negatif : Streptococcus faecalis

13. TES KOAGULASE = COAGULASE TEST


Tujuan tes
Untuk melihat apakah bakteri yang dites menghasilkan koagulase atau tidak.

Cara tes 1
Masukkan ke dalam satu tabung reaksi steril, kira-kira 1 ml biakan bakteri yang
akan dites dan tambahkan 1 ml plasma. Inkubasi 4 jam 37oC selama 4 jam dan
lihat hasilnya.

Cara tes 2
Buat suspensi tebal dari bakteri yang akan dites dalam larutan garam fisiologis
steril, lalu tambahkan sejumlah yang sama dengan plasma, inkubasi selama 4
jam dan baca hasilnya.

Cara tes 3
Buat suspensi bakteri di atas kaca benda, dan tetesi dengan plasma. Goyang
pelan-pelan dan baca hasilnya.

Hasil tes
Positif : terjadi koagulasi.
Negatif : tidak terjadi koagulase.

Kontrol
Positif : Staphylococcus aureus
Negatif : Staphylococcus epidermidis

- 11 -

Anda mungkin juga menyukai